Novel Dating With The Dark - Santhy Agatha Chapter 16
Katrin melihat semua adegan itu dalam diamnya ketika diaberjaga di
depan pintu kamar rumah sakit Andrea. Eric bahkan melaluinya
danmelangkah pergi dengan gusar, tidak menyadari kehadiran Katrin di
depan pintu.
Hal itu membuat benak Katrin terasa sakit, ketika ada Andrea,Eric bahkan sama sekali tidak sempat meliriknya.
Dia
menoleh kepada seorang agen yang menjadi temannyaberjaga. Hanya ada
satu orang untuk dicemaskan. Eric tidak bisa memberikanpenjagaan penuh
kepada Andrea karena atasannya tidak memberikan persetujuankepadanya
untuk terus menahan Andrea, jadi lelaki itu hanya mendapat
izinmenempatkan dua orang agen di depan kamar Andrea.
Dan tentu
saja hal ini mempermudahnya untuk membebaskanAndrea. Instruksi dari
Rihard sudah jelas, bahwa begitu Andrea sadar, dia harusmengatur
pelarian Andrea.
Ada sebuah kejutan tentunya yang belum sempat
dilaporkannyakepada Richard dan tuan Christopher yang sekarang sedang
memulihkan diri, bahwaingatan Andrea sudah kembali. Perempuan itu sudah
mengingat semuanya. Iniberarti semakin mempermudah tugasnya untuk
melepaskan Andrea.
Tetapi informasi penting itu harus
diberitahukannya lebihdulu, dan dia juga harus membuat pengakuan kepada
Christopher, kalau diabenar-benar mencintai Eric, maka Katrin harus
mampu meninggalkan semuanya, diatidak bisa terus bekerja untuk
Christopher sekaligus mencintai Eric, itu samasaja dia melakukan
pengkhianatan terus-menerus kepada kedua belah pihak.
Katrin
meminta izin kepada teman agennya untuk membeli kopidi kantin rumah
sakit di lantai bawah, hari sudah beranjak sore dan diamelangkah turun
dari lift lalu menyusuri koridor sepi rumah sakit. Setelahyakin situasi
aman, Katrin menelepon.
“Ya. Katrin.” Suara Christopher menyahut
di sana, tenang dandalam, sama sekali tidak tersirat bahwa lelaki itu
sedang sakit karenatertembak.
“Situasi sudah siap untuk pelarian. Saya akan mengaturnyamalam ini.”
“Bagus.” Christopher menggumam singkat, hendak mengakhiripercakapan, ketika Katrin memanggilnya.
“Tuan
Christopher, saya rasa saya perlu menyampaikannyakepada anda, ingatan
nona Andrea sudah pulih. Mungkin karena benturan yangdialaminya ketika
menyelamatkan diri dari Sharon.”
Jeda … jeda yang lama, entah
kenapa Katrin bisa membayangkanbahwa Christopher tertegun di seberang
sana. Lelaki itu sangat memujaisterinya, dan kenyataan bahwa isterinya
telah mendapatkan kembali ingatannyapasti merupakan kabar yang sangat
menggembirakan.
Christopher berdehem, “Oke. Lakukan secepatnya,
jangan sampaigagal, Katrin.” Suara Christopher tampak tenang, tapi
Katrin bisa menangkap adaluapan emosi yang bergejolak di dalamnya.
“Saya
ingin menyampaikan satu hal lagi.” Kali ini Katrinmeragu, sedikit
takut, “Setelah misi ini, mungkin saya tidak akan mampu lagimelakukan
pekerjaan untuk anda.”
“Kenapa?” Christopher tampak bingung. Dan itu membuat jantungKatrin berdegup ketika mengungkapkan pengakuannya,
“Saya
mencintai Eric, Tuan Christopher, maafkan saya telahmelibatkan perasaan
pribadi dalam misi ini. Saya…. Setelah ini saya inginmenjalani hidup
sebagai agen yang sebenar-benarnya dan mencoba mendapatkan hatiEric.
Hening lagi, lalu Christopher bergumam,
“Aku mengerti Katrin. Terimakasih atas kesetiaanmu selamaini. Kau bebas setelah misi ini.”
Pembicaraan itupun ditutup, dengan Katrin yang merasa legaluar biasa.
***
“Semua
baik-baik saja?” Eric menelepon, dia sedang mengantridi ruang tunggu
dokter untuk pemeriksaan atas kondisinya. Seharusnya Ericmenjalani rawat
inap, tetapi dia menolak dan memaksa pulang. Luka inisebenarnya tidak
seberapa, tetapi entah kenapa sehabis pertengkarannya denganAndrea tadi,
Eric merasakan sedikit nyeri di sana, karena itulah dia
menundamengunjungi Andrea dan membuat janji dengan dokter pribadinya
dulu di sebuahtempat praktek yang tidak jauh dari lokasi rumah sakit
tempat Andrea di rawat,Eric memang sangat mempercayai dokternya ini
karena dokter itu telah menanganisemua lukanya selama dia bertugas
menjadi agen dan menjalankan berbagaimisi yang berbahaya. Mungkin tidak
apadia sedikit terlambat mengunjungi Andrea, lagipula Andrea ada dalam
pengawasanagen-agen terbaiknya.
Saat ini, sambil menunggu antrian, Eric menelepon Katrinuntuk memastikan semua baik-baik saja.
“Semua
aman, tidak ada siapapun yang mencurigakan di lorong,Eric. Kapan kau
kemari?” Katrin menyahut dengan suara biasa-biasa saja, tampaktenang,
membuat Eric lega.
“Mungkin bisa satu atau dua jam lagi. Antrian
cukup panjang,aku membuat janji mendadak tadi sore hingga berada di
urutan nomor akhir.”
Katrin terkekeh, “Yang penting kau memastikan kesehatanmu dulu,Eric. Tenang saja, kami berjaga di sini.”
“Oke. Baik-baik di sana ya. Aku akan segera meluncur setelahpemeriksaan untuk menggantikan kalian berjaga malam di sana.”
***
Setelah
menutup pembicaraan, Katrin menatap ponselnya danmerasakan sekali lagi
getaran cemburu di benaknya. Dia tidak mungkin bisamembiarkan Eric
berjaga malam, menunggui Andrea semalaman di sini.
Dengan penuh tekad dia menoleh ke arah rekan agennya,
“Malam ini dingin ya… aku ingin sekali minum kopi lagi,apalagi aku sudah mulai mengantuk.” Katrin pura-pura menguap.
Agen rekannya itu tersenyum, “Mau kubelikan kopi?”
“Boleh, terimakasih.” Gumam Katrin sambil menganggukkankepalanya.
Baru
beberapa langkah agen itu berjalan, Katrin mengejar dibelakangnya
dengan langkah pelan dan ahli, seperti keahlian membunuh yang
telahdiajarkan kepadanya, dan kemudian menancapkan suntikan obat bius
itu tepat dileher rekannya.
Tanpa sempat menoleh, tubuh Agen
rekannya itu langsung rubuhke lantai. Katrin berdiri menatap rekannya
dengan sedikit menyesal, mungkinbadan rekannya itu akan sedikit sakit
karena terbanting seperti itu, tetapibagaimanapun juga Katrin harus
membuatnya tidur, tidak boleh ada saksi.
Dengan susah payah,
Katrin menyeret tubuh rekannya itu danmenyandarkannya ke tembok.
Untunglah temboknya dekat dan tubuh rekannya tidakbegitu besar, kalau
tidak mungkin Katrin akan pingsan karena harus melakukanhal ini. Dia
menatap ke arah rekannya, sekarang rekannya tampak sepertipenunggu
pasien di rumah sakit yang tertidur pulas di lantai. Untunglah dilorong
ini tidak terpasang kamera CCTV,jadi Katrin bisa bergerak leluasa,
Dengan
langkah pelan Katrin memasuki kamar Andrea, perempuanitu masih duduk
dengan mata nyalang, menahan tangisnya, dia mengangkatkepalanya ketika
melihat Katrin.
“Stt…” Katrin berbisik lembut, “Saya bukan orang
jahat, sayaadalah anak buah tuan Christopher yang dikirim kemari untuk
menyelamatkananda.”
Andrea terperangah, menatap Katrin dengan bingung. Benarkah?
Dia melihat sendiri perempuanini adalah agen yang dipercaya oleh Eric
untuk menjaga pintu kamarnya sepagiantadi, sehebat itukah Christopher
hingga bisa menyusupkan orangnya ke agenpemerintah?
“Anda
harus mempercayai saya.” Katrin melihat keraguan dimata Andrea dan
berusaha meyakinkan perempuan itu. Dia lalu mengeluarkanbeberapa
perlengkapan dari tas ransel yang selalu di bawa-bawanya, “Inipakailah
ini.”
Andrea melihatnya, itu baju perawat dan sebuah wig denganrambut pendek. Perempuan itu tidak main-main rupanya.
Dengan
cepat, merasa gugup akan kesempatannya lari yangdatang tiba-tiba,
Andrea bangkit, sedikit terhuyung karena luka di kepalanyayang masih
nyeri, tetapi Katrin membantunya berdiri, perempuan itu
membantunyamelepaskan infusnya, lalu memberikan pakaian itu pada Andrea.
Setelah Andreamelepaskan pakaian rumah sakitnya, dan mengenakan pakaian
perawat itu, Katrinberdiri di belakang Andrea, lalu menggulung rambut
Andrea dan memasangkan wigdengan potongan rambut pendek itu.
Dia
menatap penampilan Andrea yang berbeda, dan tersenyum,“Sempurna.”
Desahnya puas. Lalu menghela Andrea sampai ke pintu kamarnya,setelah
mengintip lorong khusus yang sepi itu, dan memastikan keadaan amanserta
agen rekannya masih terkulai pulas sambil duduk di lantai bersandar
ditembok, Katrin menatap Andrea,
“Di ujung lorong ini ada litf,
yang kiri untuk pasien danyang kanan khusus untuk dokter dan perawat,
gunakan yang kanan. Turun kebasement langsung ke parkiran, di sana sudah
menunggu seorang lelaki mengenakanjas hitam, penampilannya sama dengan
pengawal Mr. Demiris, ikut dia dan diaakan membawamu menemui Tuan
Christopher.”
MenemuiChristopher. Jantung Andrealangsung berdebar kencang. Menemui suaminya…. Berarti Christopher masih hidup,dia selamat dari penembakan itu!
“Sebelum itu….” Katrin mengeluarkan jarum suntik lain daritasnya, “Gunakan ini kepadaku.”
Andrea
menatap ngeri ke arah jarum suntik itu, lalumelemparkan pandangan
bingung ke arah Katrin, dia tidak pernah menggunakanjarum suntik
sebelumnya, bagaimana kalau dia melukai Katrin?
“Tidak apa-apa,
aku akan membimbingmu, aku bisa sajamenancapkanya di lenganku dan
melakukannya sendiri, tetapi itu akanmencurigakan, akan ketahuan kalau
aku melakukannya sendiri, bukannya disuntikdan disergap. Kau bisa
menyuntikkannya di leherku, di sisi ini.” Katrinmenujukkan sisi lehernya
kepada Andrea, “Ayo lakukanlah, setelah ini aku akanpingsan dan kau
harus segera pergi dari sini.”
Andrea sejenak ragu, tetapi tatapan
Katrin yang penuh tekadmenguatkannya, dia menerima jarum suntik itu,
dan mengikuti instruksi-instruksiKatrin.
“Bawa jarum suntiknya
setelah ini.” Katrin menyerahkan jarumsuntik lain yang tadi dipakainya
utuk menusuk agen rekannya, “Buang di tempatyang jauh.” Sambungnya
pelan, dankemudian Andrea berhasil menyuntikkan obat itu ke leher
Katrin, dalam sekejap, tubuhKatrin roboh dan merosot di dinding, tak
sadarkan diri di lantai.
Andrea memasukkan jarum suntik itu
ke saku pakaian perawatnyayang besar dan melangkah ragu, menundukkan
kepalanya ketika menyadari ada cctvdi depan pintu lift. Setelah memasuki
lift, Andrea menghela napas dalam danmengikuti instruksi Katrin
langsung menuju lantai Basement.
Ketika pintu lift
terbuka, sudah menunggu seorang lelakidengan jas hitam dan wajah datar,
seperti yang dikatakan oleh Katrin. Lelakiitu langsung mengangguk hormat
padanya, Andrea berjalan di sisinya dan dalamsekejap, sebuah mobil
besar berwarna hitam meluncur ke depan mereka.
Orang di sebelahnya
membuka pintu dan mempersilahkan Andreamasuk, dengan gugup Andrea masuk
di kursi belakang yang luas itu, sementara orangdi sebelahnya
menutupkan pintu mobil, lalu masuk ke depan, duduk di sebelah sopir.
Mobilpun meluncur pelan, membawa Andrea menemui Christopher.
***
Eric
keluar dari ruang pemeriksaan itu dengan lega dokterbilang bahwa sudah
biasa mengalami nyeri apalagi di sekitar luka jahitan akibattusukan,
dokter hanya menyarankan meminum obat penghilang nyeri kalau
memangsakitnya tidak tertahankan.
Dia lalu melangkah menuju ke
depan ruang praktek dokter itudan men-stop taxi, Eric memang belum bisa
membawa mobilnya sendiri, punggungdan lengannya masih nyeri dan
berbahaya kalau dipakai menyetir.
Setelah menyebutkan nama rumah
sakit tempat Andrea berada,Eric menelpon Katrin lagi, memberi kabar
kalau dia sedang dalam perjalanan, danKatrin bisa bersiap pulang karena
dia akan menggantikannya.
Tapi telepon itu tidak diangkat…
Jantung
Eric berdebar, dia mencoba beberapa kali danmenemukan kondisi yang
sama. Dengan gusar, dia menelepon agen yang lain, yangmenemani Katrin
berjaga di depan kamar Andrea,
Sama saja, tidak diangkat…
Firasat
buruk langsung mencengkeram benak Eric, setengahberteriak, dia
menginstruksikan kepada supir taxi supaya menambah kecepatannya.
***
Perjalanannya
rupanya panjang, mobil itu membawa Andrea kebandara, dan kemudian
diarahkan ke lorong khusus tempat sebuah jet pribadimenunggu.
Tanpa
kata, Andrea menaiki pesawat itu, menunggu dalammenit-menit yang
menyiksa sampai pesawat itu akhirnya mendarat di sebuah arealandasan
pribadi. Mobil sudah menunggu di sana, dan kemudian membawa
Andreamelalui jalan-jalan yang sepi.
Malam sudah larut, tetapi
kehidupan sepertinya tidakmemisahkan diri di malam hari, masih banyak
orang yang berkeliaran dan lalulalang di jalanan, tampak begitubahagia.
Ketika melihat kekhasan yang ada di setiap sudutnya, Andrea sadarbahwa
dia ada di pulau Dewata.
Mobil semakin lama semakin kencang,
memasuki jalanan yangsepi, melalui persawahan dan kemudian jalanan yang
penuh dengan pohon besar dikiri dan kanannya, mereka melaju ke daerah
pegunungan yang sepi, lalu berhentiketika memasuki pagar besar yang
tinggi, yang membuka dan menutup secaraotomatis ketika mobil mereka
memasuki pekarangannya.
Ada sebuah rumah di sana, sebuah
rumah besar yang tertutuppepohonan rindang sehingga tidak tampak
mencolok berdiri megah di sana. Mobilitu berhenti di lobby dan pintuterbuka, lelaki berjas yang menjemputnya di lift tadi mempersilahkannya turundengan hormat.
Begitu
Andrea turun dan menatap pintu rumah itu, pintu itupunterbuka dan
Richard berdiri di sana. Kali ini Andrea mengenalinya, sebagaipelayan
Christopher sekaligus sahabat Andrea yang ramah dan penuh kasih
sayang,mirip seperti ayahnya.
“Richard!” Andrea berseru tak bisa
menahan perasaannya, diamenghambur ke pelukan lelaki tua itu dan Richard
balas memeluknya denganpelukan kasih sayang seorang ayah kepada
anaknya,
“Saya mendengar ingatan anda sudah kembali.” Mata Richardtampak berkaca-kaca ketika melepaskan pelukannya dari Andrea.
Andrea
menganggukkan kepalanya, dia ingin mengucapkan banyakkata-kata,
mengucapkan semua yang tertahan di benaknya, dia ingi meminta maaf,
ingin mencari Christopher,tetapi semua terasa menyesakkan dada dan malah
membuat kalimatnya beku diudara. Richard rupanya memaklumi keadaan
Andrea, dia tersenyum kebapakan danmenghela Andrea,
“Mari. Tuan
Christopher sudah menunggu anda.” Richard belummengatakan kedatangan
Andrea ini kepada Christopher. Christopher memang sudahtahu kalau Andrea
akan diantarkan kepadanya malam ini, dan sekarang lelaki itusedang
menunggu di dalam kamarnya dengan rasa tidak sabar. Christopher
tidaktahu Andrea sudah ada di rumah ini, dan Richard sengaja
melakukannya untukmemberikan kejutan yang menyenangkan kepada tuan
mudanya itu.
***
Apa yang ditakutkan Eric ternyata
terjadi. Dia membeku dilorong yang sepi itu ketika menemukan kedua
agennya duduk di lantai dengankepala bersandar lunglai di tembok.
Setengah
berlari tidak mempedulikan nyeri di punggungnya,Eric membuka pintu
kamar Andrea dan jantungnya serasa diremas melihat kamar itukosong.
Kabel infus Andrea masih terkulai di sana menjuntai di samping
ranjang,seakan mengejeknya.
“Sang Pembunuh”sudah mengambil Andrea kembali.
Bahu
Eric lunglai, tahu bahwa dia sudah tidak bisamendapatkan bantuan apapun
untuk mendapatkan Andrea kembali. Atasannya sendirisudah dengan tegas
mengatakan bahwa dia akan melepaskan Andrea berikut sangpembunuh.
Eric benar-benartelah kehilangan Andrea….
Eric
menghantamkan tinjunya ke tembok, melemparkan rasafrustrasinya kesana,
dia mengerang karena marah bercampur sedih, tidakdipedulikannya rasa
nyeri yang langsung menderanya akibat perbuatannya itu
Dan kemudian,setetes air mata mengalir di sudut mata Eric, air mata dari seorang pria yangpatah hati.
***
Christopher
membuka matanya dalam sekejap dan langsungwaspada, dia rupanya tertidur
cukup lama, mungkin karena pengaruh obat yangdiminumnya, lalu tiba-tiba
saja tanpa peringatan, handle pintunya bergerak dan seseorang
masuk. Itu sudah pasti bukanRichard ataupun anak buahnya yang lain,
mereka pasti akan mengetuk sebelummasuk. Ruangan itu gelap, dan
Christopher masih berbaring miring, berpura-puratidur meskipun matanya
terbuka nyalang.Jemarinya bergerak ke arah pistol yang selalu
tersembunyi di bawah bantalnya,menanti dengan penuh antisipasi.
Dan
kemudian ketika sosok itu mendekat, Christopher langsungduduk dan
menodongkan pistolnya….. Mereka bertatapan dalam ruangan yang gelap dan
remang itu, danChristopher terpana
“Andrea?” Suaranya serak,
bingung dan terkejut ataskedatangan perempuan ini yang masih mengenakan
kostum perawat yang aneh.Richard sama sekali tidak menginformasikan
kepadanya hingga Christopherberpikir Andrea akan dibebaskan tengah malam
ini dan kemudian diantarkankepadanya besok pagi. Tanpa sadar dia
tersenyum menyadari bahwa Richard sengajamemberikan kejutan kepadanya, dasarlelaki tua itu….
Andrea
berdiri di sana, tampak ragu, menatap Christopher yangtelanjang dada
dan hanya menganakan celana piyama hitamnya, perban yang tebalmengikat
di dadanya. Luka karena Andrea menembaknya…..
“Kau sudah ingat semuanya?” Christopher bergumam pelan,suaranya memotong kegelapan dan langsung menyambar tajam ke arah Andrea.
Andrea menelan ludahnya mendengar nada intim dan mendominasikhas suaminya itu.
“Sudah…” suaranya serak tertelan di tenggorokan.
Hening.
Hening yang lama. Andrea masih membeku di sana,menunggu reaksi
Christopher… lelaki itu pasti marah karena Andrea telahmenembaknya,
Christopher berhak marah….
“Kalau begitu, kenapa kau tidak kemari dan memelukku,isteriku?”
Kata-kata
Christopher itu memecah kebekuan di antara mereka,Andrea langsung
berurai air mata, menyerukan nama Christopher dan kemudianmenghambur ke
pelukannya.
Christopher yang duduk di pinggir ranjang langsung
merengkuhtubuh Andrea yang jatuh berlutut di antara kakinya dengan
tangan melingkar dipinggangnya dan kepala tenggelam di dadanya, berusaha
untuk tidak mengenaiperban di dada kirinya. Andrea menangis
sejadi-jadinya dan memeluk Christophererat-erat, sementara Christopher
menenggelamkan kepalanya di rambut Andrea,menghirup wangi yang telah
lama dirindukannya,
“Akhirnya kau pulang ke pelukanku, Isteriku.” Bisiknya serakpenuh rasa cinta.
***
Ketika
Katrin terbangun, dia mendapati dirinya ada di atasranjang, dengan Eric
duduk di sampingnya, lelaki ini mengamatinya dalam.Sejenak Katrin
kehilangan orientasi dimana dirinya dan apa yang sedang
terjadikepadanya, tetapi kemudian dia teringat lagi, dia menatap Eric
dan menyadaribahwa mata lelaki itu sembab.
“Hai.” Eric bergumam, “Aku mencemaskanmu karena kau sangatlama sadar. Agen rekanmu sudah sadar beberapa saat yang lalu.”
Katrin langsung teringat akan perannya, dia langsung dudukdan berpura-pura terperanjat,
“Apa yang terjadi Eric? Kenapa aku ada di sini… bagaimanadengan… Andrea! Bagaimana denganAndrea?!”
Eric menatapnya dengan sedih, kemudian menggeleng,
“Kita kehilangan Andrea….”
“Oh Astaga…” Katrin menutup mulutnya dengan jemarinya,“Maafkan aku Eric… aku tidak becus menjaganya, ini semua salahku…’
“Sttt…”
Eric meletakkan jemarinya di bibir Katrin dantersenyum lembut, “Bukan
salahmu, aku memang lalai dan juga aku tidak punyadukungan kekuatan lagi
untuk menjaga Andrea, sehingga hanya bisa menempatkandua agen.
Seharusnya aku tahu, aku tidak akan bisa mempertahankan Andrea,
“SangPembunuh” pasti akan melakukan segala cara untuk merenggut Andrea
kembali…”Mata Eric tampak berkaca-kaca dan suaranya bergetar, lelaki
itu kembali menahan tangis yang menyesak didadanya, “Maafkan aku….”
Getaran suaranya semakin dalam, “Aku sudah melihat“Sang Pembunuh” dia
lelaki yang sangat tampan dan sempurna, dan cintanya kepadaAndrea luar
biasa sehingga melakukan semua ini hanya untuk mendapatkan Andreakembali
di sisinya… aku sudah tahu aku tidak sepadan, aku akan selalu kalahjika
disandingkan dengan “Sang Pembunuh.” Setetes bening mengalir dari
sudutmata Eric, membuat Katrin mendesah, dan kemudian tanpa berpikir
panjang memelukEric.
Sejenak tubuh Eric menegang, tampak seperti
akan menolak,tetapi lelaki itu kemudian lunglai dan menyerah. Bahunya
terguncang ketika diamenangis di dalam pelukan Katrin, tanpa malu
melepaskan rasa sakit dan patahhatinya.
Sementara itu jemari Katrin mengusap rambut tebal Eric denganpenuh rasa sayang. Bibirnya menyimpan senyum penuh makna.
Ketika
nanti Eric sudah benar-benar melepaskan Andrea darihatinya. Katrin
sudah pasti akan mudah memasuki hati Eric…sekarang yang bisadia lakukan
hanyalah menunggu, menunggu supaya Eric menyadari betapa
Katrinmencintainya lalu membuka hatinya untuk Katrin.
***
Christopher
mendongakkan dagu Andrea yang masih menangis didalam pelukannya, lalu
mengecupnya lembut dan penuh kerinduan, setelah itubibirnya mengecup air
mata Andrea, menghapusnya dengan bibirnya.
“Jangan menangis.”
Gumamnya parau, menahankan perasaannyasendiri. “Bagaimana luka di
kepalamu?” dengan lembut lelaki itu mengecup lembutdahi Andrea yang
masih di perban.
”Ini hanya luka kecil, tidak apa-apa.” Andrea menatapChristopher dengan sedih, menatap perban di dada Christopher,
“Aku menembakmu....”
“Kau waktu itu belum mendapatkan ingatanmu.” Sekali lagiChristopher mengecup dahi Andrea dengan sayang, “Tidak apa-apa.”
Mata Andrea berkaca-kaca, masih menatap perban itu,
“Rasanya pasti sakit sekali….”
“Tidak
sesakit ketika aku menyadari bahwa kau kehilanganingatanmu dan
melupakan aku Andrea, melupakan semua kenangan dan kisah cintakita.”
Christopher menyela, berusaha membuat Andrea menghilangkan
rasabersalahnya, “Tetapi semua ini sepadan, kau sekarang ada
dipelukanku, isteriku,milikku.”
Bibirnya lalu memagut bibir
Andrea, panas dan dalam penuhgairah terpendam dan rasa memiliki yang
dalam, pusaran gairah langsungmenghantamnya, menyadari bahwa yang ada di
pelukannya ini adalah benar-benaristerinya, miliknya. Bukan sosok
perempuan asing yang melupakannya, yang harusdipaksa untuk bercinta
dengannya.
Andrea merasakannya, kerasnya kejantanan Christopher
yangmenekannya di sana, di perutnya, dia mendongak dan menatap
Christopher denganmalu,
“Kau tidak boleh melakukannya, kau sedang sakit.”
“Siapa
bilang?” Christopher mengecup bibir Andrea danmenjulurkan lidahnya
dengan menggoda, membelit lidah Andrea dan memberinyakenikmatan, “Aku
ingin memeluk isteriku.”
Christopher mundur dan membaringkan
tubuhnya di ranjang,menatap isterinya yang masih menatapnya dengan ragu,
jemarinya lalu terulur danmenarik Andrea,
“Sini. Naiklah ke atasku.”
Andrea
menatap Christopher takut-takut. Lelaki itu sudahsangat terangsang,
mengingat begitu kerasanya tonjolan di antara pangkalpahanya, begitupun
Andrea, gelenyar panas yang mengalir di kewanitaannya,berdenyut meminta
diisi oleh suaminya itu tidak dapat ditahankannya, merekasudah lama
tidak berpelukan, melampiaskan kasih sayang mereka sebagai suamiisteri.
Tetapi kondisi Christopher...... Andrea takut menyakiti Christopher.
Lelaki itu tersenyum menyadari keraguan Andrea, suaranyaserak tetapi penuh makna,
“Aku
tidak akan apa-apa sayang, luka ini tidak seberapa,bahkan tidak
menyentuh organ vitalku. Aku pernah mengalami hal yang lebih burukdari
ini, sini, naiklah ke atasku.” Gumamnya mengundang, menghapuskan
seluruhkeraguan Andrea.
Lelaki ini suaminya, kekasihnya. Pujaan
hatinya. Mereka akanbisa bertukar kata-kata nanti, menceritakan semua
hal yang terenggut dari dirimereka ketika Andrea kehilangan ingatannya,
tetapi sekarang…. Andrea inginmemuaskan gairah Christopher, menebus
kesakitan yang telah dilimpahkannyakepada suaminya, selama dia
kehilangan ingatannya.
Dengan berani, Andrea menyentuh karet
pinggang celanaChristopher dan menurunkannya, membuat kejantanan
Christopher yang begitu kerasmenahankan gairahnya, terbebas.
“Andrea?” Christopher tampak ragu, mengangkat kepalanya,
Tetapi
Andrea menatap Christopher dengan penuh tekad,mengecup keindahan milik
suaminya itu, membuat Christopher memejamkan matanyadan mengerang.
Belaian
lidah Andrea dan panasnya mulutnya kemudian membuatChristopher meremas
kain sprei keras-keras, menahan diri untuk tidak menekankankepala Andrea
semakin dalam melingkupi kejantanannya dan mengangkat
pinggulnyamelengkung ke atas.
Oh astaga, isterinya…… gairah di
kepala Christopher memuncak,luar biasa, matanya semakin gelap menahankan
gairahnya, ketika kenikmatan ituhampir tidak tertahankan lagi,
Christopher mengangkat kepala Andrea denganlembut,
“Naik ke atasku sayang. Biarkan aku masuk.”
Dengan
lembut, Andrea yang sudah menelanjangi diri naik keatas Christopher,
pelan-pelan, takut menyakiti suaminya yang masih terluka.
Kejantanan
Christopher terasa begitu panas, berdenyut kuat,menyentuh pangkal
pahanya, menimbulkan rasa menggelenyar yang basah di sana.Jemari
Christopher membantunya, sehingga ketika Andrea menurunkan
tubuhnya,Christopher meluncur masuk dengan mudah, menyatu dengan Andrea,
membuat tubuhmereka berpadu saling mengerang.
Dan kemudian, dua
anak manusia itu bergerak, berjalinandengan indahnya, menuju puncak
kepuasan mereka masing-masing. Kepuasan yang manis,nafsu yang didasari
oleh cinta sejati.
***
“Ketika aku menatapmu dan kau
tidak mengenaliku… seketika itujuga aku ingin merenggutmu paksa.”
Christopher mengelus Andrea yang bergelungtelanjang dengannya di dada
kanannya, mengecup puncak kepalanya lembut. “Tetapikemudian aku menahan
diri, kau tidak bersalah….”
“Kenapa ketika kau menemuiku, tidak
langsung kau katakan sajabahwa kau adalah suamiku, Christopher? Kenapa
kau menunggu begitu lama?”
Christopher menghela napas panjang,
“Kau
bahkan tidak mengenaliku, aku meminta Demiris untukmengatur agar
perjanjian kontrak perusahaan itu dilakukan di sebuah café danaku
berdiri di sana menyamar sebagai salah satu pengawalnya, kau bahkan
tidakmenyadari kehadiranku, matamu menatapku tetapi tidak ada pengenalan
darimu.”Jemarinya menelusuri pipi Andrea lembut, “Bagaimana mungkin aku
tiba-tibadatang dan mengatakan semuanya? Sebanyak apapun bukti yang
kepaparkan, akuyakin kau pasti akan lari ketakutan, tidak percaya
kepadaku, sosok lelaki asingyang tidak ada dalam ingatanmu. Dan agen
pemerintah waktu itu mengawasimudengan ketat, mereka memberikan kisah
untukmu, kisah yang kau percayai mautidak mau karena kau kehilangan
ingatanmu, kisah yang tidak ada aku didalamnya.”
Andrea menatap Christopher pedih, “Maafkan aku Christopher,pasti masa-masa itu sangat menyakitkan untukmu.”
“Tetapi
semua sepadan.” Christopher tersenyum puas, “Padaakhirnya aku
mendapatkan kembali isteriku di dalam lenganku.” Suaranyatiba-tiba
berubah dalam dan sensual, penuh isyarat hingga Andrea melihat kebawah
dan menyadari bahwa suaminya sudah begitu bergairah, mengeras lagi.
“Lagi?”
Andrea menatap setengah tak percaya, percintaanmereka sebelumnya begitu
intens dan kuat, membuat seluruh tulangnya serasadilolosi. Tapi
bagaimanapun juga, gairah Christopher yang begitu kuat, telahmenyulut
gairah Andrea, rasa yang khas itu muncul lagi, keinginan untuk
salingmemuaskan dan dipuaskan,
“Maukah kau menaikiku lagi, Mrs. Agnelli?” Mata Christopherbegitu dalam dan penuh hasrat, meminta sekaligus menguasai.
Dan Andreapunmemberikan apa yang diminta oleh suaminya itu.
***
Ketika
di pagi hari, Christopher memaksakan diri untuk makanmalam di bawah
meskipun Andrea melarangnya. Lelaki itu mengatakan dirinya sudahkuat,
dan pada akhirnya Andrea menyerah atas kekeraskepalaan suaminya.
Setelahmakan malam, mereka duduk merapat di sofa dengan pencahayaan yang
temaram, darisembilan lilin berwarna biru yang diatur setengah
melingkar di sudut kecil yangindah. Andrea menatap lilin itu, dan
perasaan hangat membanjiri dirinya,membuatnya menyadari betapa besarnya
cinta suaminya kepadanya.
“Entah kenapa dulu ketika melihat lilin
itu, ketika aku masihkehilangan ingatanku, aku merasakan hentakan yang
luar biasa, membuatku pusing,mual dan ingin pingsan.” Andrea menatap
Christopher penuh cinta, “Dulu akumengira itu berhubungan dengan
kenangan buruk, tetapi ternyata bukan… reaksikuitu mungkin karena hatiku
mengingatnya tetapi otakku tidak mampu mengingat.”Andrea bergelung
semakin erat, dalam pelukan Christopher mata mereka sama-samamenikmati
pemandangan indah itu.
Christopher mengecup pucuk hidung Andrea
dengan lembut, “Danaku memang tidak punya belas kasihan, memasang tanda
itu dimana-mana, memaksakau untuk mengingatnya.”
Andrea terkekeh,
“Kau memang lelaki pemaksa. Aku ingatsetelah makan malam itu kau
menciumku dan mengatakan bahwa kau akan memilikiku,seketika itu juga aku
tersinggung, mengira kau menganggapku hanyalah sebagaisebuah piala.”
Christopher tersenyum,
“Kau
memang piala, tetapi bukan jenis piala yang kukejarhanya untuk
mendapatkan kepuasanku sebagai lelaki. Kau adalah piala terindah,milikku
yang berharga, tempat aku menyerahkan seluruh hati dan tubuhku.
Kauadalah isteriku, yang amat sangat kucintai.” Bibir Christopher
menyentuh bibirAndrea dengan lembut, melumatnya penuh gairah, “Dan akan
selamanya kucintai,seperti apa yang dilambangkan oleh sembilan lilin
berwarna biru itu, Isteriku,yang akan kucintai selamanya.”
Andrea
mengusap air matanya yang tiba-tiba saja mengalir, airmata bahagia.
Semua kenangan di masa itu memang membawa kepahitan sendiri,mereka akan
membahasnya nanti, menelaahnya dan mencoba menyembuhkan setiap lukayang
tercipta, mengobatinya, bersama-sama dengan kekuatan cinta mereka.
Saat
ini, Andrea merasa begitu bahagia, begitu lengkap, diasudah menyatu
dengan suaminya, Christopher Agnellinya, lelakinya, miliknya yangsangat
dia cintai.
Mereka memang pernah terpisah, perpisahan yang
menyakitkan.Tetapi sekarang mereka sudah dipersatukan kembali, dan
Andrea akan berusahamenjaga genggaman tangannya bersama Christopher
menyatu, bersama-sama dan tidakakan terpisahkan lagi
***
“Kami
akan segera pulang ke Italia.” Christopher bergumam ditelepon kepada
Romeo. Pada waktu Christopher tertembak dulu, Romeo langsungdatang ke
pulau itu, dan kemudian membawa Christopher ke rumah sakit, dia jugayang
membantu pemindahan Christopher dari rumah sakit ke salah satu
villakeluarga Marcuss di pulau Dewata. Setelah itu Romeo terpaksa pulang
kembalikarena urusan pekerjaan yang tidak bisa di tinggalkannya. Dan
juga ada satu halyang harus dikerjakannya, penyelidikannya yang belum
selesai menyangkut Andrea.
“Kapan?” Romeo sedikit terkejut, dia
mengira bahwa waktunyamasih banyak, tidak menyangka bahwa Christopher
akan membawa Andrea pulangsecepat itu.
“Segera. Surat-surat kami
sudah beres besok pagi, kami akanmengatur perjalanan pulang.”
Christopher sangat menikmati menyebut dirinya danAndrea dengan istilah
‘kami’, seolah-olah mereka satu kesatuan yang tidakterpisahkan.
Romeo tercenung, “Kau tahu kan penyelidikan yang pernah kitabahas itu?”
Christopher menganggukkan kepalanya, “Apakah hasil akhirnyasama seperti yang sudah kita duga?”
“Semuanya
mengarah pada dugaanku. Aku akan menghubungi merekadulu untuk
menjelaskannya dan kemudian menunggu hasil tes dan kemudian aku
bisamengatur pertemuan itu. Kau mau menunggu bukan sebelum berangkat ke
Italia?”
“Tentu saja. Apapun itu untuk menambah kebahagiaan isteriku.”Gumamnya tenang sebelum menutup pembicaraan.
Dia
lalu melemparkan tatapannya ke luar, benaknya berkelana.Kenyataan ini
mungkin akan mengejutkan Andrea, mungkin akan menimbulkan rasa shock yang tidak tertahankan. Tetapipada akhirnya nanti, Christopher yakin, Andrea akan sangat bahagia.
Saat
itu, Andrea memasuki ruangan dan melihat Christophersedang melamun
sambil menatap ke luar jendela. Dengan lembut, Andrea memelukChristopher
masih berhati-hati agar tidak menyentuh luka tembak
suaminya.Christopher sudah pulih seiring berjalannya waktu, tetapi
Andrea benar-benartidak ingin menyakitinya sekecil apapun, tidak setelah
dia menembak suaminyadengan tangannya sendiri, meskipun itu tidak
sengaja,
“Kenapa melamun?” bisik Andrea sayang,
menenggelamkanwajahnya di punggung Christopher, menghirup aroma musk dan
kayu-kayuan khassuaminya, aroma yang amat sangat disukainya.
Christopher mengambil jemari Andrea yang melingkari dadanyadan mengecupnya,
“Kita
harus mengatur pertemuan Andrea, menyangkut masalalumu. Aku tidak akan
mengatakan apa-apa padamu sekarang, tetapi percayalahkau akan bahagia.”
“Pertemuan apa?”
“Aku
tidak bisa mengatakan sekarang. Nanti.” BisikChristopher serak, lalu
membalikkan tubuhnya dan mengecup dahi isterinya.Meskipun Christopher
ingin mengungkapkan semuanya kepada Andrea sekarang,tetapi dia merasa
bukan haknya untuk mengatakannya. Biarlah mereka yang berhakyang
mengungkapkan semuanya kepada Andrea, dalam pertemuan mereka nanti.
Andrea menatap Christopher setengah merajuk, membuatChristopher tertawa, lelaki itu lalu mengecup bibir isterinya dengan gemas,
“Siap untuk ke kamar sekarang?”
Pipi Andrea memerah,
“Christopher,
ini masih pagi. Dan semalam kau melakukannyahampir tiga kali, belum
tadi pagi ketika kita bangun dan juga di kamar mandi….”
Christopher terkekeh,
“Aku
sudah memendam gairahku kepadamu sekian lama Andrea, danaku ingin
menebus semuanya.” Dikecupnya leher Andrea menggoda, membuatisterinya
itu menggelinjang, dan kemudian dengan penuh gairah dihelanya
Andreamasuk ke kamar mereka.
Dua anak manusia yang penuh cinta,
dipersatukan oleh cinta,pernah dipisahkan oleh keadaan, dan sekarang
menyatu lagi dengan bahagia.
Apakah ini ada kelanjutannya ya?
ReplyDeletehttps://www.wattpad.com/18490752-dating-with-the-dark-1-the-dark-partner-series/page/4
Deletetolong dilanjutkan cerita gi mana penasaran apa yang akan terjadi.
ReplyDeletehttps://www.wattpad.com/18490752-dating-with-the-dark-1-the-dark-partner-series/page/4
DeleteLihat diwattpad kelanjutannya
ReplyDeleteWadapp tuh dmna ya
DeleteDownload aja aplikasi wattpad. D situ banyak cerita remake nya.
DeleteCri di fb atau download wattpad sis
ReplyDeleteJangan bilang kalo andrea adalah berasal dr keluarga kaya. Dan Profesor adam bukan ayah kandung nya.
ReplyDeleteLanjutan Ada d WP..?? Cuuuuzz check.
Iya dia anaknya rafael sama elena yg hilang waktu kecil.
Delete