Sunday, November 8, 2015

PEMBUNUH CAHAYA - SANTHY AGATHA - EPILOG


Epilog



Leo mengetuk pintu kamarnya dan masuk, duduk di sebelahnya, Jadi. Apakah kau akan pindah ke kamarku?” tanyanya pelan.
Saira  menoleh  ke  arah  Leo,  lalu  tersenyum  simpul,
Bukankah kau dulu mengusirku dari sana?
Leo mengangkat bahunya, tampak malu, Maafkan aku... itu  memang  memalukakalau  diingat  lagi.”  Leo  menghela napas panjang,Tidurlah bersamaku di kamar, jadilah isteriku yang sesungguhnya.”
Kata-kata Leo yang penuh arti itu membuat pipi Saira memerah. Dia berdehem, berusaha menetralkan jantungnya yang berdebar.
Aku akan memikirkannya.” Gumamnya menggoda.
Leo cemberut, lelaki itu menarik Saira supaya duduk di sebelahnya dan memeluknya, “Kalau kau tidak mau pindah ke kamarku, aku yang akan pindah ke kamarmu.”
“Kau mau melakukannya?” Saira membelalakkan mata tak percaya akan sikap mengalah Leo, membuat Leo tertawa,
“Tentu saja aku mau melakukannya, aku ingin tidur sekamar dengan isteriku.”
Saira tersenyum malu-malu, Aku juga ingin tidur sekamar denganmu.”
Leo  langsung  mengecup  bibir  Saira  dengan  lembut,
Terimakasih sudah membuatku merasa begitu bahagia, Saira.”
Saira membiarkan Leo merangkulnya dengan erat, tiba- tiba pikirannya melayang ke arah Leanna dan Andre. Hari ini sudah hampir seminggu sejak insiden itu berlangsung dan Leo tampaknya menghindar untuk membicarakannya, tetapi Saira sangat ingin tahu... dia mencemaskan Andre dan Leanna.
Leanna baik-baik saja, psikiater sudah merawatnya, rupanya  di  hari-hari  tertentu,  Andre  mengunjunginya  dan menanamkan dendam di benaknya. Kau tahu, sejak percobaan bunuh diri itu, emosi Leanna labil karena otaknya terganggu.”
Dia tidak bisa disalahkan atas semua ini.”
Leo menghela napas panjang, Ya, dia tidak bisa disalahkan karena  dia  bahkan susah  mengetahui mana  yang benar dan mana yang salah dengan kondisinya sekarang... kamilah yang salah karena kami punya pikiran dan akal sehat, tetapi  kami  malahan  dibutakan oleh  dendam  dan  kebencian membabi buta.” Leo tersenyum sedih, Aku bahkan masih merasa  malu  kalau  teringat  betapa  saat  itu  aku  dikuasai dendam dan mengabaikan rasa cintaku kepadamu.”
Saira tersenyum lembut dan menatap Leo sungguh- sungguh, “Kau tidak perlu minta maaf Leo, aku sungguh- sungguh mengerti. Kau hanyalah seorang kakak yang sangat mencintai adiknya.” Saira langsung memikirkan Andre, Begitupun Andre, dia hanya terlalu mencintai Leanna.”
Mencintai hingga lebih buta dari yang buta itu sendiri.” Leo menghela napas dengan sedih, Andre tetap harus berurusan dengan polisi Saira, aku sudah mengatakan bahwa aku tidak menuntutnya, aku hanya meminta jaminan supaya dia menjauh dari Leanna, dan juga darimu...tetapi pistol yang dia miliki dibeli secara ilegal... aku tidak bisa menolongnya dalam hal ini Saira.”
Saira  teringat dia  memeluk ibu  Andre  yang  menangis dan meminta maaf kepadanya, ibu Andre sungguh tidak tahu apa yang ada di benak Andre, dia juga sama terkejutnya dan tidak menyangka bahwa Andre menyimpan rencana keji di benaknya,   dia   memohon   kepada   Sair supay membantu Andre, Saira sudah menyampaikan hal itu kepada Leo dan meskipun pada awalnya keberatan, Leo akhirnya luluh dan menyetujuinya. Dia memutuskan tidak akan menuntut Andre.
Sair sendiri   masih   tidak   berani   menemu Andre, tatapan penuh kebencian Andre kepadanya dulu itu masih membuatnya sedih dan bingung. Dia masih belum siap menghadapi Andre, mungkin nanti di lain kesempatan, ketika Andre sudah menyadari semuanya, dan Saira sudah siap menemui lelaki itu.
Kecupan Leo di dahinya membuat Saira tersadar, dia mendongak   da tersenyu kepada   suaminya,“Bagaimana kabar kesayangan cilik kita? tanya Leo lembut, menunduk dan mengusap perut Saira dengan sayang, Menurutmu kapan dia menendang-nendang.
Dia sudah menendang-nendang.... beberapa malam yang lalu, kau melewatkannya karena tidak ada disampingku kalau malam.” Jawab Saira dengan menggoda.
Le mengerutkan   keningnya   tampa kecewa “Kau benar-benar harus pindah ke kamarku, atau aku yang kekamarmu,   ak tida ma tidu terpisa lagi.”   Kal ini suaranya tegas dan memaksa.
Saira terkekeh mendengar nada arogan dalam suara Leo, membuat Leo tersenyum malu. Lelaki itu menghela napas panjang,
“Kuharap kau mau mendampingiku yang arogan, pemarah, kadang suka mengatur-atur. Jika aku bersikap buruk kuharap kau mau bersabar dan menungguku menyadari kesalahanku. Meskipun aku  berjanji aku tidak akan bersikap buruk kepadamu, tidak akan pernah.
Saira tersenyum, Aku percaya, Leo... kau mencintaiku, sebesar aku mencintaimu. Aku percaya bahwa cinta akan mengubah kita menjadi manusia yang lebih baik. Saling melengkapi  dan  menyayangi  satu  sama  lain.  Aku  percaya bahwa hidup kita akan berlalu dengan bahagia.”
Leo menghela napas panjang, tampak terharu, matanya menghangat dan penuh cinta.“Terimakasih Saira. Aku bersumpah akan menjaga cinta dan kepercayaanmu.”
Senyu Sair terkembang,   bahagia Dia   yakin   jika mereka jujur dan tidak saling menyimpan rahasia, mereka bisa membangukepercayaan  dalam  pernikahan  kita,  dan menjalani semuanya dengan ujung yang membahagiakan.


SIDE STORY COLORFULL OF LOVE


No comments:

Post a Comment