Sunday, November 8, 2015

PEMBUNUH CAHAYA - SANTHY AGATHA - PROLOG


Prolog



Hai.” Ketika lelaki itu mendekatinya, Saira menatapnya dengan bingung, lelaki itu tidak seharusnya berada di sini. Dengan setelan serba hitam, rambut yang disisir rapi ke belakang  dan  penampilan yang  luar  biasa  elegan, dia seharusnya berada di luar sana bersama para tamu yang berkelas itu. Tetapi entah tersesat atau bagaimana lelaki itu bisa menemukan jalannya kemari, di ruangan belakang dekat gudang tempat Saira membereskan pot-pot bunga dan berbagai macam tanaman serta beberapa karung tanah bersama pegawainya untuk dinaikkan ke dalam truk pick up mereka.
Apakah anda tersesat? Saira bertanya pelan, lalu menepiskan tanah dari bajunya. Dia mengangkat beberapa pupuk tadi dan itu mengenai pakaiannya, penampilannya pasti sangat bau dan berantakan tetapi lelaki itu tampaknya tidak peduli. Dia mengembangkan senyuman yang luar biasa manis.
Aku sengaja ke bagian belakang untuk mencari siapa di balik tanaman indah yang membuat pesta ala taman terbuka untuk perusahaanku berhasil."
Perusahaanku? Oke. Jadi lelaki ini adalah pemilik perusahaan yang kebetulan menyewa mereka untuk menyediakan  stok  tanaman  bagi  dekorator  taman  terkenal yang mendekor pesta mewah ala taman terbuka milik perusahaan itu.
Saya menyediakan tanaman sesuai spesifikasi yang diminta oleh dekorator anda, dan dia mempunyai standar yang tinggi dalam menentukan jenis tanaman apa yang harusdipasangnya di depan. Keindahan dekorasi pesta di depan murni karena tangan emas dekorator anda.” Saira tersenyum merendah.
Sementara lelaki itu mengernyitkan matanya tampak tidak setuju.Tidak, dekoratorku tidak akan berhasil kalau kau tidak menyediakan tanaman berkelas tinggi. Aku bahkan masih terkagum-kagum akan  keindahan varietas anggrek berwarna warni yang menghiasi bagian depan taman.
Anggrek  memang  salah  satu  produk  andalan  rumah kaca kami.” Mata Saira berbinar, matanya memang selalu berbinar kalau membicarakan tentang bunga anggrek. Dia menumbuhkan  tanaman  itu  dan  merawatnya  dengan tangannya sendiri, seperti seorang ibu yang menunggu dengan penuh  kasih  sang  bayi  tumbuh  berkembang  dan  menjadi remaja yang cantik jelita.
Dan yang pasti dirawat dengan sepenuh hati.” Lelaki itu melemparkan tatapan memuji yang membuat pipi Saira memerah.  Lalu  dia  mengulurkatangannya,  “Kenalkan,  aku Axel Leonard, pemilik Green Enterprises. Teman-temanku memanggilku Leo.”
Saira  menyambut  uluran  tangan  lelaki  itu,  terpesona.
Saira Paramadina.” Jawabnya dengan suara pelan dan ragu.
Lelaki itu  tampak ingin  berkata-kata, tetapi kemudian salah satu pegawainya muncul di belakangnya. Dari percakapan mereka, Saira mendengar bahwa ada tamu penting yang sudah datang di pesta di depan. Lelaki itu lalu melemparkan tatapan penuh permintaan maaf kepada Saira,
Maafkan aku, sebenarnya aku masih ingin bercakap- cakap denganmu, mungkin nanti di lain kesempatan.Dia melemparkan senyuman yang sopan lalu membalikkan badan dan meninggalkan Saira.
Tanpa sadar Saira menghela napas panjang, aura lelaki itu  tampak  begitu  mengintimidasi  dan  membuatnya  tanpa sadar menahan napas dengan jantung berdebar. Dia lelaki yang tampan  dan  yang  pasti  luar  biasa  kaya.  Green  Enterprises adalah perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang cukup terkenal, mereka juga sudah mengembangkan diri menjadi penghasil produk-produk kemasan yang berbahan kelapa sawit.
Saira, sudah semua?rekan kerjanya sekaligus sahabatnya,  Andre  membangunkannya dari  lamunannya, “Kalau semua sudah beres, kita bisa pulang sekarang.
Sudah beres semua.” Jawab Saira cepat, lalu mengibaskan kembali kotoran tanah dan pupuk dari bajunya, dan naik ke  kursi  penumpang mobil pick up  mereka. Andre menyusul kemudian dan menjalankan mobilnya, pulang ke rumah Saira.
Rumah Saira adalah rumah mungil yang terletak di pinggiran kota yang dingin dan berbukit, tetapi memiliki halaman yang sangat luas. Di tempat itu, Saira melanjutkan merawat dan mengembangkan seluruh tanaman yang ada di rumah kaca warisan mamanya. Rumah kaca itu besar, dengan berbagai macam varietas tanaman dan bunga hias yang indah. Anggrek adalah jenis yang paling banyak di sana, karena anggrek adalah bunga kesukaan mamanya.
Setelah  lulus  kuliah  di  bidang  pertanian  yang mendukung hobinya merawat tanaman dan bercocok tanam, Saira fokus untuk mengembangkan bisnis rumah kacanya. Semula memang berat, karena mamanya dulu kebanyakan hanya menjual tanaman anggrek dan tanaman hias hasil dari rumah kacanya, kepada sahabat-sahabatnya. Tetapi sejak mamanya meninggal, Saira berusaha mengembangkannya, dengan dibantu Andre, sahabatnya sejak kecil yang memiliki bakat di bidang pemasaran. Mereka menawarkan pasokan tanama ekslusif   da berkualitas   k semu pihak Pada akhirnya ada beberapa hotel besar, rumah makan, dan butik- butik  terkenal  yang  menerima  pasokan  tetap  mereka  setiap saat untuk menghias tempat mereka dan juga selalu mengambil tanaman dari mereka untuk taman-taman yang ada di sana.
Bisnis Saira berkembang bukan hanya karena menjual tanaman hasil rumah kacanya, tetapi juga memasok bunga- bungaaan yang indah untuk hiasan hotel. Selain itu Saira juga menerima tender untuk memasok tanaman bagi event-event tertentu, seperti untuk dekorasi pernikahan, pesta, dan sebagainya. Dan sekarang dia dan Andre sudah bisa menggaji beberapa pegawai untuk membantu mereka.
Seperti sekarang, mereka menerima tender untuk memasok  tanaman  yang   dipesan  ole dekorator  tanaman ternama untuk menghias acara pesta eksklusif bertema taman terbuka yang diadakan oleh Green Enterprises.
Tak disangkanya sang pemilik perusahaan sendiri yang menemuinya karena kagum pada tanaman yang dihasilkan oleh rumah kacanya. Pipi Saira terasa memerah ketika membayangkan senyum Leo, tetapi kemudian dia menepuk pipinya, berusaha menyadarkan dirinya. Leo memuji tanamannya, bukan memuji dirinya, dia mengingatkan dirinya sendiri dalam hati.
Halo lagi Saira.”

***
Hampir saja Saira terlonjak dan menjatuhkan pot tanaman yang sedang dipegangnya. Dia menoleh dan ternganga melihat Leo berdiri di sana, di pintu masuk rumah kacanya.
Lelaki itu masih tampak tidak cocok karena dia masih memakai jas hitam yang elegan dan menempel pas ditubuhnya, seolah dijahit khusus untuknya.
Apa yang dilakukan pria itu di sini?
Aku tadi di depan dan menemui.... kekasihmu dan dia bilang aku bisa menemuimu di sini. Ada tawaran bisnis yang ingin kutawarkan kepadamu.”
Andre bukan kekasihku.” Saira langsung membetulkan kata-kata Leo, membuat lelaki itu mengangkat alisnya penuh arti, Dan kalau masalah penawaran bisnis, anda bisa membicarakan dengan Andre.” Itu memang betul, kalau menyangkut tender dan sebagainya semua diatur oleh Andre, Saira hanya bertugas sesuai dengan hasratnya, menyediakan tanaman  yang  indah  dan  berkualitas,  menikmati  setiap  saat yang bisa dihabiskannya di rumah kaca ini.
Ak suda membicarakan   draft   awa kesepakatan bisnis  dengan  Andre,  tetapi  aku   tetap  ingin  menemuimu. Karena kata Andre kalau menyangkut tanaman kau yang paling ahli.”
“Boleh saja, anda ingin membahas tanaman apa?”
“Bisakah kita membicarakan sambil makan malam? Makan malam informal saja, kau dan aku membicarakan secara santai tentang bisnis kita dan pemilihan makanan.”
Pada  akhirnya Saira menerima tawaran itu, dan tidak disangka pertemuan itu membawa mereka ke pertemuan- pertemuan berikutnya yang membuat mereka berdua semakin dekat.
***
Aku  sangat  senang  menghabiskan waktu  denganmu.” Leo menatap Saira dengan lembut, ketika mereka makan malam bersama di akhir pekan.
Sudah hampir tiga bulan mereka berhubungan, sejak pembicaraan masalah bisnis yang berlanjut dengan tender kontrak selama lima tahun dari seluruh cabang perusahaan Leo. Dimana seluruh dekorasi kantor mereka dan taman mereka di pasok oleh rumah kaca Saira, mereka menjadi sangat dekat.
Bisa dikatakan hampir setiap hari sepulang kerja, selarut apapun  Leo  selalu  mampir  dan  kemudian  mereka  makan malam bersama. Mereka sangat cocok dalam semua pembicaraan, baik menyangkut hal-hal serius seperti masalah politik negara ini, sampai ke hal santai seperti film dan musik. Setiap saat mereka bersama sangat menyenangkan dan terasa begitu cepat. Ketika mereka berpisah, Saira sudah langsung merindukan saat pertemuan mereka selanjutnya.
Semula Saira tidak pernah berpikir bahwa Leo memiliki perasaa lebih   kepadanya,   dia   mengira   Le benar-benar tertarik kepada tanaman hasil rumah kacanya dan kesepakatan bisnis mereka. Tetapi kemudian Andre menggodanya, mengatakan bahwa kalau Leo tertarik dengan kesepakatan bisnis, dia bisa saja mengirim salah satu pegawai atau sekertarisnya untuk mengaturnya, tidak usah datang sendiri, apalagi  sampai mengajak Saira  makamalam  hampir  setiap hari.
Sekarang sudah tiga bulan mereka berkenalan, dan mereka  sudah  sangat  dekat  dan  mengenal  satu  sama  lain. Seperti halnya Saira, Leo juga sudah tidak mempunyai ayah.
Tetapi ibu Saira meninggal karena sakit, enam bulan yang lalu, sedangkaLeo  masih  memiliki  seorang  ibu  yang  katanya tinggal di pinggiran kota di rumah besar milik keluarga mereka. Leo sendiri memiliki sebuah rumah di kompleks mewah di tengah kota.
Malam ini, entah kenapa Leo tampak misterius, lelaki itu banyak berdiam diri dan tidak penuh canda seperti biasanya. Dan ketika mereka sampai di rumah makan, Leo telah mengatur sebuah makan malam resmi yang mewah, tidak seperti makan malam santai yang biasanya mereka lakukan setiap malam.
Dan sekarang lelaki itu menatap dirinya dengan tatapan mata serius dan penuh harap. Suaranya ketika berkata-kata terdengar serak dan lembut.
Aku  mencintaimu  Saira,  kau  mungkin  tidak  percaya cinta pada pandangan pertama, tetapi aku merasakannya. Semakin lama kita melewatkan waktu bersama, aku semakin merasa yakin. Aku ingin menjagamu Saira, aku ingin menghabiskan hidupku denganmu, menjadi tua  bersamamu.” Lelaki itu mengeluarkan kotak hitam dari saku jasnya dan kemudian membukanya di depan Saira yang ternganga kaget, Saira Paramadina, aku mencintaimu, maukah kau memberiku kehormatan dengan menikahiku?
Mata Saira membelalak kaget melihat cincin berlian yang berkilauan itu. Dia mengalihkan tatapan matanya ke arah Leo, melihat keseriusan yang terpancar di sana.
Astaga Leo, apakah kau serius?
Leo    menganggukkan    kepalanya sambil    tersenyum lembut, Aku mencintaimu, Saira.”
“Tetapi kita.... kita belum saling mengenal lama...”
“Tidak perlu waktu lama untuk mengenali cinta sejatimu.” Jawab Leo mantap, “Kalau kau menerima lamaran ini, kau akan membuatku menjadi pria paling bahagia di dunia.”
Saira menelan ludah, perasaannya bergejolak, dia juga mencintai Leo tentu saja, kebersamaan mereka telah menumbuhkan benih-benih cinta yang makin lama makin kuat, dan  lamaraLeo  ini  benar-benar membuat  dirinya  sungguh bahagia.
Tiba-tiba matanya terasa panas, air mata bahagia berdesakan menyeruak di sudut matanya, Saira menelan ludahnya lalu menghela napas panjang, mengambil keputusan terpenting dalam kehidupannya,
“Ya. Leo... aku mau menikah  Denganmu.”
Lelaki  itu  memejamkan  matanya  dengan  penuh kelegaan, lalu mengecup jemari Saira lembut,
“Terima kasih Saira.” Bisik Leo serak, penuh cinta.
***
Perempuan  it duduk   di   kursi   roda dengan   mata kosong, dalam kegelapan kamar yang temaram. Suasana kamar itu lengang, dan mewah.
Lalu pintu terbuka dan seorang lelaki memasuki kamar, dengan lembut lelaki itu berlutut di depan kursi roda perempuan itu. Dan dengan lelah meletakkan kepalanya di pangkuan si perempuan, memejamkan matanya dan tidak mengucapkan apa-apa.
Jemari perempuan itu bergerak, membelai kepala lelaki itu, meskipun matanya tetap kosong menatap ke depan.
Suasana begitu sakral dan syahdu.... suasana kedekatan yang agung dan penuh kasih sayang.
***


PEMBUNUH CAHAYA - SANTHY AGATHA - BAB 1

No comments:

Post a Comment