“Cinta seorang anak yang tidak terbalas, biasanya lebih menghancurkan dari cinta kekasih yang tak berbalas.”
5
Ingatan Leo melayang kepada kenangannya
di masa lalu.
Hampir tujuh tahun yang lalu, ketika itu
usianya baru dua puluh
lima tahun, begitu
juga dengan Leanna.
Leanna adalah adik kembarnya,
mereka bukan kembar
identik, karena itulah mereka berbeda jenis kelamin, dan tidak begitu mirip. Tetapi mereka sama-sama menerima anugerah
dari kelebihan
fisik kedua
orang tua
mereka. Leo sangat
tampan, dan Leanna begitu cantiknya.
Leo tentu saja sangat menyayangi
adiknya, adiknya adalah satu-satunya di keluarganya yang sangat dia sayangi. Sedangkan
kedua orang tuanya... bisa dikatakan bahwa hubungan kedua orangtuanya sudah hancur sejak lama, mereka mempertahankan pernikahan hanya demi status di depan
orang-orang.
Ibunya sangat sibuk dengan berbagai macam urusannya
sebagai istri seorang pejabat kaya. Ayahnya apalagi, lelaki itu
memang selalu pulang ke rumah setiap hari, tetapi hampir tidak pernah dekat dengan istri dan anak-anaknya,
seperti ada
pembatas yang menghalangi cintanya kepada anak-anaknya.
Leo seorang lelaki dan dia tegar, dia sudah terbiasa menghadapi sikap ayahnya yang dingin
dan kaku. Sejak kecil
dia tidak pernah menerima kasih sayang ayahnya sedikitpun. Pernah Leo
di
waktu kecil ketika
usianya baru tujuh tahun, berlari gembira, menghampiri
ayahnya yang sedang bercakap- cakap dengan rekan sesama pejabatnya, ingin
menunjukkan
bahwa nilai rapornya bagus, ingin membanggakan
diri
kepada ayahnya.
Tetapi yang terjadi kemudian sungguh menyakitkan bagi
anak sekecil dirinya. Ayahnya mengusirnya pergi dengan kasar
mengatakan bahwa
Leo
mengganggunya.
Sejak saat itu
Leo
kecil menyadari
bahwa tidak ada sedikitpun cinta dari ayahnya kepadanya. Sejak saat
itu juga, Leo memutuskan tidak akan
mengemis cinta dari ayahnya.
Tetapi Leanna berbeda, perempuan itu sangat memuja
ayahnya. Sejak kecil dia selalu berusaha menarik
perhatian
ayahnya
meskipun tanpa hasil. Sang ayah tidak pernah peduli
kepadanya, seberapa keraspun Leanna mencoba. Cinta seorang
anak yang tidak berbalas ternyata menyakitkan bagi Leanna.
Dia
kemudian menggunakan cara lain untuk menarik perhatian dan kasih sayang ayahnya.
Leanna melarikan diri ke dalam pergaulan yang merusak, penuh dengan kebebasan
dan
obat- obatan terlarang. Dari usaha coba-cobanya
untuk mencari
perhatian, Leanna pada akhirnya terjerumus, dia tidak bisa
melepaskan diri dari obat-obatan. Sampai puncaknya Leanna hamil dan bahkan tidak bisa
menyebutkan siapa nama ayah
dari
anak yang dikandungnya.
Dan bahkan setelah Leanna seperti itupun, sang
ayah
hanya mengangkat sebelah alis. Dia memberi setumpuk
beban kepada Leanna agar menggugurkan kandungannya, menghina Leanna yang tidak bisa menjaga diri, lalu sibuk kembali
dengan kesibukan bisnis dan jabatannya.
Lain
dengan Leo, dia marah luar biasa kepada Leanna, dia
berteriak kepada Leanna malam itu bahwa usaha Leanna, apapun itu, untuk mencari
perhatian sang ayah tidak akan membuahkan hasil. Ayahnya tidak mencintai mereka. Bahkan
kalau mereka matipun, mungkin ayahnya tidak akan peduli.
Kata-kata Leo bagai bumerang,
tanpa sadar kemarahannya karena
emosi dan sedih
melihat keadaan adiknya ditelan mentah-mentah oleh Leanna. Leanna sudah
putus asa, hancur dan lelah. Dia kemudian berpikir bahwa satu-
satunya cara agar
sang ayah memperhatikan mereka adalah dengan kematian.
Malam itu juga, Leanna terjun dari balkon kamarnya, menghempaskan diri ke bawah, dalam kondisi hamil.
Leo masih ingat
malam itu, ketika dia sedang berjalan ke
depan, kemudian tubuh Leanna jatuh di hadapannya. Ayahnya
sedang di kantor seperti biasa, dan ibunya
sedang liburan ke
luar negeri.
Tubuh Leanna jatuh di hadapannya, terbanting begitu saja dan berlumuran
darah. Darah yang sangat banyak.
Leo berlari, berteriak-teriak begitupun dengan semua pelayan, meskipun semuanya sudah terlambat.
Leana sudah sekarat di sana.
Untunglah ambulance datang dengan cepat, mereka bisa menyelamatkan Leanna,
tetapi tidak dengan bayinya, Leanna keguguran dan kehilangan anaknya. Dan benturan
keras di kepalanya itu merusak otaknya, membuatnya kehilangan pengelihatannya dan juga
membuat kakinya lumpuh selamanya.
Leanna yang ceria, penuh senyum dan manja kepadanya telah tiada. Berganti
dengan sosok tubuh adiknya yang kosong dan hampa, yang kadang mengamuk tanpa arah,
dan kemudian menangis histeris tanpa diduga.
Leo telah kehilangan adiknya, adik perempuan yang sangat disayanginya. Mereka
telah bersama-sama dalam rahim
ibunya dan kemudian dilahirkan bersusulan
untuk kemudian
saling bergantung satu sama lain dengan penuh kasih sayang.
Semua itu dihancurkan
oleh sikap ayahnya, yang tidak mempedulikan Leanna.
Leanna
mencintai
dan memuja ayahnya,
haus
akan kasih sayangnya. Tetapi dia tidak bisa mendapatkannya.
Dan yang lebih menghancurkan bagi Leo, sang ayah bahkan tidak menunjukkan ekspresi dan rasa bersalah atas peristiwa yang menimpa Leanna.
Bahkan tidak ada simpati
sedikitpun, padahal Leanna adalah darah dagingnya, anaknya sendiri.
Lalu suatu malam, ketika Leo membereskan barang- barang Leanna, dia menemukan sebuah kotak yang disembunyikan di laci paling ujung miliknya.
Leo membukanya
dan
tertegun. Itu foto-foto seorang perempuan, perempuan muda
yang cantik,
yang tidak dikenalnya. Dan juga beberapa berkas tentang perempuan itu, alamat, dan keterangan sekolah perempuan itu.
Leo menelusuri
jejak itu diam-diam, mencari tahu
keberadaan
perempuan
di foto itu, dia kemudian menemukan bahwa Leanna telah menyewa seorang penyelidik untuk memberinya foto-foto itu, Leo menemui penyelidik sewaan itu, meminta keterangan. Penyelidik itu kemudian menceritakan
semua kepadanya.
“Penyelidikan yang saya lakukan mengungkapkan segalanya,
ayah anda mempunyai seorang kekasih di masa kuliahnya. Seorang perempuan
bernama Sarah. Tetapi karena Sarah berasal
dari
keluarga miskin, kedua orangtua ayah anda, kakek dan nenek anda, memisahkan mereka. Ayah anda
kemudian menikah dengan mama
anda, seorang perempuan dari keluarga kaya yang sederajat.” Penyelidik itu melemparkan
tatapan penuh spekulasi mencoba membaca reaksi Leo, tetapi wajah Leo tetap tanpa ekspresi, “Tetapi rupanya entah kenapa
beberapa tahun setelah anda dan Nona Leanna
lahir, ayah anda
bertemu lagi dengan Sarah, mereka berdua sempat menjalin
hubungan lagi begitu lama.”
Karena itulah ayahnya
sama sekali tidak memberikan perhatian
kepada mereka di masa mereka kecil. Leo langsung
mengambil kesimpulan,
rupanya ayahnya terlalu sibuk mengurusi kekasihnya.
“Tetapi kemudian Sarah mengandung,
dan
dia meninggalkan ayah anda.” Lanjut sang penyelidik, “Sarah mengatakan bahwa ayah anda sudah berkeluarga dan memiliki anak dan meminta ayah anda kembali kepada keluarganya. Dan
kemudian saya tidak tahu perinciannya,
yang
pasti Sarah
kemudian
menikahi seorang lelaki
sederhana dan
membesarkan anaknya bersama
lelaki itu.
Sepertinya
Sarah
bisa memulai lembaran
hidup baru yang tenang dan bahagia.”
Penyelidik itu lalu mengeluarkan
beberapa berkas dan
meletakkan
di mejanya, di sana ada beberapa foto anak
perempuan yang
sama,
yang
disimpan
di
kotak
di
lemari
Leanna, “Tetapi tidak demikian dengan
ayah anda, beliau tidak
bisa lepas dari masa lalu, beliau selalu mengawasi anak perempuan
ini,
yang dia
yakini adalah
anak
kandungnya.
Hampir seluruh perhatian
ayah anda tercurah kepada anak ini,
namanya Saira. Dan yang membuat
ayah anda yakin bahwa itu
adalah anak kandungnya karena nama Saira merupakan gabungan dari
nama Sarah dan nama ayah anda. Sepertinya
ayah anda menyewa seseorang
seperti saya untuk selalu
memberikan laporan tentang Nona Saira
kepadanya.” Penyelidik itu lalu memajukan tubuhnya, “Suatu hari ayah
anda sepertinya ceroboh, meletakkan berkas-berkas tentang Saira di
mejanya. Dan Nona Leanna menemukannya, lalu penasaran.”
“Dan kemudian Leanna menyewamu?”
“Ya. Nona Leanna menyewa saya untuk mencari tahu
siapa perempuan
di foto ini. Saya melakukan penyelidikan sesuai tugas saya dan kemudian memaparkan seluruhnya
kepada Nona Leanna.”
“Kapan itu terjadi?”
“Hmm...” penyelidik itu mengingat-ingat,
“Sepertinya
hampir tiga tahun yang lalu, mungkin di bulan Maret.”
Dibulan itulah Leanna mulai melarikan
diri
dengan memakai obat-obatan terlarang, dia tampak begitu tersiksa dan pedih. Leo akhirnya bisa menemukan
akar permasalahannya, pasti sangat menyakitkan
ketika mengetahui bahwa sang ayah
yang sangat dipujanya, yang sangat
dirindukan kasih
sayangnya, ternyata mencurahkan
cinta dankasih sayangnya kepada anak perempuan lain.
“Apakah
menurutmu anak perempuan bernama Saira ini adalah adikku?” Leo langsung mempertanyakan kenyataan itu, berarti mereka memiliki adik bukan?
Hasil dari hubungan ayahnya dengan Sarah?
“Bukan.” Sang pengacara menggelengkan kepalanya dengan tegas.
“Bukan?” Leo mengernyit, “Bukankah kau bilang anak itu hasil hubungan ayahku
dengan Sarah, dan kau bilang dia anak kandung dari ayahku? Jadi sudah pasti kami
bersaudara, bukan?”
“Bukan.” Penyelidik itu mengulangi
lagi ucapannya, lalu
menghela napas panjang, “Penyelidikan saya menemukan sesuatu yang jauh lebih rahasia. Ketika menelusuri hubungan ayah anda dengan Sarah, saya menemukan
bahwa jauh bertahun-tahun
lalu, ayah anda pernah melakukan tes DNA di
rumah sakit, dan ternyata tidak cocok.”
“Jadi Saira ini bukan anak kandung
ayahku?” Leo
mendengus
mulai kesal, jadi ayahnya telah mencurahkan cintanya kepada anak yang bukan anak kandungnya
sampai- sampai mengabaikan anak kandungnya sendiri?
Penyelidik itu menggeleng lagi, membuat Leo semakin bingung, kemudian berkata.
“Tes DNA yang dilakukan
ayah anda, bukan untuk mendeteksi DNA Saira dibandingkan dengan DNA ayah anda. Tes
itu untuk membandingkan DNA
anda berdua, anda dan
Nona Leanna dengan darah ayah anda.... hasil tes DNA
itu sudah
diulang sampai tiga kali, dan hasilnya tidak cocok.” Penyelidik itu menatapnya dengan prihatin, “Anda dan Nona Leanna entah
bagaimana, bukanlah anak kandung ayah anda.”
Leo membeku meskipun
seluruh dirinya bagaikan tersambar
petir. Mereka bukan anak kandung
ayahnya?
Bagaimana bisa? Apakah mamanya berselingkuh
dengan lelaki
lain?
Tetapi hasil penyelidikan itu memberikan jawaban
kepada Leo, kenapa ayahnya tampak tidak peduli kepada
mereka, kenapa ayahnya tidak punya cinta sedikitpun kepada mereka. Ternyata karena ini, karena mereka bukan anak kandung
ayahnya, dan karena mereka entah kenapa mungkin
seperti perlambang pengkhianatan bagi
ayahnya,
pengkhianatan isterinya yang tidak dicintainya.
Kalau begitu
tentu saja wajar
bagi ayahnya kalau dia mencurahkan seluruh perhatiannya bagi Saira,
anak
perempuan itu, darah dagingnya,
anak kandungnya dari
perempuan yang Leo yakin sangat dicintainya.
“Apakah kau juga mengatakan ini kepada Leanna?”
Penyelidik itu menatap Leo dengan penuh penyesalan, “Tentu saja. Sekali
lagi, saya hanya melakukan apa yang sudah menjadi tugas saya.”
***
Pantas saja Leanna hancur lebur karenanya, dia sudah
kehilangan harapan untuk mendapatkan
cinta ayahnya dengan
kenyataan itu. Pasti sangat menyakitkan bagi Leanna melihat dan mengetahui bahwa ayahnya begitu memperhatikan
Saira dengan kasih sayang yang tidak pernah diberikannya
kepada
Leanna.
Bahkan sampai Leanna terjun dalam usahanya bunuh diri
untuk
kemudian
merusak
dirinya sendiripun, ayahnya
tetap tidak peduli.
Leo mengernyitkan keningnya
dengan sedih. Oh Astaga,
kasihan Leanna, dia menyimpan semua itu sendiri, tidak membaginya
dengan Leo. Dan Leo terlalu sibuk dengan dirinya
sendiri untuk memperhatikan perubahan sikap Leanna.
Padahal seharusnya
dia tahu, dari sikap Leanna yang murung
dan
depresi, dari tubuhnya
yang
semakin kurus, dari
semuanya.... seharusnya Leo tahu.
Leo merasa
malu kepada dirinya
sendiri, dia mengatakan bahwa dia mencintai adiknya. Tetapi dia bahkan tidak punya waktu untuk memperhatikan kesedihan adiknya.
Malam itu setelah menerima semua informasi itu, Leo berlutut di depan kursi roda adiknya, yang sekarang tatapan matanya kosong
dan tanpa ekspresi. Hati Leo hancur ketika melihat kondisi adiknya ketika akhirnya diperbolehkan
pulang dari rumah sakit, buta, lumpuh dengan kondisi mental yang
terganggu.
Dan sekarang hati Leo bahkan lebih hancur lagi ketika menerima
semua informasi itu, membayangkan kesedihan yang dipendam Leanna selama ini. Hingga akhirnya kepedihan itu mencapai batasnya dan sudah terlambat bagi Leo
untuk menyelamatkan Leanna.
Malam itulah Leo menangis sambil merebahkan kepalanya di pangkuan adiknya,
meminta maaf dan bersumpah akan melakukan apapun untuk menebus kegagalannya sebagai
seorang kakak.
Semua ini sedikit banyak adalah kesalahannya, tanggung jawabnya. Leo lalu
memutuskan untuk tidak mempedulikan
ayahnya
lagi,
tidak mempedulikan semua
hal yang
berhubungan dengan Saira
ataupun perempuan
bernama Sarah itu.
Dia memfokuskan dirinya untuk merawat Leanna. Saat
itu
bisnis yang dibangun oleh Leo semakin maju dan
berkembang pesat. Leo
membeli sebuah rumah di pinggiran
kota, dan meninggalkan
rumah kedua orangtuanya, lalu tinggal bersama Leanna di sana.
Sampai kemudian suatu malam, lebih enam bulan yang
lalu Leo dan perawat Leanna lengah.
Leanna
tengah mengamuk dan kemudian menangis menjerit-jerit, memecahkan
kaca
jendela, dan kemudian tanpa di sangka mengambil
kaca itu dan menggoreskannya ke nadinya.
Semua berlangsung begitu
cepat, mimpi buruk Leo
seakan terulang kembali.
Darah ada di mana-mana, membasahi tangan dan pakaiannya
ketika dia menangis, memanggil-
manggil Leanna agar tetap sadar dan bertahan,
dan
menunggu ambulance datang.
Pada akhirnya Leana kembali berhasil diselamatkan. Leo masih ingat sesaat sebelum kehilangan kesadarannya,
Leanna
memanggil-manggil ayahnya, dengan penuh kesedihan.
Leo lalu berdiri di tepi ranjang
rumah sakit dan
menatap Leanna yang terbaring,
lemah, dan rapuh, dengan perban tebal
membalut pergelangan tangannya.
Hati Leo mencelos melihat keadaan adiknya. Kemudian dengan menegarkan hati, dia memutuskan untuk membuang
harga dirinya, dan menemui ayahnya,
mengemis perhatian
ayahnya
agar mau sekali saja menemui Leanna.
Setidaknya menggenggam
tangannya dan memberikan secercah kasih
sayang yang sangat didambakan oleh Leanna.
Yang didapatkannya kemudian hanyalah sikap dingin
dan tidak peduli. Bahkan ayahnya
menghina bahwa Leanna
tidak akan menyadari perbedaan apakah ayahnya atau orang lain yang memegang tangannya.
Dengan sakit hati, Leo pergi dari rumah itu, lalu tanpa
sengaja dia menemukan ayahnya datang ke rumah sakit. Bukan
untuk mengunjungi Leanna, tetapi untuk mendatangi seorang
perempuan yang dirawat di rumah sakit yang sama.
Leo mengawasi
ketika ayahnya mengintip secara
sembunyi-sembunyi perempuan yang dirawat itu, tetapi tidak
berani menjenguknya secara langsung. Ketika kemudian
ayahnya
pulang, Leo mengintip
dan melihat
Saira di sana,
sedang menunggui perempuan
setengah baya yang tampak lemah, terbaring di atas ranjang rumah sakit itu.
Seketika itu
juga
hati Leo dibakar oleh panasnya amarah.
Ayahnya menolak
datang ke rumah sakit untuk menengok Leanna dan malahan datang
hanya untuk mengintip secara sembunyi-sembunyi Sarah dan anak perempuannya.
Sehari kemudian,
Sarah, ibu dari Saira meninggal dunia. Leo mengawasi
dengan diam-diam rumah Sarah, dan seperti
dugaannya, menemukan ayahnya juga ada di sana, mengawasi diam-diam.
Di pemakaman yang
sederhana itu, dari
mobil
sewaannya
agar tidak dikenali ayahnya, Leo melihat ayahnya menyamar sebagai pelayat. Dan dibalik kaca
mata hitamnya, ayahnya menangis... penuh air mata kesedihan yang tidak bisa
ditahannya.
Rasanya bagaikan sembilu menusuk
jantungnya,
perihnya tidak terkira. Ketika Leanna meregang
nyawa, bunuh diri untuk meminta perhatian ayahnya, tidak ada air mata yang tertumpah dari ayahnya.
Mereka memang bukan anak kandung
ayahnya, tetapi mereka, terutama Leanna hanyalah seorang anak yang tidak tahu apa-apa, mengharapkan kasih sayang
dari ayahnya. Dan yang didapat hanya kepahitan.
Leo
mengawasi Saira, dan kemudian rencana itu
tersusun di kepalanya, rencana untuk membalas dendam
bagi dirinya dan
bagi
Leanna. Rencananya berjalan mulus, ketika seminggu setelah kematian Sarah, ayahnya meninggal karena kecelakaan, kata polisi, ayahnya menyetir sambil mabuk. Lelaki itu bahkan tidak sempat mendekati Saira dan mengungkapkan bahwa dirinya adalah ayah kandung Saira
Leo memakamkan ayahnya dengan hati dingin,
tidak ada kesedihan
ataupun air mata untuk ayahnya. Lelaki yang begitu
kejam kepadanya dan adiknya tidak pantas untuk menerima itu.
Kemudian dia menyewa penyelidik yang sama untuk mengawasi Saira, penyelidik
itu
secara berkala melaporkan smeua hal tentang
Saira. Bahkan
dari
hal-hal
yang
paling kecilpun, Leo tahu, semua hal, tentang makanan kesukaan Saira, hobinya pada tanaman, film ataupun musik kesukaan Saira. Semua dicatat dalam ingatannya
sebagai bekalnya untuk
mengejar Saira dan menjatuhkan Saira ke dalam pesonanya.
Ketika kemudian
semua sudah siap dan mulus, Leo
membeli rumah terpisah,
yang direncanakan untuk ditinggalinya bersama Saira nanti ketika dia berhasil menjebak Saira ke dalam pernikahan ini.
Semua sudah disusun dengan
rapi. Dan disinilah dia.
Sedang menanti kemenangannya, membalaskan
dendamnya
dan Leanna. Saira
harus merasakan kesakitan
yang sama
seperti yang dirasakan oleh Leanna.
Saira harus merasakan penderitaan
yang
sama. Dan Leo akan memastikan bahwa itu benar-benar terjadi.
PEMBUNUH CAHAYA - SANTHY AGATHA - BAB 6
No comments:
Post a Comment