Pesta pernikahan itu berlangsung meriah, pesta pernikahan pertama yang menggunakan
jasa
dekorasi bunga dan tanaman dari rumah kaca baru milik Saira. Dengan
dibantu
oleh Leo, Saira membangun
kembali bisnis tanamannya dari awal. Mereka membangun
kembali kepercayaan pelanggan,
sehingga semakin lama bisnis Saira semakin maju, dan kali ini Saira dipercaya untuk melakukan
dekorasi dan menyediakan
seluruh bunga dan tanaman bagi pernikahan
putera satu- satunya dari orang paling kaya di negara ini.
Semua didekorasi dengan warna putih bersih,
permintaan dari
sang calon pengantin
pria,
dengan hiasan
bunga lily dan anggrek putih yang mendominasi.
Suasana pernikahan
penuh dengan nuansa emas dan putih yang elegan, di dilaksanakan di salah satu hotel bintang lima, resort yang paling mewah di sini.
Saat ini pesta pernikahan tengah berlangsung,
dengan meriah dan
luar
biasa
indah. Tamu-tamu kelas atas berdatangan dan Saira dengan perutnya yang
buncit di usia
delapan bulan kehamilannya memandang seluruh dekorasi dan
bunga-bunga indah itu dengan perasaan bangga dan bahagia, rasanya memang melelahkan
mengatur semua dekorasi dan penataan bunga-bunga di
tempat yang tepat, tetapi ketika melihat hasilnya begitu memuaskan...
rasanya begitu membahagiakan dan memuaskan.
Dan pasangan pengantin
itu
tampak begitu bahagia
dengan pakaian serba putih, Davin Jonathan
putera satu- satunya dari keluarga Jonathan tampak sangat mencintai
isterinya yang dirangkulnya, begitu cantik dalam
gaun
putihnya, kalau tidak salah namanya Keyna.
Saira masih
ingat jelas tentang kisah penculikan sang
pengantin puteri itu, Keyna. Dia masih ingat kekacauan
setelahnya dan berita heboh yang mengikutinya, bahwa pelaku penculikan
itu
adalah ibu kandung Keyna sendiri. Dia masih mengernyit kalau
mengingat kisah itu dan masih tak habis piker bagaimana seorang ibu bisa menculik anaknya sendiri hanya
demi
uang.
Tetapi syukurlah tampaknya
Keyna bisa mengatasi semua itu, mungkin karena dia memiliki Davin Jonathan
di sampingnya, seorang
lelaki yang
tampak
begitu menyayangi
dan
siap mendukungnya kapanpun itu.
Sebuah lengan merangkul pinggangnya dengan lembut,
“Indah sekali ya.”
Saira menoleh
dan
menatap Leo dalam senyum,
mensyukuri bahwa dia juga beruntung,
memiliki suami yang
selalu mendukungnya , “Iya, indah sekali.” Dia merasa sangat bahagia sekarang, dalam pelukan lengan suaminya yang
mencintai dan menjaganya dengan sepenuh hatinya.
Mereka berdua bertatapan
dengan binar cinta di mata
mereka.
Saat itulah sebuah panggilan menyapa Saira, membuatnya mengalihkan matanya dari Leo,
Albert berdiri
di
sana dan tersenyum lembut, “Ketika
aku
melihat dekorasi
pernikahan ini, aku sudah menduga
bahwa
kau ada
di
baliknya.” Dia menyalami Saira dan
tersenyum lebar.
Saira membalas salaman dari Albert lalu mengalihkan pandangannya
ke
arah Leo, “Ini Albert dari garden cafe yang kuceritakan itu.”
Leo tersenyum dan
menyalami
Albert, lalu
menatap Saira dengan menggoda,
“Ini
Albert dengan teh hijaunya yang
katamu membuat ketagihan itu?”
Saira dan Albert tertawa bersamaan, “Ya.. teh hijau dan filosofi tentang ‘rahasia’ nya.” Gumamnya menggoda.
Albert mengangkat
alisnya kepada Saira. “Jangan menceritakan hal-hal yang membuatku malu.” Gumamnya, membuat Saira tertawa geli.
“Albert? “
Seorang perempuan yang sangat cantik melambai
kepada mereka, lalu melangkah mendekat, ada lelaki luar biasa
tampan
yang mengikuti di belakang
mereka, dia mengenali
lelaki itu,
itu adalah Azka, pemilik
garden cafe dan
juga beberapa jajaran
hotel mewah termasuk
hotel yang digunakan sebagai tempat pernikahan pasangan Davin dan Keyna ini.
“Kebetulan kalian ada di sini.” Albert tersenyum ramah kepada pasangan itu, “Nyonya Sani, ini adalah Nyonya Saira yang sering saya ceritakan itu.”
Sani tersenyum
ke
arah Saira, “Aku selalu mengagumi
tanaman-tanaman darimu... cafe
kami
jadi begitu indah dan
sesuai dengan konsep gardennya karenamu. Dan pasti seluruh hiasan di pernikahan ini darimu juga ya.”
Saira tersenyum menatap Sani,
“Terimakasih...”
dia melirik ke arah perut Sani yang membuncit,
“Apakah anda
sedang hamil juga?”
Sani tertawa dengan pipi
memerah bahagia, lalu menoleh ke arah suaminya,
“Baru tiga bulan, dan kami sudah
menunggunya
begitu lama, Syukurlah Tuhan memberi kami
kesempatan pada akhirnya.” dia melirik perut Saira penuh ingin
tahu, “Kalau kau sudah hampir melahirkan ya?”
Saira mengusap
perutnya penuh sayang, “Sebentar lagi.”
Katanya
penuh
sayang,
membuat
Sani
tersenyum dan
melempar
tatapan penuh arti. Tatapan yang hanya diketahui oleh para calon ibu yang berbahagia.
“Kalau begitu kami pergi dulu.” Azka menimpali,
tersenyum lembut pada Leo dan Saira, “Sani merasa agak lelah
jadi
kami memutuskan pulang cepat.”
Saira mengangguk dan melambaikan tangannya, “Hati- hati ya, kalau
sudah di rumah, usahakan untuk meluruskan kaki
biar tidak pegal.”
“Terimakasih.” Sani ikut melambaikan tangannya sambil
melangkah menjauh, “Semoga kita bisa bertemu lagi di garden
cafe.”
“Itu pasti.” Jawab Saira, masih dalam senyuman,
dia menoleh ke arah Leo yang menatap pasangan
itu
juga penuh
kekaguman.
“Pasangan
yang tampak begitu serasi.” Bisik Leo sambil menatap Saira.
“Anda berdua juga tampak
begitu serasi kok. Semua pasangan yang berbahagia pasti tampak serasi dan
membuat iri pasangan
lainnya.” Albert yang ternyata masih berdiri di sana menjawab dalam senyuman,
matanya menoleh ke kiri, lalu memanggil dengan bersemangat,
“Nyonya
Nessa, Tuan Kevin.” Sapanya
ramah, kepada pasangan lain yang kebetulan ada di dekat situ.
Kali ini Leo tampaknya
mengenali salah satu dari
mereka, dia menganggukkan
kepalanya dan tersenyum ramah, “Hai Kevin, kau datang bersama isteri dan anakmu?”
Rupanya Leo berteman dengan Kevin, mereka adalah rekanan bisnis yang beberapa kali berkerjasama.
Kevin tersenyum, mengangguk
sambil melirik sayang ke arah Nessa yang sedang menggendong
putera pertama mereka yang masih balita.
“Dan ini pasti isterimu,
Saira.” Sapa Kevin lembut, lalu
tersenyum meminta maaf, “Maafkan kami tidak bisa hadir di
pernikahan kalian waktu
itu,
Nessa sedang hamil besar dan
persiapan melahirkan, aku tidak berani meninggalkannya.”
“Dan bahkan kau juga tidak berani meninggalkannya
setelah anakmu lahir.” Leo tersenyum menggoda, membuat Kevin tertawa lebar, “Kau sudah jarang muncul di acara-acara
sosial akhir-akhir ini.”
“Anak ini benar-benar menyita seluruh hari dan kehidupanku, juga isteriku.” Gumamnya dalam tawa, “Kau
nanti
pasti akan merasakan hal yang sama kalau punya anak nanti.”
Leo tertawa lebar, dan merangkul
Saira dengan penuh
kasih
sayang,
“Aku harap
aku akan
merasakan kebahagiaan
yang
sama.”
“Itu pasti.” Kevin mengedipkan
matanya, “Menemukan
belahan jiwa, kemudian dianugerahi buah hati yang begitu lucu,
itu
adalah impian semua laki-laki di
dunia ini.”
Mereka bercakap-cakap sejenak, lalu ketika putera Kevin mulai
rewel, Kevin
dan Nessa
memutuskan untuk pulang
duluan, sebelumnya Nessa menyalami Albert dan tersenyum,
“Aku akan mampir
untuk
secangkir cokelat dari garden
cafe.” Bisik Nessa sambil mengedipkan mata.
Albert tertawa mendengarnya, “Kami menunggu dengan
tangan terbuka.” Jawabnya.
Ketika pasangan Nessa dan Kevin pergi, Saira menatap Albert dengan menggoda,
“Aku curiga bahwa semua pasangan bahagia di sini
adalah pelangganmu.”
Albert tersenyum lebar, “Sebagian besar, dan saya selalu bersyukur kalau mereka semua berakhir bahagia. Anda tahu
bahwa pengantin perempuan
yang
di sana itu, dia juga pelanggan Garden Cafe.”
Saira menatap Albert dengan takjub, “Jangan-jangan ada kutukan di garden cafe, bahwa semua pelanggan
akan berakhir bahagia.”
Leo yang ada di sebelah Saira terkekeh, “Kalau begitu itu adalah kutukan baik yang diinginkan banyak
orang.”
Dipeluknya Saira dengan sayang, “Ayo
sayang, ini waktunya kita pulang, kau pasti lelah berdiri sejak tadi.”
Saira mengangguk lalu tersenyum berpamitan kepada Albert, “Semoga nanti
kita bisa bertemu lagi ya Andre, segera.” Andre menganggukkan kepalanya, “Sampai
ketemu lagi.”
Jawabnya ramah, melambaikan tangannya ketika pasangan itu melangkah pergi.
Pandangan matanya menyusuri pasangan itu dan kemudian senyum simpulnya
muncul. Dia teringat akan kata- kata Saira tentang kutukan kebahagiaan Garden cafe.
Albert selalu bahagia
ketika mengetahui bahwa
beberapa perempuan-perempuan di garden cafe bisa menemui
cinta sejati dan kebahagiaan,
seperti Nessa dengan cokelat
panasnya, mencoba
memahami tentang arti pernikahan itu,
atau
Keyna
dengan oreo
milkshakenya, mencoba
mengerti
tentang musuh dan sahabat.... juga Sani, yang mencoba
memahami tentang lelaki dan
apa yang
tersimpan di
dalam batinnya...
sekarang dia melihat Saira, dengan pemahamannya akan rahasia dan cara menyibak setiap lapisan rahasia itu, mencoba mencari intisari di baliknya.
Pada akhirnya keempat perempuan
itu
menemukan kebahagiaan masing-masing.
Memang tidak semua pelanggan garden cafenya menemukan kebahagiaan dan berakhir dengan
happy ending. Karena tidak mungkin semuanya mengalami
happy ending, kalau itu terjadi maka keseimbangan dunia akan
terganggu.
Jika ada yang bahagia, pasti disisi lain ada yang sedih, jika ada yang sehat pasti di sisi lain ada sakit, ada yang jahat, ada yang baik.. ada yang hitam, ada yang putih, itulah keseimbangan
dunia, saling melengkapi dan membangun sinkronisasi yang indah.
Albert merasa
bahagia dia bisa menjadi
bagian dari happy
ending keempat
perempuan
itu, dan dia berharap
di
masa mendatang, dia
bisa
menemui perempuan-perempuan lain, pelanggan di
garden cafe-nya yang pada akhirnya
menemukan kebahagiaan dan cinta sejatinya.
Albert akan menunggu saat itu datang, dengan segala menu minuman
spesial dan filosofinya,
disertai dengan doanya akan kebahagiaan seluruh pasangan yang saling mencintai.
No comments:
Post a Comment