Prolog
"AYO kita sama-sama
bikin surat
permohonan! Ntar kalo kita
udah gede, kita baca
bareng!" sahut Reina
bersemangat.
Orion dan Ares berpandangan sesaat, lalu kembali memandang
gadis kecil berkepang dua yang ada di depan mereka.
"Surat permohonan?" sahut Orion dan Ares bersamaan.
"Iya!" jawab Reina mantap. Dia mengeluarkan
tiga helai kertas dan sebuah spidol. Orion dan Ares memandangnya bingung. "Aku
tulis duluan deh!" kata Reina lagi, lalu beberapa saat kemudian dia sibuk menulis.
"Nah, selesai! Sekarang Rion, kamu tulis apa yang kamu inginkan waktu kita
udah gede nanti!"
Orion menyambut sehelai kertas dan sebatang spidol
dari Reina, memandangnya sesaat, lalu mulai menulis. Setelah itu, Ares melakukan
hal yang sama.
"Terus, mau diapain surat ini?" tanya Ares
setelah selesai menulis.
"Kita kubur!" seru Reina lagi. "Di
bawah pohon ini!"
Reina menghampiri sebuah pohon akasia besar yang tubuhnya
sudah habis ditulisi 'Ares-Rei- Rion', lalu mulai menggali. Orion dan Ares mengikuti
dan membantunya menggali sambil sesekali mengelap peluh yang bercucuran. Setelah
selesai, Reina memasukkan ketiga surat itu ke kaleng biskuit, lalu menguburnya.
"Aku kan belum baca punya kamu!" protes Ares
kepada Reina.
"Memang nggak boleh dibaca sekarang!" seru
Reina pura-pura marah. "Kita bacanya nanti, kalo udah gede!"
"Kapan?" sahut Ares lagi.
"Um... kapan ya? Sepuluh tahun lagi? Sepuluh tahun
lagi kita sama-sama ke sini! Kita tulis tanggalnya di pohon ajaib!" seru Reina
sambil memahat tulisan 14 Februari di pohon. "Eh, sepuluh tahun dari sekarang,
tahun berapa sih?"
"2005," kata Orion, dan Reina segera memahat
angka itu.
"Nah, udah selesai. Tanggal 14 Februari 2005, kita
ke sini lagi, terus kita baca deh surat-surat kita!" kata Reina ceria.
"Kalo nggak ketemu lagi?" tanya Ares tiba-tiba.
"Nggak akan!" sahut Reina cepat. "Kita
kan selalu bersama-sama! Kita nggak akan pernah terpisah!" katanya mantap sambil
bersungguh-sungguh menatap kedua wajah anak laki-laki yang persis sama itu.
Ares sejenak memandang ragu Reina, lalu menganggukkan
kepalanya kuat-kuat.
No comments:
Post a Comment