Tuesday, October 20, 2015

DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 11


BaB 11
THE DEVIL

Ke esokan paginya dara dikejutkan oleh kunjungan satu satunya orang yang tidak akan pernah ditemuinya lagi, Apalagi sampai datang ke rumahnya. Dia baru saja selesai sarapan ketika mendengar bel rumah berbunyi. Dia begitu terkejut atas kunjungan ini dan berfikir dia sudah berhalusinasi ketika melihatnya dari jendela ruang tamu sehingga tanpa sadar dia sudah membuka pintu.
"Pagi, Dara. Boleh saya masuk?” Tanya jo.
Sebuah senyuman menghiasi wajah itu.Whoa..... Sekarang Dara tahu dia memang sedang berhalusinasi. Sebelumdia bisa berfikir lagi, Pertanyaan yang tadinya hanya berputar dikepala nya sudah terucapkan, “ Kamu ngapain ke sini?"
Jo bahkan tidak berkedip mendengar pertanyaan yang sangat tidak sopan itu. Sekilas Dara bertanya tanya apakah jo keberatan dipanggil” Kamu" daripada"Mas jo", Tapi dara telah terkejut untuk memikirkan hal ini lebih lanjut.
“ Ada sesuatu yang saya perlu bicarakan dengan kamu, “ Jawab jo tenang. “ Dari mana kamu tahu alamat rumah saya?"
“ Dari Oom Danung, “ Jawab jo polos."Now, Kamu akan mengundang saya masuk atau membiarkan saya berdiri diteras?"Lanjutnya.
Yang ingin dara lakukan sebenarnya adalah membanting pintu dan menguncinya, Tapi kemudian ibu muncul dan melihat jo sedang berdiri di depan pintu. Dan habislah cerita.Ibu yang memang orang jawa totok tidak mengenal konsep tamu tak diundang. Menurut beliau semua tamu adalah berkah dan mesti diajak masuk dan dikasih makan. Sebelum dara sadar apa yang sedang terjadi.Ibu sudah mengundang jo masuk dan menawarkan sarapan.
“ Bu, Aku yakin jo sudah sarapan, “ucap dara sambil berdiri di depan jo, Menghalanginya memasuki rumah.
“ Actually no. Saya belum sarapan, Terima kasih atas tawarannya, “ Balas jo dan melangkah mengintari dara. Senyum semringah mewarnai wajah ibu dan beliau langsung sibuk melayani jo yang tanpa disangka sangka dara langsung akrab dengan ibu. Jo memuji suasana rumah yang menurutnya nyaman, Masakan ibu yang dia bilang tasty, Bahkan penampilan ibu yang lebih muda dari pada umurnya. Oh, Ini betul betul parah.Ibu bahkan tidak pernah kelihatan seperti ini di hadapan pacarnya Krisna, Padahal beliau cinta mati pada pacar anak bungsunya itu. Dara tidak tahu bagaimana harus menginterpretasikan reaksi Ibu terhadap jo.
Selama semua ini berlangsung , Dara memilih duduk dikepala meja makan dan diam seribu bahasa. Beberapa kali jo melirik ke arahnya dengan senyum penuh kemenangan, Dan dara betul betul ingin melempar bebreapa ragpu ke arahnya untuk menghapus senyum itu dari wajahnya. Kalau saja Ibu tahu
apa yang sudah dilakukan jo padanya, Mungkin beliau tidak akan seramah ini. Dara mendesah..Ini semua salahnya. Dia seharusnya tidak menyimpan rahasia tentang pemecatannya dari keluarganya.
Satu jam kemudian Ibu yang sudah ngobrol panjang lebar dengan jo akhirnya menyingkir ke ruang TV untuk menonton sinetron korea favoritnya dan meninggalkan mereka berdua.
"Saya suka ibu kamu. Ramah sekali, “ucap jo setelah Ibu menghilang dari pandangan.
Dia lalu berdiri dari kursinya, Berjalan mendekat dan mendudukkan dirinya dikursi. Sebelah kanan dara. Dara menunggu hingga terdengar suara TV yang menjamin bahwa ibu tidak bisa mendengar percakapan mereka sebelum berkata, “Sekali lagi saya tanya, Ngapain kamu ke sini?"
"Saya dengar dari mamanya blu kabwa kamu menolak tawarannya untuk kembali menjadi asisten blu, “ucap jo sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dengan santai. "Yeah, So?” Tantang dara.
"Menurut beliau, Mungkin akan lebih efektif kalau saya yang menawarkannya langsung ke kamu." Dara mendengus keras sambil berkata, “ Jelas jelas tante poppy ngga tahu pendapat kamu tentang saya, Atau saya tentang kamu, Karena kalau beliau tahu, Beliau ngga akan mengidekan ini."
“ That's what I said, “ Balas jo, Dan secara tidak langsung mengakui bahwa mereka sama tidak sukanya satu sama lain, Tapi kemudian dia tersenyum dan berkata,'tapi beliau yakin bahwa kalau saja saya mencoba, Saya pasti bisa mengubah pikiran kamu.
Dara menggeleng.” Keputusan saya sudah bulat."
Jo menatap dara sambil memiringkan kepalanya sebelum akhirnya berkata, “saya rasa sebaiknya kita mulai dari awal lagi sebelum saya....."
"Menjadi seorang asshole?” Tandas dara.
Jo terdiam sejenak, Terkejut dengan keberanian dara yang menyebutnya sebagai seorang bajingan tepat dimukanya. Terakhir kali ada perempuan yang berani melakukan itu adalah.... Sebelumnya tidak pernah ada perempuan yang melakuka itu sebelumnya. Beberapa hari yang lalu dara sudah memanggilnya bastard dan sekarang asshole. Jo beetanya tanya panggilan apa lagi yang dia miliki untuknya? bukannya merasa jengkel, Dalam hati jo justru ingin tertawa. Sepertinya dara memiliki nyali lebih dari yang dia perkirakan sebelumnya. Dan dengan penuh humor jo berkata, “Sebetulnya saya lebih memilih menggunakan. 'Berkelakuan kurang sopan' terhadap kamu."
Dari gerakan alisnya yang langsung menyatu ketika mendengar ini, Jo sadar dara jelas jelas tidak menghargai usahanya untuk bercanda. Akhirnya dia menggunakan satu satunya cara yang dari awal dia tahu adalah cara terbaik untuk menangani permasalahan ini, Tapi dia menolak menggunakannya.
"I'm sorry, “ucap jo pelan.
"Hah?"
"I said I'm sorry,” Ulang jo lebih keras.
Oh, Betapa memalukannya mengucapkan kata kata itu. Seumur hidupnya jo bisa menghitung dengan jari tangan kanan berapa kali dia mengucapkannya.
Kalau bukan karena aksi ngambek blu yang hanya akan berbicara "you suck" padanya dan jadwal blu yang jadi berantakan gara gara blu menolak tawaran Oom Danung untuk mencarikan asisten baru, Jo tidak akan berada di sini. Oke, Itu tidak benar. Dia juga merasa bersalah karena sudah memecat dara secara tiba tiba tanpa mengetahui duduk permasalahannya. Dia masih tidak percaya bahwa adik dan mama tirinya itu sudah berkomplot untuk menyimpan rahasia itu darinya. Rasa sakit hati karena tidak dipercaya oleh keluarga sendiri menyelimuti selama beberapa hari ini.
Jo mengambil kesempatan dara yang sedang menatapnya dengan mata terbelak tanpa bisa berkata kata untuk melanjutkan kata katanya."Saya minta maaf karena saya sudah membuat kamu dipecat. Hari itu saya marah sekali karena blu pergi tanpa seizin saya, Dia juga tidak mematuhi perintah saya untuk tidak menggunakan make up diluar panggung. Dan kamu tahu semuai ini tapi tidak pernah memberitahu saya." "I can't belive this. Kamu masih menyalahkan ini semua pada saya, “omel dara.
“ Apa kamu bisa menyalahkan saya?Kamu orang dewasa yang dipekerjakan untuk mencegah blu melakukan hal hal seperti itu. Dan bukannya menghentikannya, Kamu malah bersekongkol dengan dia." Mata dara langsung berapi api mendengar ini dan jo mencoba menyelamatkan keadaan dengan berkata, “ Tapi setelah saya bisa lebih tenang untuk berpikir rasional dan mendengar semua penjelasan yang diberikan blu dan mamanya, Saya tahu keputusan saya salah.itu sebabnya saya ke sini hari ini, Untuk meminta maaf langsung ."
“ Bukannya kamu ke sini untuk merayu saya agar kembali bekerja?" "Itu juga. So, Apakah saya dimaafkan?"
Selama beberapa menit dara hanya terdiam, Hingga membuat jo salah tingkah. Tapi kemudian suatu keajaiban terjadi, Karena perlahan lahan ko melihat api di mata dara melunak, Lalu dara mengangguk dan jo menghembuskan napas lega. Jo bahkan tidak tahu bahwa dia sedang menahan napas. Kemudian..... Hening.
Dara bangun dari kursinya dan mulai membereskan meja makan secara sistematis. Jo pun berdiri dari kursinya, Berniat membantu dara. Ketika tangan mereka meraih piring yang sama, Selam beberapa detik mereka main tarik piring, Masing masing menolak melepaskan piring tersebut. Akhirnya jo harus menggeram, “ Dara, Lepasin piringnya."
“ Kamu yang lepasin, “ Balas dara.
"Saya cuma mau bantu."
"Saya ngga perlu bantuan kamu.” Geram Dara dan menarik piring itu ke arahnya.
"Saya tahu kamu ngga perlu bantuan saya, Tapi saya tetap mau bantu, “ Balas jo dan menarik piring itu kearahnya.
Menyadari betapa bodohnya mereka, Dua orang dewasa bertengkar gara gara sebuah piring, Jo akhirnya melepaskan piring itu dan mulai mengangkat piring yang lain. Ketia dia mendongak, Dara sudah melangkah menuju bak cucui piring yang letaknya tidak jauh dari meja makan. Dara meletakan semua piring kotor dan gelas ke dalam bak dan jo mengikuti langkahnya. Dara kemudian meaih sebuah celemek putih yang digantung disamping bak cuci dan mengenakannya. Melihat ini Jo langsung melipat lengan kemeja putihnya.
"What are you doing?” Tanya Dara.
“ Bantu kamu cuci piring, “ Balas jo, Dan tanpa menunggu reaksi dara, Dia langsung menempelkan tanagan kanannya ke dalam mangkuk sabun untuk mengambil spons dan mulai menyabuni piring pertama. "Saya yang sabunin piring, Kamu yang bilas, “perintah jo.
"Memangnya kamu tahu cara cuci piring?” Tanya dara dengan nada sarkastis.
Sekilas dara melihat sebersit kesedihan pada wajah jo, Tapi kemudian dia menutup matanya dan ketika membukanya kembali kesediahan itu sudah hilang.
"Ya, Dara, Saya tau cara mencuci piring, Cuci pakaian, Nyikat kamar mandi, Menyapu, Ngepel, Dan memberekan tempat tidur seperti saya tahu cara ganti oli mesin mobil, Ngebetulin pipa bocor, Telinga panci goyang dan masang mebel kalau ada instruksinya, “ucap jo tidak kalah sarkastisnya.
Dara mendengus sebelum akhirnya mulai membilas piring dan gelas yang sudah disabuni oleh jo. Selama beberapa menit tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa paa memilih menumpahkan perhatian pada aktivitas tangan mereka. Lima belas menit kemudian dara memberikan sebuah serbet putih kepada jo untuk menyeka tangannya yang basah dan berjalan kembali ke meja makan setelah menggantung celemek pada tempatnya.
Kali ini jo tidak mengikuti dara, Dia menyandarkan bokongnya pada bak cuci piring dan memeperhatika dara yang dengan seksama menyeka permukaan meja makan dengan lap sebelum kemudian menutup makanan yang tersisa dengan tudung saji, Ketika dara masih juga tidak berkata kata , Mau tidak mau jo harus memancing, “So, Apa kamu akan bekerja kembali untuk kami?"
Dara mendongak ketika mendengar pertanyaan itu, Tapi tidak langsung menjawab. Dia melangkah kembali ke dapur untuk menggantungkan lap yang tadi digunakannya, Memaksa jo menggunakan senjata terakhirnya.
“ Blu titip salam. Dia mau saya mengatakan....” Jo merogoh kantong celananya dan menarik selembar kertas dengan tulisan tangan blu yang besar besar, “ Blu menuliskan ini untuk saya supaya saya ngga lupa. Dia mau saya membacakannya ke kamu, “ Jelas jo dan mulai membaca.
Dear Mbak Dara,
Would Be Really Great If You Can Come Back. I Totally Miss You
Blu
God, Jo tidak percaya dia baru saja mengucapkan kalimat itu. Dia kedengaran seperti Kim Kardashian yang lagi ngobat. Meskipun begitu, Kata kata tersebut menghasilkan reaksi dari dara, Yang langsung menatapnya dengan mata terbelak dan dari bahasa tubuhnya jo tahu bahwa dara ingin mengatakan "iya" atas permintaannya, Tapi akhirnya dara menghembuskan napas seperti orang putus asa sebelum berkata, “I can'T."
“ Bukannya kamu bilang kamu memerlukan pekerjaan ini?"
Dara medelik, Terkejut bahwa jo bisa ingat kata kaya yang diucapkannya tempo hari.
"Saya memang memerlukan pekerjaan ini, “ucapnya pelan. "So, What's the problem?” Desak jo
Dara kelihatan berdebat dengan dirinya sendiri sebelum akhirnya berkata, “Panji, Tunangan saya tidak suka dengan pekerjaan saya ini, We had s big fight about it sampai harus hiatus. Tapi setelah pemecatan saya, Akhirnya saya bilang bahwa saya akan mencari pekerjaan lain, Kami baru saja baikan, Saya ngga bisa menarik kembali kata kata saya itu."
Jo sudah mendengar tentang panji dari Poppy. Ketika dia mendengarnya yang terlintas dikepala jo adalah.... Dara sudah bertunangan?! Dia bahkan tidak tahu Dara punya pacar. Detik selanjutnya dia memarahi dirinya sendiri karena peduli akan status Dara. Jo harus menggelngkan kepalanya untuk kembali fokus pada topik permasalahan, Dia harus mendapatkan Dara kembali, Tidak peduli bagai mana caranya, Karena dia tidak mau memikirkan konsekuensi kalau sampai dia gagal dengan misinya ini. Bayangan blu dengan wajah merengut cukup membuatnya bergidik.
"Oke, Jadi panji ngga mau kamu bekerja jadi PA. Kalau kamu sendiri bagai mana?” Tanya ji selembut mungkin.
"I live itu dan saya suka blu. She's very sweet, Saya sudah nganggap dia seperti adik sendiri."
Jo terkejut melihat betapa tulusnya dara ketika mengatakannya, Sepertinya dia memang peduli pada blu. “ Dari observasi saya, Kamu nggak pernah begitu aja menurut apa kata orang, Jadi kenapa kamu menurut apa kata panji kalau itu tidak sesuai dengan apa yang kamu inginkan?"
Jo tahu dia sudah melangkah ke luar batas ketika menanyakan ini dan data kelihatan siap menamparnya. “ Karena dia tunangan saya, “ Desis dara.” Tentu aja orang seperti kamu nggak pernah mengerti."
"Orang seperti saya?"
"Iya, Orang yang mungkin ngga pernah memiliki hubungan serius dengan siapa pun sepanjang hidupnya." Jo terkesiap mendengar tuduhan ini.What teh...?Kenapa gue jadi dibawa bawa? Pikir jo bingung. Tapi dari pengalaman, Dia tahu bahwa satu satunya cara untuk menenangkan perempuan yang sedang marah adalah mengalah.
"Oke, Saya memang berhak menerima sentimen itu. Bukan maksud saya menilai kamu, Saya hanya menyatakan observasi saya tentang kamu, “ucap jo sambil mengangkat kedua tangan nya tanda menyerah.
Tanpa jo sangka sangka, Dara menguburkan wajahnya di antara telapak tangannya dan mendesah panjang.
Shit!!! Is she crying?! Dalam hati jo berteriak panik, Pleas please please... Don't cry. Dia mapu mengatasi segala sesuatu yang berhubungan dengan wanita, Tapi tidak ketika mereka sedang menangis. Hal itu membuatnya merasa tidak berdaya.
Biasanya kalau melihat wanita seperti ini yang akan dia lakukan adalah memeluknya, Tapi jo yakin Dara akan mengigitnya kalau dia sampai melakuka itu. Jo baru saja akan bertanya apakah Dara baik baik saja ketika Dara menurunkan kedua tangannya dan menatap jo. Matanya kering tapi kelihatan lelah.
Saya minta maaf atas kata kata saya barusan. Kadang kalau pikiran saya sedang berantakan, Saya jadi defensif."
Jo mengangguk, Bukan karena dia merasa Dara patut meminta maaf atas kata katanya, Tapi karena dia sedikit mengerti apa yang dimasksud Dara tentang jadi defensif.Untuk pertamakalinya dia bisa melihat sisi lain dari dara, Yang dia tidak pernah lihat sebelumnya. Dara memang tidak suka pada dara, Tapi dia tidak pernah bermaksud membuatnya kelihatan putus asa seperti ini.
Tapi kemudian jo melihat perubahan pada postur tubuh dara yang tadinya sedikit lemas jadi lebih tegak. Matanya lebih waspada dan perlahan lahan ekspresi pada wajahnya berubah jadi prosesional. Dara yang sekarang berdiri dihadapannya adalah dara yang sudah mengenakan seragam PA nya lagi.
“ Kalau saya mengambil kembali pekerjaan ini, Apa kamu akan meminta Pak Danung untuk memecat saya lagi setiap kali saya berbuat sesuatu yang tidak disetujui oleh kamu?” Tanya dara perlahan tapi jelas dan tegas.
Jo meringis mendengar pertanyaan blakblakan ini. Dia tahu tindakannya betul betul tidak bijkasana, Tapi pada saat itu dia terlalu marah untuk peduli. "Nggak. Saya nggak akan melakuka itu lagi."
Dara menyipitkan matanya selama bebrapa detik, Seakan tidak percaya pada omongan jo.
"You have my word, “ Tegas jo mencoba menyakinkannya. "Oke, Saya percaya, “ucap Dara.
Jo menangguk tapi tidak mengatakan apa apa karena dari air muka darA, jo tahu bahwa dara masih ingin mengatakan sesuatau. Dengan sedikit tidak sabar dia menunggu.
"Saya punya beberapa permintaan yang perlu dipenuhi untuk mencegah adanya salah paham lagi di waktu yang akan datang , “ucap dara akhirnya.
Are you kidding me?! Orang gila mana yang hari gini justru mengajukan permintaan sebelum menerima pekerjaan? Orang gila seperti dara sepertinya. Sebelum jo mengatakan apa apa dara sudah memulai, "satu: saya hanya akan mengambil kembali pekerjaan ini hingga tante poppy kembali bulan juni."
Dara tidak menunggu reaksi jo dan melanjutkan, “ Dua: saya tahu kamu mencintai blu dan mengingikan yang terbaik untuknya, Tapi kamu harus berhenti jadi kaka yang terlalu overprotective, Karena semakin kamu melarang, Semakin blu akan merahasiakan segala sesuatu yang menurutnya tidak akan kamu setujui. Buntutnya dia ngga akan pernah cerita apa apa ke kamu."
Dara tidak perlu menjelaskan maksudnya tentang overprotective karena jo yakin mereka akan berbeda pendapat tentang definisi kata tersebut, Seperti juga jo sudah berbeda pendapat dengan poppy. Menurutnya, Tindakannya bukanlah overprotectiv tapi peduli, Namun dia memilih dia dan menganggukan kepalanya.
“ Tiga: Berhenti makan junk food karena bagaimana pun saya sudah mencoba mengontrol makanan blu, Dia masih suka sembunyi sembunyi makan makanan kamu yang sama sekali nggak bagus untuk dia. Empat: Habiskan lebih banyak waktu dengan blu sebagai kakaknya, Bukan sebagai orangtua. Dia sedang melewati masa masa dia perlu teman bicara yang nggak akan menilainya. Lima: Komunikasiikan dengan jelas ke saya kalau ada sesuatu yang saya lakukan yang kamu nggak sukA, jadi saya tahu batasnya, Bukannya mengomeli saya nggak jelas"
Jo terdiam, Menunggu permintaan dara selanjutnya yang tidak kunjung datang.” That's all? tanyanya setelah
beberapa menit dalam keheningan.
"It would be nice kalau kamu bisa lenih ramah kepada saya, Tapi saya tahu itu tidak akan pernah terjadi, “ Tandas dara.
Perempuan ini cari mati !!! Omel jo dalam hati. Dia menaikan alis kananya sambil menggigit bagian dalam mulutnya; mencoba menahan diri agar tidak membalas komentar dara. Tapi kemudian dia melihat seulas senyum muncul di sudut bibir dara dan dia baru sadar bahwa wanita itu sedang menertawakannya. Tidak ada wanita yang pernah berani menertawakannya.Entah kenapa, Tapi itu membuatnya tersenyum.
“ Jadi kamu setuju untuk mengambil kembali pekerjaan ini?” Tanya jo. Masih melihat keraguan pada wajah darA, jo menambahkan, “ Gajimu akan kami naikkan dua kali lipat kalau kamu setuju."
“ Kasih saya waktu untuk berfikir, Saya akan kasih kabar secepatnya, “ Balas dara.
Jo betul betul tidak puas dengan jawaban dara, Tapi dia tahu kalau dia mendesak ada kemungkinan Dara akan menolak mentah mentah permintaannya ini. Akhirnya dia harus menerima jawaban dara dan pulang dengan perasaan harap harap cemas.

DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 12

No comments:

Post a Comment