Tuesday, October 20, 2015

DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 12



Bab 12
GOING HUNTING

Untuk kesekian kalinya dara menekan nomor HP Panji, Menempelkan gagang telepon pada daun telinganya selama satu detik, Kemudian buru buru menarik nya kembali dan menekan tombol untuk mengakhiri panggilan itu sebelum terdengar nada sambung. Rasa panik menyelimutinya, Kerongkongannya kering dan telapak tangannya lembap. Dara mempertimbangkan untuk menelepon jo dan mengatakan bahwa dia tidak akan menerima tawaran kerja itu, Tapi dia tidak bisa membuat dirinya melakukannya.
Kata kata jo terngiang kembali dan tidak bisa mngusirnya dari kepalanya.
Dari observasi saya, Kamu ngga pernah begitu aja menuruti apa kata orang, Jadi kenapa kamu menuruti apa kata panji kalau tidak sesuai dengan apa yang kamu inginkan?
Dara sidah mendengar Adri mengatakan hal yang sama, Tapi untuk mendengarnya diulang oleh orang asing seperti jo membuat pesan itu terasa lebih mengena.
Dara betul betul sadar dia harus berhenti mengompromi dirinya tanpa pernah ada balasan dari panji.Entah bagaimana caranya, Dia harus membuat panji mengerti. Selama beberapa hari ini dia rasanya sudah mau bunuh diri saking bosannya. Dia merindukan kesibukannya sebagai seorang asisten. Dia merinduka blu dengan cerocosannya yang sudah seperti pipa bocor, Aksi “ Ayo bikin dara jatuh terjerembap” Goldie setiap kali melihatnya, Bahkan muka masam jo.
C'mon , Dara, You can do this, Bujuk dara dalam hati dan sekali lagi menekan nomor HP panji. Dia mendengar nada sambung. Dari ujung saluran telepon. Satu kali... Dua kali.. Mtiga kali.....empat kali.... Dia baru saja akan menutup telepon ketika terdengar suara panji diujung saluran telepon.
“ Dara, I can't talk right now". Panji terdengar distracted.
Dara melirik jam dinding dikamarnya yang sekarang nemunjukan pukul 19.00. Tanpa perlu bertanya, Dara tahu Panji masih dikantor, Mungkin sedang meeting dengan tim kreatifnya untuk menghasilkan satu lagi billboard iklan untuk dipampangkan disudirman, Atau Rasuna Said, Atau Thamrin, Atau jalan utama dijakarta yang lain, Dan Dara sudah menggunakan aliran kekreatifannya dengan teleponnya.
“ Ji, Apa kamu ada waktu sepuluh menit? aku perlu menanyakan sesuatu penting ke kamu, “ucap dara buru buru sebelum dia kehilangan keberaniannya.
“ Apa ini ngga bisa nunggu sampai besok? aku harus mengejar deadline." "Nggak, Ini nggak bisa nunggu sampai besok, “ Desak dara.
Samar samar dara mendengar seseorang memanggil nama panji, Memintanya untuk berhenti menelepon dan kembali pada pekerjaannya. Panji mendesah sebelum berkata, “Oke, You got five minutes."
Dara buru buru menceritakan tentang kunjungan jo dan tawarannya.
“ Kamu sudah tahu jawaban aku atas pertanyaan ini. Kamu nggak perlu mengganggu aku dikantor, “ucap panji.
Dara menarik napas karena tahu bahwa kata kata selanjutnya akan membuatnya merasa seperti sudah menjual jiwanya kepada iblis. Tapi dia tidak ada pilihan lain.
“ Apa pendapat kamu akan berubah kalau akau bilang bahwa aku akan menerima kenaikan gaji besar besaran kalau akau menerima pekerjaan ini kembali?"
Dara tahu panji akan mengubah pikirannya ketika laki laki itu bertanya, “ Apa maksuda kamu dengan besar besaran?"
“ Dua kali lipat."
Dara mendengar panji bersiul, “Mereka benar benar putus asa rupanya, “ucap panji. Dara tahu panji tidak akan bisa menolak tawaran seperti ini.
Mereka betul betul memerlukan uang untuk membiayai pernikahan dan kehidupan mereka setelah, Karena dan yang mereka punya sekarang sangat pas pasan.
“ Coba kamu pertimbangkan, Daripada aku coba cari kerja baru yang memerlukan waktu, Akan lebih baik kalau aku menggunakan waktu itu untuk mendapatkan penghasilan yang nggak akan pernah mungkin ditawarkan oleh orang lain."
Selama beberapa detik panji tidak mengatakan apa apa, Tapi dari napasnya yang berat, Dara tahu panji sedang memutar otak, Mencoba mencari solusi lain atas masalah ini.
"Ini hanya untuk lima bulan lagi, Ji. Setelah kita menikah aku janji akan mencari pekerjaan lain, “ Desak Dara. "Fine, Kamu bisa kembali bekerja jadi asisten Blu untuk saat ini, Tapi kamu harus betul betul janji bahwa setelah kita menikah kamu akan mencari pekerjaan baru."
“ Aku janji, “ucap Dara, Yang masih agak terkejut akan persetujuan panji.
“ Aku perlu balik kerja. Bye.” Dan panji langsung menutup telepon tanpa menunggu balasan. Setelah menutup telepon, Dara loncat dari tempat tidur untuk melakukan tarian penuh kemenangan, Mendadak dia berhenti ketika sadar bahwa alasan utama kenapa dia berani melakukan apa yang dia baru lakukan adalah karena jo dan kata katanya.
Dua hari kemudian dara kembali beraktivitas sebagai asisten Blu seperti biasa. Blu kelihatan senang sekali melihatnya dan sibuk memberikan update tentang segala sesuatu yang terjasI selama satu minggu Dara tidak bekerja. Semua oranG di MRAM bertingkah laku seakan pemecatan Dara tidak pernah terjadi, Tapi
pak danung menyambut kedatangannya dengan,
"I'm glad you're back, “ Dan seulas senyum sumringah.
Ketika dara sampai dirumah jo sore itu, Bi uti langsung menariknya ke dapur, Tempat dara menemukan dua boks besar berisi makanan. Baru setelah beberapa menit dara sadar bahwa semuanya adalah junk foodnya jo. Kenyataan ini membuatnya mundur selangkah. Dia tidak percaya jo betul betul mengikuti permintaannya.
“ Kemari Mas jo ngelurain semua makanannya dari kulkas dan lemari makanan. Makanan yang sudah dibuka terpaksa Bibi buang, Tapi yang masih baru bibi simpan diboks ini. Bibi nungguin sampai Mbak dara pulang untuk nunjukin ke Mbak sebelum bibi kasih ke satpam kompleks. Kalau bibi suka sih mungkin sudah bibi makan sendiri, Tapi bibi nggak suka makanan orang Barat."
Dara hanya bisa mengangguk sebelum bi uti berkata kata lagi dengan mata berbinar binar."Mas jo minta dimasakin gurame manis dan dia bilang dia bakal makan dirumah malam ini." "Oh” Adalah satu satunya kata yang keluar dari mulut dara.
“ Bibi senang mbak dara sudah kembali. Bibi balik dari kampung mbak sudah ngga ada dan Ade dan Mas nggak saling ngomong, Jadinya rumah sudah mirip kuburan. Bibi tahu pasti ada apa apa waktu bibi pergi, Tapi nggak ada yang mau ngejelasin ke bibi. Memangnya ada apa ya, Mbak, Selama bibi pergi?"
Dara teringat akan kepulangan bi uti ke jawa untuk mengawinkan cucu. Dan bukannya menjawab pertanyaan Bi uti yang menurutnya sebaiknya dijawab oleh jo, Dara mengalihkan perhatian bi utI dengan menanyakan tentang pernikahan cucunya. Keingintahuan bi uti tentang apa yang terjadi terlupakan, Digantikan dengan penggambaran acara pernikahan secara detail. Selama bercerita, Dara membantu bi uti mempesiapkan makan malam. Seperti yang sudah dijanjikan, Jo muncul pukul 19.30 untuk makan malam dirumah.
Jo memasuki rumahnya dan menemukan dara sedang berdiri di samping meja makan dengan mengenakan celemek berwarna putih. Rambutnya diekor kuda, Tapi ada beberapa helai rambut yang keluar dari ikatannya dan membingkai wajahnya. Dara kelihatan sweet dan.... Domestik, Dan jo bahkan mengharapkan Dara akan menyambutnya dengan, “Sweethear, You're home !!!!"Sebelum kemudian mencium bibirnya dengan mesra. Jo menunggu detik saat dia akan mulai freak out dengan bayangan ini. Namun perasaan itu tidak pernah muncul, Yang ada malah kehangatan mulai menyelimuti. Dan pada detik itulah dia mulai freak out.
SHIT!!! Dia sudah menjadi laki laki lembek yang langsung terharu cuma gara gara melihat seorang wanita mengenakan celemek. Jesus Chist, Kill me now!!! Tapi kemudian dia melihat dara menoleh kepadanya, Dan dia merasa senang nggak ketulungan serta dia tidak bisa menahan diri memberikan senyum telebaran serta dia tidak bisa menahan diri memberikan senyum terlebar yang pernah dia berikan kepada siapa pun. VERDAMMT ! Bagaimana dia bisa. Bertingkah laku seperti anak belasan tahun seperti ini dihadapan Dara? Bukankah dia tidak menyukai wanita ini? Apa yang sedang terjadi padanya?
Dara yang tidak memahami dilema jo membalas senyuman itu dengan sedikit malu malu dan berkata, “ Terima kasih karena sudah setuju menurutkan semua junk foof dari lemari dapur dan kulkas." Senyum di wajah jo semakin melebar hingga menunjukkan giginya sebelum lelaki itu membalas, NO problem."
Mereka saling tatap selama beberapa detik. Tanpa perlu mengucapkannya, Masing masing saling mengerti bahwa mereka sedangkan mencoba memperbaiki hubungan yang dumulai dengan melangkahkan kaki yang salah.
"Makan malam akan siap sepuluh menit lagi. Kalau Mas jo mau mandi atau cuci muka dulu, Masih sempet, “ucap Dara akhirnya.
Jo sadar dara sudah kembali formal dengan memanggilnya
"Mas jo” Bukan” Kamu" lagi seperti tempo hari. Setelah melepaskan sepatunyA, jo berjalan mendekati dara dan mengomentari,
“ Jadi kita kembali dengan 'mas jo' ya?
"Hah?” Tanya dara bingung
“ Kemarin kamu berbicara dengan saya dengan menggunakan 'saya'dan 'kamu', Tapi sekarang kamu kembalu memanggil saya sebagai 'mas jo.""
Tapi sekarang kamu kembali memanggil saya sebagai' Mas Jo"".
“ Apa Mas jo lebih memilih dipanggil 'Mas johan'?” Tanya dara dengan wajah semakin bingung. What? Heck, No I don't want to be called Mas johan. Jo selalu benci nama Johan, Yang membuatnya seperti sedang hidup di era tahun 70-an.
"Saya lebih memilih kamu manggil saya ' kamu ' atau ' JO, “ Jelas jo.
"Saya rasa itu kurang pantas untuk digunakan, “ Balas dara. "Yang mana yang kurang pantas?"
“ Dua duanya."
“ Tapi kamu menggunakan kata 'kamu' kemarin kepada saya, Kenapa hari ini ngga bisa?"
“ Karena kemarin saya belum resmi kembali bekerja intuk Blu. Dan saya nggak pernah memanggil orang yang memperkerjakan saya hanya dengan namanya saja."
“ Tapi kamu memanggil Blu dengan namanya aja, “ Bantah jo,
“ That's different."
“ Coba jelaskan di mana bedanya, “ Tanya jo.
Dara baru saja akan membalsa ketika terdengar suara Blu berkata, “ Eh, Mas udah pulang? Tumben amat." Dara mengambil kesempatan ini untuk melarikan diri ke dapur, Meninggalkan jo memandangi belakang kepalanya dan bertanya tanya kepada diri sendiri apa yang baru saja terjadi. Satu detik jo tersenyum kepada dara dan dara membalas senyuman itu dan detik selanjutnya mereka sudah bertengkar lagi.
Jo mendesah, Mungkin ini jalan terbaik untuk mereka. Karena dengan bertengkar mereka tidak akan
memiliki kesempatan untuk lebih mengenal satu sama lain. Dara adalah asisten adiknya, Yang membuat wanita itu off limits baginya. Kalau pikirannya yang sempat merajalela bisa dijadikan indikasi tentang apa yang diinginkannya, Dia betul betul harus berusaha menjauhi Dara.
Jawaban untuk jo datang dua minggu kemudian ketika dia mendapati dirinya menghadiri acara anugrah musik yang diadakan sebuah stasiun TV dengan Revel, Blu dan tentunya Dara.
“ Gue denger dari blu kalau lo berantem sama dara. Ada masalah apaan lagi sekarang?” Tanya Revel.
Jo mendongak menatap Revel uyng memang lebih tinggi darinya sebelum berkata, “ Blu mau ngambil ekskul taekwondo, Tapi gue bilang itu terlalu rough, Jadi gue kasih usul dia ambil ekskul lain yang lebih aman, Kata cheerleading atau panduan suara, Misalnya,. Dia mencoba meyakinin gue, Gue teteP menolak, Akhirnya dia ngambek dan ngadu ke dara yang kemudian mencoba menyakinkan gue tentang segala keuntungan bagi cewek jika tahu ilmu bela diri.Gue masih kurang yakin dan ya akhirnya.... Begitulah."
“ Jadi lo memang beranten sama dia?"
“ Gue nggak akan menyebut sebagai berantem, Lebih seperti beda pendapat." Revel menggelengkan kepala mendengar jawaban jo ini.
“ Kenapa lo geleng geleng kepala?” Tanya jo. "Lo nih kenapa sih sama Dara?"
“ Kenapa lo mikir gue kenap napa sama dara?"
"Selama gue kenal elo, Gue nggak pernah ngeliat elo berantem....I mean... Bedap pendapat, “Revel memperbaiki kata kata nya ketika jo mengerlingkan matanya, “sama perempuan. Tapi sama Dara...." “ Can you blame me? she is the most stubborn and argumentative woman I have ever met."
Kata kata itu diucapkan jo dengan seulas senyuman, Yang membuat revel bertanya tanya apakah jo mendapati tingkah laku dara itu menarik, Dan membuat revel tersenyum dalam hati. Selama ini dara tidak pernah sekali pun kelihatan terkesima atau bahkan tertarik dengan aksi tebar pesona Jo. Selain ina dan Sita, Revel tidak pernah bertemu wanita yang mampu melakukan itu. Hal ini memberikan dara poin lebih di mata revel. Jo memerlukan perempuan seperti dara di dalam hidupnya.
“ Dude, Stalker is here, “ Bisik revel kepada jo.
"Yeah, I know.Gue mesti ngenalin diri ke drummer merek. Beat nya boleh juga tuh anak."
“ Bukan stalker band, Ini stalker nya elo."
"What are yo talking abaout?balas jo bingung.
Revel memiringkan kepalanya 90 derajat dari tempat mereka berdiri dan tatapan jo langsung terkunci kepada seseorang wanita tinggi yang mata nya sedang menyapu sekelilingnya, Seakan sedang mencari seseorang.
Jo langsung menggeram "What the hell is she doing here?"Sambil membungkukkan tubuhnya agar tidak kelihatan oleh penguntitnya. Sesuatu yang tidak mungkin dilakukan mengingat tingginya yang 175 sentimeter itu.
Malam ini adalah acara anugrah musik, Yang berarti orang orang yang datang seharusnya pemusik. Kayla bukan pemusik, Dia seorang host acara perjodohan di TV. Kenyataan itu membuat jo mengulang pertanyaan barusan.
“ Karena lo disini, I'm guessing, “ Balas revel datar.
“ Crap!!!!" Geram jo.” Bagai mana dari ' gue nggak available' yang dia nggak ngerti coba?" Beberapa bulan yang lalu jo dikenalkan kepada kayla dalam acara amal. Sejak itu kayla mulai mencecarnya. Jo berusaha segala cara menghindarinya dengan halus, Tapi tidak berfungsi. Keberadaan Blu lah yang menyelamatkan jo dari kayla karena akhirnya dia punya alasan untuk menolaknya. Dia betul betul harus berterima kasih kepad adiknya itu.
Semua teman laki laki nya berfikir dia gila karena menolak kayla, Yang menggambarkan segala sesuatu yang diinginkan oleh semua laki laki. Dia cantik, Pintar, Dan memiliki satu set kaki jenjang dan sangat indah. Tapi di luar semua atribut tersebut, Ada sesuatu pada diri kayla yang membuat jo ingin melarikan diri setiap kali melihatnya.
"Memangnya apa susahnya sih buat elo untuk keluar dengan kayla sekali aja?"Mungkin setelah itu dia akan berhenti nguntiti elo?"
"Lo kayak ngga tau perempuan jenis kayla aja. Dia nggak akan berhenti sampai dia berhasil hamil anak gue atau narik gue ke pelaminan, Whichever comes first. Lainnya.... She scares me."
“ Apa salahnya nikah atau punya anak dengan kayla?"
“ Kayaknya gue nggak mau deh nikah apalagi punya anak sama dia. Dia ngingetin gue sama araneus pallidus."
"Laba laba yang akan memakan pasangannya setelah berhubungan seks?"
Kebanyakan orang tidak tau apa itu araneus pallidus, Tapi tidak revel. Jo selalu tahu bahwa revel lebih berotak dari pada yang banyak dipikirkan orang tentangnya.
“ Jo, Dia nggak mungkin seburuk itu, “lanjut revel, Mencoba menahan tawa ketika melihat tatapan nyureng jo padanya.
“ Kalau gitu elo ngedate aja sama dia, “ Balas jo, Yang disambut gelak tawa revel. "Uhm....-n case yo don't know, I'm madly in love with my wife,
"Oh, ShuT up.” Balas jo semakin membuat revel tergelak.
Jo menyedekapkan tanganya sambil menunggu dengan air muka tidak sabaran hingga revel berhenti tertawa.
"Nggak usah ngeliatin gue kayak lo mau ngebunuh gue gitu deh, Jo. Bukannya lo bilang lo mau berburu cewek malam ini?"
"Iya, Dengan penekanan pada kata 'berburu ' yang berarti gue yang jadi predatornya, Bukan ' diburu' yang berarti gue mangsanya.” Geram jo sambil melototi revel.
“ Jooo......"
Jo langsung meringis mendengar suara itu. Sialan, Gara gara revel dia lupa memperhatikan pergerakan kayla, Dan sekarang sudah terlambat baginya untuk melarikan diri.
"Halo, Kay, “ucap jo sambil berusaha tidak menilai gaun malam yang dikenakan kayla.
Gaun merah, Semerah mobil pasukan pemadam kebakaran itu berpotongan tube selutu superketak sehingga terkesan dilukis pada tubuh kayla. Jo bahkan tidak tahu bagai mana kayla bisa bernapas mengenakan pakaian yang kelihatan sangat tidak nyaman itu. Tapi dari tatapan ganas para tamu laki laki yang melewati merekA, jo tahu kenapa kayla memilih mengenakan gaun tersebut. Hanya laki laki homoseksual buta saja yang tidak akan terundang oleh santapan seperti itu.
"You look great, “ Kata jo.
Meskipun lebih memilih ngumet daripada berbicara dengan kaylA, jo adalah seorang gentleman yang tidak akan membuat malu seorang wanita yang jelas jelas sudah berusaha mena Rik perhatiannya selama berbulan bulan.
“ Thanks, “ Balas kayla sambil berjinjit dan mendekatkan bibirnya pada telinga jo untuk berbisik, “ Apa kamu masih nggak available?"
Dear lord, Perempuan satu ini memang berani. Dia bahkan sengaja menempelkan payudaranya ke lengan jo dan jo yakin bahwa kalau dia memutuskan untuk merabanya didepan orang banyak, Kalyla tidak akan menolak. Di dalam pikirannyA, jo memang tidak tertarik pada kayla, Tapi sepertinya tubuhnya tidak mau mendengarkan, Karena pada saat itu jo merasakan pergerakan pada bagian tubuhnya, Yang menandakan ketertarikan fisiknya kepada kayla.
Great. Just great. Jo betul betul menyumpah dalam hati.Inilah akibatnya kalau dia tidak menyentuh perempuan selama berbulan bulan.Ini semua gara gara Blu. Kalau saja jo tidak tinggal dengannya dan mengurangi aktivitas seksualnyA, jo tidak akan terlalu haus belaian wanita seperti ini. SIALLL !!!
Mata revel terbelak melihat tingkah laku kayla yang kelihatan seperti sedang mencoba menilat daun lidah telinga jo di tengah keramain.
"Mm..... Jo, I think I'm gonna go in first. Ketemu di dalam ya.” Dan sebelum jo bisa berkata kata lagi, Revel sudah menghilang dari lobi, Meninggalkannya berdua dengan kayla.
Oh !!!! Terkadang jo berfikir bagai mana dia dan revel bisa jadi teman. Seorang teman tidak akan meninggalkannya untuk dihabisi oleh singa seperti ini.
"Sampai kapan blu harus tinggal sama kamu?” Bisik kayla lagi.
Jo menelan ludah sebelum berkata, “ Masih beberapa bilan lagi."
"Well, Kamu punya no Hp aku. Kamu bisa telepon aku..... Kapan aja kalau misalkan kamu kesepian..... Malam malam."
Oh, SHIT !!! Sumpah jo dalam hati. Dia betul betul harus pergi dari hadapan kayla sekarang, Karena kalau tidak dia mungkin akan tergoda untuk menerima undangannya. Dan hal tersebut hanya akan membawa masalah padanya or is it? Jo melirik jam tangannya yang menunjukan pukul 19.45. Dia datang ke acara ini hanya sebagai dukungan untuk revel, Dan dia yakin revel tidak akan merasa kehilangan kalau dia memutuskan untuk pulang cepat. Dia memiliki waktu sekitar tiga jam hingga blu, Yang malam ini menjadi penyanyi pembuka acara anugrah musik ini, Pulang. Lebih dari cukup waktu untuk memuaskan keperluan fisik yang sekarang sedang menggedor pintu berahinya.
Kayla yang sepertinya sadar akan apa yang sedang sipikirkan jo mendektkan bibirnya yang diolesi lipstik merah dan mencium sudut bibirr jo, Membuat jo menggeram. Selagi pikiran rasional melayang dari pikirannya dan dia langsung mencengkeram lengan kayla, Siap menariknya ke mobil, Ketika mendengar suara dibelakangnya.
"Mas jo."
Jo berusaha tidak menggeram frustasi mendengar suara yang sebetulnya bagaikan air es yang digunakan ke hawa nafasnya.
Dengan tidak rela jo memutar tubuhnya dan menemukan dara sedang menatapnya tanpa ekspresi sebelum berkata, “Mas dicariin Blu."



DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 13

No comments:

Post a Comment