Wednesday, October 21, 2015

DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 27



Bab 27
BITTER PILL

“ This better be good. Aku sudah membatalkan meeting penting dengan klien untuk kamu, “ucap panji yang sedang menarik dasinya dengan sedikit ganas.
Dara meneleponnya sejam yang lalu, Memintanya untuk datang menemuinya di rumahnya. Untuk pertama kalinya dara tidak peduli bahwa dia telah mengganggu jadwal kerja panji. Dia sudah mengambil keputusan dan harus memberitahu panji secepatnya serta menerima apa pun konsekuensi tindakannya ini. Tidak ada gunanya menunda lagi. Selama beberapa bulan ini sudah ada banyak situasi yang menindikasinya bahwa dia tidak akan pernah bisa betul betul bahagia bersama panji, Yang dia abaikan karena laki laki itu terlalu keras kepala dan meolak membuka mata. Tidak lagi. Kini, Membayangkan dirinya terikat dengan panji untuk dua puluh tahun kedepan membuat dara panas dingin.
Mungkin dia harus berterima kasih kepada jo yang secara tidak langsung telah membantunya menyadari semua ini. Walau bagaimanapun, Kini dia tahu panji berhak tahu segalanya. Tentang apa yang sudah terjadi antara dirinya dan jo. Dara tahu panji akan marah besar dan kemungkinan tidak akan memaafkannya, Tapi itu the right thing to do. Kejujuran akan membuatnya merasa lebih baik keika mengakhiri hubungannya dengan panji dan dia bertekad melakukannya. Satu hal yang dia sesali adalah bahwa dia baru bisa melakukan ini sekarang, Sebulan sebelum mereka menikah.
Untung saja siang ini ibu dan papa sedang keluar dan krisna pergi entah ke manA, jadi rumah kosong. Dara yakin dia harus melakukannya sekarang, Siapa tahu panji memutuskan untuk membentak bentaknya begitu mendengar penjelasannya. Dia lebih memilih dibentak ketika sedang sendiri daripada di hadapan keluarganya.
Panji yang melihat ekspresi wajah dara langsung waswa. "What's going go?” Tanyanya.
“ Ada sesuatu yang perlu aku bicarakan dengan kamu. Sebaiknya kamu duduk, “ucap dara dan mempersilahkan panji duduk.
Panji mengangkat alisnya ketika sadar dara mempersilahkannya duduk diruang tamu, Bukan di kamar tidurnya seperti biasa. Setelah panji duduk, Tanpa ancang ancang lagi dara langsung berkata, “ Aku mau membatalkan pernikahan kita."
Panji kelihatan bingung sejenak, Tidak betul betul memahami kata kata dara. "Maksud kamu menunda?"
"No, Nggak menunda. Maksud aku batal, Alias aku nggak mau menikahi kamu." “ APAAA?!" Teriak panji dan berdiri.
“ Kalau kamu mendengar penjelasanku, Aku rasa kamu juga nggak akan mau menikahi aku lagi. Bisa tolong kamu duduk? Aku nggak mau harus mendongak selama menjelaskan, “pinta dara.
Panji kelihatan semakin bingung dan dara tidak menyalahkannya. Untungnya panji kemudian kembali duduk. Dara memutar tubuhnya agar berhadapan dengan panji.
“ Aku sudah melakukan sesuatu yang seharusnya nggak aku lakukan. Dan demi tuhan akau menyesalinya karena aku tahu itu akan menyakiti kamu. Aku seharusnya bilang ke kamu sebelum ini, Tapi aku belum siap atau terlalu pengecut untuk menghadapi kensekuensi tindakan aku itu."
"What did you do?" Tanya panji curiga.
Dara menarik napas." Beberapa bulan yang lalu aku sudah membiarkan jo menciumku, “ucap dara. You did what?" Saking terkejutnya panji hanya bisa membIsikkan kata katanya ini daripada meneriakkannya.
Dara mengambil kesempatan keterkejutan panji ini dengan melanjutkan, “ Bebrapa bulan kemudian dia menciumku lagi waktu kami di Singapura, Tapi lain dengan sebelumnya, Kali ini aku membalas ciuman itu." Kini panji hanya bisa menganga melihat dara. Dia jelas jelas tidak pernah menyangka dara akan berani melakukan ini kepadanya. Sekali lagi dara menarik napas, Mengumpulkan keberanian untuk mengatakan yang selanjutnya." That not the worst part."
Mata panji sudah terbelak, Tapi dara menolak mundur dan dengan cepat dia berkata, “ beberapa minggu yang lalu kami sudah tidur sama sama."
“ As in...."
Panji tidak perlu menyesali pertanyaannya, Dara tahu apa yang dimaksud olehnya." Yes, “ Jawab dara. “ THAT MOTHERFUCKER. I'M GOING TO KILL HIM,' geram panji dan dengan penuh kemarahan langsung bangun dari sofa menuju pintu depan.
Sekuat tenaga dara mencoba menarik lengan panji." Ji, Kalau kamu mau menyalahkan orang, Salahkan aku. Aku seharusnya lebih bisa menahan diri. Aku yang sudah bertunangan, Dia masih single. Ini semua salah aku.
"Oh, Setelah aku membunuh dia, Aku akan kembali untuk berurusan dengan kamu, Bentak panji dan dengan kasar menarik lengannya dari genggaman dara." How could you do this to me?"
Dara melepaskan lengan panji setelah yakin laki laki itu tidak akan lari keluar rumah. " Aku tahu aku salah dan aku minta maaf. Tapi sekarang kamu tahu kenapa aku nggak bisa menikahi kamu."
"Like hell kamu nggak akan menikahi aku. Kita akan tetap menikah, “ Teriak panji.
"What?! Ji, Apa kamu nggak mendengar apa yang baru aku katakan? Aku sudah selingkuh dan....." “ Aku dengar semuanya. Kamu nggak perlu mengulanginya lagi. Tapi aku nggak akan mempermalukan diriku dan keluargaku dengan membiarkan kamu membatalkan pernikahan ini sekarang. Kita akan tetap menikah dan aku akan membuat kamu membayar apa yang sudah kamu lakukan kepadaku."
Selama bebrapa detik dara hanya bisa menatap panji, Mencoba mencerna kata katanya." Ji, Aku nggak bisa menikahi kamu, “ucap dara setenang mungkin.
“ Kamu bisa dan kamu akan menikahi aku, “ omel panji sambil mencengkeram lengan atas dara. "No, I won't, “ Balas dara tegas.
"Yes.....you....will, “ Teriak panji dan mulai mengguncangkan tubuh dara seakan dia boneka.
“ Ji, Lepasin aku. You're hurting me!" Teriak dara mulai panik. Dia tidak suka tatapan panji padanya. Panji kelihatan seperti orang yang sudah kehilangan akal sehat.
Seperti baru sadar akan apa yang dia sedang lakukan, Panji melepaskan dara dengan tiba tiba, Membuat dara hampir saja kehilangan keseimbangannya. Dia kemudian memutar tubuh nya membelakangi dara. Bahunya naik turun dan dara tahu panji sedang mencoba mengontrol emosinya. Dara memutuskan untuk memberinya sedikit ruang untuk melakukan itu tanpa mengatakan apa apa. Dengan hati hati dia mengusap lengan atasnya yang dia yakini akan memar besok karena cengkraman panji.
“ Jawab satu pertanyaan, Dara. Apa kamu membatalkan pernikahan kita untuk bisa sama sama dengan..... Dia? Apa kamu meninggalkan aku untuk .... Jo? “ Tanya panji setelah beberapa menit dalam keheningan.
Entah kenapa, Pertanyaan itu membuat rasa sakit yang tidak terkira kedalam hati dara. Jo jelas jelas tidak akan meniginginkannya lagi setelah apa yang sudah dilakukannya. Kesedihan menyerangnya dengan tiba tiba dan dengan susah payah dia menelan tangis untuk berkata, “ Nggak. Aku melakukan ini untuk diriku sendiri."
Mendengar ini panji memutar tubuhnya sambil menggumam, “ ini sama sekali nggak masuk akal. Apa yang membuat kamu selingkuh dari aku? Apakah yang sudah aku lakukan kepada kamu isn't right? Aku sudah memberi kamu segalanya."
Semua itu diutarakan panji dengan penuh keputusaa, Dan tanpa dara sadari, Dia sudah mulai menjelaskan. “ Kamu laki laki yang sempurna. Kamu memiliki segala karakteristik untuk menjadi seorang suami. Kamu stabil, Punya pekerjaan mapan, Dan ambisius di segala aspek kehidupan kamu. Kamu tahu apa yang kamu mau dan nggak mengenal kata kompromi. Aku selalu menghargai semua hal tentang kamu ini."
Panji menatapnya penuh tanda tanya, Dan dara melanjutkan,
“ Tapi kamu juga suka sekali mengontrol segala sesuatu di sekitar kamu, Termasuk aku. Kamu memiliki ide tentang bentuk istri yang kamu inginkan dan kamu mencoba mencetak aku jadi seperti itu. Selama ini aku sudah jungkir balik mengubah diriku untuk memenuhi keinginan kamu, Tapi aku nggak bisa melakukannya lagi. Aku ngerasa kamu sudah mencekik kehidupan aku, Ji. Aku bahkan sudah nggak tahu siapa diri aku lagi."
Panji terdiam, Seakan mencoba memproses semua informasi ini. Dara lega karena setidak tidaknya dia cukup tenang ketika melakukannya.
“ Kamu bilang kamu sudah jungkir balik mengubah diri kamu untuk aku. Hal hal apa aja yang sudah kamu lakukan?" Tanya panji setelah beberapa menit.
Panji menatap dara ketika menanyakan ini dan dara menarik napas, Mempersiapkan diri akan luapan perasaan yang dia sudah coba kubur selama dua tahun ini.
“ Kalau boleh memilih, Aku lebih suka rambut pendek, Paling panjang sebahu supaya nggak ribet ngurusnya, Tapi aku memanjangkan rambut karena aku tahu kamu suka wanita berambut panjang. Aku sama sekali nggak suka makan sayur, Tapi lebih dari apa pun juga aku paling benci wortel. Dan aku nggak tahan kalau ngeliat kamu makan wortel mentah. Yuck!" Dara bergidik dan meringis sebelum melanjutkan, “ aku senang pakai sendal dan paling sebal pakai sepatu berhak tinggi, Tapi aku selalu mencoba mengenakan sepatu hak kalau keluar dengan kamu karena aku tahu kamu suka kaki aku kalau pakai sepatu hak. Aku orangnya mandiri, Tapi selama ini aku selalu nelepon kamu meminta bantuan, Karena aku tahu itu membuat kamu merasa di butuhkan. Aku punya opini tentang banyak hal, Tapi aku selalu mengikuti opini kamu karena kamu nggak suka kalau aku membantah. Aku juga.... M"
"Masih ada lagi?" Potong panji dengan mata melebar.
Dara mengangguk. Oh, Kalau panji sampai tahu berapa banyak dari dirinya yang sudah dia ubah untuk mengakomodasikannya, Panji akan sadar bahwa dia tidak mengenalnya sama sekali. Dara baru saja akan melanjutkan penjelasannya ketika panji mengangkat tangannya untuk menghentikannya.
“ Kalau kamu sebegitu nggak puasnya dengan aku, Kenapa kamu nggak pernah membicarakannya dengan aku sebelum ini?"
“ Karena selama ini aku bisa menoleransinya, Tapi kemudian jo...." Dara menghentikan dirinya yang sudah
membawa bawa nama jo ke dalam diskusi mereka ini. Suatu kesalahan besar kalau dilihat dari reaksi panji yang kini sedang menatapnya dengan tajam.
“ Dia memberikan segala hal yang nggak bisa aku berikan ke kamu. Itu sebabnya kamu lari ke dia." Panji
menutup kalimat dara." Aku seharusnya nggak pernah memeperbolehkan kamu mengambil pekerjaan kamu kembali, Nngak peduli bayarannya. Kalau aku tegas dengan pendiriaNku, Kamu nggak akan pernah tergoda oleh jo. Aku sudah tahu jelas laki laki seperti apa dia, Dan aku masih melepaskan kamu di sekitar dia."
“ Ji, Berhenti menyalahkan diri kamu. Kamu orang terakhir di dalam situasi ini yang bisa disalahkan. Dan seperti yang sudah aku bilang, Aku memang memutuskan pertunangan kita, Tapi bukan berarti aku akan lari ke jo. Aku perlu waktu sendiri. Untuk menemukan dan mencintai diri aku lagi."
“ Berapa lama yang kamu perlukan untuk melakukan itu? Sebulan? Enam bulan? Setahun? Berapa lama, Dara?" Desak panji.
"I don't know."
Selama beberapa menit panji tidak membalas, Sepertinya sedang mencerna kata kata itu." Apa kamu masih cinta sama aku?” Tanya panji, Suaranya sangat pelan sehingga dara hampir saja tidak mendengarnya.
"Of course. Always. Aku sudah menghabiskan lebih dari dua tahun hidupku bersama kamu."
Tapi nggak cukup untuk membuat kamu menikahi aku?" Kekecewaan muncul diwajah panji dan dara merasa betul betul bersalah akan apa yang sudah dia lakukan kepada panji, Tapi dia hanya akan membohongi dirinya sendiri kalau sampai mengatakan" iya" dan dia menolak untuk berbohong lagi. Dara menggeleng." I'm sorry."
“ Kalau aku akan berusah untuk berubah dengan nggak terlalu mengontrol kamu lagi, Apa kamu akan mempertimbangkan kembali keputusan kamu? Kalau kamu minta aku untuk menunggu, Aku akan menunggu. Kita nggak perlu menikah sekarang. Aku akan kasih kamu waktu untuk berpikir kalau itu yang kamu butuhkan."
Dara tidak pernah melihat panji seputus asa ini terhadapnya, Sebab itu selama beberapa menit dia hanya bisa menatapnya. Baru ketika dia mendengar panji memanggil namanya, Dara membalas." Kalau kamu melakukan itu, Kamu akan jadi aku. Buntut ceritanya akan sama saja. Ada satu pihak di dalam hubungan kita yang nggak bahagia. Apa kamu mau hubungan yang seperti itu?"
"Point kedua, “ucap panji, Lalu mengambil napas dalam dalam dan menghembuskannya. Dia lalu menguburkan kepalanya di kedua telapak tangannya.
“ Dan kamu nggak sepantasnya menunggu aku, Ji. Aku sudah menyakiti kamu, Melanggar kepercayaan kamu. Kamu berhak mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik daripada aku, Yang nggak pernah melakukan hal hal yang sudah aku lakukan terhadap kamu."
Panji masih menguburkan kepalanya di kedua telapak tangannya, Membuat dara khawatir.
“ Ji, Are you okay?” Tanya dara.
"Fuck no, I'm not okay. Tunanganku seorang pembohong yang sudah dengan gampangnya tidur dengan laki laki lain. Aku nggak percaya sudah menghabiskan dua tahun hidup aku untuk kamu, “ Geram panji. Dara hanya bisa terdiam, Sedikit shock dan sakit hati mendengar kata kata panji. Ini adalah sisi panji yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Panji mungkin memang suka mengontrol, Tapi nggak pernah kasar atau kurang ajar terhadapnya. Hal ini membuatnya sedikit takut. Kemudian dara melihat panji mengangkat wajahnya dan apa yang dia lihat di mata laki laki itu membuatnya mundur beberapa langkah.
“ Ji..."
“ Karena kamu adalah pihak yang sudah membatalkan pernikahan ini, Kamulah yang harus bertanggung jawab atas semuanya. Kamu yang harus memberitahu keluargaku tentang ini, Kamu yang harus membatalkan katering dan gedung, Dan aku minta ganti rugi untuk semua uang yang sudah aku keluarkan untuk pernikahan ini."
Semua hal itu dikatakan dengan begitu dingin oleh panji sehingga dara mengigil, Tapi dia memaksa kepalanya mengangguk.
Jo berjalan menyisiri pantai patong, Sesuatu yang biasa dilakukannya semenjak dia sampai di sini hampir sebulan yang lalu.
Dia tahu cepat atau lambat bisa turisnya akan habis dan dia harus kembali ke jakarta, Tapi dia masih ada waktu beberapa hari untuk menentukan pilihannya dan dia menolak memikirkannya sampai dia harus melakukannya. Dia tahu" liburan"nya ini betul betul akan membolongi kantongnya, Tapi dia terlalu patah hati untuk peduli. Dia selalu bisa mencari uang lagi nanti setelah selesai mengiasi dirinya. Dia mempertimbangkan untuk meneruskan liburannya ke panang atau mungkin kw Cebu. Di mana saja asalkan jauh dari dara, Bisa dicapa pesawat terbang, Dekat dengan pantai, Dan tidak memerlukan visa.
Selama ini jo tidak pernah menghargai pantai yang selalu membuatnya merasa kesepian, Tapi kini dia mendapatkan suara debur ombak mendamaikan hatinya yang sakit. Samar samar dia mendengar suara perempuan berteriak teriak gembira dan dia melihat sebuah banana boat berlalu cepat membawa empat wanita berbikini di atasnya. Dia menarik bagian bawah kemeja linen yang dikenakannya, Yang melambai tertiup angin dan mempertontonkan perutnya sebelum melanjutkan perjalanannya.
Harus diakuinya bahwa dia menghargaI kebebasannya untuk bisa muncul di muka public tanpa di kejar kejar orang yang ingin mengambil fotonya, Meneriakkan namanya, Dan menyentuhnya. Meskipun begitu, Dia merindukan set drumnya, Mobilnya, Dan tempat tidurnya di rumah. Tapi lebih dari apa pun juga, Dia merindukan blu dan bi uti.
Rumahnya kini kembali kosong. Tidak ada lagi yang meneleponnya kalau dia pulang terlambat, Menyambutnya dengan makan malam kalau dia pulang, Mengisi segala isi rumahnya dengan pernak pernik kewanitaan. Kini di rumah hanya ada goldie, Dan meskipun goldie menyambutnya kalau dia pulang, Itu tidak sama. Dia menginginkan, No... Dia membutuhkan kehangatan sentuhan manusia di dalam hidupnya. Blu, Bi uti, Dan dara sudah membiarkannya mencicipi rasa itu dan membuatnya ketagihan. Tapi kini dia sudah seperti seorang pecandu dengan paksa, Membuatnya withdrawal besar besaran.
Dia tahu dia hanya memeprlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan hidup tanpa itu semua lagi, Yang dia tidak tahu adalah berapa lama. Mungkin inilah yang terbaik baginya. Jauh dari segala sesuatu yang bisa menggodanya untuk menurunkan benteng pertahamammya lagi. Toh sebelum mereka masuk ke dalam kehidupannya, Dia bisa hidup dengan damai tanpa mereka. Jadi akan dia pastikan dia bisa dan akan melakukannya lagi.
Lima belas menit kemudian, Yakin bahwa tubuhnya sudah menyerap cukup vitamin D, Jo menyusurkan langkahnya kembali ke hotel. Dua wanita bule yang berpapasan dengannya menatapnya dari atas sampai bawah dan jo melihat ketertarikan di mata mereka, Tapi jo hanya mengangguk dan berlalu. Seks tidak akan menyelesaikan masalahnya, Dan dari cara dua wanita itu mentapanya. Dan dia akan menembak dirinya terlebih dahulu sebelum melakukan meaningless sex dengan meaningless strangers. Tidak sekarang setelah dia mengerti bahwa kalau dia melakukannya dengan orang yang tepat, Seks tidak akan pernah jadi meaningless lagi.
Mengingat wajah dara cukup untuk membuat jo lari memasuki lobi hotel, Menaiki tangga karena tidak sabar menunggu lift., Memasuki kamarnya, Menanggalkan semua pakaiannya, Menyalakan shower, Dan berdiri di bawahnya, Membiarkan seluruh tubuhnya dibasuhi air dingin.
Stop thinking about her. Stop dreaming about her. Just stop....everything about her.
She doesn't choose you. She doesn't need you. She doesn't love you.
Setelah beberapa menit tubuhnya sudah mulai rileks dan jo bisa bernapas lega. Betapapun dia sudah mencoba menghapuskan dara dari dalam pikirannya, Wanita itu sepertinya menolak meninggalkannya. Semakin dia mencoba melupakan dara, Semakin sering wajahnya, Suara tawanya, Tatapannya, Dan sentuhannya menghantuinnya. Dia harus menghentikan ini semua kalau dia tidak mau jadi gila.
Jo menarik napas dan hampir menyumpah ketika samar samar dia bisa mencium aroma bunga lily.

Menyadari bahwa aroma itu datang dari sabun itu ke dalam tempat sampah dan mandi menggunakan sampo. Setidak tidaknya samponya tidak mengingatkannya pada dara.

DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 28

No comments:

Post a Comment