Wednesday, October 21, 2015

DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 24



Bab 24
INSECURITIES
Dara terbangun di tempat tidurnya, Di kamarnya di rumah, Oleh deringan HP, Dan memutuskan untuk tidak menghiraukannya. Ini hari cutinya, Makan dia tidak perlu ada di mana mana. Masih diselimuti rasa kantuk, Dara membalikan tubuhnya dan meringis ketika merasakan kekakuan ototnya. Menyadari hal itu, Matanya langsung terbuka lebar.
Flashblack tentang kejadian tadi malam perlahan lahan mengalir kembali. Mengingat apa saja yang dia lakukan tadi malam dengan jo membuat wajahnya memerah.
Tadi malam, Ketika dara beranjak turun dari tempat tidur untuk mencari pakaiannyA, jo menariknya kembali ke dalam pelukannya, Tidak rela membiarkannya pulang. Dara buntutnya mereka duduk di tempat tidur, Jo bersandarkan bantal bantal dan dara bersandarkan pada dada jo, Ngobrol sampai lewat malam. Jo menghiburnya dengan cerita cerita masa kecilnya. Betapa dia harus belajar mandiri setelah mamanya meninggal karena papa nya tidak pernah ada waktu untuk mengurusnya.
"Itu sebabnya kenapa kamu bilang begitu waktu kamu nyuci piring dirumah saya, “ Gumam dara.
Jo menyentuh dagu dara, Memintanya mendongak. Jo kelihatan bingung dengan kata katanya ini. “ Kamu kelihatan.... Sedih waktu saya bilang kamu bisa cucui piring seperti kamu bisa ganti oli mesin mobil,'jelas dara.
Jo melepaskan dagu dara dan mendengus, “ saya bilang begitu?"
Dara mengangguk, Kini mengistirahatkan kepalanya di bahu jo agar bisa melihat wajah jo dari samping. "Saya juga bisa masak sendiri. Bukan gourment food or anything, Tapi saya bisa bikin telur mata sapi dengan kuning telur persis di tengah."
"Really?"
Jo mengangguk dan tersenyum malu malu mendengar nada antusias dara. Oh, Andaikan aku bisa memasukkan senyuman jo ke dalam botol, Ucap dara dalam hati.
“ Kalau kamu mau, Saya bisa bikinin kapan kapan, “ucap jo. "Sounds great. Thank you."
Bayangan jo berada di dapur dengan menggunakan celemk sambil menggoreng telur untuknya membuat dara sedikit terharu. Tidak pernah ada laki laki yang pernah memasakan apa apa untuknya. Dan tanpa bisa menahan diri lagi, Dengan tangan kirinya dia memkasa jo menolehkan kepadanya dan memberikan ciuman di bibirnya. Ciuman itu bertahan selama beberapa menit, Tapi dara menghentikannya sebelum menjadi terlalu intense.
“ Bagaimana kamu bisa berakhir berkarir menjadi drummer?” Tanya dara sambil menjalinkan jemari tangannya dengan jemari jo.
Dia merasa dada jo naik ketika lelaki itu menarik napas dan turun ketika dia menghembuskannya sebelum menjawab, “No by choice. Setelah melihat apa efek drum pada papa, Saya nggak mau dekat dekat dengan alat musik itu. Setelah mama meninggal, Emosi saya suka tidak terkendali. Saya jadi anak yang pemarah dan senang berbuat onar di sekolah. Bude Mel, Kakaknya papa, Yang khawatir dengan tingkah laku saya, Membawa saya ke psikologi yang mengatakan bahwa saya memendam banyak kemarahan di dalam diri saya. Kayak saya perlu psikologi saja hanya untuk memberitahu saya soal itu."
Dara terkekeh mendengar komentar jo ini.” Terus?" Pancing dara.
"Waktu saya umur dua belas tahun dan sudah menjalani terapi selama setahun lebih tanpa hasil yang jelas, Psikologi itu mengatakan bahwa mungkin saya memerlukan suatu saran untuk melepaskan semua kemarahan saya. Pilihannya adalah belajar tinju atau drum, Meungkin karena dua hal itu memperbolehkan saya ngengebukin sesuatu."
Kali ini dara tergelak dan mendongakkan kepalanya untuk menatap jo. Dia mencoba membayangkan jo pada umur dia belas tahun dan membandingkannya dengan jo sebagai laki laki dewasa. Apa dia sudah tahu cara menggoda wanita semenjak umur itu? Namun jo sepertinya tidak sadar bahwa dia sedang diperhatikan dan melanjutkan ceritanya.


“ Bude Mel nggak memperbolehkan saya mencoba tinju, Karena menurutnya itu terlalu ganas untuk anak umur dua belas tahun, Jadi saya nggak punya pilihan lain selain drum. Saya nggak pernah nyangka itulah terapi yang saya butuhkan, Atau bahwa saya tersnyata cukup berbakat dengan alat musik itu. I guess it runs in the family."
Jo nyengir ketika mengatakan itu, Membuat dara ingin menciumnya lagi. Gosh, Laki laki ini memang ngegemisin. Dia ingin memasukkan jo ke boks dan membawanya ke mana pun dia pergi. “ Anyway, The rest in history, “ sambung jo.
"Saya pernah dengar berita bahwa kalau aja kamu nggak kembali ke indonesia, Karier kamu mungkin sudah mendunia. Apa kamu pernah menyesali keputusan kamu itu?"
Jo mengangkat bahu." Waktu saya kembali ke indonesia tujuh tahun yang lalu, Band saya di jerman baru akan tanda tangan kontrak dengan salah satu label musik ternama di Eropa. Tapi karena saya mundur, Mereka akhirnya harus mencari drummer baru. Album perdana mereka cukup sukses di Eropa waktu keluar, Tapi nggak lama setelah itu mereka bubar. Apakah mereka bisa mendunia kalau aja saya nggak mundur? Kemungkinan itu selalu ada, Tapi saya menolak menghabiskan waktu memikirkan sesuatu yang hanya mungkin terjadi. So, Untuk menjawab pertanyaan kamu.... Nggak, Saya nggak pernah menyesali pilihan saya untuk kembali ke indonesia."
Mereka lalu duduk hanya berpelukan tanpa mengataka apa apa lagi. Setelah beberap lama dara sadar bahwa napas jo sudah semakin dalam dan tangannya sudah tidak lagi memeluk pinggangnya. Dia sudah tertidur. Perlahan lahan dara mencoba bagun dari posisinya dan tangan jo langsung melingkari pinggangnya lagi.
"Where are you going?" Tanyanya dengan suara serak penuh kantuk.
“ Kamu perlu tidur dan saya harus pulang, “ Jelas dara sambil memutar tubuhnya agar menghadap jo. Dia harus meraik seprai yang melapisi selimut untuk menutupi dadanya.
Sekilas, Jo yang masih mengantuk kelihatan terhibur dengan aksi dara ini, Dan itu membuat wajah dara memerah.
"Please, Stay the night with me, “pinta jo.
Segala sisa kantuk di wajahnya sudah hilang, Yang ada adalah tatapan yang menghangatkan hati dara. Dan selama beberapa detik dara hanya bisa menatap jo dengan mata terbelak.
Is the kidding me? Dia meminta ku menginap? teriak dara dalam hati.
"Please, “pinta jo lagi.” Kita nggak perlu melakukan apa apa, Hanya tidur sama sama di sini, “sambung jo. Melihat cara jo memohon dan tatapan pada matanya, Seakan hatinya akan hancur berkeping keping kalau dia menolaknya, Dara mendapati dirinya ingin mengatakan "iya". Tapi kemudian dia sadar bahwa kalau dia menginap, Blu dan bi uti akan tahu apa yang sudah mereka lakukan.
"Saya nggak mau kepergok blu dan bi uti,'ucap dara.
"Saya yakin mereka nggak akan keberatan. They love you, You know?” Balas jo tenang.
Dan dara mencoba kelihatan serius ketika mengatakan, “ meskipun begitu, Saya akan merasa lebih nyaman kalau mereka nggak tahu...."
Jo mengangkat alisnya, Siap mengatakan ketidak setujuannya. Tapi kemudian mengangguk dan berkata, “I'll take you home."
Melihat bahwa dara akan protes, Jo menambahkan dengan nada sedikit tajam, “ kalau kamu nggak mau tinggal di sini sama saya malam ini, Setidak tidaknya biarkan saya mengantar kamu pulang."
Akhirnya dara menyerah dan membiarkan jo melakukannya. Jo menggenggam tangannya selama perjalanan menuju rumahnya, Tapi mereka tidak berkata kata. Ada banyak pertanyaan yang melayang layang di dalam kepala dara. Apakah arti semua ini? Apakah ini hanya one night stand atau jo berencana melanjutkan hubungan mereka? Apa pun definisi"hubungan" itu sekarang.
Oh! Dara tidak pernah sebingung ini. Apakah jo mengharapkannya memutuskan pertunangannya dengan panji? Rasa waswas bahwa dia pada dasarnya sudah melakukan kesalahan paling fatal dalam hidupnya dengan tidur bersama laki laki lain ketika dia sudah bertunangan menyelimuti hatinya. Oh! Dia tidak bisa memikirkan panji sekarang.
Jo masih tidak mengatakan apa apa kepadanya hingga mereka sampai depan rumah. Jo menarik
perseling ke "P" dan menoleh kepada dara.
“ Thanks for the ride, “ucap dara dan membuka pintu.
Seperti terakhir kali jo mengantarnya pulang, Dia meraih lengan dara." I'll call you later?" Tanya jo dengan wajah penuh harap.
Melihat ketidakpastian di wajah jo membuat dara tersenyum dan mengangguk. Jo lalu mengatakan tangannya untuk membelai rambut dara yang dibiarkan tergerai karena dara tidak bisa menemukan karet rambutnya yang melayang entah ke mana. Jo bilang dia akan mencarinya nanti sebelum bi uti tidak sengaja menemukannya di kamarnya dan mulai bertanya tanya.
Dara meraih tangan jo dan menciumnya."I'll talk to you later, “ucap dara. Dan sebelum jo bisa berkata kata lagi, Dara sudah masuk ke dalam rumah.
Menyadari akan janji jo untuk menelponnya, Dara langsung meraih HP nya. Jam sudah menunjukkan pukul 11.00 dan dia agak kerkejut ibu tidak membangunkannya. Dia melihat ada enam missed call, Semuanya dari jo. Dia ternyata lebih lelah dari pada yang dia bayangkan karena dia tidak mendengar HP nya berdering sama sekali sepanjang pagi. Sia juga melihat ada beberapa SMS baru untuknya, Semuanya juga dari jo
Good morning. How was your sleep? Sy gak bisa tidur sama sekali. Badan sy terlalu kaku. Thanks to you.
6.05 AM
Are you still sleeping?coba tlp kamu, Tapi nggak diangkat. Call me when you make up.
7.10 AM
Still missing you, Call me.
8,25 AM
Dara, Apa kamu baik2 aja?knp kamu masih gak angkat tlp?
9.45 AM
Apa kamu marah sama sy? Did I do something wrong? apa sy menyakiti kamu tadi malam? Please please please call me. Kita bisa membicarakannya, Apa pun itu.
W0.34 AM
Dara baru saja akan menelpon jo ketika HPnya sekali lagi berdering. Nama jo berkedip kedip di layar. "Halo, “ucap dara sambil memaksa dirinya pada posisi duduk di tempat tidur.
"Oh, thank god, “suara jo terdengar putus asa. “ Dara, Apa kamu baik baik aja?" "Iya, Saya baik baik ajA, jo."
“ Jadi kenapa kamu nggaka ngkat telepon dari tadi pagi?” Teriak jo agak ganas.
Merasa kesal karena jo mengomelinya ketika dia baru bangun dan bahkan belum sempat ke kamar mandi, Dara membalas dengan tidak kalah ganasnya, “ karena saya baru bangun."
"Sekarang sudah jam 11.00 lewat, Dara, Bagaimana kamu bisa tidur selama ini?"
Sekali lagi merasa bahwa jo sudah mencurigainya akan sesuatu yang tidak jelas, Dara berkata dengan nada tersinggung, “ Karena saya kecapean. Saya bahkan nggak denger bunyi HP sama sekali."
Kata kata itu berhasil membuat jo terdiam. Ketika jo berkata kata lagi, Nadanya terdengar seperti dia sedang tersenyum."I'm sorry. Saya sudah berpikiran yang tidak tidak. Saya pikir kamu menghindari saya lagi."
“ Kenapa kamu berpikir seperti itu."
Jo tidak menjawab pertanyaan itu. Dia malah justru mengajuk pertanyaan lagi, “ Can I see you today?" "Why? Apa blu memerlukan saya?” Tanya dara.
Ini adalah minggu pertama dara bisa mengambil cuti tiga hari berturut turut. Dan betapa dia mencium blu, Dia betul betul memerlukan cuti ini.
"No. Bukan blu yang perlu ketemu kamu, Tapi saya. Ada hak penting yang perlu saya bicarajan dengan kamu, “ jawab jo dangan nada sedikit tersipu sipu.
Dara tidak bisa berkata kata selama beberapa detik. Dia mencoba memutuskan apakah dia merasa senang jo ingin bertemu dengannya lagi hari ini, Yang berarti bahwa tadi malam bukanlah sekedar one night stand, Atau khawatir, Karena mungkin jo perlu bertemy dengannya untuk memutuskan "hubungan" mereka.
Merasa bodoh karena dia baru saja menyembunyikan apa yang terjadi tadi malam antara dirinya dan jo sebagai suatu"hubungan" bukannya hanya seks, Dara memutuskan untuk menelan peluru yang sudah ditembakan padanya dan bertanya,
“ Apa hal ini berhubungan dengan semalam?
"Iya."
Jawaban jo ini langsung membuat jantung dara jatuh kelantai dan perutnya mual. Oh, jo betul betul akan memutuskan hubungan mereka. Dia akan mengatakan bahwa tadi malam adalah suatu kesalahan, Meminta maaf, Kemudian memintanya untuk tidak pernah menyingguing nyinggung hal itu sama sekali kepada siapa pun.
Bastard! Baiklah, Kalau itu memang cara jo memperlakukan wanita yang dia sudah tiduri, Dara juga bisa melakukannya. Sebelum berpikir lagi, Dara sudah berkata, “ Kamu nggak usah khawatir tentang kejadian tadi malam. Saya nggak akan ngomong ke siapa siapa tentang itu. Rahasia kamu aman dengan saya." "What?kamu nih ngomong apa sih?"
"Saya tau kamu mungkin khawatir saya akan mengajukan tuduhan sexual harassment kepada kamu, Tapi kamu nggak usah khawatir tentang itu. Saya nggak ada rencana untuk melakukan itu sama sekali." Kamu pikir saya menghubungi kamu untuk minta kamu tutup mulut tentang apa yang terjadi tadi malam? Kalau saya mau melakukan itu, Kenapa saya susah susah ngirimin SMS ke kamu yang pada dasarnya mengatakan...." Kata kata jo ini terputus oleh bunyi klakson yang cukup keras dan suara jo yang ngomel, "Son of a bitch. GET OUT OF MY WAY!!!!"
Omel jo itu diiukuti oleh bunyi beberapa klakson lagi. Samar samar dara bisa mendengar bunyi gengungan mesin, Kemungkinan besar adalah mesin mobil. Kini dara sadar jo sedang ada di jalan ketika menelponnya.
“ Jo?” Tanya dara khawatir.
“ God, Kalau sekali lagi saya lihat orang memengang HP sambil nyetir, Sumpah, Saya akan melemparkan kunci ban ke kaca mobil mereka. Apa mereka nggak pernah dengar yang namanya hands free?" Geram jo.
“ Jo, Kamu lagi ada di mana?"
“ Di jalan, Baru masuk tol, “ Balas jo dengan suara lebih tenang. “ Apa ibu kamu ada di rumah hari ini?"
Dara memerlukan waktu beberapa detik untuk mencerna pertanyaan jo yang terdengar sangat tidak televen dengan percakapan mereka sebelumnya.
"I don't know. Memangnya kenapa?" Dara beranjak bangun dari tempat tidur menuju kamar mandi. Di betul betul perlu mencuci muka untuk menyegarkan pikirannnya.
“ Just checking. Saya sampai di rumah kamu sekitar dua puluh menit lagi. Jangan kaget kalau ada yang membunyikan bel. “
“Oke?"
Kemudian jo memutuskan sambungan telepon itu. Meninggalkan dara bingung menatap HP nya. Apa dia tidak salah dengar? Jo akan ke rumahnya? Lagi? Whaaattt?Why? Kemudian dia sadar dia masih belum mandi, Dan jo akan sampai di rumahnya dalam sembilah belas menit. Dara buru buru ngacir ke kamar mandi.
Jo menekan bel rumah dara. Rumah ini kelihatan sepi. Oh God jangan bilang dara tidak ada di rumah. Hal tersebut bahkan tidak terlintas di kepalanya. Dara hanya bilang bahwa dia baru saja bangun, Tapi tidak pernah bilang di mana. Jo hanya menyangka bahwa itu di rumahnya. Bagai mana kalau tersnyata dara tidak tidur di rumahnya tadi malam? Bahwa dia tidur di rumah.... Laki laki itu, Dengan laki laki itu. Ugh!!! Jo bahkan tidak mau memikirkan hal itu. Tidak. Dara tidak seperti itu.
Ketakutan dengan pikirannya sendiri, Jo menekan bel rumah itu beberapa kali lagi dengan tidak sabar. Kompleks perumahan tempat dara tinggal kelihatan lengang. Mungkin karena ini hari kamis, Semua orang masih ada di kantor atau sekolah pada jam segini. Jo bersyukur karena sejujurnya dia tidak mau diserang oleh tetangga dara ketika dia sedang berdiri di depan rumahnya seperti ini. Ketika dia baru saja akan menekan bel untuk yang kelima kali, Pintu rumah terbuka dara muncul dengan celana pendek, Tank to, Dan handuk yang melibat rambutnya.
Wajahnya kelihatan agak kesal, Tapi jo tidak bisa menahan diri menghembuskan napa lega ketika melihatnya.
She's here. Dia hanya baru selesai mandi, Makannya agak lama membuka puntu, Ucapnya dalam hati.
Semalam jo tidak bisa tidur sama sekali, Pikirannya penuh dengan dara. Betapa dia menyesali keputusannya untuk mengantar dara pulang. Kenapa dia tidak berkeras agar dara bermalam dengannya. Tentu saja di mengerti alasan dara yang tidak ingin dilihat oleh blu atau bi uti. Sebebas bebasnya wanita Asia, Tidur dengan laki laki yang bukan suaminya adalah tebu. Akhirnya menunggu hingga pukul 6.00 sebelum mengantar blu ke sekolah. Jo menelepon dara, Tapi sayangnya telepon itu tidak di jawab. Dia hanya menunggu beberapa menit sebelum mengirim SMS pertamanya. Ketika dia tiba kembali di rumah dan dara masih belum menghubunginya, Dia hanya menunggu beberapa menit sebelum mencoba menelepon dara lagi, Dan usaha itu pun gagal. Dan dia mengirimkan SMS nya yang kedua. Dia sempat meringis ketika membaca ulang SMS itu yang terdengar sedikit putus asa, Tapi dia mengirimkannya juga. Menolak untuk kelihatan super putus asa, Untuk berbicara dengan darA, jo memutuskan untuk mandi. Tapi ketika dia keluar dari kamar mandi dan masih tetap tidak ada missed call juga, Dia mulai khawatir. Alhasil dia menelepon lagi, Diikuti oleh SMS nya yang ketiga dan ke empat.
Akhirnya pada jam 10.30 dan dara masih juga belum menelponnya balik, Rasa waswas bahwa dara sudah menyesali apa yang terjadi tadi malam menyerangnya. Hatinya akan remuk kalau dara menilai tadi malam, Yang merupakan the best night of his life, Sebagai suatu kesalahan. Jo tidak pernah merasa begitu dekat dengan orang lain, Seperti dia merasa dekat dengan dara.
Berbagi cerita tentang masa kecilnya yang pernah dia ceritakan kepada siapa pun juga tidak pernah dia ceritakan kepada siapa pun juga dan tidak takut dinilai yang tidak tidak karenanya. Dia betul betul menurunkan semua benteng pertahanannya untuk dara. Dia membiarkan dara melihat segalanya. Dengan segala ketakutan yang menyelimuti pikirannya karena aka kemungkinan dara akan menelantarkannyA, jo menghubungi dara untuk yang terakhir kalinya dan selama menunggu hingga telepon itu diangkat, Jo meraih kunci mobilnya. Dia sudah duduk di belakang setir mobilnya ketika dia mengirimkan SMS kelima. God, Dia pasti kelihatan seperti orang idiot berada di depan rumah dara layaknya seperti anjing hilang.
Dara melangkah ke samping untuk mempersilahkannya masuk. Jo menahan diri agar ridak menarik dara ke dalam pelukannya dan mengubur hidungnya di rambutnya yang sayangnya tertutup oleh handuk kecil ketika dia mencium aroma lily. Setelah tadi malam. Dia tahu bahwa segala bagian tubuh dara dari ujung rambut hingga ujung kaki beraroma lily, Tapi yang paling kuat adalah pada rambutnya, Yang membuatnya hampir gila tadi malam.
Dara menunggu hingga pintu tertutup sebelum berkata kata lagi." Sori, Kamu harus nunggu agak lama di luar. Saya baru selesai mandi.
Pada saat itu jo sadar bahwa dara seperti menjaga jarak dengannya. Jo hanya bisa mengangguk, Mencoba membaca mood dara yang kini sedang menatapnya dengan tidak pasti. Dalam hati jo memohon, Dear God. No. No. No. No this again.


DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 25

No comments:

Post a Comment