Thursday, October 15, 2015

DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 7


Bab 7
OCD

Dengan tidak sabar jo menunggu telepon dari poppy. Beberapa jam yang lalu dia sudah meninggalkan pesan untuk poppy agar menelonnya kembali secepat mungkin. Dengan perbedaan waktu antara jakarta dan Paris, Jo tahu sekarang sudah lewat tengah hari, Jadi kenapa poppy masih juga belum meneleponnya balik?Tidak biasanya poppy mengabaikannya seperti ini, Dan hal terbesit membuat jo sedikit khawatir. Mundah mudahan tidak terjadi apa apa pada poppy. Kalau samapi terjadi apa apa dengannyA, jo tidak tahu apa yang harus dia lakukan pada blu, Apakah hak asuh blu secara otomatis akan jatuh ketangannya?Orang tua poppy sudah lama meninggal dan setahu jo, Poppy anak tunggal, Yang berarti bahwa satu satunya orang yang memiliki hubungan darah terdekat dengan blu, Selain poppy, Adalah dirinya.
Jo baru saja akan mengacak acak emailnya untuk mencari nomor HP pemilik apatemen tempat poppy tinggal selama di paris, Ketika Hp nya berdering.
"Pop, Kamu ke mana aja sih, Ko baru balik telepon aku? omel jo ketika menjawab telepon. "Selamat siang jugA, jo. Oh.... Aku baik baik aja. Thanks for asking, “ucap poppy sarkastis.
Tanpa memedulikan ledekan poppy, Jo melanjutkan omelannya, “ Apa betul kamu memperbolehkan iwan bikin kostum berpunggung terbuka untuk blu?"
“ Dari nada suara kamu sepertinya kamu ngga suka dengan kostum itu. Apa jahitannya kurang bagus?"
"Who cares dengan jahitannya, Aku membicarakan tentang potongannya."
“ Jadi jahitannya oke, Ya?"
Mendengar nada suara santai poppy, Jo meledak."Poppy!!!!!!" "Oh, Right, Sori. Apa ada yang salah dengan potongannya?"
Jo mencoba menarik nafas dan menghitung samapi sepuluh sebelum berbicara lagi."First, Jawab pertanyaan aku dulu. Apa kamu memang memperbolehkan iwan membuat baju itu?"
"Of course. Desainnya bagus dan Blu memiliki punggung yang cukup mulus untuk dipertontonkan kepada semua orang."
"She's fifteen. Dia bahkan ngga seharusnya diperbolehkan pakai pakaian yang ngga ada lengannya, Terlalu ketat, Atau terlalu pendek."
"Would you calm dwon?kamu ini memperlakukan adik kamu seperti dia biarawati aja deh."
"Setelah ngeliat kostum yang akan dia pakai, Aku berencana untuk masukin dia ke biara, Sedikit tidaknya pakaian mereka akan tertutup."
"Oh, Kamu ini lebih parah daripada papa kamu, Tau nggak?"Mengingat betapa tidak pedulinya papa pada anak anaknya jo tahu bahwa sentimen poppy benar, Tapi hanya untuk membuat kesal poppy, Jo menjawab, “yess and I'm proun of it."
Poppy mendesah sebelum berkata, “ Tadi aku sudah bicara dengan blu. Dia cerita tentang asisten barunya. Dara ya nama nya.....4he sounds like a nice girl. Blu seems to like her a lot."
Jo mendengus mendengar pujian yang diberikan poppy untuk dara, Tapi tidak mengatakan apa apa. “ Anyway, Menurut blu di ngga memilih kostum itu untuk konsernya. So you can stop worring."
Jo menghembuskan napasnya perlahan lahan, Dia tidak tahu kenapa dia harus marah marah kepada poppy. Sebagai orang tua blu, Tentu saja poppy lebih punya hak untuk mengambil segala keputusan menyangkut blu dari pada dirinya. Kalau poppy mau, Dia sebetulnya bisa mengatakan bahwa jo tidak punya hak untuk mengatur kehidupan blu, Tapi poppy tidak pernah mengatakan itu. Damn, Sepertinya tanpa dia sadari, Dia sudah mulai terlalu” Dekat" dengan blu. Dua minggu yang lalu dia ingin agar poppy pulang dan mengambil alih tanggung jawabnya atas blu, Dan sekarang dia menginginkan otoritas lebih untuk mengatur kehidupan blu, Dia maunya apa sih?
"Untuk ke depannya bisa ngga kamu konsultasi terlebih dahulu dengan aku tentang desainer yang kamu pilih untuk blu?yang jelas aku ngga mau pakai iwan lagi, “ucap jo setelah lebih tenang. "Oke, “ Balas poppy.
"Oke?” Tanya jo tidak percaya. Dia tidak menyangka poppy akan menyerah begitu saja.
"Iya. Oke, “ Balas poppy.
“ Kamu ngga akan ngomelin aku karena sudah menjadi diktator?"
"Ngga. Aku tahu alasan kamu berkelakuan begitu adalah karena kamu menginginkan yang terbaik untuk blu.You're a good brother to her, Jo."
God, Can everyone just stop saying that!!!! Jo benar benar merasa tidak nyaman dengan pujian ini.Untuk mengalihkan pembicaraan dari dirinyA, jo bertanya, “Paris gimana?"
“ Cold, “ Jawab poppy.
Dua minggu berlalu dan dara mulai terbiasa dengan rutinitasnya yang berkerja enam hari seminggu, Lima belas jam sehari. Meskipun lelah, Dara tidak mengeluh karena dia lebih memilih kesibukan daripada duduk di rumah dan memikirkan panji. Sudah dua minggu, Tetap panji masih juga belu mau berbicara padanya. Sedangkan dia terlalu gengsi untuk menelepon panji lebih dahulu, Kalau panji memang menginginkan sedikit ruang untuk berfikir, Dia akan memberikan, Toh kate Meddleton memberikan ruang bagi pangeran William untuk bernafas ketika pangeran itu memintanya, Dan buntutnya William lah yang mengemis meminta kate kembali padanya. Kalau kate bisa jual mahal kepada seorang pangeran yang nantinya akan jadi raja inggris, Dara pasti jual mahal kepada seorang laki laki biasa bernama panji. Hubungannya dengan blu semakin erat, Dia juga sudah menyempatkan diri meng update tante poppy, Yang terdengar bersahabat dan sangat rileks, Tentang keadaan blu, Sayangnya hubungannya dengan jo semakin hari semakin memburuk. Setiap kali dara datang menjemput blu dan jo masih ada di ruang makan sedang sarapan, Jo langsung bangun dari kursinya dan meninggalkan ruangan. Kalau sampai berpapasan di MRAM, Jo berpura pura tidak melihatnya. Di beberapa kesempatan yang membuat mereka harus berbicara satu sama lain, Jo selalu memastikan dia melakukannya di keramaian dan ada meja yang memisahkan mereka.untung saja selama dua hari ini jo tidak ada di jakartA, jadi Dara bisa berhenti merasa sudah di pelakukan seperti pengidap kusta.
Mbak dara, Bisa tolongin bibi sebentar?” Tanya bi uti ketika dara sedang duduk di meja makan dirumah jo, Mencoba mencatat segala pengeluaran blu untuk hari itu. Blu sedang mengerjakan PR nya diruang tamu.
Dara kiri tahu bi uti sebenarnya pembantu rumah tangga tante poppy, Tapi karena blu akan tinggal dengan
jo selama tante poppy di prancis, Bi uti memutuskan pindah kerumah juga. “ Ada apa, Bi?” Tanya dara sambil bangun dari kursinya.
“ Bisa tolong tulisin daftar belanjaan?” Bi uti langsung menyodorkan sebuah notepad berwarna kuning padannya dan sebuah bolpoin.
Otomatis dara langsung mengambil notepad dan bolpoin itu dari tangan bi uti.
"Mas jo sibuk sekali akhir akhir ini dan kayaknya lupa kalau sekarang udah mau akhir bulan, Keperluan rumah tangga dirumah udah banyak yang abis, “ Jelas bi uti sambil meminta dara mengikutinya ke dapur. Pada saat itu dara mengerti apa yang dimintanya oleh bi uti. Seperti kebanyakan pambantu rumah tangga yang sudah berumur, Bi uti buta huruf dan tidak bisa menulis atau membaca, Sebab itu dia memerlukan bantuannya untuk membuat daftar belanjaan, Setibanya didapur yang bersih mengkilat seakan tidak pernah digunakan, Bi uti mempersilahkan dara duduk di salah satu kursi kayu yang tersedia, Sedangkan bi uti mulai membuka lemari makan dan secara sistematis menebakkan keperluan dapurnya.
Tuna kaleng udah abis, Perlu beli dua lusin, Sarden juga tinggal dua kaleng, Jadi perlu beli satu lusin lagi. Sereal tinggal setengah kotak..."
Dan selama setengah jam ke depan dara mencatat semua keperluan rumah tangga jo. Pada saat itu dara menyadari betapa tidak sehatnya isi lemari makanan dan lemari es dirumah jo. Semuanya makanan siap saji. Mulai dari sereal dengan kadar gula yang bisa menyebabkan diabetes, Hingga tuna dan sarden kaleng dengan bahan pengawetan yang bisa menyebabkan kanker. Dara tidak menemukan makanan segar sama sekali. Bahkan buah buahan yang ditemukan adalah dalam bentuk beku di freezer dan harus diblender terlebih dahulu untuk dikonsumsi.Ugh!!!!bagai mana mereka bisa hidup seperti ini?
“ Apa mas jo dan blu ngga pernah makan makanan pasas dirumah?"
"Mas jo jarang ada dirumah, Dan kalau pulang paling biasa nya cuma untuk tidur doank. Kalau dia mau makan panas, Biasanya telepon ketring atau restoran, Minta anter."
Kini dara mengerti kenapa dapur ini bisa kelihatan bersih tanpa ada aroma makanan sama sekali, Karena ternyata dapur ini memang tidak pernah digunakan. Selama ini blu selalu makan malam di MRAM, Sehingga dara tidak pernah tau jenis makanan apa saja yang biasa dimakan oleh jo dan blu kalau mereka dirumah. Beberapa kali ketika menemani blu mengerjakan PR, Dara memang melihat blu makan candybar atau pringles, Tapi dia dipikirkan itu cuma makanan ringan, Siapa yang menyangka itulah menu utama dirumah ini.
“ Dan Blu?" Tanya dara lagi.
“ Apalagi Ade, Kalau mau makan aja udah bagus. Dulu biasanya pulang dari sekolah dia langsung masuk ke kamar dan ngga keluar lagi sampai besok paginya. Sekarang aja udah ada Mbak darA, jadi dia ada temannya dan baru mau masuk kamar setelah Mbak dara pulang, Dulu biasanya bibi cuma sendirian aja kalau Mas jo ngga ada dirumah, Sekarang ada Mbak dara, Bibi jadi ada temennya lagi."
Selama beberapa detik dara hanya bisa menganga. Dia mencoba membayangkan kehidupan blu dirumah jo ini, yang menurutnya sangan kesepian, Blu pasti merindukan mamanya. Mungkin ada baiknya kalau dara berbicara dengan tante poppy tentang ini.
“ Apa bibi ngga pernah coba masak untuk mereka?"
“ Bibi sudah coba, Tapi akhirnya mubazir karena mereka biasanya makan diluar, Dan kalau makan dirumah, Ya,,,,,. Makan begini, Buntutnya masakan bibi cuma bibi aja yang makan."
Sejenak dara berfikir. Stamina dan bentuk tubuh blu tidak akan bertahan kalau setiap hari dia cuma makan junk food. Mungkin ada baiknya kalau dara mulai mengatur menu makanan blu sekalian. Dara lalu membicarakan rencananya ini dengan bi uti yang mendengarkan dengan antusias. Mereka setuju untuk mulai mengatur menu makanan rumah setiap harinya, Agar blu dan jo akan lebih memilih makan dirumah dari pada makan di luar. Selain itu, Mereka juga akan menata ulang lemari makanan dan lemari es agar tidak lagi diisi junk food.
Sekembalinya jo dari luar kota, Dia langsung menghadapi dara di dapur MRAM yang kosong setelah makan.
“ Kamu apain dapur saya?” Desis jo.
Dara yang agak terkejut dengan nada suara jo yang terdengar terlalu ganas terdiam selama beberapa detik sebelum berkata,
"Saya tata ulang..."
"Siapa yang minta kamu melakukan itu?"Potong jo
"Ngga ada. Saya cuma ambil inisiatif..."
"Well, Inisiatif kamu tidak diperlukan. Saya suka dapur saya as it was, “ Geram jo menyedekapkan tangannya. Melihat ekspresi pada wajah jo yang sudah memerah, Data tahu dia seharusnya menutup mulutnya saja, Tapi entah kenapa dia tidak bisa. Dan sebelum dia bisa menghentikan dirinya kata kata sudah keluar dari mulutnya.
“ Tapi dapur Mas jo penuh dengan junk food yang ngga bagus untuk blu. Dia masih dalam tahap pertumbuhan dan perlu makanan sehat yang bervitamin. Dia juga perlu jaga kesehatan dan bentuk badan menjelang konser."
Jo menatap dara seakan ada sarang ular dikepalanya, Tapi karena sudah terlanjur, Dara pantang mundur."Saya sudah minta bi uti untuk masak makanan yang sehat untuk blu dan mas jo, Jadi mas jo ngga usah pesan dari katering atau restoran lagi. Mas jo malam ini bisa makan di rumah, Kan?"
Muka jo semakin memerah mendengar permintaannya.Uh oh!!!!!sepertinya dara sudah membuat jo betul betul marah. Jo melepaskan sedekapan tangannya dan perlahan lahan berjalan menuju dara yang tetap berdiri di tempat.
“ Kembalikan tata dapur saya seperti sebelumnya hari ini juga. Paham?"
Usaha jo untuk mengintimidasinya mungki akan berhasil kalau dara jauh lebih pendek darinya, Tapi dengan tinggi 169 sentimeter dan sepatu hak, Mata dara hampir satu level dengan jo yang hanya setengah kepala lebih tinggi darinya. Alhasil dara bisa memberikan tatapan kekeras kepalaannya dengan sempurna "Ngga, Saya ngga Paham, “ Balas dara.
Entah berapa lama mereka berdiri saling tatap seperti itu, Masing masing ingin memenggal kepala orang satunya, Tapi akhirnya jo mendengus dan melangkah pergi. Dara tidak sadar bahwa dia sudah menahan napas sampai langkah jo tidak terdengar lagi. Dara menyandarkan punggungnya pada dinding dapur dan mencoba menarik napas.
That's it. Jo akan memecatnya dan tidak ada satu hal pun yang bisa dia lakukan untuk mencegahnya. Kenapa oh kenapa dia tidak bertanya kepada jo terlebih dahulu sebelum menata ulang dapurnya?Oh ya, Mungkin karena tidak ada laki laki normal yang menghabiskan waktunya didapur, Kecuali dia seorang koki.Laki laki gila mana yang memedulikan dapur?Laki laki gila bernama jo brawijaya, That's who.
Dara mendengarkan langkah mendekat, Tapi sebelum dia bisa mengatir ekspresi wajahnya yang pasti kelihatan seperti orang habis kalah perang, Sita sudah muncul. Sepertinya wajahnya kelihatan lebih parah daripada perkiraannya karena Sita langsung bertanya dengan nada prihatin, “What happened?"
Jo mendudukan dirinya dibelakang set drum sebelum menghembuskan napas, Mencoba mengontrol emosinya yang meluap luap. Sudah lama dia tidak merasa seperti ini, Seperti dadanya akan meledak. Terakhir kali dia merasa semarah ini adalah ketika surat wasiat papa dibacakan. Dia lalu menarik stik drum dari kantong belakang celana jinsnya dan mulai menabuh drum mengikuti ketukan lagu have a Nice day milik Bon Jovi seakan besok akan kiamat.
Memangnya dara pikir dia siapa, Mencoba mengatur hidupnya? Pacar bukan, Orang tua bukan, saudara juga bukan, Sebagai asisten blu, Dia boleh boleh saja mencoba mengatur kehidupan blu, tapi tidak kehidupannya. Apa sih masalahnya dengan kaum perempuan yang selalu menyangka bahwa dia memerlukan mereka untuk mengurusnya?jo sudah hidup sendiri selama dua puluh tahun ini, Dan dia yakin dia bisa melakukannya untuk dua puluh tahun lagi. Dia melanjutkan tabuhan drumnya se salah sati lagu Avenge Sevenfolds ketika Bon Javi sudah habis.
Dia baru saja mencapai chorus lagu tersebut ketika Sita melangkah masuk ke dalam live room dan mengetuk kaca ruang drum untuk menarik perhatiannya. Jo mengabaikannya dan melanjutkan tabuhan drumnya, Betul betul tidak berniat untuk berbicara dengan siapa pun sekarang, Bisa bisa dia tidak sengaja membentak siapa pun yang datang mendekatinya . Menyadari bahwa jo sengaja mengabaikannya, Sita melangkah pergi. Dan jo pikir Sita sudah memutuskan untuk meninggalkannya sendirian ketika tiba tiba suara justin Bieber menyerang genderang telinganya.
“ Jo, gue akan puterin satu albumnya justin bieber kalau lo ngga keluar dari ruangan drum sekarang juga dan ngomong sama gue, “Suara Sita terdengar di speaker yang menghubungkan live room dengan control room.
Tahu bahwa tidak akan menang berperang dengan Sita, jo keluar dari ruangan drumnya, Melewati live room dan control room. Menuju pintu keluar dan kebebasan.
"Sit, I'm not in the mood, Okay?So leave me alone, “ucap jo ketika melewati control room. "Lo apain si Dara?"
Pertanyaan Sita membuat langkah jo terhenti tepat di depan pintu keluar. Dia lalu memutar tubuhnya untuk menatap Sita sebelum bertanya, “ Dia memangnya bilang gue udah ngapain dia?"
“ Dia ngga bilang apa apa ke gua, Tapi gue temuin dia kelihatan superstres di dapur.” Dan kemarahan jo meluap.” Dia stres???!!! Mestinya gue yang stres. Orang gila mana yang ngatur ngatur dapur orang lain tanpa permisi dulu!!!l
"She did what?” Teriak Sita terkejut.
Sita sudah cukup lama mengenal jo untuk tahu bahwa laki laki satu ini sangat OCD tantang segala sesuatu yang menyangkut kehidupannya. Jo paling tidak suda kalau orang asing menyentuh barang barangnya, Apalagi sampai memindahkannya tanpa seizinnya. Siat terkejut bahwa dara masih hidup setelah apa yang dilakukannya.
“ Apa dia ngasih penjelasan kenapa dia ngelakuin itu?"
“ Dia bilang dapur gue terlalu penuh dengan junk food, Dan itu ngga baik untuk blu." “ Aaahhh, “ucap Sita.
Penjelasan dara masuk akal. Harus Sita akui bahwa rumah jo memang penuh dengan junk food, Untuk laki laki lajang itu wajar wajar saja, Tapi tidak untuk laki laki lajang yang memiliki anak gadis tinggal dengannya. “ Apa dara tahu dia ngga boleh mindahin barang barang di rumah lo?"
"Hah? Masa soal itu aja perlu dibilangin sih? itu kan common sense. Kalau itu bukan rumah lo, Ya jangan sentuh barang barangnya. Apalagi mindah mindahin."
"Sori yA, jo , Bukannya gue memihak dara, tapi gue ngerti kenapa dia ngelakuin itu, Dan karna lo ngga pernha ngejelasin ke dia kenapa tentang peraturan dirumah lo, Ya technically dia ngga salah."
"Sit, Lo tahu kan kalau lo bikin gue semakin pissed off dengan omongan lo ini?"
"I know, Tapi gue rasa lo juga tahu kalau gue benar."

Jo menatap Sita seakan siap membolongi kepalannya dengan bor, Sebelum memutar tubuhnya dan meninggalkan studio.

DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 8

No comments:

Post a Comment