Tuesday, October 20, 2015

DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 20


Bab 20
HARDBALL

"You are shitting me?” Teriak adri.
Tangan kananya yang sedang memegangi kuas lipgloss berwarna merah bata berhenti diudra ketika dia menoleh dari bangku depan.
Mereka sedang menghabiskan girls nite bersama jana dan Nadia dengan pergi makan malam dan nonton film. Ritual yang sudah mereka lakukan semenjak mereka masih single dan berlanjut hingga sekarang. Meskipun kini sibuk dengan keluarga dan pekerjaan, Mereka harus puas dengan kumpul kumpul kapan saja mereka ada waktu, Yang biasanya berarti enam bulan sekali.
"Ya, Persis seperti yang adri bilang, “ sahut jana yang tidak bisa menoleh karena sedang myetir. “ Kayaknya gue udah bilang ke elo deh untuk putus sama dia, Bukannya malah balikan lagi."Ucap adri lagi sambil memasukan tube lipgloss ke dalam tasnya.
Melihat wajah meringis dara, Nadia yang duduk di sebelahnya dibangku belakang berkata, “OH my God, Ra. Jangan bilang ke gue kalau lo yang minta balik."
Dengan anggukan dari dara, Ketiga soibatnya langsung menggeram keras. Beberapa kata sumpah keluar dari mulut adri yang keahlian menyumpahnya bahkan bisa membuat nenek moyang para pelaut bangga. "I hate that guy, “ Geram adri.
"Me too."Sambung jana.
Nadia tidak mengatakan apa apa, Lebih memilih diam. Tapi dari kerutan dikeningnya dara tahu nadia sedang menahan diri untuk tidak menyumpah.
"Sudah mana sombong."
“ Gue nggak tahu cara dia ngomong. Kesannya merendahkan." "Sok tahu, Lagi."
“ Guys!! Bisa nggak sih lo pada nggak ngejek ngejek calon suami gue?"
“ Kami nggak sedang menjelek jelekan panji, Karena sudah cukup jelek tanpa itu, “ bantah adri. "Sumpah deh, Ra, Lo tuh bisa ngedapetin siapa aja, Kanapa juga sih elo harus sama dia? Apa nggak ada yang lain?” Tanya jana.
"He's nice okay." Dara mencoba membela panji dan dirinya yang telah memilih panji. “ That's the lamest exuse I've ever heard, “ucapa dri.
"No it's not, “ bantah dara keras.
"Yes it is, “ adri balik membantah tidak kalah kerasnya.
Dara melirik kepada nadia yang masih juga tidak mengatakan apa apa, Meminta pertolongannya. "What do you think, Nad?” Tanya dara pada sobat yang paling frkat dengannya ini.
Sewaktu adri dan jana terlalu sibuk dengan kehidupan mereka di Amerika, Nadia satu satunya yang masih berhubungan dengan dara secara konstan.
"Sori, Ra, Tapi gue harus setuju dengan jana dan adri, “ucap nadia pelan. “ Told ya, “ Dengan penuh kemenangan adri menambahkan . "Oke, Nggak penting apa alasan gue untuk menikahi panji.”
“ Dan membuat hidup lo merana?"Sindir jana.
“ Dude, Panji mencoba mengubah elo jadi..." Adri kelihatan berfikir sejenak memikirkan kata kata yang tepat, “ Virgin mary.”
“ Dan kita semua juga tahu lo sudah lama kehilangan hak untuk mengaku virgin, “ Tandas jan.
Dan meledaklah tawa empat sobat itu. Tidak ada yang bisa berbicara selama beberapa menit karena setiap kali mereka mencoba berhenti , Mereka akan melefak tertawa lagi.
"Look, Our point is apakah lo akan happy menikahi panji?" Tanya nadia yang akhirnya bisa berkata kata.
"I think so, “ Jawab dara.
“ That means you will not be happy, “ucap adri.
"I said I will be happy, “ Teriak dara.
"Nope. Lo bilang I'think so, yang berarti bahwa lo bahkan nggak yakin." "I WILL BE HAPPY!!!!" Teriak dara lebih keras.
"Meskipun dia nggak pernah dan gue yakin nggak akan pernah memperbolehkan elo jadi diri lo yang sebenarnya?" Tanya jana.
"Itu nggak penting. Panji jenis laki laki yang gue butuhkan dikehidupan gue." “ But is he the one you want?” Tanya nadia pelan.
“ Apa bedanya?"
Well, Coba pikirkan seperti ini. Semua orang perlu pakaian kan? Dan lo bisa mendapatkan pakaian yang pada dasarnya hanya sehelai kain, Dimana aja. Dan mungki lo nggak peduli dengan style nya atau bahannya karena yang ada dipikiran lo adalah bahwa lo hanya perlu munutupi tubuh lo. I mean itu fungsi utama pakaian. Sekarang gue tanya ke elo... Lo beli jins yang sekarang lo pakai di mana?"
“ Di MNG, “ Jawab dara, Masih bingung dengan arah pembicaraan ini.
“ Kenapa lo beli di MNG? Kenapa nggak di pasar blok M. Misalnya. Toh itu sama sama jins." “ Karena gue suka potongan jins di MNG, Bikin gue kelihatan lebih seksi dan bahannya lebih halus." "Meskipun harga di MNG mungkin 10 kali lipat harga jins di pasar blok M, Lo tetep beli di MNG, Kan?" Dara mengangguk. Semakin bingung.
“ Dan gue yakin lo lebih menghargai jins MNG lo itu daripada jins yang lo beli di blok M. Karena lo lebih cocok dengan jins MNG, Karena lo mau jins MNG, “ sambung nadia yang sengaja menekanna kata" mau" pada penjelasannya itu.
“ Gue nggak ngerti, “ucap dara.
"Ra, Panji itu sudah seperti jins di blok M, sedangkan laki laki yang elo mau adalah jins dari MNG." “ Tunggu sebentar...."
Protes dara dipotong oleh jana."Ra, Kami nggak bermaksud mempertanyakan keputusan lo..."
“ Tapi itu yang kalian sedang kerjakan, “omel dara.
“ Atau bikin elo bingung, “sambung nadia, Tidak menghiraukan omelan dara." Tapi lebih dari apa pun, Yang kami mau adalah ngeliat elo bahagia, Karena pernikahan bukan main main lho. Kalian akan teriakat untuk jangka panjang. Jangan sampai elo menikah karena alesan yang salah, Apalagi laki laki yang salah.
Gue yakin pernikahan nggak akan bertahan kalau itu sampai terjadi."
Kata kata nadia membuat keadaan didalam mobil langsung sunyi. “ Apa lo cinta sama panji?” Tanya adri pelan.
"Of course!" Jawab dara dengan terlalu bersemangat yang membuatnya tersengar seperti sedang mencoba menyakinkan dirinya sendiri daripada orang lain.
“ Apa dia bikin jantung lo berdebar debar setiap kali lo ngeliat dia?” Tanya jana. "Heh?"
"Passion itu penting lho dalam suatu hubungan, “ Jana mencoba membela diri.
"Saran ini datang dari orang yang nikah sama laki laki paling kaku yang gue pernah temui diseluruh dunia ini?"
“ Tapi sampai sekarang dia tetap bikin jantung dan beberapa bagian diri gue yang lain berdebar debar setiap kali gue ngeliat dia."
“ Ewwww!!!"
“ To much information."
“ Kayaknya telinga gue baru berdarah mendengar itu."
Dara, Adri, Dan Nadia berteriak pada saat yang bersamaan dan jana hanya cekikikan. “ Apa yang hati lo bilang tentang pernikahan ini?" Tanya Nadia.
“ Gue sudah berhenti mendengarkan hati gue kalau sudah urusan laki laki, Karena bagian itu cenderung hormonal dan emosional. Setiap kali gue memutuskan untuk mengandalkannya, Segala sesuatu berakhir dengan bencana, “ Gerutu dara.
“ Jadi lo mengambil keputusan berdasarkan apa?” Tanya Adri.
“ Akal sehat."
Adri tersedak, Jana mulai cekikikan, Hanya Nadia yang bisa berkata kata.” And ho is that working so far?" “ Great sampai kalian membuat gue merasa bersalah karena sudah mengambil keputusan sendiri, “ Tandas dara.
Nadia menyipitkan matanya, Mempelajari profil dara yang memeperlihatkan kekeraskepalaannya. Dia tahu sobatnya ini sedang melakukan kesalahan tapi tapi menolak mengakuinya. Sebagai seorang teman, Yang bisa dia lakukan adalah mengingatkannya. Selain itu tidak ada yang bisa dia lakukan karena keputusan ada ditangan dara.
"Well, Sepertinya keputusan lo untuk menikahi panji sudah bulat. Nggak ada lagi yang bisa kami lakukan untuk mengubahnya. I...well, We just hope that you know what you're doing."
Adri dan jana sudah siap protes dengan kata kata nadia ini tapi mereka menutup mulut ketika dipelototi oleh nadia.ya, Tepat sekali. Dara juga berharap dia tahu apa yang dia sedang lakukan.
Kata kata nadia membuat keadaan didalam mobil langsung sunyi. “ Apa lo cinta sama panji?” Tanya adri pelan.
"Of course!" Jawab dara dengan terlalu bersemangat yang membuatnya tersengar seperti sedang mencoba menyakinkan dirinya sendiri daripada orang lain.
“ Apa dia bikin jantung lo berdebar debar setiap kali lo ngeliat dia?” Tanya jana. "Heh?"
"Passion itu penting lho dalam suatu hubungan, “ Jana mencoba membela diri.
"Saran ini datang dari orang yang nikah sama laki laki paling kaku yang gue pernah temui diseluruh dunia ini?"
“ Tapi sampai sekarang dia tetap bikin jantung dan beberapa bagian diri gue yang lain berdebar debar setiap kali gue ngeliat dia."
“ Ewwww!!!"
“ To much information."
“ Kayaknya telinga gue baru berdarah mendengar itu."
Dara, Adri, Dan Nadia berteriak pada saat yang bersamaan dan jana hanya cekikikan. “ Apa yang hati lo bilang tentang pernikahan ini?" Tanya Nadia.
“ Gue sudah berhenti mendengarkan hati gue kalau sudah urusan laki laki, Karena bagian itu cenderung hormonal dan emosional. Setiap kali gue memutuskan untuk mengandalkannya, Segala sesuatu berakhir dengan bencana, “ Gerutu dara.
“ Jadi lo mengambil keputusan berdasarkan apa?” Tanya Adri. “ Akal sehat."
Adri tersedak, Jana mulai cekikikan, Hanya Nadia yang bisa berkata kata.” And ho is that working so far?" “ Great sampai kalian membuat gue merasa bersalah karena sudah mengambil keputusan sendiri, “ Tandas dara.
Nadia menyipitkan matanya, Mempelajari profil dara yang memeperlihatkan kekeraskepalaannya. Dia tahu sobatnya ini sedang melakukan kesalahan tapi tapi menolak mengakuinya. Sebagai seorang teman, Yang bisa dia lakukan adalah mengingatkannya. Selain itu tidak ada yang bisa dia lakukan karena keputusan ada ditangan dara.
"Well, Sepertinya keputusan lo untuk menikahi panji sudah bulat. Nggak ada lagi yang bisa kami lakukan untuk mengubahnya. I...well, We just hope that you know what you're doing."
Adri dan jana sudah siap protes dengan kata kata nadia ini tapi mereka menutup mulut ketika dipelototi oleh nadia.ya, Tepat sekali. Dara juga berharap dia tahu apa yang dia sedang lakukan.
Jo mematikan TV, Bosan mendengarkan berita yang itu itu saja tentang putusnya hubungannya dengan kayla. Di luar saran PR MRAM yang memintanya menyangkal tuduhan kayla itu, Jo memutuskan diam. Selain karena dia tahu bahwa masalah akan jadi lebih besar lagi kalau sampai dia memberikan respon atas amukan kaylA, juga karena dia memberikan respon atas amukan kaylA, juga karena dia dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Dia merasa bersalah. Dia sudah menyalahgunakan kayla dari awal untuk melupakan dara. What a mess!
Dia memutuskan hubungannya dengan kayla untuk memfokuskan perhatiannya kepada dara, Tapi setelah dia putus dengan kayla, Dara sepertinya menjaga jarak lagi dengannya. Dan hal ini membuatnya bingung. Apa dia sudah salah membaca semua sinyal yang diberikan dara padanya? Hal ini membuatnya semakin kalang kabut. Dia sudah kehabisan waktu.
Sekarang sudah akhir april dan dara akan berhenti bekerja bulan juni, Itu berarti jo hanya memiliki waktu kurang dari dua bulan untuk melaksanakan misinya. Dia sudah mencoba jadi seorang gentelman dan menghormati dara dengan tidak maksanya, Tapi sepertinya tiba waktunya untuk main hardball dengan dara.
Pada saat itu jo mendengar suara tawa vlu dan dara yang baru pulang dari MRAM dan dia langsung mengambil keputusan. It's now or never. Jo menunggu hingga blu meninggalkan ruang tamu dan masuk ke kamarnya, Sebelum mengalihkan perhatiannya kepada dara.
“ Dara, Bisa saya bicara sebentar?
"Sure. What up?"
“ Blu gimana kabarnya?"
Dara mentapa jo dengan bingung dan menjawab.” Kayaknya kamu bisa menanyakan itu sendiri ke dia deh. Kenapa tanya ke saya?"
“ Karna saya merasa dia cerita lebih banyak ke kamu daripada ke saya." Dara mendengus." Apa yang kamu mau tahu tentang blu?"
“ Apa dia masih tergila gila pada William?" Jo mempersilahkan dara duduk dikursi makan. Dara menerima undangan itu."Yep, Tapi sudah banyak berkurang. William sedang sibuk UN." “ Kamu mau teh? Ini baru diseduh, Jadi masih panas, “ jo menawarkan.
Dara mengangguk dan jo menuangkan satu cangkir teh untuk dara sebelum berkata kata lagi.
“ Gimana nilai akademis blu untuk semester ini?"
“ Thanks, “ucap dara menerima cangkir yang disodorkan pada nya. Dia menghirup teh itu sebelum melanjutkan, “ Bagus. Stabil. Sekarang dia sudah tidak perlu lagi membagi waktu dengan persiapan konser, Jadi bisa lebih konsentrasi pada pelajaran."
“ Apa dia excited dengan kepulangan poppy bulan juni?"
"Yeah. I think she misses her mom. Meskipun mereka sering ngobrol lewat Skype, Itu nggak sebanding dengan memiliki mamanya kembali di jakarta."
Jo menyadari bahwa dalam waktu enam minggu, Rumahnya akan kosong melongpong lagi. Mencoba mencari topik yang tidak membuatnya depresi, Di bertanya, “ Apa dia sudah ngomong tentang apa yang dia mau untuk ulang tahunnya?"
"NoT really. Kenapa? Apa kamu sudah membelikan dia sesuatu?"
Tanpa pikir panjang jo langsung mengarang. Dia belum betul betul memikirkan rencananya ini dengan matang. Yang dia tahu adalah dia ingin membawa dara ke suatu tempat yang bisa membuat perhatian dara hanya akan terfokus padanya, Bukan pada kerjaannya, Tunangannya, Dan rencana pernikahannya. "Saya berencana mau ngajak blu berlibur ke Singapura untuk lihat Universal Studios. Dia selalu mau pergi ke sana, Tapi nggak sempat sempat."
"Shit!!!that's a lie. Blu bahkan sama sekali tidak pernah mengatakan apa apa tentang Universal Studios atau keinginanya untuk pergi ke Singapura. Sekarang jo harus berbicara dengan blu tentang ini sebelum dara mengonfirmasikannya.
"Oke, Kapan mau berangkat?" Dara sudah mengeluarkan agendanya.
“ Coba tolong carikan tiket pesawat dan hotel. Kita berangkat jumat depan setelah blu pulang dari sekolah, Dan kembali minggu sore. Saya mau dia sudah ada di Singapura pada hari ulang tahunnya." Dara segera mencatat informasi ini. Dia baru akan bertanya jumlah orang yang akan pergi ketika jo bertanya, “ Kamu punya paspor kan?"
"Punya, “ Jawab dara dengan sedikit bingung.
"Oke, Kalau gitu kamu pesan tiga tiket atas nama saya, Blu, Dan kamu. Ini kartu kredit sayA, jadi kamu bisa pesan lewat internet."
Jo mengulurkan kartu kredit AMEX yang dikeluarkan dari dompet kepada dara. Dara tidak menyambut uluran tangan jo dan memilih untuk mendelik.
“ Kenapa saya harus ikut?” Tanya curiga. “ Karena saya bilang kamu harus ikut, “ Tegas jo.
Dara menahan diri agar tidak mengertakkan giginya dan berkata, “saya rasa acara ulang tahun blu akan lebih tepat untuk dirayakan bersama keluarga. Dan saya bukan keluarga."
"Nggak peduli bahwa kamu nggak menganggap diri kamu sebagai dari keluarga kami, Tapi blu menganggap diri kamu keluarga. So, You're going."
Ketika dara masih juga tidak mengambil AMEX yang disodorkannyA, jo meraih tangan kanan dara dan
meletakan kartu kredit itu ditelapak tangan dara sebelum melipat jarinya pada kartu itu. Dara tidak percaya jo sudah mempercayakan kartu kreditnya padanya. Meskipun ini bukan sesuatu yang baru karena tante Email juga melakukannya, Apakah jo sadar bahwa dara baru bekerja selama lima bulan? Tante Email baru mempercayai dara memegang kartu kreditnya setelah dara bekerja selama dua tahun untuknya. Dara tidak tahu apakah dia seharusnya terharu dengan kepercayaan yang diberikan padanya atau khawatir. "Pesan dua kamar, Kalau bisa sebelahan. Untuk saya tempat tidurnya queen. Kamu bisa pilih sendiri yang untuk kamu dan blu. Saya rasa blu lebih memilih tidur sama kamu daripada sendirian atau sama saya, “ucap jo.
"Saya nggak....."
"Saya yakin blu mau kamu ikut. Jadi jangan berdebat dengan saya. Kamu bisa kembalikan kartu itu ke saya when you're done, “ jo memotong protes dara.
“ Jo, Saya nggak bisa ikut. Saya ada rencana dengan panji weekend itu, “ucap dara cepat.
Meskipun ini tidak benara, dara tahu inilah satu satunya cara untuk melarikan diri dari rencana jo. Jelas jelas panji akan mengamuk kalau sampai tahu bahwa jo sudah meminta dara menginap di hotel dengannya di Singapura, Tidak peduli bahwa blu turut serta dalam perjalanan itu dan mereka tidur dikamar yang terpisah.
Dan sepertinya jo sadar bahwa dara sudah berbohong karena dia menyipitkan matanya dan berkata, “Telepon panji dan bilang bahwa kamu harus kerja weekend itu." "Hah?"
“ Telepon dia sekarang, Biar saya yang bicara." "I don't think so."
“ Kenapa? Apa kamu takut panji bilang bahwa kalian nggak ada acara weekend itu dan bahwa baru aja membohongi saya?" Tantang jo.
Mereka saling tatap selama beberapa detik. Jo yang berkedip duluan dan berkata, “ Look, saya akan hargai kalau kamu bisa ikut dengan saya dan blu ke Singapura. Betapapun saya mencintai adik saya, Sejujurnya saya nggak tahu apa yang harus saya lakukan dengan blu kalau nggak ada kamu yang membantu saya. Kamu penerjemah bahasa blu, Yang sampai sekarang masih suka membuat saya bingung."
Awwww shit! Bagaimana dara bisa menolaknya sekarang? Dia mendesah karena tahu ini keputusan terburuk yang dia pernah ambil sepanjang hidupnya, Tapi dia tetap akan melakukannya.
"Saya akan bicara pada panji, “ucapnya akhirnya.
Mereka terpaksa mengambil penerbangan malam ke Singapura untuk menghindari keramaian di bandara dan dengan begitu mencegah diserang oleh fans, Namun beberapa ground crew bandara tetap berkesmpatan meminta tanda tangan jo pada saat mereka chek in dan ketika diruang tunggu. Jo menanganinya dengan ramah dan penuh senyum. Atas permintaan jo mereka terbang first class untuk kenyamanaan dan privasi. Jo menolak mendengar protes dara yang mengatakan bahwa lain dengan jo dan blu, dara bukanlah seorang selebriti dan dengan begitu tidak memerlukan privasi.
Ini bukanlah penerbangan pertama dara keluar negri. Dia pernah pergi ke Bangkok, Kuala Lumpur, Dan Singapura sebelumnya, tapi selama ini dia hanya mampu terbang dikelas ekonomi. Buntutnya dara harus duduk dengan tidak nyaman di kursi first class pertamanya untuk penerbangan yang memakan waktu 90 menit itu. Blu duduk disebelahnya, Di window seat, Sedangkan dia duduk di aisle seat. Jo yang duduk disebrang gang kabin kelihatan sibuk dengan iPad nya. Keningnya berkerut penuh konsentrasi dan jari telunjuknya beberapa kali meluncur di atas layar iPad.
Blu menjulurkan tubuhnya dihadapan dara agar bisa berbicara dengan jo tanpa harus berteriak mengalahkan mesin jet.
"Sudah sampai level berapa, Mas?"
"Ssssttt, Mas lagi konsentrasi, “ Balas jo tanpa mengangkat tatapannya dari layar iPad.
"Pffttt, Cuma main Angry Birds aja segitu seriusnya. Sudah aku bilang jangan mulai main, Lihat kan sekarang, Sudah ketagihan, “ucap blu tersinggung karena dicuekin dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Dan dara mengigit bibirnya mencoba menahan tawa.


DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 21

No comments:

Post a Comment