Tuesday, October 20, 2015

DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 18



Bab 18
JEALOUSY

Jo mendengarkan suara cekikikan dari arah dara yang kini sedang menguburkan wajahnya dibalik tangannya, Bahunya sudah naik turun, Menertawakannya.
"Untuk melakukan penyelidikan...." “ Tentang jeruk nipis?"Potong jo. "Hah?” Tanya blu bingung.
“ Kan ada kata 'lime'-nya. Line kan artinya jeruk nipis."
Blu memutar bola mata nya dan dengan nada tidak sabar berkata, “ Bukan. Tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan cinta yang romantis."
“ Bagaimana kamu bisa tahu begitu banyak kosakata bahasa inggris yang mas bahkan nggak pernah denger sih?" Ucap jo sambil mengernyit bingung.
"Mm.... Karena aku.... Super awesome dan mas nggak, “ tandas blu.
Jo langsung menyipitkan matanya mendengar nada blu ketika mengucapkan kata kata itu. Dan meledaklah tawa dara yang kini sudah terlentang dikarpet sambil memegangi perutnya.
“ Bisa nggak sih kamu nggak ngetawain saya?" Omel jo.
Tapi bukannya berhenti, Tawa dara justru semakin keras. Jo bangun dari posisi bersila dan sambil bertolak pinggang berlutut disamping dara, Memelototinya.
“ Kamu nggak akan ketawa kaya begini kalau adik kamu yang masih lima belas tahun dan ngomongnya sudah seperti Kim Kardashin, Ternyata lebih pintar daripada kamu. Sekarang berhenti ngetawain saya." "Hahahah..... Nggak bisa. Muka kamu lucu banget kalau lagi ngambek, “ucap dara ditengah tawanya. Ngambek? Dia?? Jo Brawijaya ngambek??? Oh, Perempuan satu ini memang cari mati! Dengan satu gerakan jo menarik kaki dara agar tubuhnya lebih dekat dengannya dan mulai menggelitikinya. “ Aggghhhh, no.... No.... Stop it. Geli!!!!" Teriak dara sambil tertawa keras dan berusaha menjauhi jo.
Kaki dara sudah melayang ke mana mana dan mendendang papan permainan, Membuat ubin ubin kayu di atas papan melayang. Merasa bahwa dara akan bisa lepas darinyA, jo meminta bantuan blu.
“ Ayo, Blu, bantuin mas gelitikin mbak dara."
Blu bangun dan mendekati mereka, Tapi dia justru berlutut dan mulai menggelitik kakaknya, Dan tak lama kemudian jo mendapati dirinya terlentang dikarpet diserang oleh blu dan dara, Semestara goldie menggonggong keras tidak mau ketinggalan. Suara tawa dan batuk dalam usaha untuk berbicara ditengah tawa memenuhi ruangan.
"Minta ampun nggak?” Teriak dara setelah beberapa menit.
"Nggak akan, “ Balas jo dan menarik dara kedalam pelukannya lalu balas menggelitikinya.
Punggung dara menempel didada jo dan dara meremas lengan jo mencoba melepaskan diri darinya. Menolak melepaskannya jo mengeratkan pelukannya. Usaha ini mungkin akan berhasil kalau blu tidak memutuskan untuk meloncat ke atas mereka pada saat itu dan mulai menggelitiki jo lagi. Alhasil beberapa detik kemudian jo harus minta amapun. Blu memepaskannya setelah jo melepaskan dara. Kedua perempuan itu mempertontonkan senyum penuh kemenangan diwajah merek.
“ Girl power, “ucap blu dan memberikan hi-five kepada dara .
Kepala jo agak pusing karena tertawa terlalu banyak dan sedikit kesal sudah diperlakukan tidak adil, Tapi dia tidak bisa berhenti tersenyum.
Jo dan dara menghabiskan waktu beberapa menit untuk membereskan papan permainan dan segala bagiannya yang terpencar ke mana mana sebelum blu pamit untuk tidur, Meninggalkan dara berdua saja dengan jo.
"Well, That was fun, “ucap jo.
"Yeah, That was fun, “ Balas dara sambil tertawa terkekeh kekeh.
Dara masih tidak percaya dia baru saja menghabiskan lima belas menit belakangan ini bergumul dengan jo. Kalau bukan karena kaus jo yang agak kusut dan bekas karpet pada pipinya, Dara mungkin berfikir kejadian barusan hanya diimajinasinya saja. Jelas jelas dia tidak pernah bergumul seperti itu dengan panji yang tidak mengenal arti kata bercanda dan terlalu jaim untuk melakukan apa yang dia dan jo baru saja lakukan.
Dara meletakan boks scrabble pada tempatnya dilemari. Dan berjalan menuju tasnya, Siap untuk pulang. Panji akan menjemputnya lima belas menit lagi dan dia harus bersiap siap.
“ Gimana sih, Blu kok bisa tahu kata kata yang nggak lazim seperti itu?” Tanya jo.
Dara terkikik sebelum berkata, “ blu hobi baca. So, semakin banyak buku yang dibacanya, Semakin banyak kosakata yang dia tahu."
"Saya juga suka baca, Tapi kosakata bahasa inggris saya nggak sebegitu canggihnya. Gimana kamu bisa menjelaskan itu?"
Dara mengangkat bagu."Mungkin blu benar. Dia awesome dan kamu nggak."
“ Apa kamu sedang menghina saya?" Jo berusaha terdengar tersinggung, Tapi tidak berhasil. Dia ingin tertwa.
“ Tentu saja saya sedang menghina kamu, “ balas dara dengan polosnya.
Jo yang mengerti bahwa dara sedang bercanda dengannya mulai tertawa terbahak bahak, Diikuti oleh dara. Segala ketegangan dalm hubungan mereka selama beberapa minggu ini terlupakan pada saat itu. Digantikan oleh rasa persahabatan.
" Sumpah deh. Saya nggak tahu blu makan apa waktu kecil, Tapi itu anak jauh lebih pintar daripada saya, “ucap jo.
Dara hanya nyengir, Lalu seperti teringat akan sesuatu, Senyum itu menghilang dan dia langsung kelihatan gugup.
"Saya pulang dulu. Selamat malam." Ucap dara buru buru sambil berjalan menuju pintu depan.
“ Biar saya antar, “ucap jo, Mengikuti dara, Tidak rela membiarkan dara menarik diri dan melepaskan rasa persahabatan yang mereka miliki.
Mendengar ini dara langsung memutar tubuhnya, Membuat jo hampir saja menabraknya. "What the....."Sumpah jo.
Dara tudak memedulikan sumpahan jo. Laki laki satu ini sudah gila berpikir dia akan mengantarkan pulang. Apa dia tidak belajar dari pengalaman mereka terdahulu?
"Saya bisa pulang sendiri, Nggak perlu diantar, “ucap dara setegas mungkin. "Saya tahu kamu nggak perlu diantar, Tapi saya mau ngantar."
"Oke, Saya ganti argumentasi. Saya nggak mau kamu mengantar saya pulang."
“ Apa kamu takut saya akan ngebut?"
“ Kamu tahu itu bukan alasan saya nggak mau diantar sama kamu, “ Jawab dara sedikit putus asa.
Jo rasanya ingin mengepalkan tinjuannya ke atas dengan penuh kemenangan. Akhirnya dara mengakui bahwa ciuman itu berarti sesuatu untuknya. Detik selanjutnya jo harus mengontrol emosinya ketika melihat ekspresi wajah dara yang kelihatan sedikit meringis, Seakan kejadian itu adalah pengalaman pahit untuknya. What the hell?!
Merasa tersinggung, Jo menyipitkan mata dan berkata, “ Fine. Kalau kamu mau pulang sendiri, Silahkan saja. Saya menawarkan karena kamu mungkin akan sedikit susah cari taksi malam ini karena ada demo sopir taksi."
"Itu sebabnya panji menjemput saya."
"Panji?! Panji pacar kamu itu? Dari mana dia tahu alamat rumah saya?” Geram jo.
"Panji bukan pacar saya, Dia tunangan saya." Dara tidak tahu kenapa dia merasa harus mengklarifikasikan hal tersebut kepada jo. Mungkin karena dia berfikir jo akan mundur kalau tahu betapa seriusnya hubungannya dengan panji. Lalu dara menambahkan, “ Tentu aja dia tahu, Dia sudah menjemput setiap hari setelah...."
Dara terdiam, Tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Semestara kejadian beberapa minggu yang lalu, Kini panji selalu memastikan untuk menjemputnya setiap hari. Panji bilang dia tidak mau mengambil risiko... Dan dara mengulang kata kata panji di kepalanya....” Tunangan ku diembat oleh laki laki kadal seperti jo beberapa bulan sebelum pernikahan."
"Setelah apa, Dara?” Tanya jo tentang kentika sadar dara tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. "I have to go, “ ucap dara langsung melangkah keluar rumah menuju pintu gerbang.
Untung saja panji sudah sampai dan dara baru saja akan berjalan menuju kursi penumpang ketika dia melihat panji membuka pintu mobil dan turu. “ Ji, Kenapa kamu turun?” Tanya dara bingung.
Tapi panji kelihatan tidak mendengarnya. Tatapannya lurus kedepan, Tubuhnya kaku dengan kedua tangan dikepalkan, dara memutar tubuhnya untuk mengikuti arah tatapan panji dan mata nya melebar ketika melihat jo. Dia bahkan tidak tahu jo sudah mengikutinya.
"Selamat malam, “ucap jo tenang.
Tapi bukannya menawarkan tangannya untuk bersalaman. Panji membiarkan kedua tangannya tersembunyi pada kantong depan cela jinsnya.
"Malam, “ balas panji, Yang juga tidak kelihatan berniat untul menyalami jo.
Tatapan dara terpaku kepada dua laki laki ini. Jo dengan rambut cepak, Badan bertato, Tubuh tinggi tegaP yang ditutupi pakaian santai; dan panji dengan rambut potongan militer, Badan yang kalah tinggi tapi tidak kalah tegapnya dan pakaian kantorannya. Satu anak band dan satu lagi eksekutif muda. Satu spesimen laki laki yang supercuek dan stu lagi yang penuh dengan tanggung jawab. Tapi sampai disitu saja perbedaan mereka, Karena sekarang keduanya mengenakan ekspresi wajah yang sama, Yaitu ekspresi "what the hell are you doing here, Punk?"
Dara tahu panji berhak memiliki ekspresi ini karena dia sendiri juga mempertanyakan hal yang sama, Tapi dia bingung melihat ekspresi ini pada jo.
Seperti sadar bahwa mereka hanya akan berdiri lihat lihatan sepanjang malam, Dara akhirnya memperkenalkan mereka.
“ Ji, Ini Jo, kakak nya blu, Bos aku. Jo, Ini panji tunangan saya."
Kedua laki laki itu hanya mengangguk, Tapi masih tidak bersalaman. Dara melihat jo sedang menatap tajam padanya dan panji yang jelas jelas tidak suka dengan tatapan yang fiberika jo itu langsung bergerak mendekati dara.
“ Kamu sudah siap, Sayang?” tanyanya.
Dara yang terkejut karena panji memanggilnya "Sayang" didepan umum, Sesuatu yang terjadinya hampir sejarang gerhana matahari, Hanya bisa mengangguk. Panji buru buru menggiringnya kekursi penumpang dan setelah menutup pintu dia mgintari mobilnya untuk masuk ke kursi pengemudi. Dara hanya sempat melihat ekspresi wajah merengut jo dibawah sinar lampu mobil sebelum mereka berlalu.
Cemburu. Itulah satu kata dan perasaan yang tidak pernah dialamai jo sebelumnya, Karena itu butuh waktu beberapa hari baginya untuk memahaminya. Itu semua juga karena Revel uang mengatakannya. "Sumpah, Man, Lo harusnya liat tunangannya si dara. Kaku, Preppy, Dan kutu buku abis. Gue nggak nyangka dara suka laki laki model begitu, “ucap jo suatu sore ketika mereka sedang duduk di control room studio revel.
“ Ehm, “ Adalah satu satunya respon yang didapatkan jo dari sobatnya ini, Yang kelihatan lebih tertarik dengan laptopnya.
“ Dan cara dia nge-handle si dara itu lho. Kesannya mereka sudah menikah."
"Well, Mereka memang akan menikah sebentar lagi, Kan? Pantas aja kalau dia bertingkah laku seperti itu, “ Balas Revel tenang.
Jo membolongi kepala revel dengan tatapannya." Gue tahu mereka akan menikah, Tapi bukan berarti dia bisa memperlakukan dara kesannya dara itu propertinya."
Mendengar ini revel menoleh." Apa dara kelihatan keberatan diperlakukan seperti itu?" “ That's not the point."
"So, What is the point?"
“ Bahwa perempuan nggak seharusnya didominasi oleh laki laki seperti itu, “ Geram jo.
“ Dominasi hanya akan jadi masalah kalau perempuannya merasa tertindas oleh aksi tersebut. Banyak wanita yang justru melihat dominasi laki laki sebagai tanda bahwa mereka peduli."


“ Gue yakin dara nggak masuk ke dalam katagori itu. Dia terlalu keras kepala untuk mengikuti kemauan laki laki."
“ Apa pernah lo pikir bahwa dia hanya bertingkah laku seperti itu sama elo? Karena selama ini dia nggak pernah sekali pun membantah gue."
Jo mengertakkan giginya kesal.” Tapi..."
“ Jo, Bisa nggak sih ngaku aja bahwa lo cemburu supaya kita bisa menyelesaikan pembicaraan yang sudah berlalut larut selama beberapa hari ini?"
"Siapa bilang gue cemburu?” Teriak jo dengan mata terbelak.
“ Gue, Ina, Sita, Oom danung, Oom siahan, Mama gue, Blu, Dan siapa aja yang mendengar elo merungutkan soal pertemuan lo dengan tunangannya dara bisa ngeliat kalau lo sudah semburu nggak jelas." "WHAT?!"
Jo mencoba berfikir apakah dia memang cemburu selama beberapa hari ini dan mendapati bahwa revel benar, Dan itu membuat wajahnya langsung memerah. Sudah tidak bisa diperdebatkan lagi, Dia memang cemburu. Selama ini kalai dia menginginkan seorang wnaita, Dia selalu mendapatkannya, Tanpa ada halangan. Namun kini bukan saja ada panji di hadapannya(yang jo yakini akan menojoknya kalau panji sampai tahu apa yang jo pikirkan tentang tunangannya), tapi juga kekerasan kepala dara yang menolak mengakui chemistry yang merka miliki.
Beberapa kali jo memergoki dara menatapnya dengan intesn seakan sedang mempertimbangkan sesuatu tentang jo. Perlahan lahan jo menganalisi situasinya. Ada dua cara baginya untuk mendapatkan dara, Pertama dengan menyingkirkan panji, Kedua, Mencoba mengubah pendapat dara tentang jo. Jelas jelas jo tidak bisa melakukan yang pertama karena meskipun dia atletis, Dia tidak sedanding dengan panji, Yang meskipun sedikit lebih pendek, Bertubuh gempal bak petinju. Jo yakin panji bisa membuatnya babak belur hanya dalam waktu dua menit. Sepertinya dia tidak punya pilihan selain mengubah pendapat dara tentang hubungan mereka.
Oke, fine, kalau itu yang dara inginkan, Dia akan melakukannya. Ketertarikannya pada dara sudah melanggar semua peraturan yang dia miliki tantang perempuan. Dia tidak pernah main main dengan wanita yang sudah menikah, Bertunangan atau punya pacar, dia tidak pernah mendekati wanita yang bekerja dengannya, dia juga tidak pernah mengejar wanita yang blakblakan menghindarinya. Tapi satu hal yang harus dia selesaikan terlebih dahulu sebelum melancarkan aksinya mengejar dara, Yaitu dia harus memutuskan hubungannya dengan kayla.
Bulan april pun tiba dan dara mebereskan semua rencana pernikahannya yang dipenuhi oleh argumentasi dengan panji. Semua keputusan yang di buat beberapa bulan yang lalu tentang tema, Pakaian, Katering, Lokasi, Jumlah tamu, Dan desain undangan kini dikritik habis habisan oleh panji. “ Kenapa kamu memilih warna undangan. Itu? Kamu kan tahu aku nggak suka warna hijau?"Protes panji. “ Ji, Kan aku suka coba bicarakan ini dengan kamu beberapa bulan yang lalu, Tapi kamu terlalu sibuk dengan pekerjaan kamu dan bilang terserah aku. Jadi kenapa kamu baru protes sekarang?" Balas dara kesal.
"Pokoknya aku mau undangan ini diganti".
“ Ji..."
Perdebatan mereka, Sepertinya juga perdebatan lainnya yang mereka miliki akhir akhir ini, Terputus oleh bunyi HP panji.
“ Kita perlu membicarakan masalah ini lagi nanti, “ucap panji dan pergi meninggalkan dara untuk menjawab panggilan itu.
Dara sudah menoleransi sikap panji sebagai akibat stres dari pekerjaan, Tapi dia mulai kehabisan kesabarannya. Dan dengan menipisnya kesabarannya, sesuatu yang mirip kepanikan dan keraguan menyerangnya. Kenapa merka mengalami begini banyak masalah untuk merencanakan pernikahan mereka? Dara bukanlah tipe orang yang percaya takhayul, Tapi dia mulai bertanya tanya apakah semua masalah ini adalah suatu tanda dari Tuhan untuk menunda pernikahan mereka sampai mereka lbih pasti? Belum cukup dia pusing dengan kehidupan pribadinya, Dia mendapati kehidupan propesionalnya juga semakin aneh. Semuanya diawali dengan keluarnya iklan body wash yang shootingnya dilakukan jo sebulan yang lalu di Bandung. Iklan itu dibuat dengan begitu seksinya sampai dara merasa berdosa hanya dengan menontonya. Melihat tubuh jo yang berotot dibawah semburan air yang lebih kelihatan dari dlang pemadam kebakaran daripada shower membuat dara hanya bisa melongo didepan TV selama semenit iklan itu ditayangkan. Dara bahkan mendengar Krisna yang tidak pernah menunjukkan kerertarikan sama sekali pada laki laki lain kecuali pacarnya berkata, “ Oh... My...God." Arman, Pacar Krisna langsung kelihatan tersinggung setengah mati mendengar kata kata Krisna. Dan selama sepuluh menit Krisna mencoba memastikan kepada Arman bahwa dia jauh lebih keren daripada jo Brawijaya. Jelas jelas suatu kebohongan karena Arman adalah tipe laki laki yang tidak pernah berolahraga sepanjang hidupnya, Karena itu diusianya yang baru tuga puluh tahun dia sudah kelihatan seperti oom oom berumur empat puluhan dengan badan penuh lemak, Perut buncit, Dan kepala botak.
Dara memerlukan waktu dua minggu sebelum akhirnya bisa bertatap muka dengan jo tanpa memikirkan iklan itu dan pada saat itulah apa yang terjadi, tapi dia mendapati jo jadi well, Sweet. Satu kata yang tidak akan pernah digunakan untuk menggambarkan jo sebelumnya. Dimulai dari jo mencoba sebisa mungkin menghabiskan hampir setiap waktunya bersama blu, Otomatis dengannya untuk main scrabble, Ticket to ride, Monopoli, Atau hanyasekedar nonton TV sama sama. Dara bahkan mendapati jo mencoba membantu blu mengerjakan PR fisikanya dan menemani blu pergi belanja di MNG. Dara ingat betul kejadian hari tiu yang dia yakini akan terukir dikepalanya untuk selama lamanya.


DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 19

No comments:

Post a Comment