Tuesday, October 20, 2015

DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 16


Bab 16
SWEET JESUS

"Oh, That movie was hillarious, “ucap jo setelah tawanya reda.
"Saya nggak nyangka kamu bisa suka kartun, “sambung dara yang nyaris kehabisan napas karena tawanya.
Mendengar sara memanggilnya " kamu" membuat jo menoleh, Tapi sepertinya dara tidak menyadari bahwa dia baru saja mengucapkan itu. Jo kini sadar bahwa dara memiliki kecenderungan untuk menggunakan kata “ Kamu" padanya kalau. Wanita itu sedang marah, Tapi entah kenapa, Mendengarnya menggunakan kata “ Kamu" ketika mereka sedang berbicara santai seperti saat ini membuatnya senang tidak tertarik. "In my defense, Shrek bukan kartun, Tapi animasi, “ Jelas jo.
Dan meledaklah tawa mereka lagi. Oh, Jo suka tawa lepas itu, Yang terdengar tidak teratur sama sekali. Pada detik itu dia bertekad untuk membuat dara tertawa sesering mungkin.
“ Jangan bilang ke saya kalau kamu juga suka Finding Nemo dan How to Train Your Dragon deh, “
"Saya suka Fiding Nemo, How to Train Your Dragon, Up, Despicable Me, Kungfu Panda, Ice Age, Madagascar, Dan film animasi lainnya, “ucap jo bangga. Dara mulai cekikikan.
“ Apa kamu lagi ngetawain saya?"
"Hahahahha....iyalah. Siapa yang sangka bahwa jo Brawijaya yang kerjaannya ngegebukin drum, Badannya penuh tato, Dan kelihatan seperti bad ass, Ternyata seorang softy."
"Saya nggak softy, Cuma in touch dengan jiwa kekanak kanakan saya."
Pembicaraan mereka terputus semestara jo mengambil jalur kiri untuk masuk ke tol, Dan ketika sudah dijalan tol dengan cekatan dia langsung memotong kejalur paling kanan dan tancap gas. Tubuh dara terdorong ke sandaran kursi dengan tiba tiba dan tangan kirinya harus berpegangan pada pintu sedangkan tangan kananya meremas sabuk pengaman.
Jo tertawa melihat reaksinya.” Jangan takut, Dara. I'm a pretty safe driver."
“ Definisi safe driver adalah mereka yang hanya akan mengambil jalur kanan untuk mendahului dan jelas jelas orang itu bukan kamu."
"Salah. Itu definisi orang yang mematuhi peraturan lali lintas." "Memangnya itu beda?"
"Yep. Safe driver adalah orang yang selalu memastikan mereka sampai ditempat tujuan dengan selamat. Bukan berarti mereka selalu mematuhi peraturan lalu lintas."
Meskipun begitu, Perlahan lahan jo berpindah satu jalur kesebelah kiri. Sampai seorang laki laki yang tahu kemampuan dan cara meng handle mobilnya dengan baik. Dia selalu suka membawa mobil dengan kecepatan tinggi, Tapi dia tidak sebegitu keras kepalanya samapai tidak menghiraukan keamanan dan kenyamanan penumpang yang dibawanya.
"Omong omong, Makasih ya karena sudah membantu blu selama ini. Saya tahu dia kadang kadang suka nyusahin kamu, “ucap jo setelah mengatur kecepatan pada 100 kilometer perjam.
"It's fine. It's my job. I enjoyed it, “ balas dara sambil tersenyum.
"I'm glad you do. Karena saya nggak tahu apa yang akan terjadi kalau kamu nggak ada."
Dara tersenyum menerima pujian itu. Mereka duduk dalam diam selama beberapa menit. Masing masing menolak untuk mengganggu ketenangan yang menyelimuti mereka. Hanya suara mesin mobil yang halus menemani mereka. Ketika jo melirik keara dara, Dia melihat dara sedang menutup matanya sambil menyandarkan kepala kekursi. Rambut tergerai, Wajahnya kelihatan damai, Dan jo mendapati dirinya merasakan hal yang sama.
Dara baru saja akan tertidur ketika mendengar jo bertanya, “ so besok kamu cuti mau ngapain?"
Dara mengangkat kepalanya dan menjawab, “ tidur sampai siank. Dan mungkin menelepon panji untuk mengatur jadwal kunjungan kekatering untuk melihat menu resepsi pernikahan."
Mungkin ini hanya perasaan dara, Tapi ini sudah kedua kalinya dia melihat tubuh ji jadi kaku ketika mendengar nama panji disebut sebut.
“ Apa kamu akan mengundang saya dan blu kepernikahan kamu?"
Dara mendengus, Berfikir bahwa jo bercanda, Tapi ketika dia menoleh, Jo kelihatan serius. Dengan perasaan sedikit bersalah, Akhirnya dia berkata, “ saya hanya berencana mengundang blu."
“ Jadi saya nggak diundang?” Tanya jo terkejut.
Ketika dara menggeleng, Jo berteriak, “ Lho, Kok saya di diskriminasikan seperti itu?" Dia kelihatan sangat tersinggung.
“ Karena hubungan kita nggak sampai pada tahap itu." “ Tahap seperti apa yang kamu maksudkan?" "Yang....comfortable."
“ Comfortable?" Tanya jo, Menantang dara untuk menjelaskan lebih lanjut.
Dara tidak percaya dia harus memberi penjelasan kepada jo kenapa dia tidak berniat mengundang lelaki itu kepernikahannya. Pertanyaan yang melayang layang dikepalnya adalah kenapa jo mau datang ke pernikahannya? Dia bukanlah teman, jo bahkan bukan bosnya. Intinya, Kalau bukan karena blu, Mereka tidak akan memiliki hubungan apa apa.
Dara terselamatkan dari harus menjelaskan oleh deringan. HP nya. Buru buru dia mengeluarkannya dari dalam tas.
"YA, ji, “ ucap dara ketika menjawab panggilan panji.
Perlahan lahan dara menghembuskan napas lega. Berbicara dengan jo terkadang membuatnya merasa seprti sedang berada diarea tinju. Itu mungkin tidak akan bermasalah kalau dia tahu cara bertinju, Tapi karena dia tidak tahu, Yang ada dia jadi bingung dan sedikit panik karena tidak tahu dari arah mana tinju lawannya akan datang.
Dara cukup terkejut ketika jo menawarkan diri untuk mengantarkannya pulang. Dia lebih terkejut lagu akan perasaan nyaman yang dia rasakan saat berduaan saja dengan jo didalam mobilnya, Ngobrol dan bercanda. Dari sudut matanya dia melihat jo sedang memperhatikannya, Tapi memutuskan untuk tidak menghiraukannya dan berkonsentrasi pada pembicaraannya dengan panji.
“ Gimana konsernya?” Tanya panji. "Sukses, “ Jawab dara.
“ Kamu sudah sampai rumah?" “ Belum.ini masih dijalan."
"Naik taksiv"
Panji menawarkan untuk menjemputnya setelah konser, Tapi dara menolak dengan alasan dia tidak tahu jam berapa dia baru bisa pulang. Dia nggak mau harus memaksa panji bangun lewat tengah malam hanya untuk menjemputnya.
"Nggak. Diantar." "Oh, Sama siapa?"
entah kenapa tiba tiba dara merasa agak tidak nyaman untuk berbicarakan hal ini dengan panji, Tapi dia tahu panji tidak akan berhenti mencecarnya samapi dia memberikan jawaban. Akhirnya dia memilih kejujuran dan berkata, “ sama jo."
Dan hening.
“ Ji?" Tanta dara hati hati setelah satu menit tanpa mendengar reaksi apa apa dari panji. “ Apa ada orang lain lagi didalam mobil selain kalian berdua?"
"Nggak ada, Cuma kami berdua."
Sekali lagi keheningan menyambutnya dan dara sudah khawatir kali ini panji akan menutup telepon ketika dia mendengar suaranya lagi.
“ Kenapa kamu nggak telepon akau minta dijemput?” Tanya panji pelan. Dibawah ketenangan dalam suara panji itu dara tahu panji sudah marah besar. “ Ji, We've talked about this..."
“ Apa kamu nggak mau aku jemput karena memang mau diatar sama dia?" Potong panji.
"WHAT?!" Teriak dara membuat jo menoleh dan menatapnya dengan penuh tanda tanya. "Seberapa jauh kamu dari rumah?” Tanya panji lagi.
Dara melihat jo mengambil jalur kiri untuk keluar dari tol.
"Sekitar lima belas menit lagi sampai. Kenapa?"
"Pastikan dia mengantar kamu pulang ke rumah dengan selamat. Good night."
Dan sebelum dara bisa membalas, Panji sudah menutup telepon, Meninggalkan dara menatap hp nya kebingungan. Bagaimana mungkin panji berfikir seperti itu? Panji sudah memberikan kepercayaan untuk tidak berpaling darinya, Dan selam ini dara tidak pernah memberikan alesan kepada panji untuk mempertanyakan kepercayaan itu. Jadi kenapa kepercayaan itu sekarang dipertanyakan?
“ Everything alright?"Suara jo menyadarkan dara dari segala pertanyaan yang melayang dikepalanya.
"Not sure."
“ Coba saya tebak, Pacar kamu nggak suka saya mengantar kamu pulang?"
Dara mengangguk tapi tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Selama sisa perjalanan pikiran dara terpaku pada panji sehingga dia tidak sadar mereka sudah sampai didepan rumahnya sampai jo memanggil namanya.
"Oke. Makasih ya karena sudah ngantar. Drive safe, “ ucap dara sambil melepaskan sabuk pengamannya dan menarik gagang pintu.
Sia baru saja membuka pintu dan siap turun ketika tangan kiri jo melingkari lengannya, Otomatis menahannya turun dari mobil. Ketika dia menoleh, Jo hanya mengatakan satu kaya yang sama sekali tidak masuk akal.
"Lily."
"What?” Tanya dara bingung.
“ Kalau kamu mau ditato, Jangan bunga mawar, Tapi lily. Lebih cocok untuk kamu."
Dara tertegun, Bukan saja mendengar kata kata itu, Tapi juga karena sentuhan tangan jo pada lengannya, Sehingga selama beberapa detik dia hanya bisa menatap tangan jo, Kemudian wajahnya, Dan kembali ketangan nya lagi tanpa bisa mengeluarkan kata kata. Karena pintu mobil terbuka, Otomatis lampu diatas kap mobil menyala, Memberikan penerangan pada wajah jo yang sedang menatapnya dengan....4esuatu. Sesuatu yang membuat dara menarik napasnya.
Oh, Tuhan. Not now. Not with him. Dara tidak sempat berpikir panjang sebelum bibir jo sudah mendarat pada bibirnya.
Jo mencium dara dengan sangat hati hati, Menunggu hingga dara melayangkan tangannya untuk menamparnya, Tapi tampparan itu tidak kunjung datang.itu mungkin karena dara masih terlalu shock dengan apa yang sedang dilakukannya pada wanita itu. Jangankan dara, Dia sendiri saja shock akan apa yang sedang dilakukannya, Tapi dia tidak bisa membuat bibirnya menjauh dari bibir dara yang pada saat itu tidak bereaksi sama sekali dibawah bibirnya. Jo merasa seperti seorang bajingan yang sudah memaksakan dirinya pada seorang wanita yang jelas jelas tidak menginginkannya, Dan dia baru saja akan menarik bibirnya lalu mengucapkan maaf karena sudah mencium dara tanpa seizinnya ketika dia merasakan dara membalas ciumannya. Ciuman balasan itu lebih mirip kecupan saking lembutnya, Dan kalau saja jo berkedip pada saat itu, Mungkin dia akan terlewat.
Semua kontrol pada dirinya hilang. Buru buru dia melepaskan diri dari sabuk pengaman yang melingkari tubuhnya agar kedua tangannya bisa melingkari tubuh dara dan menariknya agar menempel dengan tubuhnya. Gairah nya meledak. Dara bahkan lebih perfect daripada yang dia bayangkan. Mimpi yang dia miliki beberapa bulan yang lalu tidak ada bandingannya dengan dara yang asli.
OH, SWEER JESUS!!!!
Dara terasa hangat dan berisi, Tidak seperti tubuh wanita zaman sekarang yang kurus, Kering kerontong, Dan anoreksik. Jo ingin menenggelamkan dirinya didalam tubuh itu. Menyatukan semua partikel tubuhnya dengan partikel tubuh dara untuk menciptakan nyawa kimia baru. Meskipun dia ingin mencium dan memeluk dara semaleman, Perlahan lahan dia memerintahkan dirinya untuk melepaskan dara.
Butuh waktu bagi dara untuk membuka matanya. Dan ketka dia membuka mata, Tatapannya agak kurang fokus. Selama beberapa detik mereka saling tatap. Dengan sangat hati hati jo memberikan senyum paling lembut yang dia pernah berikan kepada siapa pun sambil meremas kedua tangan dara yang tanpa dia sadari sudah menempel pada dadanya. Tapi dara tidak membalas senyuman itu. Kemudia nseperti sadar bahwqa dia baru saja berciuman dengan jo. Pupil matanya melebar dan wajahnya langsung memucat. Buru buru dia menarik tangannya. Untuk menutupi wajahnya dan berkata, “ Oh, My God" berkali kali. Selama beberapa menit dara tidak bisa berfikir karena yang terlintas dikepalanya adalah dia baru saja berciuman dengan jo brawijaya. JO BRAWIJAYA!!! Apa yang dia sudah lakukan ? Entah apa yang sedang dipikirkan jo tentangnya sekarang mungkin bawha dia wanita gampangan yang memperbolehkan laki laki yang bukan pacarnya menciuminya seperti barusan. Dara menunggu hingga jo mengatakan sesuatu, Tapi ketika setelah beberapa menit jo masih tidak bersuara, dara memberanikan diri mengangkat wajahnya dari telapak tangannya untuk menatap jo dan berkata, "I'm sorry."

Jo kelihatan siap membunuhnya. Lalu dara melihat lelaki itu menutup matanya seakan mencoba menahan rasa sakit. Ketika jo membuka matanya kembali, Wajahnya kelihatan penuh penyesalan.
"No, Saya yang harusnya minta maaf ke kamu, “ Balas jo.
“ Kamu nggak seharusnya melakukan itu."
"I know , I'm sorry, Tapi saya nggak bisa menahan diri lagi."
Dara hanya bisa ternganga, Tidak percaya akan pengakuan jo yang blakblakan itu$ dengan susah payah dia berkata pelan, “ Kamu nggak seharusnya mengantar saya pulang."
"Ya, Saya setuju. But what's done is done, Kita nggak bisa menariknya kembali."
Sekali lagi dara mengangguk." Bagaimana kalau kita lupakan aja kejadian barusan? Bahwa itu semua nggak pernah terjadi, “
Ucapnya penuh harapan. Jo mengertakkan giginya sebelum menggeram, “nggak bisa." “ Kenapa nggak bisa?"
“ Karena sekarang saya tahu gimana rasanya mencium kamu dan merasakan kamu mencium saya balik. Saya nggak akan bisa menghapusnya dari pikiran saya, “ Bentak jo.
"Oh, God, “ ucap dara sambil mengubur wajahnya pada tangannya. “ Dara..."
Dara mengangkat tangan kananya untuk menghentikan apa pun kata kata jo." Saya sudah punya tunangan, Kami akan menikan beberapa bulan lagi. Kamu sudah punya pacar yang perfect untuk kamu. Ada baiknya kalau kita ingat itu."
“ Dara..."
"Mulai sekarang, Ada baiknya kita menjaga jarak satu sama lain, “ Tegas dara, Masih menolak menatap jo. Jo tidak mengatakan apa apa selama beberapa menit sehingga dara mengangkat kepalanya. Jo sedang menatapnya sambil memiringkan kepalanya, Seakan mencoba memutuskan apa yang harus dia lakukan. Akhirnya jo hanya mengatakan, “ Apa itu yang kamu mau?"
Dara buru biru mengangguk. Sekali dia melihat kekecewaan dimata jo sebelum lelaki itu berhasil menyembunyikannya.
"Sebaiknya kamu masuk. Kita sudah terlalu lama berada disini. Saya yakin orang rumah kamu bertanya tanya kenapa kamu belum masuk juga, “ucap jo pelan.
Pada saat itu dara baru sadar bahwa pintu mobil sisi penumpang masih setengah terbuka, Mesin mobil masih hidup, Dan ada bunyi” Ting ting ting" karena penumpang masih belum mengenakan sabuk pengaman padahal mesin mobil sedang hidup. Oh,, My God, Jo sudah menciumnya di depan rumahnya dengan lampu dalam mobil yang menyala dan pintu terbuka, Dengan kemungkinan semua orang yang lewat bisa melihat semuanya.
SHIT SHIT SHIT SHIT.
“ Good night, dara. Saya tunggu kamu masuk kedalam rumah. Seperti mimpi dara turun dari mobil, Mengeluarkan kunci untuk membuka pintu. Sebelum masuk dia memutar tubuhnya dan melihat SUV jo berlalu, Meninggalkannya dengan perasaan amburadul

DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 17

No comments:

Post a Comment