Thursday, October 15, 2015

DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 9


Bab 9
BUSTED

Jo menutup tas travel dari kulit yang diletakan diatas tempat tidur. Tas tersebut berisi semua keperluannya untuk malam ini. Setu set pakaian ganti, Peralatan mandi, Handuk kecil untuk mengusap keringat, Dan dua stik drum, Cadangan kalau saja terjadi apa apap dengan stik drum yang sekarang di sematkan diakntong belakang celana jinsnyA, jam dinding sudah menujukan pukul 15.30, Dia harus berangkat sekarang kalau tidak mau terlambat untuk sound check. Dia meraih jam tangan yang tergeletak diatas dresser ketika tatapannya jatuh pada fotonya dengan blu, Poppy, Dan Goldie yang diambil sebelum poppy berangkat ke paris. Suatu rasa yang sangat mirip seperti rasa berdalah karena sudah menelantarkan adiknya dan mengandalkan dara untuk mengurus blu selama dua bulan ini muncul disudut hatinya.
Apa sebaiknya dia menarik diri saja dari pertunjukan malam ini dan memilih hangout dengan blu yang tidak memiliki jadwal manggung?bi uti sedang pulang kampung sejak seminggu lalu, Dan kalau bukan dara, Jo mungkin harus menelepo Tante Mel atau salah satu sepupunya untuk menjaga blu sampai dia pulang. Sesuatu yang dia yakin tidak akan dihargai sma sekali oleh mereka.
Ngga, Dia nggak bisa menarik diri pada detik terakhir sebelum manggung tanpa ada drummer pengganti untuk Revel. Oh, Andaikan saja ini bukan malam tahun baru, Dia mungkin bisa menelepon Ole, Drummer cadangan Revel, Untuk menggantikannya malam ini, Tapi dia tahu ole sedang pergi liburan dengan pacarnnya ke shanghai. Setelah beberap menit mempertimbangkan pilihannyA, jo memutuskan untuk tetap berangkat kerja. Bukan karena dia tidak peduli akan blu, Tapi karena dia seorang profesional yang selalu memenuhi kontrak kerjanya.
Jo menarik pegangan tas travel ke dalam genggamannya dan melangkah keluar kamar. “ Blu, “ Teriak jo memanggil adiknya.
"Ya, Mas, “ Jawab blu,, Yang suaranya seperti berasal dari ruang TV.
Jo menemukan asiknya sedang selonjoran di depan TV sambil mengenakan celana pendek dan kaus kedodoran dengan gambaran Cookie Monster dibagian depan. Dara yang mekenakan jins dan kaus bertuliskan "I heart London"sedang duduk di sofa sambil membaca majalah. Kaus uty terbuat dari bahan yang agak tipis sehingga jo bisa melihat dara mengenakan bra berwarna hitam. Selama beberapa detik dia membayangkan dirinya menanggalkan bra itu dari tubuh dara seraya menguburkan jemarinya dirambut hitam dara yang kelihatan mengkilat seperti pita sutra. Seperti sadar bahwa dia sedang diperhatikan, Dara mendongak dan jo laNgsung bergegas ke lemari sepatu.
Semenjak mimpinyA, jo mencoba sebisa mungkin tidak bertemu muka dengan dara, Sesuatu yang sulit dilakukan mengingat perempuan itu bekerja untuk adiknya.yang ada terkadang dia mendapati dirinya memperhatikan interaksi dara dengan adiknya. Mereka sudah seperti kakak adik yang sangat akur. Dara selalu bisa mengerti apa yang blu inginkan tanpa blu harus mengatakannya.Yang jelas blu sepertinya telah menemukan seorang teman baik yang bisa dipercaya dengan segala hiasannya pada diri dara. Setelah beberapa menit memperhatikan jejeran sepatu di hadapannya tanpa betul betul melihat apa yang ada di hadapannyA, jo akhirnya memilih mengenakan Converse.
“ Kamu yakin nggak mau ikut Mas malam ini? tanya jo sambil duduk disalah satu kursi untuk mengenakan sepatunya.
Jo sudah menanyakan hal ini kepada blu beberapa hari yang lalu dan blu menolakny. Tapi hanya untuk memastikan, Dia bertanya lagi. Dan sepertinya waktu itu, Blu juga menggeleng.
"Mendingan dirumah nonton TV sama Mbak dara dan Goldie daripada dengan cewek cewek pada histeris ngeliatin Mas dan Mas Revel.
Seperti sadar namanya sudah disebut sebut, Goldie muncul dengan mulut sedikit basah. Daripada duduk didekat tuannya, Goldie memilih duduk didekat blu. Jo memiringkan kepalanya melihat kelakuan anjingnya yang aneh itu.Goldie tidak pernah memilih orang lain selain dirinya kalau dia sedang ada di dalam ruangan bersamanya, Tapi kemudian dia melihat blu memegang sekantong makanan anjing ditangannya. “ Goldie jangan kebayakan dikasih jajan, Nati dia nggak mau makan makan malamnya, “ Tegur jo.
Blu tersenyum sebelum kembudian berkata, “ Goldie, No more, “sambil menggoyangkan kedua telapak tangannya di hadapan Goldie yang kelihatan sedih.
Jo tertawa melihat tingkah laku anjingnya dan melirikkan matanya ke arah dara yang sudah meletakkan majalah yang tadi dibacanya dan berdiri.
“ Kamu nggak apa apa mas tinggal sendiri dirumah semalaman?” Jo menarik perhatiannya kembali kepada adiknya.
Blu mengangkat kedua alisnya sebelum menjawab, “ Aku nggak sendiri kok. Kan ada Mbak dara dan Goldie."
Jo selesai mengikat kedua tali sepatunya dan berdiri."Oke, Kalau gitu kamu mas tinggal."
Blu segera beranjak berdiri untuk mencium pipi jo sebelum kemudian menghilang masuk ke kamarnya, Meninggalkan jo berdua dengan dara.
“ Jam berapa kira kira mas jo pulang? tanyanya.
"Saya akan usahakan sampai dirumah sebelum jam dua pagi, “ Jawab jo.
"Oke, “
"Makasih ya karena sudah ngejagain....."
"It's fine, Mas jo.Ini memang pekerjaan saya, “potong dara.
Jo tahu itu benar. Tapi entah karena angin apa, Yang keluar dari mulutnya adalah, “ Actually it's not. Kamu dipekerjakan sebagai asisten blu, Bukan sebagai baby sister."
Selama beberapa detik dara tertegun, Seakan tidak percaya akan kata kata jo, Tapi kemudian dia mengangkat bahu dan berkata, “Nggak ada bedanya untuk saya."
Sebelumnya jo masih ingin berdebat dengan dara, Tapi dia tahu hari sudah makin sore. Akhirnya tanpa berkata kata lagi dia keluar rumah.
Begitu mobil jo menghilang dari pandangan, Blu muncul disamping dara.
“ Kira kira mas jo tahu nggak ya tentang rencana kita?” Blu terdengar khawatir.
"I don't think so, “ucap dara sambil memutar tubuhnya."Sebaiknya kita mulai siap siap kalau ngga mau telat.C'mon,xinderella, “ Candanya dan mendorong blu menuju kamarnya untuk mandi dan berdandan. Selama hampir dua jam dara sibuk mendandani blu ditemani gelak tawa mereka dan album terbaru Coldplay. Pukul 17.30 William menelepon, Dan selama pembicaraan sepuluh menit itu wajah blu sudah seperti kepiting rebus dan senyum lebar menghiasi wajahnya. Dia betul betul menyukai cowok ini rupanya. Hal tersebut membuat dara merasa sedikit kasihan padanya. Percakapannya dengan jana minggu lalu terngiang kembali.
“ Gue harus giman dong, Jan? Bilang ke dia kalau teman kenyannya itu gay atau nggak?
"Menurut gue, Lo biarin aja. Nggak ada gunanya menghancurkan kencan pertama blu. Toh si William juga udah mau lulus sebentar lagi dan kemungkinan besar nggak akan ketemu lagi sama blu. Bukannya terunya mereka pacaran gitu lho, Mereka cuma pergi ke pesta tahun baru sama sama, Gue yakin pas blu lulus SMA, Dia pasti udah lupa siapa William."
"I doubt that, Dari cara blu ngomong tentang William, Sumpah deh, Di mata blu, William ini udah kayak Romeo yang serba perfect. Setiap hari ngomongin William melulu. Apa kita kayak gitu ya waktu SMA?" Pertanyaan ini di sambut gelak tawa jana yang membuat dara tertawa juga.
“ Apa blu ngga pernah ngerasa ya kalau William itu gay? atau setidak tidaknya ada orang kek yang bilang
ke dia.Gue benar benar ngga mau jadi orang yang harus bilang ke blu kalau santa Claus doesn't exist, “ucap dara setelah tawanya reda.
"I hate to break it to you, But santa claus really doesn't exist."
"Oh really....(Hank for letting me know, “ Balas dara sesarkastia mungkin.
Jana terbahak bahak, “ Again, It is up to you. Tapi menurut gue, Lebih baik lo tutup mulut."
“ Gue cuma nggak mau blu jadi bahan tertawaan orang. Sumpah deh, Gue yakin salah satu orang yang sering banget nulis hatemail tentang bli itu adalah teman satu sekolahnya." "Ra, Blu itu artis, They are bound to be hated by some people, “
“ Tapi dia itu masih kecil, Jan. Masih lima belas tahun, Seberapa banyak orang sih yang dia sudah temui sampai mereka segitu nggak sukanya sama dia?"
"Lo nih berkelakuan kesannya blu itu anak lo. Sudahlah, Jangan terlalu diambil pusing. Oke?"
Setelah pembicaraan dengan jana, Dara pergi tidur dan bermimpi blu ditertawakan oleh semua orang di pesta karena William muncul mengenakan gaun putih milik blu dan jo memecatnya karena sudah mempermalukan blu.
Dara harus menarik dirinya kembali ke masa kini ketika mendengar blu memanggil namanya. Dari nada tidak sabarannya sepertinya blu sudah melakukannya selama beberapa menit.
"So, William bilang apa?” Tanya dara, Mencoba menutupi pikirannya yang sempat melayang.
“ Dia cuma tanya apa aku yakin ngga perlu dijemput.Waktu aku bilang yakin, Dia bilang dia akan tunggu aku jam 2015 di depan ballroom."
“ Kalau gitu kita sebaiknya berangkat jam 18.30. Mbak ngga mau kamu terlambat untuk kencan pertama
kamu."
“ Apa Goldie nggak apa apa kalau kita tinggal sendirian?” Tanya blu.
"She should be fine. Mbak akan kasih makanan, Minum, Dan mainan favoritnya selam kita pergi.Itu bisa menghibur dia selama beberapa jam sampai kita pulang."
Blu mengangguk setuju. Lima belas menit kemudian blu pun siap. Dara meminta blu untuk makan sesuatu sebelum berangkat. Menurut undangan yang harganya cukup mahal itu, Makan malam akan disediakan, Tapi dara tahu blu kemungkinan akan terlalu sibuk dengan nervous untuk betul betul makan di acara tersebut. Dara memasukkan majalah dan ipod ke dalam tasnya untuk menghibur diri selama menunggu blu. Tapat pukul 18.30, Mereka sudah meluncur menuju Gran Melia.
"Okay, That sound good, Everyone, “ucap Ricky, Manajer panggung untuk acara malam ini. Dikarenakan masalah teknis, Mereka harus menunggu satu jam sebelum bisa melakukan sound check, Sehingga mereka baru selesai sekitar jam 18.00, Sesuatu membuat jo sedikit jengkel. Kalau saja dia tahu jadwal mereka akan diundur, Dia bisa menghabiskan sedikit waktu dengan blu sebelum berangkat, Bahkan mungkin nonton acara reality TV tentang keluarga kardashia yang sepertinya diobsesikan blu.Yang ada dia harus sabar menunggU gilirannya diselubungi udara panas sentul. Dia tahu dia harus mandi terlebih dahulu sebelum manggung malam ini karena kaus yang dikenakannya sudah basah oleh keringat.
Revel yang menyadari bahwa mood drummernya sedang tidak baik, Sesuatu yang semakin sering terjadi akibat kehadiran Dara, Mendekatinya.
"Hey, Are you okay?” Tanya nya hati hati.
"Yeah, Why do you ask?” Tanya jo balik sambil menyeka keringat dikeningnya dengan handuk kecil yang biasa disematkan di sabuknya.
"Lo kelihatan sedikit...I don't know.... Moody."
"Moody?” Jo mengerutkan keningnya.
"Untuk lebih tepatnyA, jengkel, Apa semuanya baik baik aja dirumah?"
Jo mengangguk dan ngacir menuruni panggung krtika melihat tujuh cewek menaiki panggung. Mereka adalah girlband yang pamornya sedang naik daun di indonesia. Jo hanya mengangguk kepada mereka tapi tidak berhenti. Bisa dibilang dia agak trauma pada mereka, Karena terakhir kali mereka bertemu, Salah satu personal girlband itu yang kemudian dia ketahui bernama Jessica, Memasukkan sebuah amplop berwarna pink ke dalam kantong celananya. Berpikir bahwa amplop itu hanya berisi nomor telepon, Sesuatu yang sering diterima dari kaum wanitA, jo membukanya di depan Revel. Dia baru menyadari kesalahannya ketika foto Jessica yang tidak menggunakan sehelai busana pun dan berpose menggoda terpampang di hadapanny.
Seakan belum cukup, Di balik foto itu jessica menuliskan kata kata yang sampai kini masih akan membuat wajah jo memerah kalau mengingatnya. Dan meskipun tidak pernah mengatakan apa apa kepada orang lain tentang insiden tersebut, Revel tidak pernah melewatkan kesempatan untuk meledek jo. Perlahan lahan mereka berjalan menuju bus mewah milik Revel yang ada showenya. Jo berencana menggunakan shower itu secepat mungkin sebelumairnya dihabiskan oleh kru band Revel yang lain. Setelah mereka cukup jauh dari keramaian dan bebas dari tatapan orang banyak, Revel bertanya lagi “ Blu nggak diajak?"
“ Dia ngga mau ikut. Lebih memilih hangiut sama dara dan Goldie di rumah." Revel menatap jo dengan seksama.” Dan lo ngga suka?"
“ Gue ngga bilang begitu, “ Bantah jo. “ Tapi lo kelihatan begitu."
Jo memilih dia dari pada membalas komentar Revel dengan kata kata sarkastis yang bisa tanpa sengaja menyinggung sahabatnya ini. Tapi sepertinya Revel tidak memiliki toleransi yang sama dengannya karena pertanyaan selanjutnya jelas jelas menyinggung perasaannya.
“ Apa lo masih ada masalah dengan dara?"
Jo berhenti melangkaH dan menatap Revel tajam.” Kenapa lo ngomong begitu?" "I don't know, You well me."
Jo berfikir sejenak. Dia memang masih ada masalah dengan dara, Tapi bukan seperti yang dipikirkan
Revel. Dulu masalahnya dengan dara karena perempuan itu mengacak ngacak hidupnya, Tapi setelah mimpinya, Sekarang masalahnya adalah karena wanita itu mengacak acak pikirannya dengan membuatnya memikirkan yang tidak tidak kalau melihatnya. Tapi kali ini dia tidak bisa menumpahkan kesalahan pada dara, Toh bukan salah dara bahwa otaknya penuh dengan pikiran kotor setiap kali melihatnya.
Akhirnya jo berkata, “No.Gue ngga ada masalah dengan sara."
Selama beberapa menit mereka kembali melangkah tapi dalam diam. Jo baru bersuara lagi ketika mereka sampai di pintu bus.
“ Apa lo perlu gue sampai acra ini selesai?"
Revel menatap jo bingung, Tidak betul betul mengerti apa yang diminta temannya ini. “ Kalau lo ngga masalah, Gue mau cabut jam sebelas begitu kita selesai manggung." "Lo mau pulang untuk ngerayain tahun batu sama blu?"
Jo mengangguk dan berkata, “ Tapi cuma kalau lo oke tentang itu."
"Of course I'm okay with itu. Tapi lo tahu kan bahwa kemungkinan elo untuk bisa sampai dirumah sebelum jam 24.00 malam ini adalah hampir nol?"
"Setidak tidaknya gue bisa coba, “ Balas jo.
Revel mengangguk mengeri dan jo menepuk punggung Revel sambil mengucapkan terimakasihnya sebelum menghilang ke dalam bus.
Dara mencoba memanuver mobilnya ditengah keramain lalu lintas, Mencoba untuk bisa sampai dirumah jo sebelum pukul dua dini hari. Jam pada dasbor mobil sudah menunjukan pukul 01.15, Dan dia masih sedikit khawatir mereka tidak akan bisa sampai rumah sebelum jo tiba. Dia tidak berani membayangkan kemarahaan jenis apa yang akan dilihat kalau sampai mereka tertangkap basah pergi tanpa seizin jo. Selama lima belas menit terkahir blu sudah kelihatan senewen sehingga tidak bisa duduk diam di kursinya.
“ Do you think we can make it?” Tanya blu.
"Yes, “ Jawab dara pasti. "Really?"
"No. Not really."
Dan blu tertawa terbahak bahak karena dara masih bisa bercanda dalam situasi genting Seperti ini.
“ Kita seharusnya ninggalin hotel lebih cepat tadi, “ucap blu.
"Yep. Tapi kalau kita ninggalin hotel lebih cepat, Itu berarti kamu ketinggalan kesempatan untuk dicium sama William, Kan?” Balas dara sambil nyetir.
Blu langsung tersipu sipu.yep, Bukan saja blu mengalami kencan pertamanya, Tapi juga first kiss nya malam ini. itulah hal pertama yang diteriakkan oleh blu pada dara setelah William menghilang dari pandangan sehabis mengantarnya ke lobi.
He kissed me, “ucap blu berkali kali sambil loncat loncat ke girangan.
Hal pertama yang terlintas dikepala dara ketima mendengar ini adalah rasa senang untuk blu, Yang diikutin oleh beberapa sumpah serapah.William sepertinya memang cari mati.
“ Apa itu berarti kalian boyfriend dan girlfriend now?” Tanya dara hati hati.
Dalam hati dia berharap William setidak tidaknnya tidak melangkah sejauh itu, Karena kalau tidak, Dara harus melakukan pembicaraan empat mata dengan anak laki laki ingusan satu itu.
Pertanyaan ini membuat blu tercengang selama beberapa detik."I don't know.Is it?" "Lho, Mbak ngga tahu. Memangnya William bilang apa?"
“ Dia nggak bilang apa apa."
Perlahan lahan dara menghembuskan napas lega dan mengucapkan terimakasih kepada tuhan atas segala pertolongannya.
Dara belum sempat menghentikan mobil dengan sempurna ketika blu sudah meloncat keluar berlari
membuka pintu gerbang. Jam menunjukkan pukul 01.45, Berarti mereka hanya punya waktu lima belas menit sebelum jo pulang. Seiring dengan terbukannya pintu gerbang, Lampu depan mobil menyorotkan sinarnya kepad....;o yang sedang berdiri sambil menyedekapkan tangannya didepan mereka. Dari wajah laki laki itu dara tahu bahwa kata marah tidak cukup untuk menggambarkan ekspresi wajah. 



DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 10

No comments:

Post a Comment