BaB 11
THE DEVIL
Ke esokan paginya
dara dikejutkan oleh kunjungan
satu satunya orang
yang tidak akan pernah ditemuinya lagi, Apalagi
sampai datang ke rumahnya.
Dia baru saja selesai sarapan ketika mendengar bel rumah berbunyi. Dia begitu
terkejut atas kunjungan ini
dan
berfikir dia sudah berhalusinasi ketika melihatnya
dari jendela ruang
tamu sehingga
tanpa
sadar dia sudah
membuka
pintu.
"Pagi,
Dara. Boleh saya masuk?” Tanya jo.
Sebuah senyuman
menghiasi wajah itu.Whoa..... Sekarang Dara tahu dia memang sedang berhalusinasi.
Sebelumdia bisa berfikir lagi, Pertanyaan yang tadinya hanya berputar dikepala
nya sudah terucapkan, “ Kamu ngapain ke sini?"
Jo bahkan tidak
berkedip mendengar pertanyaan yang sangat tidak sopan itu. Sekilas Dara bertanya
tanya apakah jo keberatan dipanggil” Kamu" daripada"Mas jo", Tapi
dara telah terkejut untuk memikirkan hal ini lebih lanjut.
“ Ada sesuatu
yang saya perlu bicarakan dengan kamu, “ Jawab jo tenang. “ Dari mana kamu tahu
alamat rumah saya?"
“ Dari Oom
Danung, “ Jawab jo polos."Now, Kamu akan mengundang saya masuk atau membiarkan
saya berdiri diteras?"Lanjutnya.
Yang ingin dara
lakukan sebenarnya adalah membanting pintu dan menguncinya, Tapi kemudian ibu muncul
dan melihat jo sedang berdiri di depan pintu. Dan habislah cerita.Ibu yang memang
orang jawa totok tidak mengenal konsep tamu tak diundang. Menurut beliau semua
tamu adalah berkah dan mesti diajak masuk dan dikasih makan. Sebelum dara sadar
apa yang sedang terjadi.Ibu sudah mengundang jo masuk dan menawarkan sarapan.
“ Bu, Aku yakin
jo sudah sarapan, “ucap dara sambil berdiri di depan jo, Menghalanginya memasuki
rumah.
“ Actually no.
Saya belum sarapan, Terima kasih atas tawarannya, “ Balas jo dan melangkah mengintari
dara. Senyum semringah mewarnai wajah ibu dan beliau langsung sibuk melayani jo
yang tanpa disangka sangka dara langsung akrab dengan ibu. Jo memuji suasana rumah
yang menurutnya nyaman, Masakan ibu yang dia bilang tasty, Bahkan penampilan ibu
yang lebih muda dari pada umurnya. Oh, Ini betul betul parah.Ibu bahkan tidak pernah
kelihatan seperti ini di hadapan pacarnya Krisna, Padahal beliau cinta mati
pada pacar anak bungsunya itu. Dara tidak tahu bagaimana harus menginterpretasikan
reaksi Ibu terhadap jo.
Selama semua
ini berlangsung , Dara memilih duduk dikepala meja makan dan diam seribu bahasa.
Beberapa kali jo melirik ke arahnya dengan senyum penuh kemenangan, Dan dara betul
betul ingin melempar bebreapa ragpu ke arahnya untuk menghapus senyum itu dari wajahnya.
Kalau saja Ibu tahu
apa yang sudah
dilakukan jo padanya, Mungkin beliau tidak akan seramah ini. Dara mendesah..Ini
semua salahnya. Dia seharusnya tidak menyimpan rahasia tentang pemecatannya dari
keluarganya.
Satu jam
kemudian Ibu yang sudah ngobrol panjang lebar dengan jo akhirnya menyingkir ke ruang
TV untuk menonton sinetron korea favoritnya dan meninggalkan mereka berdua.
"Saya suka
ibu kamu. Ramah sekali, “ucap jo setelah Ibu menghilang dari pandangan.
Dia lalu berdiri
dari kursinya, Berjalan mendekat dan mendudukkan dirinya dikursi. Sebelah kanan
dara. Dara menunggu hingga terdengar suara TV yang menjamin bahwa ibu tidak bisa
mendengar percakapan mereka sebelum berkata, “Sekali lagi saya tanya, Ngapain kamu
ke sini?"
"Saya
dengar dari mamanya blu kabwa kamu menolak tawarannya untuk kembali menjadi asisten
blu, “ucap jo sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dengan santai.
"Yeah, So?” Tantang dara.
"Menurut
beliau, Mungkin akan lebih efektif kalau saya yang menawarkannya langsung ke kamu."
Dara mendengus keras sambil berkata, “ Jelas jelas tante poppy ngga tahu pendapat
kamu tentang saya, Atau saya tentang kamu, Karena kalau beliau tahu, Beliau ngga
akan mengidekan ini."
“ That's what
I said, “ Balas jo, Dan secara tidak langsung mengakui bahwa mereka sama tidak sukanya
satu sama lain, Tapi kemudian dia tersenyum dan berkata,'tapi beliau yakin bahwa
kalau saja saya mencoba, Saya pasti bisa mengubah pikiran kamu.
Dara menggeleng.”
Keputusan saya sudah bulat."
Jo menatap
dara sambil memiringkan kepalanya sebelum akhirnya berkata, “saya rasa sebaiknya
kita mulai dari awal lagi sebelum saya....."
"Menjadi
seorang asshole?” Tandas dara.
Jo terdiam sejenak,
Terkejut dengan keberanian dara yang menyebutnya sebagai seorang bajingan tepat
dimukanya. Terakhir kali ada perempuan yang berani melakukan itu adalah.... Sebelumnya
tidak pernah ada perempuan yang melakuka itu sebelumnya. Beberapa hari yang lalu
dara sudah memanggilnya bastard dan sekarang asshole. Jo beetanya tanya panggilan
apa lagi yang dia miliki untuknya? bukannya merasa jengkel, Dalam hati jo justru
ingin tertawa. Sepertinya dara memiliki nyali lebih dari yang dia perkirakan sebelumnya.
Dan dengan penuh humor jo berkata, “Sebetulnya saya lebih memilih menggunakan.
'Berkelakuan kurang sopan' terhadap kamu."
Dari gerakan
alisnya yang langsung menyatu ketika mendengar ini, Jo sadar dara jelas jelas tidak
menghargai usahanya untuk bercanda. Akhirnya dia menggunakan satu satunya cara
yang dari awal dia tahu adalah cara terbaik untuk menangani permasalahan ini, Tapi
dia menolak menggunakannya.
"I'm sorry,
“ucap jo pelan.
"Hah?"
"I said
I'm sorry,” Ulang jo lebih keras.
Oh, Betapa
memalukannya mengucapkan kata kata itu. Seumur hidupnya jo bisa menghitung dengan
jari tangan kanan berapa kali dia mengucapkannya.
Kalau bukan karena
aksi ngambek blu yang hanya akan berbicara "you suck" padanya dan jadwal
blu yang jadi berantakan gara gara blu menolak tawaran Oom Danung untuk mencarikan
asisten baru, Jo tidak akan berada di sini. Oke, Itu tidak benar. Dia juga merasa
bersalah karena sudah memecat dara secara tiba tiba tanpa mengetahui duduk permasalahannya.
Dia masih tidak percaya bahwa adik dan mama tirinya itu sudah berkomplot untuk
menyimpan rahasia itu darinya. Rasa sakit hati karena tidak dipercaya oleh keluarga
sendiri menyelimuti selama beberapa hari ini.
Jo mengambil
kesempatan dara yang sedang menatapnya dengan mata terbelak tanpa bisa berkata
kata untuk melanjutkan kata katanya."Saya minta maaf karena saya sudah membuat
kamu dipecat. Hari itu saya marah sekali karena blu pergi tanpa seizin saya, Dia
juga tidak mematuhi perintah saya untuk tidak menggunakan make up diluar panggung.
Dan kamu tahu semuai ini tapi tidak pernah memberitahu saya." "I can't
belive this. Kamu masih menyalahkan ini semua pada saya, “omel dara.
“ Apa kamu bisa
menyalahkan saya?Kamu orang dewasa yang dipekerjakan untuk mencegah blu melakukan
hal hal seperti itu. Dan bukannya menghentikannya, Kamu malah bersekongkol dengan
dia." Mata dara langsung berapi api mendengar ini dan jo mencoba menyelamatkan
keadaan dengan berkata, “ Tapi setelah saya bisa lebih tenang untuk berpikir rasional
dan mendengar semua penjelasan yang diberikan blu dan mamanya, Saya tahu keputusan
saya salah.itu sebabnya saya ke sini hari ini, Untuk meminta maaf langsung ."
“ Bukannya
kamu ke sini untuk merayu saya agar kembali bekerja?" "Itu juga. So,
Apakah saya dimaafkan?"
Selama beberapa
menit dara hanya terdiam, Hingga membuat jo salah tingkah. Tapi kemudian suatu
keajaiban terjadi, Karena perlahan lahan ko melihat api di mata dara melunak, Lalu
dara mengangguk dan jo menghembuskan napas lega. Jo bahkan tidak tahu bahwa dia
sedang menahan napas. Kemudian..... Hening.
Dara bangun
dari kursinya dan mulai membereskan meja makan secara sistematis. Jo pun berdiri
dari kursinya, Berniat membantu dara. Ketika tangan mereka meraih piring yang sama,
Selam beberapa detik mereka main tarik piring, Masing masing menolak melepaskan
piring tersebut. Akhirnya jo harus menggeram, “ Dara, Lepasin piringnya."
“ Kamu yang
lepasin, “ Balas dara.
"Saya cuma
mau bantu."
"Saya
ngga perlu bantuan kamu.” Geram Dara dan menarik piring itu ke arahnya.
"Saya tahu
kamu ngga perlu bantuan saya, Tapi saya tetap mau bantu, “ Balas jo dan menarik
piring itu kearahnya.
Menyadari betapa
bodohnya mereka, Dua orang dewasa bertengkar gara gara sebuah piring, Jo akhirnya
melepaskan piring itu dan mulai mengangkat piring yang lain. Ketia dia mendongak,
Dara sudah melangkah menuju bak cucui piring yang letaknya tidak jauh dari meja
makan. Dara meletakan semua piring kotor dan gelas ke dalam bak dan jo mengikuti
langkahnya. Dara kemudian meaih sebuah celemek putih yang digantung disamping bak
cuci dan mengenakannya. Melihat ini Jo langsung melipat lengan kemeja putihnya.
"What are
you doing?” Tanya Dara.
“ Bantu kamu
cuci piring, “ Balas jo, Dan tanpa menunggu reaksi dara, Dia langsung menempelkan
tanagan kanannya ke dalam mangkuk sabun untuk mengambil spons dan mulai menyabuni
piring pertama. "Saya yang sabunin piring, Kamu yang bilas, “perintah jo.
"Memangnya
kamu tahu cara cuci piring?” Tanya dara dengan nada sarkastis.
Sekilas dara
melihat sebersit kesedihan pada wajah jo, Tapi kemudian dia menutup matanya dan
ketika membukanya kembali kesediahan itu sudah hilang.
"Ya, Dara,
Saya tau cara mencuci piring, Cuci pakaian, Nyikat kamar mandi, Menyapu, Ngepel,
Dan memberekan tempat tidur seperti saya tahu cara ganti oli mesin mobil, Ngebetulin
pipa bocor, Telinga panci goyang dan masang mebel kalau ada instruksinya, “ucap
jo tidak kalah sarkastisnya.
Dara mendengus
sebelum akhirnya mulai membilas piring dan gelas yang sudah disabuni oleh jo. Selama
beberapa menit tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa paa memilih menumpahkan
perhatian pada aktivitas tangan mereka. Lima belas menit kemudian dara memberikan
sebuah serbet putih kepada jo untuk menyeka tangannya yang basah dan berjalan
kembali ke meja makan setelah menggantung celemek pada tempatnya.
Kali ini jo tidak
mengikuti dara, Dia menyandarkan bokongnya pada bak cuci piring dan memeperhatika
dara yang dengan seksama menyeka permukaan meja makan dengan lap sebelum kemudian
menutup makanan yang tersisa dengan tudung saji, Ketika dara masih juga tidak berkata
kata , Mau tidak mau jo harus memancing, “So, Apa kamu akan bekerja kembali untuk
kami?"
Dara mendongak
ketika mendengar pertanyaan itu, Tapi tidak langsung menjawab. Dia melangkah kembali
ke dapur untuk menggantungkan lap yang tadi digunakannya, Memaksa jo menggunakan
senjata terakhirnya.
“ Blu titip
salam. Dia mau saya mengatakan....” Jo merogoh kantong celananya dan menarik selembar
kertas dengan tulisan tangan blu yang besar besar, “ Blu menuliskan ini untuk saya
supaya saya ngga lupa. Dia mau saya membacakannya ke kamu, “ Jelas jo dan mulai
membaca.
Dear Mbak Dara,
Would Be Really
Great If You Can Come Back. I Totally Miss You
Blu
God, Jo tidak
percaya dia baru saja mengucapkan kalimat itu. Dia kedengaran seperti Kim Kardashian
yang lagi ngobat. Meskipun begitu, Kata kata tersebut menghasilkan reaksi dari dara,
Yang langsung menatapnya dengan mata terbelak dan dari bahasa tubuhnya jo tahu
bahwa dara ingin mengatakan "iya" atas permintaannya, Tapi akhirnya
dara menghembuskan napas seperti orang putus asa sebelum berkata, “I can'T."
“ Bukannya
kamu bilang kamu memerlukan pekerjaan ini?"
Dara medelik,
Terkejut bahwa jo bisa ingat kata kaya yang diucapkannya tempo hari.
"Saya memang
memerlukan pekerjaan ini, “ucapnya pelan. "So, What's the problem?” Desak
jo
Dara kelihatan
berdebat dengan dirinya sendiri sebelum akhirnya berkata, “Panji, Tunangan saya
tidak suka dengan pekerjaan saya ini, We had s big fight about it sampai harus
hiatus. Tapi setelah pemecatan saya, Akhirnya saya bilang bahwa saya akan mencari
pekerjaan lain, Kami baru saja baikan, Saya ngga bisa menarik kembali kata kata
saya itu."
Jo sudah mendengar
tentang panji dari Poppy. Ketika dia mendengarnya yang terlintas dikepala jo adalah....
Dara sudah bertunangan?! Dia bahkan tidak tahu Dara punya pacar. Detik selanjutnya
dia memarahi dirinya sendiri karena peduli akan status Dara. Jo harus menggelngkan
kepalanya untuk kembali fokus pada topik permasalahan, Dia harus mendapatkan Dara
kembali, Tidak peduli bagai mana caranya, Karena dia tidak mau memikirkan konsekuensi
kalau sampai dia gagal dengan misinya ini. Bayangan blu dengan wajah merengut cukup
membuatnya bergidik.
"Oke, Jadi
panji ngga mau kamu bekerja jadi PA. Kalau kamu sendiri bagai mana?” Tanya ji
selembut mungkin.
"I live
itu dan saya suka blu. She's very sweet, Saya sudah nganggap dia seperti adik sendiri."
Jo terkejut
melihat betapa tulusnya dara ketika mengatakannya, Sepertinya dia memang peduli
pada blu. “ Dari observasi saya, Kamu nggak pernah begitu aja menurut apa kata
orang, Jadi kenapa kamu menurut apa kata panji kalau itu tidak sesuai dengan apa
yang kamu inginkan?"
Jo tahu dia
sudah melangkah ke luar batas ketika menanyakan ini dan data kelihatan siap menamparnya.
“ Karena dia tunangan saya, “ Desis dara.” Tentu aja orang seperti kamu nggak pernah
mengerti."
"Orang
seperti saya?"
"Iya, Orang
yang mungkin ngga pernah memiliki hubungan serius dengan siapa pun sepanjang hidupnya."
Jo terkesiap mendengar tuduhan ini.What teh...?Kenapa gue jadi dibawa bawa? Pikir
jo bingung. Tapi dari pengalaman, Dia tahu bahwa satu satunya cara untuk menenangkan
perempuan yang sedang marah adalah mengalah.
"Oke, Saya
memang berhak menerima sentimen itu. Bukan maksud saya menilai kamu, Saya hanya
menyatakan observasi saya tentang kamu, “ucap jo sambil mengangkat kedua tangan
nya tanda menyerah.
Tanpa jo sangka
sangka, Dara menguburkan wajahnya di antara telapak tangannya dan mendesah panjang.
Shit!!! Is
she crying?! Dalam hati jo berteriak panik, Pleas please please... Don't cry. Dia
mapu mengatasi segala sesuatu yang berhubungan dengan wanita, Tapi tidak ketika
mereka sedang menangis. Hal itu membuatnya merasa tidak berdaya.
Biasanya
kalau melihat wanita seperti ini yang akan dia lakukan adalah memeluknya, Tapi jo
yakin Dara akan mengigitnya kalau dia sampai melakuka itu. Jo baru saja akan
bertanya apakah Dara baik baik saja ketika Dara menurunkan kedua tangannya dan
menatap jo. Matanya kering tapi kelihatan lelah.
Saya minta
maaf atas kata kata saya barusan. Kadang kalau pikiran saya sedang berantakan,
Saya jadi defensif."
Jo mengangguk,
Bukan karena dia merasa Dara patut meminta maaf atas kata katanya, Tapi karena dia
sedikit mengerti apa yang dimasksud Dara tentang jadi defensif.Untuk pertamakalinya
dia bisa melihat sisi lain dari dara, Yang dia tidak pernah lihat sebelumnya. Dara
memang tidak suka pada dara, Tapi dia tidak pernah bermaksud membuatnya kelihatan
putus asa seperti ini.
Tapi kemudian
jo melihat perubahan pada postur tubuh dara yang tadinya sedikit lemas jadi lebih
tegak. Matanya lebih waspada dan perlahan lahan ekspresi pada wajahnya berubah jadi
prosesional. Dara yang sekarang berdiri dihadapannya adalah dara yang sudah mengenakan
seragam PA nya lagi.
“ Kalau saya
mengambil kembali pekerjaan ini, Apa kamu akan meminta Pak Danung untuk memecat
saya lagi setiap kali saya berbuat sesuatu yang tidak disetujui oleh kamu?” Tanya
dara perlahan tapi jelas dan tegas.
Jo meringis mendengar
pertanyaan blakblakan ini. Dia tahu tindakannya betul betul tidak bijkasana, Tapi
pada saat itu dia terlalu marah untuk peduli. "Nggak. Saya nggak akan melakuka
itu lagi."
Dara menyipitkan
matanya selama bebrapa detik, Seakan tidak percaya pada omongan jo.
"You have
my word, “ Tegas jo mencoba menyakinkannya. "Oke, Saya percaya, “ucap Dara.
Jo menangguk
tapi tidak mengatakan apa apa karena dari air muka darA, jo tahu bahwa dara masih
ingin mengatakan sesuatau. Dengan sedikit tidak sabar dia menunggu.
"Saya
punya beberapa permintaan yang perlu dipenuhi untuk mencegah adanya salah paham
lagi di waktu yang akan datang , “ucap dara akhirnya.
Are you kidding
me?! Orang gila mana yang hari gini justru mengajukan permintaan sebelum menerima
pekerjaan? Orang gila seperti dara sepertinya. Sebelum jo mengatakan apa apa
dara sudah memulai, "satu: saya hanya akan mengambil kembali pekerjaan ini
hingga tante poppy kembali bulan juni."
Dara tidak
menunggu reaksi jo dan melanjutkan, “ Dua: saya tahu kamu mencintai blu dan mengingikan
yang terbaik untuknya, Tapi kamu harus berhenti jadi kaka yang terlalu overprotective,
Karena semakin kamu melarang, Semakin blu akan merahasiakan segala sesuatu yang
menurutnya tidak akan kamu setujui. Buntutnya dia ngga akan pernah cerita apa apa
ke kamu."
Dara tidak perlu
menjelaskan maksudnya tentang overprotective karena jo yakin mereka akan berbeda
pendapat tentang definisi kata tersebut, Seperti juga jo sudah berbeda pendapat
dengan poppy. Menurutnya, Tindakannya bukanlah overprotectiv tapi peduli, Namun
dia memilih dia dan menganggukan kepalanya.
“ Tiga: Berhenti
makan junk food karena bagaimana pun saya sudah mencoba mengontrol makanan blu,
Dia masih suka sembunyi sembunyi makan makanan kamu yang sama sekali nggak bagus
untuk dia. Empat: Habiskan lebih banyak waktu dengan blu sebagai kakaknya, Bukan
sebagai orangtua. Dia sedang melewati masa masa dia perlu teman bicara yang nggak
akan menilainya. Lima: Komunikasiikan dengan jelas ke saya kalau ada sesuatu
yang saya lakukan yang kamu nggak sukA, jadi saya tahu batasnya, Bukannya mengomeli
saya nggak jelas"
Jo terdiam,
Menunggu permintaan dara selanjutnya yang tidak kunjung datang.” That's all? tanyanya
setelah
beberapa menit
dalam keheningan.
"It would
be nice kalau kamu bisa lenih ramah kepada saya, Tapi saya tahu itu tidak akan
pernah terjadi, “ Tandas dara.
Perempuan ini
cari mati !!! Omel jo dalam hati. Dia menaikan alis kananya sambil menggigit bagian
dalam mulutnya; mencoba menahan diri agar tidak membalas komentar dara. Tapi
kemudian dia melihat seulas senyum muncul di sudut bibir dara dan dia baru sadar
bahwa wanita itu sedang menertawakannya. Tidak ada wanita yang pernah berani menertawakannya.Entah
kenapa, Tapi itu membuatnya tersenyum.
“ Jadi kamu
setuju untuk mengambil kembali pekerjaan ini?” Tanya jo. Masih melihat keraguan
pada wajah darA, jo menambahkan, “ Gajimu akan kami naikkan dua kali lipat kalau
kamu setuju."
“ Kasih saya
waktu untuk berfikir, Saya akan kasih kabar secepatnya, “ Balas dara.
Jo betul betul
tidak puas dengan jawaban dara, Tapi dia tahu kalau dia mendesak ada kemungkinan
Dara akan menolak mentah mentah permintaannya ini. Akhirnya dia harus menerima jawaban
dara dan pulang dengan perasaan harap harap cemas.
No comments:
Post a Comment