Bab 13
CAR KEY
Selama beberapa
detik jo hanya menatap tajam asisten adiknya itu, Mencoba memutuskan apakah dia
ingin mencekiknya karena sudah menggagalkan rencanya untuk get laid malam ini atau
mengucapkan terima kasih karena sudah menyelamatkan dirinya dari kegilaan. Tapi
yang lebih mengagetkannya lagi adalah rasa jengkel yang mulai muncul dia benak
jo, Bukan karena kedua alasan di atas, Tapi karena ekspresi tidak peduli yang
kini sedang sipertontonkan dara.
"Mas jo?"Ucap
dara lagi, Ketika jo masih juda tidak bereaksi.
Ekspresi wajah
dara memnuat keisengan jo muncul. Dia ingin melihat apakah dara akan terkejut kalau
dia get his freak on denga kayla dihadapannya. Area lobi sudah hampir kosong karena
acara akan dimulai sebentar lagi. Tanpa berfikir panjang, Jo menarik pinggang kayla,
Otomatis menempelkan seluruh tubuh kayla pada tubuhnya, Dan mendekatkan bibirnya
pada telinga kayla untuk berbisik.” Aku ada free time besok malam.you intersted?"
Bukan itu tidak
keras, Tapi cukup bisa didengar oleh dara dengan jelas. Jo mendengar kayla tertawa
dan berkata penuh kemenangan,
"Of course."
Jo melirikkan
matanya pada dara yang kini kelihatan bosan. Damn, Rencananya untuk membuat dara
cemburu sudah gagal total.
"Sampai
ketemu besok malam."Ucap ko kepada kayla sebelum melepaskannya.
Jo lalu bergegas
mengikuti dara yang sudah setengah jalan menuju area belakang panggung. “ Kenapa
blu nyariin saya?” Tanya jo ketika dia berhasil mengejar dara.
Tanpa menghentikan
langkah, Dara menjawab, “Oh, Blu sebetulnya nggak nyaris Mas. Tapi tadi mas revel
bilang ke saya kalau Mas perlu bantuan sebelum dilahap habis sama mbak kayla. Jadi
saya ngarang aja tentang blu nyariin Mas. Saya seharunya nggak usah repot repot,
Karen sepertinya Mas jo nggak perlu diselamatkan dari mbak kayla sama sekali."
Jo langsung
berhenti melangkah untuk berkata, “ Jadi kamu sudah membohongi saya?"
Dara yang ikut
berhenti kemudian menatapnya sambil menyipitkan mata dan berkata, “ Maaf, Kalau
saya sudah menganggu rencana Mas jo dengan Mbak kayla.Itu tidak akan terjadi lagi.
Saya harus kembali ke pekerjaan saya."
Ketika dara
memutar tubuhnyA, jo menarik lengannya dan berkata, “ Kamu marah ya sama saya?"
"Nggak sama sekali, “ Balas dara datar sambil menarik lengan nya dari genggaman
jo.
Jo melepaskannya
sebelum menatap dara dengan lebih seksama. Pupil mata dara melebar, Membuatnya
kelihatan berbinar. Napasnya agak sedikit memburu, Seakan dia tidak bisa menarik
cukup oksigen ke dalam paru parunya. Kalau bukan karena kedua telapak tangannya
yang dikelipkan, Siap untuk melayangkan tinjuan bila perlu, Jo mungkin bisa salah
meninterprestasikan semua tanda tanda fisik ini sebagai turn- on. Kenyataannya
sekarang adalah dara kelihatan marah, Bukan karena jengkel belaka. Perempuan
hanya kelihatan ingin menapar laki laki kalau sedang jengkel, Tapi mereka akan kelihatan
ingin membakar para lelaki hidup hidup kalau sudah cemburu. Dan Dara sepertinya
lebih daripadi siap untuk melakukan aksi
yang kedua.
Sebelum bisa menahan diri, Jo sudah berkata, “ Are you jealous?"
Dara menatap
jo tidak percaya sebelum mulai ngomel." Are you insane? apa kepala kamu sebegitu
besarnya sampai kamu berpikir setiap wanita mau sama kamu?"
Jo hanya bisa
menganga mendengar omelan ini. Dia tidak menyangka Dara akan semarah ini. Sebelum
dia bisa mengucapkan maaf, Dara sudah melangkah pergi sambil merungutkan sumpah
serapah.
Dara mencoba
mengontrol kemarahan yang kini menyelimuti hatinya. Berani beraninya jo memperlakukannya
seperti itu?
Membuatnya menyaksikan
aksi jo merayu wanita dihadapannya seakan dia adalah boneka yang tidak punya
perasaan. Laki laki sialan. Apa dia bahkan tidak memikirkan bahwa bukan ide yang
baik untuk bermesraan dengan seorang wanita di area terbuka tempat semua orang bisa
melihatnya, Apalagi karena ada banyak wartawan yang hadir diacara ini?Dan berani
beraninya jo menuduhnya jealous?jealous nenek moyang lo !!!
Dan revel.....Untuk
apa laki laki itu memintanya menyelamatkan jo yang jelas jelas tidak memerlukan
bantuannya sama sekali. Oh !!! Dara akan membunuh dua laki laki itu karena sudah
berani mempermainkannya.
"Hei, Mbak
.Gimana , Apa mas jo sudah selamat dari Mbak kayla?” Tanya Blu ketika dara menemukannya
lagi dibelakang panggung.
Dengan susdah
payah dara mengatur ekspresinya agar tidak kelihatan kesal sebelum menatap blu sambil
tersenyum dan mengangguk. Bukan salah blu bila kakak dan manajernya adalah buaya
yang lebih baik dikuliti dan dijadikan tas daripada dibiarkan hidup dan membahayakan
semua orang yang ada disekitarnya.
"Muka Mbak
kok merah kayak orang marah begitu sih?” Tanya blu polos.
You have no idea,
Ucap dara dalam hati, Tapi yang diucapkannya adalah, “ Diluar panas banget, Mbak
jadi dehidras."
"Iya memang......"
Dan dara membiarkan
Blu ngomong ngalor ngidul, Ngetan ngulon, Tentang betapa panasnya Jakarta akhir
akhir ini.
Beberapa hari
kemudian Dara sedang berbicara dengan tante poppy melalui Skype ketika jo pulang.
Jo langsung disambut oleh Goldie yang menrima belaian dan ciuman dikepalanya
sebelum melangkah pergi. Dara melirik jam tangan pada laptopnya yang menandakan
pukul 21.00. Dara tahu jo tidak ada acara manggung malam ini, Jadi ada dirumah lebih
awal dari biasanya. Dari gelagatnya yang justru duduk di meja makan daripada langsung
masuk kekamarnya, Dara tahu apa yang jo inginkan darinya. Sudah beberapa hari ini
jo mencoba bicara dengannya, Tapi dara menolak menyisihkan waktu untuknya. Dia
masih marah dengan apa yang sudah dilakukan jo pada malam anugrah musik.
Dara membicarakan
segala macam hal tentang Tante poppy, Bahkan tentang hal hal yang sudah mereka
bicarakan sebelumnya dengan harapan jo akan bosan menunggu dan masuk ke kamarnnya.
Tapi sepertinya malam ini dara tidak seberuntung itu. Dara hampir saja memohon kepada
tante poppy untuk terus bicara dengannya ketika beliau pamit untuk pergi ke kelas.
Setelah menjajikan bahwa dia akan terus meng update tante poppy tentang persiapan
konser blu, Dara memutuskan sambungan Skype.
Tanpa menghiraukan
jo, Dan menutup laptop, Bangun dari kursinya, Siap melangkah pergi ketika dia mendengar
suara jo.
“ Bisa kita bicara?"
“ Apa ini menyangkut
blu?” Tanya dara.
Jo kelihatan
berfikir sejenak sebelum berkata, “Well, No."
“ Kalau begitu
nggak ada yang perlu kita bicarakan, “ Tandas dara dan meninggalkan jo lalu berjalan
menuju kamar blu.
Dia mendengar
langkah kaki jo mengikutinya dan mendesis, “ Berhenti mengikuti saya."
“ Kalau begitu
kasih saya waktu lima menit dan saya nggak akan mengikuti kamu lagi, “pinta jo.
Dara betul betul
tidak mau memberikan waktu kepada jo, Tapi dia takut bahwa kalau dia tidak melakukan
ini makan jo akan terus mengikutinya. Tanpa peringatan, Dara berhenti dan memutar
tubuhnya dengan cepat. Kalau saja reflek jo lebih lamban, Dia pasti sudah menabraknya.
"Saya akan
berikan waktu dua menit, Mulai dari....., “ Dara melingkarkan jamtangannya dan
berkata, “Sekarang."
Jo menyipitkan
matA, jelas jelas tidak menyukai perlakuan dara terhadapnya, Tapi dara tidak peduli.
“ Apa kamu akan
betul betul memberi saya batasan waktu seperti ini?" "Satu menit dan
lima puluh detik lagi, “ Dara memperingatkan.
Jo mendesah
dan berkata setulus mungkin, “Saya minta maaf atas kejadian tempo hari. Saya bahkan
nggak tahu kenapa saya mengatak itu, Saya sama sekali nggak bermaksud menyinggung
perasaan kamu." "Well, You did, “ Tandas dara.
"I know.
Itu sebabnya selama beberapa hari ini saya sudah mencoba meminta maaf."
Ketika dara
hanya menatapnya tanpa berkata apa apA, jo mulai sedikit panik. "Please say
something, “pintanya.
Dara ingin
berpegang pada kemarahannya, Tapi melihat wajah jo yang kelihatan sangat bersalah,
Dara jadi ingin tertawa. Lain dengan terkahir kali jo meminta maaf padanya, Permintaan
maaf kali ini terdengar lebih tulus, Tanpa ada motivasi apa apa selain untuk mengemukakan
penyesalannya.
"Fine,
I forgive you, “ucap dara akhirnya. "Serius?” Jo kelihatan tidak percaya.
"Nggak, Nggak serius. Saya cuma main main."
Selama beberapa
detik jo hanya bisa megap megap.
Sepertinya inilah
pertama kali ada orang yang menolak permintaan maafnya sehingga dia tidak tahu
bagaimana harus bereaksi. Dan dara tidak bisa menahan diri lagi, Dia sudah tertawa
terbahak bahak.
"Ini sama
sekali nggak lucu, Oke. Kamu tahu nggak betapa jarangnya saya mengucapkan permintaan
maaf ke orang lain?"
“ Then, Why do
it?” Tanya dara disela sela tawanya.
“ Because it's
the righT thing to do. Dan kalau saya nggak minta maaf, Saya akan melanggar prinsip
saya. "Prinsip apa itu?"
"Untuk
mengakui kesalahan kalau saya tahu saya salah."
Dara harus akui
bahwa dia cukup terkejut dengan kata kata ini. Siapa sangka jo ternyata lebih dalam
daripada yang dia perkirakan selama ini. Dia bertanya tanya kejutan apa lagi yang
bisa dia temukan dalam diri jo kalau saja dia mau menginvestasikan waktunya untuk
mengenalnya lebih jauh.
"Wow, Itu
prinsip yang cukup berat untuk dipegang, Terutama oleh seorang laki laki. Kebanyakan
laki laki lebih baik mati daripada mengakui kesalahan mereka, “ucap dara akhirnya.
Jo hanya mengangkat bahu."I guess, Saya bukan kebanyakan laki laki."
Ya, Untuk pertama
kalinya dara menyadari keberatan pertanyaan itu. Kebanyakan laki laki akan lari
tunggang langgang kalau harus menjaga adiknya yang masih ABG, Tapi tidak jo.
Dari observasinya
selama beberapa bulan ini dara menyadari jo betul betul mencintai dan peduli pada
blu. Jo memang overprotective, Tapi lambat laun dara sadar itulah satu satunya
cara yang jo tahu untuk menunjukkan kepeduliannya.
“ Jadi apa
saya dimanfaatkan?” Desak jo.
Dara menarik
pikirannya dari memikirkan tentang jo lebih jauh dan berkata, “Untuk kali ini,
Tapi jangan pernah menuduh saya yang nggak nggak lagi, Oke?"
"Oke, “
Balas jo.
Setelah permintaan
maaf jo, Dara menghabiskan banyak waktu dengan blu untuk mempersiapkan konsernya
yang akan dilaksanakan dua minggu lagi. Dan kalau jo tidak menghabiskan waktunya
dengan kayla, Suatu fakta yang membuat revel tertawa terpingkal pingkal setiap
kali topik pembicaraan ini muncul, Jo akan dapat ditemukan bersama adik dan asisten
adknya.
"So, How
is your week?” Tanya panji pada hari sabtu ketika dara mendapat cuti dan memutuskan
untuk menghabiskan waktunya dengan panji, Membicarakan persiapan pernikahan mereka.
Mereka dedang
duduk di tempat tidur dara yang penuh dengan brosur katering. Dara mendesah sambil
mendekatkan tubuhnya pada panji yang otomatis langsung mengangkat tangan kananya
untuk memeluk Dara.
"Sibuk dan
capek. Sepertinya biasa, “ucap dara sambil membiarkan kepalanya beristirahat
delama
beberapa menit
dilekukan leher panji dan menutup matanya.
Dia selalu suka
kalau panji melakuka ini, Membuatnya merasa sangat terlindungi dan feminim. Dara
mendesah panjang dan panji mencium keningnya lalu menyadarkan tubuhnya pada bantal
sambil mengeratkan pelukannya, Otomatis menarik dara bersamanya. Meskipun dara seorang
wanita desa yang mampu menopang kehidupanya sendiri tanpa bantuan siapa pun, Terkadang
dia merasa ingin melepaskan semua tanggung jawab ini dan membiarkan orang lain
memikulnya untuk sementara waktu. Dan itulah yang dia rasakan saat ini bersama
dengan panji. Meskipun suka mengontrol, Panji juga memiliki banyak sisi positif.
Dia adalah jangkar yang mampu membuat dara agar tidak hayut dibawa gelombang, Yin
dari yangnya, Ketenangan didalam hidupnya yang terkadang penuh dengan hura hura,
Sinar bulan dijalnnya yang gelap.Yang jelas panji adalah laki laki yang diperlukannya.
Dara mendongak
untuk memberikan kecupan dileher panji dan panji membalas dengan membelai wajah
dara sebelum mendongakkannya untuk mencium bibirnya.WalaUpun ciuman itu dimulai
tanpa maksud apa apa, Tak lama dara menemukan napasnya terengah engah dan tubuh
panji sudah menekan tubuhnya diatas kasur. Tubuh dara sudah kebakaran, Pikirannya
menghilang entah ke mana dan jantungnya berdetak terlalu cepat membuangnya sulit
bernapas. Jarang sekali panji, Yang sangat kaku dan tidak emosian melakukan ini,
Karena itu dara agak terkejut dan tidak bereaksi selama beberapa menit.
Panji yang
menyadari kekurangan responsnya langsung menghentikan apa yang dia sedang lakukan
dan menarik dirinya menjauhi Dara. Selama beberapa menit, Kamar tidur itu hening.
Dara melihat panji sedang mencoba mengontrol pernapasannya, Sedangkan dia sendiri....
Mencoba memahami apa yang baru saja terjadi, Lain dari perkiraan orang, Selama
dua tahun berpacaran dengan panji, Mereka belum pernah sekali pun melakukan hal
yang intim. Panji jenis laki laki yang merasa bahwa laki laki dan perempuan hanya
boleh terlibat hubunhan seksual kalau sudah menjadi suami istri. Dan dara yang
bertekad mengubah dirinya, Setuju akan pendapat itu.
Jadi, Apa yang
baru saja terjadi? Apakah panji telah mengubah prinsipnya itu? Dara sudah cukup
mengenal laki laki untuk tahu bahwa kalau saja tadi dia memberikan respons positif
pada panji, Mereka tidak akan menghabiskan waktu saling tetap seperti apa yang
mereka lakukan sekarang. Tatapan Dara penuh tanda tanya, Sedangkan panji penuh dengan.....
Kefrustrasian.
What?! Ini
betul betul nggak masuk akal. Berani beraninya dia memampangkan wajah frustasi.
Seakan daralah yang harus disalahkan karena tidak memberikan respons positif atas
aksinya, Setelah selama ini panji terus menginginkannya akan prinsipnya. Dara
menahan diri agar tidak memutar bola matanya dan
berkata, “sebaiknya kita selesaikan pembicaraan kita. Hari
sudah malam, Aku nggak mau kamu kemalaman
di jalan."
Dan selama
satu jam ke depan mereka bertingkah laku seperti kejadian barusan tidak pernah terjadi
dan membicarakan biayA, jumlah tamu yang akan diundang, Katering, Dan lokasi pernikahan.
Seminggu sebelum
konser, Dara baru saja membawa blu pulang ketika berpapasan dengan jo yang sedang
dalam perjalanan menuju mobilnya. Jo menyapa blu dan menganggukkan kepalanya kepada
dara. "Hei, Mas. Boleh bicara sebentar? Ada sesuatu yang aku mau tanya, “
Tanya blu.
Jo melirik
jam tangannya sebelum berkata, “ Apa kamu bisa tunggu sampai besok? Mas ada janji
dengan Mbak kayla dan Mas nggak mau terlambat."
"Oh, Oke,
“ucap blu penuh kekecewaan dan memutar tubuhnya menuju rumah.
Melihat ekspresi
wajah dan tubuh blu, Jo tidak tega dan bertanya, “ Blu, Kamu memangnya perlu tanya
apa?" Blu memutar tubuhnya menghadap jo." No, It's okay. Aku tanya
besok aja, “ucap blu.
Jo langsung
bergegas mendekati blu dan menarik bahunya agar kembali menghadapnya."Mas
masih ada waktu. Kamu mau tanya apa?" tanya jo selembut mungkin.
"William
ngajak aku nge-date besok siang. Aku boleh pergi, Kan?"
"William
ini date kamu waktu ke... Pesta tahun baru?” Jo sedikit tersandung ketika mengucapkan
kalimat itu karena meskipun sudah beberapa bulan, Topik itu masih sangat sensitip
di antara mereka.
Blu mengangguk
dan menatap jo dengan penuh harap." Gimana kalau kamu minta William untuk
nunggu sampai kamu lulus SMA sebelum ngajak kamu nge-date."
"HAH?!
Mas mau aku blow-off William sampai aku lulus SMA? Itu sih sama aja aku nolak
dia, “ Teriak blu. "Well, Itu lebih baik lagi. Mas nggak suka cowok yang sudah
ngajak adik perempuan Mas ke pesta tanpa seizin mas."
"Itu
bukan salah dia."
"I have
to disgaree with you on that one. So, Jawaban dari pertanyaan kamu adalah: nggak,
Kamu nggak boleh pergi nge-date dengan William besok."
“ Kalau misalkan
aku nge-date dengan cowok yang bukan william besok, Apa aku boleh pergi?"
"Nope. Kamu masih terlalu kecil. Tunggu sampai kamu lulus SMA. Atau lebih baik
lagi sampai kamu lulus kuliah atau bahkan samapi kamu umur tiga puluhan sebelum
mulai pacaran."
“ Banyak
teman teman aku yang sudah punya pacar, Kenapa aku nggak boleh?"
"Well jelas
jelas orangtua temen temen kamu itu nggak tahu seberapa kotornya pikiran cowok.
Sebagai laki laki, Mas tahu apa yang ada dipikiran mereka kalu mereka ngajak cewek
nge-date dan Mas bukan ngomongin tentang gandeng tangan dan colak colek."
“ Ewww.....grosssss!!!!"
"Yes. Exactly.
Itu sebabnya kamu nggak boleh nge-date. Oke?"
“ Aaarrrggghhh!!!"
Teriak blu frustasi dan segera memutar tubuhnya lalu meninggalkan jo sambil merungut.
"Semuanya nggak boleh. Apa dia pikir aku mau jadi perawan tua?" Kamudian
dia menghilang ke dalam rumah.
Jo menatap kepergian
blu dengan tampang bersalah, Tapi bukannya mencoba menghentikannya, Dia justru melangkah
menuju mobilnya, Menutup pintu dan menghidupkan mesin.
Meskipun dara
lega mendengar jo tidak mengizinkan blu kencan dengan William, Tapi dengan tidak
memperbolehkan blu berkencan sampai dia lulus SMA atau kuliah adalah ide gila.
Sepertinya meskipun
jo sudah mencoba mengakomodasikan kepentingan blu, Masih ada beberapa hal lagi yang
dia perlukan pelajari.
Dara mendekati
mobil dan mengetuk kaca jendela yang tertutup. Ketika jo menurunkan kaca jendelA,
jay-Z langsung menyerang genderang telinganya. Dara menunggu hingga jo menurunkan
volume stereonya, Sebelum berbicara. Menyadari bahwa jo tidak akan melakukannya,
Dara pun berteriak, “ Bisa kita bicara sebentar?"
Tanpa disangka
sangkA, jo hanya menggeleng sebelum mengalihkan persneling mobilnya dari
"P" ke “ D". Oh hell no!!! Dara langsung menjulurkan tangannya
untuk meraih kunci mobil, Sebelum memutarnya melawan arah jarum jam dan membuat
mesin mobil terbatuk sebelum mati.
"What do
you think you're doing?"
Dara sedikit
meringis mendengar teriakan jo yang terdengar lebih keras tanpa harus balapan dengan
suara Jay-Z.
“ Kita perlu
bicara, “ Balas dara sambil mengantongi kunci mobil.
“ Kamu tahu
nggak kalau apa yang kamu baru lakukan bisa merusak mesin mobil saya?” Jo kelihatan
jengkel.
“ Extreme situations
requires extreme measure, “ Tandas dara sambil mundur beberapa langkah, Memberikan
jo ruang untuk membuka pintu mobilnya.
Jo menggeram
sebelum turun dari mobol. Dan selama beberapa detik dara tidak bisa bernapas
melihat pergerakan tubuh jo yang sangat predator. Dengan pakaian serbahitam, Jo
seharusnya kelihatan seperti pesulap, Tapi warna hitam justru membuat warna rambutnya
yang sangat hitam hingga kelihatan agak kebiruan semakin nyata dan menonjolkan tulang
tulang wajahnya yang sangat simetris.
Dara harus
menahan diri agar tidak mengulurkan jemarinya untuk menyentuh alis jo.yang meskipun
kelihatan terlalu feminim untuk ditemuka pada wajah laki laki, Justru membuat wajahnya
jadi lebih indah, Bahkan cantik.
Dara, Stop it.
What is wrong with you? Kamu akan menikah dengan panji, Sekarang bukan saatnya memikirkan
laki laki lain.
“ Give me my
kesy."
Geram jo menyadaru
dara yang menggelengkan kepalanya untuk memfokuskan pikirannya sebelum berkata,
“saya akan balikin kunci mobil setelah kita bicara." Tanpa sangka sangka jo
menjulurkan tangannya dan mulai meraba paha kanan dara, Tempat wanita itu mengantongi kunci mobil.
DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 14
No comments:
Post a Comment