Bab 18
JEALOUSY
Jo mendengarkan
suara cekikikan dari arah dara yang kini sedang menguburkan wajahnya dibalik tangannya,
Bahunya sudah naik turun, Menertawakannya.
"Untuk
melakukan penyelidikan...." “ Tentang jeruk nipis?"Potong jo. "Hah?”
Tanya blu bingung.
“ Kan ada kata
'lime'-nya. Line kan artinya jeruk nipis."
Blu memutar bola
mata nya dan dengan nada tidak sabar berkata, “ Bukan. Tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan cinta yang romantis."
“ Bagaimana
kamu bisa tahu begitu banyak kosakata bahasa inggris yang mas bahkan nggak pernah
denger sih?" Ucap jo sambil mengernyit bingung.
"Mm....
Karena aku.... Super awesome dan mas nggak, “ tandas blu.
Jo langsung
menyipitkan matanya mendengar nada blu ketika mengucapkan kata kata itu. Dan meledaklah
tawa dara yang kini sudah terlentang dikarpet sambil memegangi perutnya.
“ Bisa nggak
sih kamu nggak ngetawain saya?" Omel jo.
Tapi bukannya
berhenti, Tawa dara justru semakin keras. Jo bangun dari posisi bersila dan sambil
bertolak pinggang berlutut disamping dara, Memelototinya.
“ Kamu nggak
akan ketawa kaya begini kalau adik kamu yang masih lima belas tahun dan ngomongnya
sudah seperti Kim Kardashin, Ternyata lebih pintar daripada kamu. Sekarang berhenti
ngetawain saya." "Hahahah..... Nggak bisa. Muka kamu lucu banget kalau
lagi ngambek, “ucap dara ditengah tawanya. Ngambek? Dia?? Jo Brawijaya ngambek???
Oh, Perempuan satu ini memang cari mati! Dengan satu gerakan jo menarik kaki dara
agar tubuhnya lebih dekat dengannya dan mulai menggelitikinya. “ Aggghhhh, no....
No.... Stop it. Geli!!!!" Teriak dara sambil tertawa keras dan berusaha menjauhi
jo.
Kaki dara sudah
melayang ke mana mana dan mendendang papan permainan, Membuat ubin ubin kayu di
atas papan melayang. Merasa bahwa dara akan bisa lepas darinyA, jo meminta
bantuan blu.
“ Ayo, Blu, bantuin
mas gelitikin mbak dara."
Blu bangun dan
mendekati mereka, Tapi dia justru berlutut dan mulai menggelitik kakaknya, Dan tak
lama kemudian jo mendapati dirinya terlentang dikarpet diserang oleh blu dan
dara, Semestara goldie menggonggong keras tidak mau ketinggalan. Suara tawa dan
batuk dalam usaha untuk berbicara ditengah tawa memenuhi ruangan.
"Minta ampun
nggak?” Teriak dara setelah beberapa menit.
"Nggak
akan, “ Balas jo dan menarik dara kedalam pelukannya lalu balas menggelitikinya.
Punggung dara
menempel didada jo dan dara meremas lengan jo mencoba melepaskan diri darinya. Menolak
melepaskannya jo mengeratkan pelukannya. Usaha ini mungkin akan berhasil kalau blu
tidak memutuskan untuk meloncat ke atas mereka pada saat itu dan mulai menggelitiki
jo lagi. Alhasil beberapa detik kemudian jo harus minta amapun. Blu memepaskannya
setelah jo melepaskan dara. Kedua perempuan itu mempertontonkan senyum penuh kemenangan
diwajah merek.
“ Girl power,
“ucap blu dan memberikan hi-five kepada dara .
Kepala jo agak
pusing karena tertawa terlalu banyak dan sedikit kesal sudah diperlakukan tidak
adil, Tapi dia tidak bisa berhenti tersenyum.
Jo dan dara
menghabiskan waktu beberapa menit untuk membereskan papan permainan dan segala
bagiannya yang terpencar ke mana mana sebelum blu pamit untuk tidur, Meninggalkan
dara berdua saja dengan jo.
"Well,
That was fun, “ucap jo.
"Yeah,
That was fun, “ Balas dara sambil tertawa terkekeh kekeh.
Dara masih tidak
percaya dia baru saja menghabiskan lima belas menit belakangan ini bergumul dengan
jo. Kalau bukan karena kaus jo yang agak kusut dan bekas karpet pada pipinya, Dara
mungkin berfikir kejadian barusan hanya diimajinasinya saja. Jelas jelas dia tidak
pernah bergumul seperti itu dengan panji yang tidak mengenal arti kata bercanda
dan terlalu jaim untuk melakukan apa yang dia dan jo baru saja lakukan.
Dara meletakan
boks scrabble pada tempatnya dilemari. Dan berjalan menuju tasnya, Siap untuk pulang.
Panji akan menjemputnya lima belas menit lagi dan dia harus bersiap siap.
“ Gimana sih,
Blu kok bisa tahu kata kata yang nggak lazim seperti itu?” Tanya jo.
Dara terkikik
sebelum berkata, “ blu hobi baca. So, semakin banyak buku yang dibacanya, Semakin
banyak kosakata yang dia tahu."
"Saya juga
suka baca, Tapi kosakata bahasa inggris saya nggak sebegitu canggihnya. Gimana
kamu bisa menjelaskan itu?"
Dara mengangkat
bagu."Mungkin blu benar. Dia awesome dan kamu nggak."
“ Apa kamu sedang
menghina saya?" Jo berusaha terdengar tersinggung, Tapi tidak berhasil. Dia
ingin tertwa.
“ Tentu saja
saya sedang menghina kamu, “ balas dara dengan polosnya.
Jo yang mengerti
bahwa dara sedang bercanda dengannya mulai tertawa terbahak bahak, Diikuti oleh
dara. Segala ketegangan dalm hubungan mereka selama beberapa minggu ini terlupakan
pada saat itu. Digantikan oleh rasa persahabatan.
" Sumpah
deh. Saya nggak tahu blu makan apa waktu kecil, Tapi itu anak jauh lebih pintar
daripada saya, “ucap jo.
Dara hanya nyengir,
Lalu seperti teringat akan sesuatu, Senyum itu menghilang dan dia langsung kelihatan
gugup.
"Saya
pulang dulu. Selamat malam." Ucap dara buru buru sambil berjalan menuju pintu
depan.
“ Biar saya
antar, “ucap jo, Mengikuti dara, Tidak rela membiarkan dara menarik diri dan melepaskan
rasa persahabatan yang mereka miliki.
Mendengar ini
dara langsung memutar tubuhnya, Membuat jo hampir saja menabraknya. "What the....."Sumpah
jo.
Dara tudak
memedulikan sumpahan jo. Laki laki satu ini sudah gila berpikir dia akan mengantarkan
pulang. Apa dia tidak belajar dari pengalaman mereka terdahulu?
"Saya bisa
pulang sendiri, Nggak perlu diantar, “ucap dara setegas mungkin. "Saya tahu
kamu nggak perlu diantar, Tapi saya mau ngantar."
"Oke, Saya
ganti argumentasi. Saya nggak mau kamu mengantar saya pulang."
“ Apa kamu takut
saya akan ngebut?"
“ Kamu tahu itu
bukan alasan saya nggak mau diantar sama kamu, “ Jawab dara sedikit putus asa.
Jo rasanya ingin
mengepalkan tinjuannya ke atas dengan penuh kemenangan. Akhirnya dara mengakui
bahwa ciuman itu berarti sesuatu untuknya. Detik selanjutnya jo harus mengontrol
emosinya ketika melihat ekspresi wajah dara yang kelihatan sedikit meringis, Seakan
kejadian itu adalah pengalaman pahit untuknya. What the hell?!
Merasa tersinggung,
Jo menyipitkan mata dan berkata, “ Fine. Kalau kamu mau pulang sendiri, Silahkan
saja. Saya menawarkan karena kamu mungkin akan sedikit susah cari taksi malam
ini karena ada demo sopir taksi."
"Itu
sebabnya panji menjemput saya."
"Panji?!
Panji pacar kamu itu? Dari mana dia tahu alamat rumah saya?” Geram jo.
"Panji bukan
pacar saya, Dia tunangan saya." Dara tidak tahu kenapa dia merasa harus mengklarifikasikan
hal tersebut kepada jo. Mungkin karena dia berfikir jo akan mundur kalau tahu betapa
seriusnya hubungannya dengan panji. Lalu dara menambahkan, “ Tentu aja dia tahu,
Dia sudah menjemput setiap hari setelah...."
Dara terdiam,
Tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Semestara kejadian beberapa minggu yang lalu,
Kini panji selalu memastikan untuk menjemputnya setiap hari. Panji bilang dia tidak
mau mengambil risiko... Dan dara mengulang kata kata panji di kepalanya....” Tunangan
ku diembat oleh laki laki kadal seperti jo beberapa bulan sebelum pernikahan."
"Setelah
apa, Dara?” Tanya jo tentang kentika sadar dara tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.
"I have to go, “ ucap dara langsung melangkah keluar rumah menuju pintu gerbang.
Untung saja
panji sudah sampai dan dara baru saja akan berjalan menuju kursi penumpang ketika
dia melihat panji membuka pintu mobil dan turu. “ Ji, Kenapa kamu turun?” Tanya
dara bingung.
Tapi panji kelihatan
tidak mendengarnya. Tatapannya lurus kedepan, Tubuhnya kaku dengan kedua tangan
dikepalkan, dara memutar tubuhnya untuk mengikuti arah tatapan panji dan mata nya
melebar ketika melihat jo. Dia bahkan tidak tahu jo sudah mengikutinya.
"Selamat
malam, “ucap jo tenang.
Tapi bukannya
menawarkan tangannya untuk bersalaman. Panji membiarkan kedua tangannya tersembunyi
pada kantong depan cela jinsnya.
"Malam,
“ balas panji, Yang juga tidak kelihatan berniat untul menyalami jo.
Tatapan dara
terpaku kepada dua laki laki ini. Jo dengan rambut cepak, Badan bertato, Tubuh tinggi
tegaP yang ditutupi pakaian santai; dan panji dengan rambut potongan militer, Badan
yang kalah tinggi tapi tidak kalah tegapnya dan pakaian kantorannya. Satu anak
band dan satu lagi eksekutif muda. Satu spesimen laki laki yang supercuek dan stu
lagi yang penuh dengan tanggung jawab. Tapi sampai disitu saja perbedaan mereka,
Karena sekarang keduanya mengenakan ekspresi wajah yang sama, Yaitu ekspresi "what
the hell are you doing here, Punk?"
Dara tahu panji
berhak memiliki ekspresi ini karena dia sendiri juga mempertanyakan hal yang sama,
Tapi dia bingung melihat ekspresi ini pada jo.
Seperti sadar
bahwa mereka hanya akan berdiri lihat lihatan sepanjang malam, Dara akhirnya memperkenalkan
mereka.
“ Ji, Ini
Jo, kakak nya blu, Bos aku. Jo, Ini panji tunangan saya."
Kedua laki
laki itu hanya mengangguk, Tapi masih tidak bersalaman. Dara melihat jo sedang menatap
tajam padanya dan panji yang jelas jelas tidak suka dengan tatapan yang fiberika
jo itu langsung bergerak mendekati dara.
“ Kamu sudah
siap, Sayang?” tanyanya.
Dara yang terkejut
karena panji memanggilnya "Sayang" didepan umum, Sesuatu yang terjadinya
hampir sejarang gerhana matahari, Hanya bisa mengangguk. Panji buru buru menggiringnya
kekursi penumpang dan setelah menutup pintu dia mgintari mobilnya untuk masuk ke
kursi pengemudi. Dara hanya sempat melihat ekspresi wajah merengut jo dibawah sinar
lampu mobil sebelum mereka berlalu.
Cemburu. Itulah
satu kata dan perasaan yang tidak pernah dialamai jo sebelumnya, Karena itu butuh
waktu beberapa hari baginya untuk memahaminya. Itu semua juga karena Revel uang
mengatakannya. "Sumpah, Man, Lo harusnya liat tunangannya si dara. Kaku, Preppy,
Dan kutu buku abis. Gue nggak nyangka dara suka laki laki model begitu, “ucap jo
suatu sore ketika mereka sedang duduk di control room studio revel.
“ Ehm, “ Adalah
satu satunya respon yang didapatkan jo dari sobatnya ini, Yang kelihatan lebih tertarik
dengan laptopnya.
“ Dan cara dia
nge-handle si dara itu lho. Kesannya mereka sudah menikah."
"Well,
Mereka memang akan menikah sebentar lagi, Kan? Pantas aja kalau dia bertingkah laku
seperti itu, “ Balas Revel tenang.
Jo membolongi
kepala revel dengan tatapannya." Gue tahu mereka akan menikah, Tapi bukan berarti
dia bisa memperlakukan dara kesannya dara itu propertinya."
Mendengar ini
revel menoleh." Apa dara kelihatan keberatan diperlakukan seperti itu?"
“ That's not the point."
"So, What
is the point?"
“ Bahwa perempuan
nggak seharusnya didominasi oleh laki laki seperti itu, “ Geram jo.
“ Dominasi hanya
akan jadi masalah kalau perempuannya merasa tertindas oleh aksi tersebut. Banyak
wanita yang justru melihat dominasi laki laki sebagai tanda bahwa mereka peduli."
“ Gue yakin
dara nggak masuk ke dalam katagori itu. Dia terlalu keras kepala untuk mengikuti
kemauan laki laki."
“ Apa pernah
lo pikir bahwa dia hanya bertingkah laku seperti itu sama elo? Karena selama ini
dia nggak pernah sekali pun membantah gue."
Jo mengertakkan
giginya kesal.” Tapi..."
“ Jo, Bisa
nggak sih ngaku aja bahwa lo cemburu supaya kita bisa menyelesaikan pembicaraan
yang sudah berlalut larut selama beberapa hari ini?"
"Siapa bilang
gue cemburu?” Teriak jo dengan mata terbelak.
“ Gue, Ina, Sita,
Oom danung, Oom siahan, Mama gue, Blu, Dan siapa aja yang mendengar elo merungutkan
soal pertemuan lo dengan tunangannya dara bisa ngeliat kalau lo sudah semburu nggak
jelas." "WHAT?!"
Jo mencoba berfikir
apakah dia memang cemburu selama beberapa hari ini dan mendapati bahwa revel
benar, Dan itu membuat wajahnya langsung memerah. Sudah tidak bisa diperdebatkan
lagi, Dia memang cemburu. Selama ini kalai dia menginginkan seorang wnaita, Dia
selalu mendapatkannya, Tanpa ada halangan. Namun kini bukan saja ada panji di hadapannya(yang
jo yakini akan menojoknya kalau panji sampai tahu apa yang jo pikirkan tentang tunangannya),
tapi juga kekerasan kepala dara yang menolak mengakui chemistry yang merka miliki.
Beberapa kali
jo memergoki dara menatapnya dengan intesn seakan sedang mempertimbangkan sesuatu
tentang jo. Perlahan lahan jo menganalisi situasinya. Ada dua cara baginya untuk
mendapatkan dara, Pertama dengan menyingkirkan panji, Kedua, Mencoba mengubah pendapat
dara tentang jo. Jelas jelas jo tidak bisa melakukan yang pertama karena meskipun
dia atletis, Dia tidak sedanding dengan panji, Yang meskipun sedikit lebih pendek,
Bertubuh gempal bak petinju. Jo yakin panji bisa membuatnya babak belur hanya dalam
waktu dua menit. Sepertinya dia tidak punya pilihan selain mengubah pendapat
dara tentang hubungan mereka.
Oke, fine,
kalau itu yang dara inginkan, Dia akan melakukannya. Ketertarikannya pada dara sudah
melanggar semua peraturan yang dia miliki tantang perempuan. Dia tidak pernah
main main dengan wanita yang sudah menikah, Bertunangan atau punya pacar, dia tidak
pernah mendekati wanita yang bekerja dengannya, dia juga tidak pernah mengejar
wanita yang blakblakan menghindarinya. Tapi satu hal yang harus dia selesaikan
terlebih dahulu sebelum melancarkan aksinya mengejar dara, Yaitu dia harus memutuskan
hubungannya dengan kayla.
Bulan april
pun tiba dan dara mebereskan semua rencana pernikahannya yang dipenuhi oleh argumentasi
dengan panji. Semua keputusan yang di buat beberapa bulan yang lalu tentang tema,
Pakaian, Katering, Lokasi, Jumlah tamu, Dan desain undangan kini dikritik habis
habisan oleh panji. “ Kenapa kamu memilih warna undangan. Itu? Kamu kan tahu aku
nggak suka warna hijau?"Protes panji. “ Ji, Kan aku suka coba bicarakan ini
dengan kamu beberapa bulan yang lalu, Tapi kamu terlalu sibuk dengan pekerjaan kamu
dan bilang terserah aku. Jadi kenapa kamu baru protes sekarang?" Balas dara
kesal.
"Pokoknya
aku mau undangan ini diganti".
“ Ji..."
Perdebatan mereka,
Sepertinya juga perdebatan lainnya yang mereka miliki akhir akhir ini, Terputus
oleh bunyi HP panji.
“ Kita perlu
membicarakan masalah ini lagi nanti, “ucap panji dan pergi meninggalkan dara untuk
menjawab panggilan itu.
Dara sudah menoleransi
sikap panji sebagai akibat stres dari pekerjaan, Tapi dia mulai kehabisan kesabarannya.
Dan dengan menipisnya kesabarannya, sesuatu yang mirip kepanikan dan keraguan menyerangnya.
Kenapa merka mengalami begini banyak masalah untuk merencanakan pernikahan mereka?
Dara bukanlah tipe orang yang percaya takhayul, Tapi dia mulai bertanya tanya
apakah semua masalah ini adalah suatu tanda dari Tuhan untuk menunda pernikahan
mereka sampai mereka lbih pasti? Belum cukup dia pusing dengan kehidupan pribadinya,
Dia mendapati kehidupan propesionalnya juga semakin aneh. Semuanya diawali dengan
keluarnya iklan body wash yang shootingnya dilakukan jo sebulan yang lalu di Bandung.
Iklan itu dibuat dengan begitu seksinya sampai dara merasa berdosa hanya dengan
menontonya. Melihat tubuh jo yang berotot dibawah semburan air yang lebih kelihatan
dari dlang pemadam kebakaran daripada shower membuat dara hanya bisa melongo didepan
TV selama semenit iklan itu ditayangkan. Dara bahkan mendengar Krisna yang tidak
pernah menunjukkan kerertarikan sama sekali pada laki laki lain kecuali pacarnya
berkata, “ Oh... My...God." Arman, Pacar Krisna langsung kelihatan tersinggung
setengah mati mendengar kata kata Krisna. Dan selama sepuluh menit Krisna mencoba
memastikan kepada Arman bahwa dia jauh lebih keren daripada jo Brawijaya. Jelas
jelas suatu kebohongan karena Arman adalah tipe laki laki yang tidak pernah berolahraga
sepanjang hidupnya, Karena itu diusianya yang baru tuga puluh tahun dia sudah kelihatan
seperti oom oom berumur empat puluhan dengan badan penuh lemak, Perut buncit, Dan
kepala botak.
Dara memerlukan waktu dua minggu sebelum akhirnya bisa
bertatap muka dengan jo tanpa memikirkan iklan itu dan pada saat itulah apa yang
terjadi, tapi dia mendapati jo jadi well, Sweet. Satu kata yang tidak akan pernah
digunakan untuk menggambarkan jo sebelumnya. Dimulai dari jo mencoba sebisa mungkin
menghabiskan hampir setiap waktunya bersama blu, Otomatis dengannya untuk main
scrabble, Ticket to ride, Monopoli, Atau hanyasekedar nonton TV sama sama. Dara
bahkan mendapati jo mencoba membantu blu mengerjakan PR fisikanya dan menemani
blu pergi belanja di MNG. Dara ingat betul kejadian hari tiu yang dia yakini akan
terukir dikepalanya untuk selama lamanya.
DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 19
No comments:
Post a Comment