Bab 5
PEACE
OFFERING
Pesta
tahun
baru kamu ini memangnya diadakan di mana?” Tanya dara. “ Di Gran Melia, Acara mulai
jam 20.30."
“ Apa kamu
udah ada gaun, Sepatu dan aksesorinya?"
“ Aku punya
beberapa gaun yang baru aku pakai sekali untuk manggung, Dan aku bisa pakai
lagi di muka publik. Sekalian daur ulang, Jadi hemat biaya belanja, Dan ngga
akan ketahuan mas jo."
Mencoba
berfikir dengan logika blu, Dara berkata, “ Kadi kamu berencana untuk berangkat
ke acara itu setelah mas jo berangkat kerja malam itu?" Blu mengangguk
antusias.
“ Apa kamu
ngga khawatir Bi uti akan ngasih tahu mas jo tentang kepergian
kamu?"Lanjut Dara.
"Minggu
itu Bi uti akan pulang ke jawa, Cucunya ada
yang mau kawin, Jadi semuanya beres." "Wow! Rupanya kamu sudah memikirkan
semuanya ya."
“ Kecuali
urusan make up."
Tanpa pikir
panjang lagi dara berkata, “ Kalau kamu mau, Mbak bisa dandanin kamu . Jadi
kamu ngga perlu beli make-up."
"Really?"
Dara mengangguk
dan tahu tahu blu sudah memeluknya sambil mengucapkan kata thank you berkali
kali.untung saja mobil sedang berhenti di lampu merah. Kalau tidak, Dara yakin
mereka akan mengalami kecelakaan lalu lintas.
Setelah
lampu lalu lintas berubah menjadi hijau dan blu harus melepaskan pelukannya, Dara
berkata, “ Kalau mbak bantu kamu soal ini, Kamu harus nurutin dua permintaan
mbak." "Oke, Apa pun itu, Aku akan setuju."
Meskipun
dara memang benar benar mau membantu Blu, Dia tidak cukup gila untuk melepaskan
anak berumur lima belas tahun berkeliaran di kota jakarta pada hari sabtu malam
dengan laki laki yang dia tidak kenal. Sebebas bebasnya orangtua, mereka tetap
harus menetapkan beberapa peraturan pada anak mereka.
"Mbak
harus di kenalkan dengan William supaya mbak tahu orangnya yang mana."
"Oke, Itu
beres."
"Yang
kedua, Mbak akan ikut kamu keacara ini." "Hah?kayak jadi bodyguard
gitu? ngga oke banget deh."
Meskipun
dari nadanya sepertinya blu sudah ngambek, Dara tidak peduli.Dia harus tegas
dengan peraturannya.
"Setidak
tidaknya ngga ada orang yang akan histeris kalau ngeliat Mbak.Mbak akan antar
kamu sampai ke lokasi pesta, Setelah itu Mbak akan hangout di lobi hotel sampai
kamu selesai dan mengantar kamu pulang. Gimana? tawar dara.
“ Tapi....."
“ Terserah
kamu, Pokoknya itu syarat Mbak untuk ngebohongin kamu pergi.
Kalau kamu
ngga setuju, Kita bisa lupakan inisemua dan kamu akan kehilangan pesta tahun
baru pertama dengan teman teman kamu ini, “potong dara.
Blu
kelihatan sudah siap membantah, Tapi kemudian sepertinya dia sadar bahwa dia
tidak akan bisa memenangkan argumentasi ini. Akhirnya dia berkata, “Oke Mbak
boleh ikut."
Sisa sepuluh
menit perjalanan menuju sekolah Blu dilalui dalam diam. Ketika mobil berhenti
di depan gerbang sekolah dan Blu bersiap siap keluar mobil, dia berkata, “ Terimakasih
ya, Mbak, Karena sudah mau ngedandanin, Menemani aku pergi ke pesta tahun baru,
Dan ngga ngasih tau Mas jo tentang rencana aku ini."
Dara
tersenyum, kagum dengan kata kata diplomastis blu. Sepertinya mama blu orangtua
yang tahu cara menanamkan sopan santun kepada anaknya.
"I'II
see you at three, Okay?" Ucapnya.
Blu
mengangguk dan Dara membawa mobil kembali ke jalan raya, Menuju Menteng.
Dara baru
saja melangkah ke dalam kantor MRAM ketika seseorang bapak bapak berumur lima
puluhan yang cukup trendi menyapanya dengan ramah.
“ Ah, Mbak
Dara, Ya?" Tanya bapak tersebut.dara hanya bisa mengangguk sebelum bapak
itu melanjutkan dengan semangat
“ Kenalkan,
Saya Pak Danung, Manajernya Blu.Maaf, Saya nggak bisa ketemu Mbak
sebelumnya." Pak danung menjabat tangan dara dengan hangat."Yuk, Saya
tunjukan tempat Mbak berkerja kalau sedang di MRAM."
Mereka lalu
berjalan menuju sebuah meja panjang kosong di sudut ruangan, Dalam perjalanan
pak danung menyempatkan diri memperkenalkan beberapa pegawai yang sedang
bekerja di meja mereka.
Dara mencoba
mengingat setidak tidaknya tida dari sepuluh nama orang yang dikenalkan, Tapi
usahnya sia - sia. Dia bertekad mengenali mereka satu per satu pada akhir jam
kerja hari ini.
"Omong
omong, Apa mamanya Blu sudah menelpon mbak?"Melihat gelengan kepala Dara,
Pak Danung berkata, “Oh, Mungkin masih belum sempat aja. Nah, Ini meja para PA.
biasanya para PA artis MRAM selalu bergerak mengikuti artis mereka, Makannya
mereka ngga punya meja sendiri. Jadi sistem yang kami gunakan adalah hoteling,
Yaitu kalian akan berbagi meja dan segala keperluannya, Kami sudah menyiapkan
rak berlaci dengan label nama setiap PA, jadi kalian bisa menyimpan segala
dokumen didalam laci tersebut."
Pak Danung
menunjukan deretan rak besi berlaci yang terletak disamping meja. Dara
mengenali beberapa nama yang tertera sebagai PA, yang berkerja untuk para artis
MRAM.
"Ini
kunci untuk laci Mbak. Para PA biasanya akan mengunci laci mereka, Karena
mereka tidak mau orang lain mengacak ngacak dokumen dokumen mereka.Meskipun
kita semua disini sudah menandatangani perjanjian tutup mulut, Tidak ada
ruginya untuk selalu berhati hati. Jadi, Pastikan laci Mbak selalu terkunci
kalau Mbak tidak ada disini.Oke?"
Dara
mengangguk mengerti dan mengantongi kunci itu.
“ Dua
komputer ini berhubungan dengan main frame MRAM, jadi informasi apa pun yang
Mbak simpan di main frame bisa diakses dari dua komputer ini. Saya akan minta
Beno, Orang tech kita set-up username dan password untuk Mbak."
Sekali lagi
dara mengangguk sambil meletakaN tasnya di atas meja dan mengeluarkan agendanya.
Dengan bolpoin di tangan kanan dan agenda terbuka. Dara sudah siap mencatat apa
pun informasi penting yang harus diingatnya.
Pak danung
menyerahkan sebuah file berukuran A4 kepada dara sebelum berkata, “Ini agenda
Blu untuk enam bulan ke depan. Hal hal yang menyangkut sekolah dan konser nya
sudah fixed. Jadwal menjelang konser juga sudah diatur sedetail mungkin oleh
kami, Jadi mbak bisa mengikuti jadwal itu saja. Tati tentu saja, Mbak harus
sigap menangani pergantian yang suka datang tiba tiba."
Sebelum dara
bisa betul betul mencerna apa yang dikatakan pak danung, Beliau sudah melanjutkan,
“Untuk hari ini, Saya sudah menyiapkan beberapa hal yang bisa Mbak kerjakan
selama menunggu hingga Blu keluar dari sekolah. Kita bisa mulai dengan membalas
email dan meng update facebook dan Twitter blu."
Pak danung
menyerahkan sebuah file kepada dara sebelum berkata, “ Di dalam sini ada
username dan password email, facebook, Dan twitter Blu. Selain itu, Ada balasan
email standar yang biasanya kami gunakan untuk pertanyaan pertanyaan yang
paling sering kami terima. Semuanya terdaftar berdasarkan abjad. Kalau ada
pertanyaa yang Mbak tidak pasti jawabnya di skip saja dulu sampai Mbak bisa
menanyakannya kepada saya, Revel, Jo, Atau Blu sendiri."
Seraya
memegangi agenda dan bolpoin, Dara hanya bisa melirik ke file yang dipegang pak
danung.
“ Kalau misalnya ada fanmail
yang
menurut Mbak bagus, Mbak bisa menunjukannya ke Blu, Jadi Blu bisa
membalas email
itu
sendiri
kalau dia sempat. Serahkan
semua pertanyaan
yang datang dari media
tentang
Blu
ke bagian Public Relations MRAM. Sayangnya Gina sedang
cuti
hari ini, Tapi mbak bisa mencari
dia
besok. Kita mencoba
untuk mencegah
adanya salah paham antara kami
dan media, Itu sebabnya
kita
harus bekerja sama dengan
PR. Saya juga memberikan mbak otoritas
untuk tidak menghiraukan
hate mail jenis
apa
pun."
“ Blu suka menerima hat mail?” Tanya dara terkejut. "More than you
could ever guess, “ Jawab pak danung.
“ But why?” Dia tidak mengerti kenapa orang bisa. Tidak menyukai Blu
yang menurutnya tidak ada
sombong sombongnya sama sekali.
“ Kebanyakan hate mail akan mengomentari pakaian, Sepatu, Make up, Bahkan
aksesori yang dikenakan Blu waktu manggung.
Ada yang jengkel karena Blu tidak tersenyum cukup lebar ke pada mereka
ketika mereka bertemu dengannya di mal. Ada yang bilang Blu lip sync lah, Yah,
Intinya kebanyakan dari mereka sih cuma mencari cari alasan untuk membenci
blu."
“ Apa Blu tahu bahwa dia sering menerima hate mail?"
Pak danung menggeleng. “ Kita mencoba untuk meminimalisasikan itu semua
karena tidak mau membuat blu upset. Tapi kadang kami tidak bisa mengontrol apa
kata media tentang blu.
“ Kita biasanya makan siang sama sama di sini jam 12.00, Tapi kalau mbak
kurang cocok dengan menunya, Mbak bisa memesan makanan dari luar. Setelah makan
siang, Mbak harus mengambil kostum konser blu. Kita sudah fitting dua minggu
yang lalu, Coba Mbak catat alamatnya."
Bolpoin ditangan dara menari untuk mencatat segala instruksi yang
ditembakkan secara bertubi tubi oleh pak danung itu.
"Setelah mbak kembali dari menjemput blu dari sekolah, Mbak bisa
melanjutkan membalas fanmail nya sambil menunggu Blu selesai latihan
vokal.nanti mbak akan saya kenalkan dengan mbak joyce, Pelatih vokal
Blu.Orangnya agak agak strict, Tapi sebetulnya baik."Pak danung menepuk
bahu dara sambil nyengir ketika mengetahui ini, Dan mau tidak mau dara pun
tersenyum.
"Setelah itu mbak bisa mengantar Blu pulang dan membantunya
mengerjakan tugas sekolah kalau perlu. Kalau blu tidak perlu apa apa lagi, Mbak
bisa pulang. Ada pertanyaan? “ Tanya pak danung. Dara menggeleng dan pak danung
meninggalkannya setelah Beno muncul untuk membantu Dara mengakses main frame
MRAM.
Selama tiga puluh menit pertama dihabiskan Dara untuk menyalin agenda
blu ke dalam agendanya, Dan membuat beberapa catatan lain tentang hal hal yang
harus diklarifikasi kepada pak danung, Lalu selama lebih dari dua jam dara
duduk di depan komputer untuk membalas fanmail blu.Pisang goreng yang diberikan
oleh offic boy MRAM beberapa jam yang lalu masih tidak tersentuh olehnya. Dia
hampir saja berteriak terkejut ketika membuka email blu beberapa jam yang lalu
dan menemukan tidak kurang dari seratus email dari penggemar Blu.
Jam sudah menunjukan pukul 12m00 dan salah satu pegawai MRAM yang dia
ingat bernama Sita, mendekatinya.
"Mbak dara, saya sita. sori ya ngga sempat ngobrol, Abis dari tadi
saya liat mbak sibuk banget, Jadi ngga mau ganggu. Kita makan siang dulu yuk, “
ajak sita.
Dan dara pun segera log out dari email blu dan mengikuti sita menuju
ruang makan.
"Sudah selesai ngebalas emailnya blu?"
"Sudah. Tapi masih belum sempet menyentuh Facebook dan Twitter, “ Jawab
Dara. Sita mengangguk angguk.Oh ya......"
Kata kata sita terpotong oleh gonggongan anjing yang sangat familier dan
Dara baru saja hendak menoleh
ke arah suara itu ketika tiba tiba dia menemukan dirinya sudah jatuh
tengkurap di lantai dengan kedua kaki depan Goldie menemukan punggunya,
"Oh, May God, Bad goldie, Bad god, “ Emel sita sambil menarik
collar Goldie dengan susah payah agar menjauhi dara.
Dara mencoba merangkak berdiri sambil menggeram. Apa tidak cukup orang
diserang oleh seekor anjing
sekali dalam satu hari?Apa perlu diserang dua kali oleh anjing yang
sama? Dasar sial, Gerutut dara dalam hati.
“ Jooo....Goldienya dipakaiin leash dong!!!Lo gimana sih?lihat tuh Mbak
Dara samapi begitu keadaanya!” Teriak sita pada jo yang dengan santainya
berjalan mendekati mereka sambil nyengir.
"Mbak dara nggak kenapa napa?” Tanya sita Khawatir.
Dara rasanya sudah mau mati saja ketika menyadari semua pegawai MRAM
sedang menatapnya sambil tersenyum.Great!!!!Hari pertama kerja sudah jadi bahan
tertawaan orang. Kenapa dia ngga bergabung dengan pasukan badut saja kalau tahu
akan membayar untuk menetawakannya.
Jo kemudian bersiul kencang dan Goldie langsung berlari kearahnya.” Goldie
cuma mau say hi kok. Aren't you, Girl?"Ucap jo sambil berlutut dan
mengelus elus kepala goldie yang memaparkan wajah bahagia karena sudah dibelai
tuannya.
"I'm fine, “ujar dara menjawab pertanyaan sita, Sambil berdiri dan
mencoba tidak memelototi jo.
Dalam hati dara berjanji akan membalas dendam dengan mengunci Goldie
dikamar mandi kalau tuannya sedang tidak ada dirumah. Tanpa menghiraukan jo, Dara
pun mengikuti sita mengantre untuk mengambil makanan, Dara lalu duduk di salah
satu kursi meja makan besar yang mendominasi ruang makan. Sita sepertinya
menyadari kekikukan Dara sebagai pegawai baru dan duduk di sebelahnya. Dara
menghargai kebaikan sita, Apalagi ketika jo memutuskan untuk duduk tepat
dihadapan Dara sambil ngobrol dengan para pegawai laki laki tentang
pertandingan sepak bola Manchester Unite melawan Chelsea tadi malam dan tidak
menghiraukannya sama sekali.Ingin rasanya Dara pindah dari kursinya untuk
menghindari jo. Rencananya gagal karena sita sudah mulaimembuka pembicaraan
dengannya. Sita ternyata akuntan yang sudah berkerja untuk MRAM semenjak MRAM
didirikan beberapa tahun yang lalu.Dia mengenal baik Revel dan jo, Dan sudah
menganggap mereka seperti kelurga. Sekarang dara mengeri kenapa sita bisa
mengomeli jo seenak jidatnya barusan.
Dara sedang memikirkan ke manakah dia harus meletakkan piring kotornya
ketika seorang OB muncul untuk mengambil piring kotor itu dari hadapannya. Setelah
mengucapkan terimakasih, Buru buru dia bangun dari kursinya, Dan setelah
permisi kepada sita, Dara menuju mejanya untuk mengambil tas dan kunci mobilnya.
Dia tidak tahu bahwa jo mengikutinya samapi dia mendengar suaranya.
“ Dara, “ucap jo yang disambut oleh pekikan dara.
“ Bisa ngga sih ngga ngagetin orang begitu?” Desis dara sambil mengelus
elus dada.
Tanpa mengiraukan kata kata darA, jo menyodorkan segelas air putih
padanya. Ketika dara menatapnya bingung, Jo menjawab, “ Kamu belum minum."
Dara menatap jo dan gelas air yang ada ditanganya, Semakin bingung, Dan
kini sedikit curiga. Selama setengah jam mereka makan siang, Jo bahkan tidak
pernah melirik ke arahnyA, jadi bagai mana dia bisa tahu bahwa dara belum
minum?
Melihat gerakan pada wajah darA, jo menambahkan, “ini cuma air putih
biasa, Ngga ada racunnya kok." Meskipun masih sedikit ragu, Tapi tidak mau
menarik perhatian pegawai MRAM yang mulai kembali kemeja masing masing, Dara
mengambil gelas itu dari tangan jo.
“ Thank you, “ucapnya.
Dia berniat menunggu hingga jo berlalu sebelum membuang ait itu. Sejujurnya,
Melihat betapa antagonistiknya jo terhadapnya, Dia tidak percaya apa pun yang
diberikan laki laki itu. Jo hanya mengangguk tanpa mengatakan apa apa. dara
menyangka jo akan meninggalkannya setelah memberikan gelas itu, Tapi dia justru
menunggu, Akhirnya sara tidak ada pilihan selain mendekatkan gelas pada
bibirnya dan minum seteguk.
"Habiskan, “ucap jo lagi.
Akal sehat dara mengatakan agar dia meleparkan sisa air di gelas itu ke
wajah jo, tapi dia rasa itu bukan ide yang baik betapapun menyebalkannya
jo.
Akhirnya dia meneggak habis
air itu dan cukup terkejut ketika jo mengulurkan tangannya
untuk mengambil gelas kosong itu darinya.
“ Besok besok jangan lupa minum setelah
makan. Saya
ngga mau harus menjawab pertanyaa media kalau kamu sampai
ditemukan tewas karena
tersendak.Ngga bagus
untuk image Blu."
Dan sebelum
dara bisa bereaksi, Jo sudah melangkah pergi, Meninggalkan dara megap megap saking
kesalnya.
Dara menunggu
hingga blu muncul digerbang sekolahnya. Kostum konser blu yang berjumlah sepuluh
set tertata dengan rapi di bagasi mobil, Di dalam plastik laundry. Segala sepatu
dan aksesori terletak di dalam boks di kursi belakang. Blu muncul tak lama kemudian
dan dara menunggu hingga blu memasang sabuk pengaman sebelum tancap gas. Setibanya
mereka di MRAM, Dara langsung menggiring blu ke studio untuk latihan.
Dara menemukan
pak danung sedang ngobrol dengan seorang wanita yang mengenakan legging hitam,
Kaus kedodoran dan sepatu bot dengan stiletto yang bisa digunakan sebagai tusuk
sate saking runcingnya. Ketika melihatnya, Pak danung langsung mengenalkannya kepada
pelatih vokal blu, Yang ternyata wanita berhak runcing itu.Dan dia adalah Joyce
Silalahi, Pelatih vokal para penyanyi muda indonesia. Joyce menjabat tangan dara
singkat, Pak danung langsung pamit dan meninggalkan blu untuk latihan.
"You're,
Ucap joyce memperingatkan blu.
Dara terkejut
ketika mendengar itu dan langsung melirik jam tangannya yang menunjukan pukul
15.45. "Maaf, Mbak, Tapi bukannya latihan vokal Blu dimulai pukul 16.00?”
Tanya dara.
"Nope,
Untuk hari ini jadwal latihan blu adalah dari pukul 15.30 sampai 17.30."
Dara segera
mengeluarkan agendanya dari dalam tas untuk memeriksa jadwal yang sudah diberikan
pak danung kepadanya tadi pagi.dan dengan jelas disitu tertera:
13.00 ambil
kostum
15.00 jemput
blu dari sekolah
16.00-18.00 latihan
vokal , Check FB & Twitter
18.00 Fitting
kostum
18.30 Dinner
dengan jo
19.00 Home
Dari pada
bertengkar dengan joyce Silalahi yang dikenal punya bad temper dan membawa kata
“ Beyatch" kelevel tersendiri, dara memutuskan untuk mundur teratur.
“ Kalau begitu
saya yang harus minta maaf. Saya sudah salah mencatat jadwal blu hari ini, “ucap
dara.
“ Blu seharusnya
tahu jadwalnya sendiri. Sekarang kita hanya punya waktu kurang dari dua jam untuk
latihan.Pastikan kamu tahu jadwal kamu untuk latihan selanjutnya, “Ucap joyce sambil
menatap blu tajam. Kata kata dan nada Mbak joyce yang sangat menghakimi itu membuat
darah dara mendidih.Dengan susah payah dia mencoba menenagkan diri, Dan dengan
satu aggukan kepada blu, Dara meninggalkannya kepada Cruella de joyce. Perempuan
itu mengingatkan dirinya untuk memeriksa ulang jadwal blu dengan pak danung
agar tidak terjadi kesalahan lagi.Dalam perjalanan kembali ke studio, Dara berpapasan
dengan jo yang memaparkan wajah dinginnya. Dara pun hanya menganggukan dan berlalu
untuk melanjutkan tugasnya.
DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 6
No comments:
Post a Comment