Bab 26
TRUTH
Jo memasuki rumah
sakit dengan langkah berat. Kalau bukan karena revel, Dia mungkin akan berada di
studio, Mengebuki drumnya habis habisan. Revel tentunya akan ngamuk kalau jo sampai
memecahkan simbal atau bass drum, Tapi pada keadaannya saat ini, Dia rasa dia akan
menyambut amukan itu yang setidak tidaknya akan mengalihkan perhatiannya untuk sementara
waktu dari rasa sakit yang ada di hatinya. Untuk pertama kalinya dia menyesali
karena tidak pernah menjadi seorang peminum seperti papa. Setidak tidaknya seorang
peminum memiliki pilihan untuk menenggelamkan kesedihan dengan botol botol alkhohol.
"Mas, Sebelah
sini." Suara blu menarik perhatian jo kepada adiknya yang sedang menuju
meja informasi di sebelah kiri pintu masuk.
Jo melihat beberapa
orang langsung berhenti melangkah dan menunjuk nunjuk kepada blu yang tidak menghiraukan
mereka, sebelum kemudian menganga ketika melihatnya. Jo mengikuti adiknya dan tidak
menghiraukan beberapa orang tidak dikenal yang memanggil menggil namanya. Dia bahkan
tidak berhenti untuk memberikan senyuman atau lambaian tangan kepada mereka. Untuk
hari ini dia tidak mau menjadi jo Brawijaya, Drummer kawakan Indonesia yang selalu
rela dikejar kejar orang. Yang dia inginkan adalah menjadi jo, Laki laki yang sedang
patah hati karena satu satunya wanita yang pernah membuatnya mengucapkan kata cinta,
Sudah menolaknya mentah mentah untuk laki laki lain.
Dia seharusnya
tidak pernah mengucapkan kata kata itu kepada dara. Dia sudah tahu dari dulu bahwa
tidak ada
orang di dunia ini yang peduli dengannya, Yang mencintainya.... Kenapa dia bisa
berpikir bahwa dara akan berbeda dari yang lainnya?
He is such an
idiot karena sudah menumpahkan semua perasaannya kepada dara, Membuat dirinya lemah
dan terbuka untuk menerima serangan. Untuk mendengar kata cinta diucapkannya dilemparkan
kembali kepadanya seakan kata itu tidak berarti sama sekali.
Selama perjalanan
menuju rumah sakit , Jo mencoba memikirkan apa kelebihan panji dari dirinya dan
dia tidak bisa menemukan satu hal pun. Blu yang menyadari mood nya tentunya mengomentarinya.
" Mas kok
diam aja sih dari tadi?” Tanya blu.
Jo hanya menoleh
dan mencoba sedaya upaya untuk tersenyum sebelum berkata, “ sori, Mas lagi mikir
sesuatu."
"Oh?lagi
mikirin apa?"
"Mikirin
tentang mas ingin membakar hidup hidup asisten kami itu" adalah yang ingin
dikatakannya, Tapi tentu saja dia tidak bisa mengatakan itu kepada blu. Akhirnya
dia hanya berkata, “ Nothing important." "Oh, Aku pikir mas lagi mikirin
mbak dara, “ucap blu santai dan mengulurkan tangannya untuk menaikkan volume radio.
Kepala jo langsung
menoleh ketika mendengar kata kata blu. “ Kenapa kamu pikir mas lagi mikirin dia?"
"I don't
know, “ Jawab blu sambil mengangkat bahu." Mungkin karena meskipun tas mbak
dara masih ada, Aku nggak bisa menemukannya di mana mana tadi malam waktu aku
keluar untuk mengambil minum. Mungkin karena pintu kamar tidur Mas tertutup, Dan
Goldie masih ada di ruang TV. Atau mungkin karena Mbak dara baru keluar rumah lewat
tengah malam dan mas jo mengantarkannya pulang."
Selama beberapa
menit jo tidak bisa berkata kata. Dia hanya bisa membuka dan menutup mulutnya bekali
kali seperti ikan maskoki. Jo merasakan wajahnya mulai memerah dan dia harus mengalihkan
perhatiannya dari tatapan blu.
"Mas
dan mbak dara hanya......" "Main catur?"Ledek blu.
Mau tidak mau
jo terkekeh. Dia seharusnya tahu blu terlalu pintar untuk dibohongi
"Well,
Not exactly, “ucap jo tersipu sipu. Man, Bagaimana mungkin dia membicarakan sex
life nya dengan adiknya yang berumur enam belas tahun ini?
“ Aku harap
mas setidak tidaknya pakai protection, “lanjut blu .
What?! Jo mencoba
memutuskan apakah dia harus merasa bersyukur karena setidak tidaknya para guru SMA
sudah mendidik murid murid mereka tentang safe sex, Atau khawatir bahwa mereka tahu
tentang seks terlalu dini. " Apa kamu nggak terlalu kecil untuk bicara tentang
seks?"
"Oh, Please.....
Aku ini sudah enam belas tahun. Sekarang waktu yang tepat bagi para remaja dengan
hormon mereka yang meledak ledak untuk tahu tentang seks dan segala tetekbengeknya.
Aku malah lagi mikir mikir mau jadi advokat kampanye' Say no to sex' disekolah.
Menurut mas gimana?"
Jo mendengus
mencoba menahan tawa, Tapi gagal. Akhirnya dia melepaskan tawanya. Ah, Betapa dia
mencintai adiknya yang bisa membuatnya tertawa ketika hatinya sedang hancur berkeping
keping. "Menurut mas, Ide yang baik, Kamu mau terlibat dalam kampanye seperti
itu. Mas dukung seratus persen. Penduduk indonesia sudah terlalu banyak, Kita
nggak perlu menambahnya dengan anak di luar nikah yang hanya akan ditelantarkan
orang tuanya."
Blu tersenyum
senang, Lalu senyumnya perlahan laha menghilang, Diganti dengan tatapan khawatir.
"So, What happened dengan mbak dara?"
Jo menarik napas
dan akhirnya berkata, “ mas bilang bahwa mas cinta sama dia."
"Really?
Ooohhh.... That is sooo..... Sweet, “ Teriak blu gembira sambil menemelkan tangannya
di dada." Terus.... Terus... Mbak dara bilang apa?" Sambung blu semangat.
“ Dia bilang
mas nggak akan bisa memberikan apa yang dia butuhkan. Dia menolak mas, “ Tandas
jo.
Kini giliran
blu yang kelihatan seperti ikan maskoki." What? No way. Are you serious? I
thought... Tunggu sebentar. Ini nggak masuk akal sama sekali. Apa coba yang mas
nggak punyai? Mas kan ganteng, Berpenghasilan tetap, Baik, Dan lucu lagi."
Jo hampir saja
tertawa terbahak bahak melihat usaha blu membela harga dirinya.
"Yeah,
Well... Sepertinya mbak dara memerlukan lebih dari itu semua." "Like what?"
"I don't
know. Kamu kan perempuan, Begitu kamu bisa memikirkan apa itu, Let me know. Karena
sampai sekarang mas masih bingung mikirin soal itu juga."
Mereka terdiam,
Membiarkan suara lalu lintas dan iklan di radio mengisi kekosongan. Kemudian jo
mendengar Rihanna menyanyikan tentang menemukan cinta" in a hopeless place."
Lagu itu betul
betul menggambarkan kisah cintanya terhadap dara. Cinta yang sudah putus harapan
dan membuat hatinya hancur berkeping keping. Jo langsung mengulurkan tangannya
dan mematikan radio dengan sedikit ganas. Dari sudut matanya dia melihat blu sedang
memperhatikannya dengan ingin tahu, Tapi tidak mengatakan apa apa.
Blu tidak berbicara
lagi hingga bangunan rumah sakit sudah kelihatan." Apa mas mau akau menanyakan
ke mbak dara?"
"Menanyakan
apa?"
“ Tentang apa
yang mbak dara perlukan dari mas, “ucap blu nggak sabar.
"No, no,
no, mas nggak mau sama sekali kamu membicarakan hal ini dengan dia. Ditolak satu
kali sudah cukup, Nggak perlu pakai dua kali."
“ Tapi....."
"Nggak pakai
tapi tapi. Janji kamu nggaka kan ngomong apa apa ke mbak dara." “ Tapi aku
cuma mau bantu."
“ Janji sama
mas, Blu, “ Geram jo.
"Fine.
Aku nggak akan ngomong apa apa ke mbak dara, “ gerutu blu sambil menyedekapkan tangannya
dan cemberut.
Mereka tidak
berbicara lagi sampai mereka melangkah masuk ke dalam rumah sakit. Jo berhenti
di meja
informasi, Mencoba
mencari tahu di mana ina dirawat. Sekitar sejam yang lalu ketika sedang menunggu
di depan gerbang sekolah blu, Jo menelepon revel untuk menanyakan dia mana sobatnya
itu berada, Revel
memeberitahu
jo bahwa dia sedang dirumah sakit karena air ketuban ina sudah pecah. Begitu blu
masuk ke dalam mobil, Jo langsung menuju rumah sakit. Revel hanya memberitahukan
rumah sakit tempat ina dirawat, Tapi saking paniknya tidak memberitahukan lokasi
persisnya sebelum meutup telepon.
Mata mbak
mbak di meja resepsionis sudah hampir meloncat keluar ketika melihat jo, Dan jo
menahan diri untuk tidak memutar bola matanya. Hari ini dia betul betul tidak menikmati
dipelototi oleh para wanita seolah dia hanyalah sepotong daging dengan wajah ganteng
yang tidak memiliki perasaan. Tanpa perlu menanyakan identitasnya, Petugas resepsionis
itu langsung memberikan informasi tentang lokasi ina. Jo segera menggandeng setengah
memeluk blu dan lari menuju lift setelah mengucapkan terima kasih. Dari sudut matanya
dia melihat beberapa orang sudah mulai mengikuti mereka.
Apa orang orang
ini tahu bahwa revel juga ada di rumah sakit? Mungkin kalau mereka tahu itu, Merekaakan
mengalihkan perhatian kepada revel. No, jo tidak akan melakukan hal sejahat itu
kepada sobatnya yang dia yakini sudah cukup pusing memikirkan kelahiran anak pertamanya
tanpa perlu lagi perhatian khalayak ramai. Ketika pintu lift terbuka di hadapannyA,
jo langsung masuk dan untungnya pintu lift langsung tertutup sebeluma ada yang bisa
mengikuti mereka.
Jo menemukan
revel di ruang tunggu sedang mondar mandir dengan wajah pucat. Dia tidak pernah
melihat sobatnya seperti ini dan itu membuatnya melupakan masalahnya sendiri untuk
sementara waktu. Jo memanggil revel dan sobatnya itu kelihatan agak terkejut ketika
melihatnya.
"Hey, Man,
Are you okay?" Tanya jo ketika dia sudah berdiri di hadapan revel.
"Yeah, Just
freaking out a little bit, “ ucap revel dan melarikan tangannya pada rambutnya."
Thanks for coming, “ lanjutnya sambil tersenyum kepada blu.
Ketika mendengar
itu jo tahu bahwa revel memang betul betul menghargai kehadirannya dan blu.
"So, Ina
di dalam?" Tanya jo sambil mendudukkan dirinya di salah satu sofa yang tersedia
di ruang tunggu yang kosong itu.
Revel mengikutinya
sebelum mengangguk, Tapi tidak mengatakan apa apa. Matanya penuh kekhawatiran. “
Bukannya elo seharusnya ada di dalam selama dia kontraksi gitu?"Ledek jo.
“ Gue nggak bisa...."
Revel berhenti, Seakan mengalamai masalah mengekspresika perasaannya dan sekali
lagi melarikan tangannya pada rambutnya.
“ Gue nggak
tega ngelihat dia kaya gitu, “ucap revel akhirnya. "Suster di dalam nyuruh
gue keluar karena bikin ina panik."
Jo terkekeh
dan harus berhenti ketika melihat tatapan revel padanya. Dia mengangkat kedua tangannya
tanda menyerah dan mengucapkan kata maaf.
“ God, What
was I thinking, Getting her pregnant. She's in so much pain right now because
of me, “ bisik revel sambil menguburkan wajahnya pada kedua telapak tangannya.
Blu yang duduk
berdekatan dengan mereka mengangkat alisnya, Bingung melihat produsernya yang biasanya
super cool, Hari ini tidak menggambarkan kata itu sama sekali. Jo hanya tersenyum
kepada blu yang memutuskan untuk mengeluarkan iPod dan sebuah buku pelajaran dari
dalam tas sekolahnya. Semenit kemudian dia sudah tenggelam di dalam dunianya
sendiri.
"I'm sure
she'II be fine. Ina itu lebih kuat daripada yang elo pikir, “ Jo mencoba menenangkaN.
Dan usahanya
sepertinya berhasil karena revel mengangkat kepalanya dan menatapnya. “ Gue sebaiknya
nelepon keluarganya. gue nggak mau mereka harus mendengar ini dari media. Mereka
akan mencincang gue kalau mereka tahu media tahu lebih dulu tentang ini daripada
mereka, “ucap revel dan mengeluarkan HPnya.
Mendengar itu
jo meringis dan revel menaikkan alisnya penuh tanda tanya.
“ Kemungkinan
besar mereka sudah tahu karena tadi banyak orang yang negliat gue dan blu di bawah
waktu gue minta informasi tentang ina."
Dan revel menyumpah
sambil meluncurkan jempolnya pada layar iPod nya. Ketika dia melakukannyA, jo menyadarkan
tubuhnya pada sofa.
"You look
like hell, By the way, “ komentar revel yang kini sedang memasukan HP nya kembali
ke kantong celananya.
Jo membuka matanya,
Dia bahkan tidak sadar bahwa dia sudah tertidur. Sambil mencoba mengusir kantuk
dan memfokuskan tatapanya pada sobatnya, Dia berkata, “ Dude, I am in hell."
Dara menyerahkan
surat pengunduran dirinya pada hari pertama dia kembali bekerja setelah cutinya
dan dia tidak melihat jo sama sekali selama dua minggu ke depan. Bahkan tidak ketika
dia harus menjemput tante poppy dari bandara atau ketika dia membantu blu membereskan
barang barangnya untuk dipindahkan dari rumah o kerumah tante poppy. Blu kelihatan
agak dingin terhadapny, Dan tidak tahu kenapa. Awalnya dara berpikir blu tahu
sesuatu tentang apa yang terjadi di antara dirinya dan jo, Tapi dia membuang jauh
jauh dugaan itu ketika sadar bahwa blu adalah orang terkahir yang akan diceritai
jo tentang apa yang terjadi di antara mereka.
Dara tahu
bahwa dia tidak ada urusan untuk ingin berbicara atau bertemu jo lagi, tidak setelah
apa yang sudah dia katakan kepada lelaki itu terakhir kali mereka bertemu. Meskipun
begitu, Itu tidak menghentikannya dari menginginkannya untuk bertamu, Setidak
tidaknya sekali saja sebelum kontrak kerjanya berakhir. Dia ingin memastikan jo
baik baik saja. Namun pada hari terakhir dia harus bekerjA, jo masih tidak kelihatan.
Dara sedang
duduk di sofa, Sendirian, Pada pesta perpisahannya setelah Sita permisi ke toilet
ketika tante poppy meghampirinya. Harus diakuinya bahwa dia menyukai tante poppy
yang menurutnya superrileks dan sangat terbuka sebagai orang tua, Berbeda sekali
dengan jo superketat. Hanya ada tiga batasan yang diberikan tante poppy kepada blu,
Yaitu jangan pernah menyentuh narkobA, jangan mencoba seks bebas, Dan harus menelepon
kalau dia mau pulang lewat jam malam.
"Lagi nyariin
siapa, Dara?" Tanya tante poppy ketika sadar dara sedang celingkukan.
"Nggak nyariin
siapa siapa, “ Jawab dara cepat.
Tante poppy
tersenyum dan duduk di sebelah dara." Dia berangkat ke phuket tadi malam."
"Siapa yang ke phuket?” Tanya dara.
“ Jo, “ jawab
tante poppy pendek dan dengan susah payah dara mencoba untuk tidak menganga.
“ Bagaimana...
Dari mana...." Dara tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.
“ Blu cerita
ke saya tentang hubungan kamu dengan jo selama saya nggak ada. I've been kicking
my self because I messed it. I would have love to see that."
"See what?"
“ Jo....in love...with
you, “ucap tante poppy dan dia terkekeh.
Mata dara langsung
melebar mendengar kata kata tante poppy. Pertama karena dia tidak menyangka blu
tahu akan itu, Kedua bahwa blu menceritakannya ke tante poppy, Ketiga karena tante
poppy sekarang sedang membicarakannya dengannya.
Oh! Siapa lagi
yang tahu tentang ini?
"Omong omong,
Saya mengerti kenapa kamu menolak dia. Kamu sudah punya tunangan yang akan kamu
nikahi sebulan lagi. Lagi pula, Hal ini mungkin bisa jadi pelajaran bagi jo bahwa
nggak semua wanita mau sama dia."
Dara mengerutkan
keningnya, Tidak mengerti arah pembicaraan tante poppy.
“ Kamu mungkin
nggak tahu ini, Tapi jo adalah orang paling insecure yang saya tahu. Kamu seharusnya
lihat dia waktu masih belasan tahun. Saya nggak pernah liat anak laki laki yang
bagitu menyendiri dan tertutup. Dia seperti membangun benteng di sekelilingnya,
mencoba menghalangi orang untuk mendekat. That really broken my heart, Melihat
dia s eperti itu. Saya belum sempat melakukan apa apa untuk membantunya sebelum
papanya mengirimnya ke Singapura. Kami hilang kontak selama hampir sepuluh tahun,
Sampai papanya meninggal dan jo terpaksa kembali ke jakarta."
Dara hanya
berdiam diri, Karena dia tahu tante poppy masih jauh dari kata selesai.
“ Di surut wasiat
papanya memintanya untuk menjaga blu, Dan di luar dugaan saya, Dia menerima tanggung
jawab itu. Sampai hari ini saya suka bertanya tanya kenapa dia melakukannya. Dia
nggak perlu melakukannya, Karena tuhan tahu dia nggak berutang apa apa kepada saya
dan blu. Tapi harus saya akui bahwa saya berterima kasih akan kehadiran jo, Karena
blu setidak tidaknya memiliki figur seorang laki laki di dalam kehidupannya. Jo
memang jauh dari kata perfect, Tapi dia berusaha sebisa mungkin untuk blu.
Selama bebrapa
tahun inilah saya jadi lebih mengenal anak tiri saya itu."
Tatapan tante
poppy kelihatan menjauh secara fisik beliau memang masih berada di sampaing dara,
Tapi pikirannya sudah tenggelam ke masa lalu.
“ Ternyata
segala insecurities yang dia miliki waktu remaja justru semakin parah setelah dia
dewasa. Entah gimana dia mendapatkan ide di kepalanya bahwa nggak ada orang yang
peduli pada dia. Bahwa nggak ada orang yang mencintainya, Tidak peduli beberapa
banyak orang di sekitanya yang mengantakan sebaliknya."
Tante poppy
menggeleng dengan sedih sebelum menambahkan, “ saya menyalahkan kepada almarhum
suami saya dan ekspektasinya yang terlalu tinggi terhadap jo tanpa menghabiskan
banyak waktu dengan anaknya sendiri dan membantunya mencapai ekspektasi tersebut.
Yang jo nggak tahu adalah bahwa papanya betul betul bangga padanya, Meskipun suami
saya lebih baik memotong lidahnya sendiri daripada mengatakannya di depan jo.
Dia betul betul kecewa ketika jo menolaknya untuk membiayai kuliahnya, Lebih
memilih pergi ke jerman karena kuliahnya gratis."
Di dalam kepalanya
dara mengatakan" Ooo." Selama ini dia memang selalu bertanya tanya kenapa
jo memilih jerman dari pada negri lain untuk menekuni musik. Kini dia tahu jawabannya.
"Papa jo
selalu berpendapat bahwa anak laki laki harus dikerasin, Nggak boleh di manja,
Karena kalau di manja nggak aka jadi apa apa. Alhasil beliau mendidik jo seperti
bangga sparta mendidik anak mereka, Sangat keras dan terkesan tidak peduli."
Tante poppy
mendesah panjang sebelum menoleh, “ itu sebabnya ketika jo dengan rela menunjukkan
rasa cinta dan mengucapkan kata cintanya kepada kamu adalah sesuatu yang sangat
penting untuk saya, Blu, Dan semua orang yang peduli pada jo, Karena itu betul betul
langka."
Mata dara
membelalak, Dan seperti membaca pikiran dara. Tante poppy melanjutkan."
Kamu sekarang mungkin berpikir bahwa semua ini hanya bullshit, Karena jo selalu
menunjukkan bahwa dia tidak bermasalah gonta ganti wanita secepat dia mengganti
pakaian. Well, Saya bukan psikologi, Jadi ini mungkin perasaan saya saja, Tapi satu
satunya penjelasan yang saya bisa kasih ke kamu kenapa dia begitu adalah karena
dia sedang mencoba mencari orang yang bisa mencintainya. Bukan jo sang selebritis,
Tapi jo, Laki laki dengan masa kecil yang berantakan dan masalah emosi yang berjibun.
Sayangnya selam ini sepertinya dia mencarinya di tempat yang slaha."
Dara tidak perlu
menjadi seorang genius untuk tahu bahwa tante poppy sedang mengatakan bahwa beliau
mengatagorikan dara ke dalam" tempat yang salah, “ dan entah kenapa itu
membuatnya ingin membantahnya. Sesuatu yang tidak bisa dia lakukan kalau dia masih
berniat menikahi panji. Akhirnya
Akhirnya
dara hanya bisa bertanya, “ apa ada yang bisa saya lakukan untuk jo?"
Dia baru menyadari
bagaimana pertanyaan ini mungkin terkesan tidak pada tempatnya ketika dia melihat
senyuman yang diberikan tante poppy padanya. Senyuman itu penuh pengertian, Kekecewaan,
Dan sedikit kesedihan. Kemudian beliau menggeleng.
“ Jo hanya
perlu waktu untuk menerima keadaan ini. Kita semua harus mengalami patah hati untuk
betul betul mengerti arti cinta, Kan? Saya hanya bisa berdoa semoga sesuatu hari
dia bisa menemukan seseorang yang bisa mencintainya sedalam dia mencintai orang
tersebut."
Dara merasa
seperti ada orang baru saja melayangkan kapak ke dadanya. Mengoyok dadanya dengan
paksa dan mengeluarkan jantung serta hatinya kemudian membakarnya, Sementara dirinya
menonton selama semua itu berlangsung. Dia tidak bisa bernapas, Tatapannya mulai
berkunaang kunang dan hatinya remuk. Remuk untuk jo, Juga untuk dirinya yang sudah
melepaskan jo.
I'm an idiot,
I'm an idiot, I'm an Idiot.
"Saya rasa
itu sebabnya dia harus keluar dari jakarta untuk sementara waktu."
Kata kata tante
poppy, Yang sama sekali tidak sadar akan efek dari kata katanya, Menyadarkan
dara." Berapa lama jo akan berada di phuket?" Tanya dara dengan susah
payah.
“ Bisa sehari,
Seminggu, Atau sebulan, Tergantung pada...."
"Pada
apa?"
Tante poppy
tidak sempat menjawab pertanyaan dara ketika Sita muncul kembali dan menarik dara
dari sofa. Selama sisa acara itu dara mencoba berbicara lagi dengan tante poppy,
Tapi tahu tahu acara sudah berakhir dan tante poppy mengatakan bahwa mereka akan
bertemu lagi pada hari pernikahan dara lalu menghilang bersama blu.
Malam itu
dara pulang dengan perasaan berat. Pikirannya penuh dengan kata kata tante poppy
dan pikirannya sendiri. Dia mempertimbangkan untuk menelepon jo. Dia sudah hampir
menekan tombol" call" ketika dia mengurungkan niatnya. Dia nggak bisa
berbicara dengan jo sekarang. Dia harus meluruskan kepalanya terlebih dahulu. Untuk
mempertimbangkan segala skenario dan kensekuensi sebelum dai bisa mengambil keputusannya
DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 26
No comments:
Post a Comment