BAB
18
Wajah
Lana tampak sedih sekaligus kuat membalas tatapan Mikail yang membara.
“Aku
tidak bisa hidup hanya sebagai boneka pengganti seseorang. Aku juga punya kepribadian
sendiri dan aku lelah” Kemarahan Mikail yang semula menggelegak langsung surut
mendengar perkataan Lana. Kenapa Mikail tidak menyadarinya? Yang diinginkan
Lana hanyalah pengakuan bahwa dia bukanlah pengganti Natasha. Hanya itu. Dan Mikail
bodoh karena selama ini tidak menyadarinya. Baiklah, jika memang itu yang diinginkan
Lana, dia akan memberikannya,,,
“Ikut aku,” Mikail mengambil tangan Lana dan
membawanya keluar kamar, dia setengah menyeret Lana yang kebingungan menuruni
tangga, langsung menuju sayap kebun mawar itu. Sayap rumah di mana lukisan
Natasha terpasang rapi di balik pintu bernuansa emas.
Para
pelayan tampak mengintip mendengar keributan itu, bahkan Norman juga muncul dari
depan dengan waspada. Tetapi kemudian langsung mundur ketika menyadari bahwa
Mikail membawa Lana ke sayap rumah itu.
Mikail
berhenti menyeret Lana ketika mereka berada di pintu kamar emas itu, “Kau ingin
jawaban bukan?,” Mikail melangkah masuk dan kemudian keluar lagi sambil membawa
lukisan Natasha yang semula tergantung di dinding. Lalu melangkah dengan
langkah berderap marah meninggalkan Lana. Dengan segera Lana mengikutinya, ingin
tahu apa yang akan dilakukan Mikail kepada lukisan itu. Mikail melangkah ke
halaman belakang, membanting lukisan itu di tanah, dan ketika Lana menyadari
apa yang akan dilakukan oleh Mikail, semuanya sudah terlambat,
“Jangan!!!”
Terlambat.
Mikail sudah melempar api ke lukisan itu, dan dalam sejejam api itu sudah membakar
kanvasnya yang rapuh. Seluruh lukisan Natasha yang sedang hamil muda dan tersenyum
itu habis menjadi arang tipis yang kehitaman dilalap oleh api yang begitu ganas.
Lana berdiri terpaku menatap sisa pembakaran itu dan menoleh menatap Mikail dengan
bingung, “Kenapa kau melakukannya?”
“Karena,”
Mikail tiba-tiba meraih Lana dan merenggutnya ke dalam pelukannya. Ciumannya
kasar sekaligus mendamba, penuh gairah. Bibir Mikail melahap bibir Lana seolah-olah
akan mati kalau tidak mencecapnya. Lidahnya menjelajah dengan bergairah, mencicipi
seluruh rasa manis Lana yang sudah lama tidak dicecapnya. Mikail memuaskan
kerinduannya, amarahnya, dan rasa frustrasinya dalam ciuman itu. Sebuah ciuman menggelora
yang hanya dilakukan oleh pasangan yang luar biasa merindu.
Ketika
Mikail melepaskan ciumannya yang membara itu, tubuh Lana lemas hingga MIkail harus
menopangnya.
Dengan
gerakan tegas, lelaki itu mengangkat dagu Lana dan menghadapkan ke arahnya.
“Karena
Nyonya Lana Raveno, aku mencintaimu, Sungguh mencintaimu, sebagai Lana yang menjengkelkan
dan keras kepala yang selalu menentangku,” Mikail melumat bibir Lana yang menganga
takjub dengan penuh gairah.
“Kau
tersimpan di hatiku,” dengan lembut Mikail membawa tangan Lana ke dadanya, “Hati
ini dulu sudah kubuang jauh jauh ke dasar, tapi kau membawanya ke permukaan lagi
dan meletakkan dirimu di sana. Aku tidak bisa mengeluarkanmu dari sana setelahnya,”
Mikail menatap lukisan yang sudah terbakar habis itu, “Aku pernah mencintai Natasha
sebelumnya. Tetapi sekarang, dia hanyalah kenangan yang harus kuhormati. Hanya
itu. Cintaku kepadanya sudah pergi pelan-pelan seiring berjalannya waktu, dan kutegaskan
padamu Nyonya Lana Raveno, aku memperisterimu bukan karena kau harus
menggantikan siapapun, aku memperisterimu karena aku mencintaimu, dan ternyata
kita sangat cocok di ranjang merupakan bonus”
“Mikail”
pipi Lana memerah, berusaha menahan Mikail mengucapkan kata-kata vulgar yang lebih
parah. Mereka ada di ruang terbuka dan Lana tahu para pelayan yang terkejut
dengan kehebohan itu sedang berkumpul di sudut-sudut, berusaha menguping dan mencari
tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Mikail
menghentikan ucapannya dan menyadari bahwa banyak yang mengintip mereka dengan
diam-diam, tetapi dia tak peduli lagi.
“Sekarang
Nyonya Lana Raveno, waktumu untuk menjawab!,” Mikail berdiri di situ menatap
Lana dengan
tatapan
arogannya, sejenak memunculkan dorongan hati Lana untuk melawannya.
Rupanya
Mikail menyadari niat Lana entah dari ekspresi wajahnya, atau mungkin dari
kilatan matanya,
“Dan
jangan mencoba membantah,” Gumam Mikail sombong, “Aku tahu kau juga mencintaiku”
Lana
merasa pipinya memerah, panas sampai ke telingatelinganya.
“Darimana
kau berkesimpulan seperti itu?”
“Aku
mendengar pengakuan itu langsung dari bibirmu,” Mikail tersenyum puas menatap
Lana yang kebingungan, “Ketika kau terbaring koma, kau berkali-kali mengigau
dan mengucapkan ‘aku mencintaimu Mikail' berulang-ulang dengan kerasnya hingga
semua dokter dan suster mendengarnya".
Sebenarnya
Lana hanya mengucapkan satu kali, dan hanya Mikail yang mendengarnya, tetapi sungguh
memuaskan melihat wajah Lana yang makin memerah karena malu ketika mendengar kata-katanya.
“A…
aku tidak mungkin mengucapkan itu… mana buktinya?” Mikail bersedekap, menatap Lana
dengan puas, “Para dokter dan perawat bisa menjadi saksi,” dia mulai merasa
geli melihat ekspresi Lana yang tampak amat malu. “Mungkin… mungkin itu akibat
pengaruh obat,” Lana berusaha menghindari tatapan Mikail, merasa amat sangat
malu. Benarkah dia meneriakkan kata-kata cinta kepada Mikail ketika dia sedang tidak
sadar? Astaga alangkah malunya dia, dia tidak mau ke rumah sakit itu lagi. Mikail
terkekeh melihat ekspresi Lana yang berubah-ubah, dengan lembut dirangkumnya wajah
Lana di kedua tangannya, “Lana, kau sungguh keras kepala. Di sini aku, seorang
Mikail Raveno menyatakan cintanya kepadamu, dan kau bahkan masih menyangkal perasaanmu
kepadaku,” tawa di mata
Mikail
menghilang dan berubah menjadi sensual. Bibirnya mendekat ke bibir Lana dan mengecupnya
dengan kecupan yang panas dan menggoda, “Katakan kau mencntaiku".
Lana
mengerang dalam hati merasakan ciuman itu, Mikail curang telah memanfaatkan pesona
tubuhnya untuk memaksa Lana mengakui perasaannya. Bibir Mikail mengecupnya dengan
kecupan-kecupan kecil menggoda di sekitar bibrinya, membuat Lana ingin meminta
lebih banyak lagi.
“Katakan
Lana,” bibir Mikail menggoda Lana lagi, lelaki itu sudah sangat mengenal Lana dan
mengetahui kelemahan
Lana,
ketika Mikail mengigit bibirnya lembut dan melepaskannya. Lana setengah menjerit,
setengah mengerang,
“Ya!!”
,
seru Lana hampir berteriak, marah karena didesak,
“Aku
mencintaimu Mikail!!”
Mikail
langsung melumat bibir Lana, memuaskan gairahnya dan mencium Lana lagi, dan lagi
tanpa ampun.
Para
pelayan hanya menatap takjub kepada tuan dan nyonyanya yang berciuman dengan mesra
di taman, dan Norman yang mengamati sedari tadi tersenyum samar, lalu membalikkan
badan memasuki rumah dengan perasaan lega. Lega karena tuannya, Mikail Raveno, akhirnya
menemukan cahaya yang membawanya kembali kepada kebahagiaan.
***
Pesta
itu berlangsung elegan, sebuah jamuan makan malam yang diadakan Mikail bersama
rekan-rekan bisnisnya, untuk keberhasilan proyek mereka yang terbaru.
Lana
ada di sana bersama Serena dan isteri-isteri pengusaha lainnya, mengamati Mikail
yang ada di seberang ruangan, sedang mengobrol dengan rekan-rekannya. Jantung
Lana berdegup kencang. Dia sudah menghitung di kalendernya. Malam ini dia sudah
bebas. Dan memang kondisi tubuhnya sudah membaik sejak hampir dua bulan
melahirkan. Dan Mikail masih belum tahu itu.
Mikail
sendiri merasakan Lana sedang mengamatinya, dan gairahnya naik, gelenyar ketegangan
seksual telah menggeletar di antara mereka mengingat telah lama mereka tidak bercinta.
Mikail menunggu dengan sabar dan menahan diri, meskipun lama-lama hal itu membuatnya
sedikit frustrasi, dorongan untuk memeluk Lana, merasakan Lana menyerah di
dalam pelukannya sangat kuat. Mereka belum pernah bercinta sejak pernyataan cinta
yang hebat itu, dan Mikail terobsesi, ingin menunjukkan kepada Lana, betapa
hebatnya sebuah percintaan jika kedua pasangan telah terbuka untuk saling mencintai.
“Mikail,”
suara Damian menggugah Mikail dari lamunannya, dia menoleh dan mendapati Damian
sedang bersama dengan seorang lelaki.
“Aku
ingin memperkenalkan salah satu rekan bisnisku, kami mengembangkan kerja sama di
bidang properti,” Damian mengedikkan bahunya, dan menyebut nama sebuah perusahaan
yang cukup terkenal karena maju pesat dalam waktu singkat. Gosipnya karena pemiliknya
adalah seseorang yang jenius, “Dia pemilik perusahaan itu,” jelas Damian tenang,
“Kenalkan Mikail Raveno, ini Rafael Alexander.”
Mikail
menjabat tangan yang kuat itu dan menatap mata Rafael dalam-dalam. Lelaki yang
kuat jiwanya, batinnya.
“Semoga
ke depannya kita bisa bekerjasama,” Rafael menggumam dengan suaranya yang tenang,
lalu mengangguk untuk berpamitan karena ada urusan lain.
Damian
dan Mikail menatap kepergian Rafael,
“Dia
si jenius yang membuat perusahaan luar biasa itu?” Damian tersenyum, “Kenapa? Tidak
sesuai bayanganmu?,” Entah sejak kapan Mikail dan Damian berteman. Mungkin karena
kedekatan isteri-isteri mereka.
“Sama
sekali tidak sesuai bayanganku. Aku membayangkan seorang laki-laki aneh yang
serius dengan penampilan tak kalah serius, Rafael terlalu tampan untuk menjadi
seorang jenius yang menghebohkan”
Kali
ini Damian terkekeh mendengar kata-kata Mikail, “Dia memang tampan, tapi dia tak
pernah punya reputasi sebagai playboy, seperti kita sebelum menikah ”, Damian
melirik Mikail dengan tatapan menyindir.
Mikail
tersenyum miring, “Mungkin agar tidak merusak reputasi jeniusnya,” sahut Mikail,
“Kurasa aku akan menyukainya kalau ada kesempatan mengenalnya”
Damian
tersenyum lagi, “Yah kau akan lebih sering bertemu dengannya nanti, kami sudah
bersahabat sejak lama. Dia sudah menjadi patner bisnis resmiku sejak sebulan
yang lalu,” Damian melirik jam tangannya, “Sudah malam, kami harus segera berpamitan.
Terima kasih atas pesta yang luar biasa ini”
***
Tamu
terakhir sudah pulang dan para pelayan mulai membersihkan seluruh rumah supaya esok
hari seluruh bagian rumah sudah bersih dan sempurna.,
Lana
sedang duduk di depan meja rias setelah mencuci muka, Dia mengganti bajunya
dengan gaun tidur. Saat itulah Mikail masuk, tampak begitu tampan dan
mempesona, dengan kemeja putih yang sudah dibuka dua kancingnya. “Hmmmm,” aromamu
sangat menyenangkan,” Mikail memeluk Lana dari belakang dan menempelkan bibirnya
ke leher Lana, mengecupnya lembut.
Lana
tersenyum menatap rambut coklat Mikail yang terpantul di cermin sementara
lelaki itu mencumbu lehernya. Kehidupan pernikahan mereka luar biasa baiknya
setelah pernyataan cinta itu. Semua salah paham sudah dilepaskan, Mikail berhasil
meyakinkan Lana bahwa di satu titik tertentu dia sudah jatuh cinta kepada Lana tanpa
dia menyadarinya, Lana percaya karena dia pun merasakan hal yang sama,
Tidak
ada yang tahu kapan cinta itu muncul, Sungguh tak terduga, Lana tidak menyangka
akan jatuh cinta dan berbahagia menjadi seorang isteri dari lelaki yang bahkan
di pertemuan pertama mereka menyekapnya di dalam bagasi, melemparnya dari balkon,
menculik dan menahannya di rumahnya dan menghujaninya dengan berbagai arogansi yang
tidak terkira. Tetapi Lana memang jatuh cinta, kepada Mikailnya yang tampan, yang
meskipun emosinya masih meledak-ledak dan arogansinya sering muncul ke permukaan,
lelaki itu ternyata juga mencintai Lana dan memperlakukannya dengan luar biasa lembut.
Ketika
tidak ada penghalang di antara mereka, Mikail ternyata adalah suami yang baik. Dia
memperlakukan Lana dengan hormat dan penuh kasih sayang. Kadang mereka masih beradu
argumentasi, tetapi mereka menikmatinya sebagai rutinitas suami-isteri, bukan
sebagai ajang luapan kebencian. Dan terhadap Angel, Mikail benar-benar menjadi
ayah yang luar biasa. Begitu penuh kasih sayang dan ketakjuban, layaknya seorang
ayah baru dengan putera pertamanya. Lana membayangkan betapa Angel nanti akan
begitu mirip ayahnya, dan mungkin menjadi anak yang memuja ayahnya, semoga begitu.
Mengenai kehidupan percintaan mereka di ranjang… Well selama ini mereka belum
bisa melakukannya karena Lana belum boleh melakukannya setelah melahirkan. Tetapi
hari ini bisa. Lana mengingat hitungan kalender itu, dan jantungnya berpacu
liar,
Mikail
sekarang sedang menggigit ringan telinga Lana, lalu membalikkan tubuh Lana dengan
lembut dan memeluknya erat. Pelukan itu begitu erat hingga Lana bisa merasakan kejantanan
Mikail yang menekan tubuhnya dengan kerasnya.
“Mungkin
aku harus memelukmu beberapa lama, sebelum aku masuk ke balik selimut, mencoba
tidur dan menjadi gila seperti biasanya,” Mikail menyentuh bibir Lana dengan
jemarinya, lalu mengecupnya lembut
“Malam
ini aku sudah bebas.” Lana berbisik pelan sambil berjinjit di telinga Mikail.
Kata-katanya
langsung berimbas ke seluruh bagian tubuh Mikail. Matanya menyala penuh gairah
dan antisipasi, dan Lana bisa merasakan bahwa di bawah sana Mikail makin
mengeras menekan tubuhnya.
“Jadi…,”
suara Mikail terdengar parau, “Kau sudah bisa…” Lana menganggukkan kepalanya
dan tersenyum.
Detik
itu juga Mikail langsung mengecup bibirnya dengan penuh kehausan, tanpa ampun,
malam ini mereka bisa menuntaskan kerinduan mereka, yang telah tertahan sekian
lama. Tanpa melepas kecupannya, Mikail mengangkat tubuh Lana, lalu membaringkannya
di ranjang dan menindihnya, senyumnya penuh gairah dan matanya penuh cinta.
“Aku
mencintaimu, Nyonya Lana Raveno, dan kuharap aku bisa menjadi lelaki yang bisa
kau andalkan,” tatapan lembut Mikail membuat mata Lana berkaca-kaca. Mereka
telah melalui segalanya, kebencian yang meluap, kemarahan, kesalahpahaman, dan
kemudian kekecewaan, Tetapi pada akhirnya mereka dipersatukan oleh cinta, yang
luar biasa dalam dan tumbuh begitu saja tanpa di sadari,
Lana
menatap Mikail dengan lembut dan kemudian memejamkan mata ketika bibir Mikail
menunduk ke arahnya, hendak mengecupnya dengan kecupan lembut, “Dan aku juga
mencintaimu, Mikail Raveno, suamiku, ayah dari anakku,” suara Lana berubah
menjadi desahan ketika bibir Mikail melumat bibirnya dalam gairah cinta yang menggelora.
END
BEST STORY! romantis banget ini ^^ kusuka kusuka ^O^
ReplyDeletepertama baca dari remakenya, ternyata cerita aslinya keren banget ^^
Ga pernah bosen baca novel nya berkali kali juga 😍😍😍
ReplyDeleteSuka banget critanya pemakaian bahasanya juga tidak terlalu berlebihan
ReplyDeleteKeren, thanks ya kk!
ReplyDelete❤❤❤❤❤
ReplyDeleteCerita yang klasik tapi anehnya gak pernah bosan.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSaya suka sekali dengan novelnya ..yang paling menarik adalah temanya yang begitu saya sukai..hanya sekilaas dengar cerita dari teman tentang filmnya dan katanya ada novelnya saya langsung mencari novelnya..teman teman saya juga menyukainya.saya dan temann teman saya ngk pernah bosan baca novel ini .yang saya inginkan sekarang menonton filmnya langsung..
ReplyDeleteEmng ad filmnya ya? Judulnya Apa? Penasaran bgt soalnya
DeleteBest.. 😍👍👍
ReplyDeleteterimakasih banyak ya sudah mau mere-send karya karya briliant Santhy Agatha yg bisa membantu meredakan kerinduan kami akan karya-karya beliau. sejauh ini saya saya baru mengulang membaca "A Romantic Story about Serena" dan "Sleep with the Devil". sekali lagi terimakasih,❤
ReplyDeleteBgusss bgt, kebawa bgt sm suasananya, Kalo boleh tau filmnya judulnya Apa?
ReplyDeleteGak pernah bosan baca berulang2
ReplyDeleteTerima kasih Kak aku suka cerita kakak.. 😍😍😍😍
ReplyDeleteUh so sweet banget akhirnya 😆😆
ReplyDeleteUdah dari lama baca cerita ini dan ulang baca gapernah bosen. Bahasanya romantis bgt pas bgt dan bacanya ga jijik yang gimana gt. Ga lebay
ReplyDeleteCkckck... Plagiat kata2nya dari beberapa Karya Sandra Brown, Dan harlequin lainnya. Cuma menceritakan kembali gw jg bs bikin. Plis, jangan Karena anak2 sekarang gak baca Harlequin2 lama, kamu bisa seenaknya menggunakan kata2nya dalam novel kamu, Shanti Agatha.
ReplyDeleteMba @princessa sya rsa semua novel isinya hampir sama kata2 yg digunakan jg gak jauh beda..kalau mmang anda bisa bikin knapa gak dicoba? Tp kalau cuma mengkritik aja alangkah baiknya dg sopan. Belajar menghargai krya orang. Dan seniman itu wajib dihargai
DeleteSudah hampir 2024 Tp novel” santhy Agatha ttp ngangenin buat dibaca ulang
ReplyDelete