Bab 16
SWEET JESUS
"Oh, That
movie was hillarious, “ucap jo setelah tawanya reda.
"Saya
nggak nyangka kamu bisa suka kartun, “sambung dara yang nyaris kehabisan napas
karena tawanya.
Mendengar sara
memanggilnya " kamu" membuat jo menoleh, Tapi sepertinya dara tidak menyadari
bahwa dia baru saja mengucapkan itu. Jo kini sadar bahwa dara memiliki kecenderungan
untuk menggunakan kata “ Kamu" padanya kalau. Wanita itu sedang marah, Tapi
entah kenapa, Mendengarnya menggunakan kata “ Kamu" ketika mereka sedang
berbicara santai seperti saat ini membuatnya senang tidak tertarik. "In my
defense, Shrek bukan kartun, Tapi animasi, “ Jelas jo.
Dan meledaklah
tawa mereka lagi. Oh, Jo suka tawa lepas itu, Yang terdengar tidak teratur sama
sekali. Pada detik itu dia bertekad untuk membuat dara tertawa sesering mungkin.
“ Jangan bilang
ke saya kalau kamu juga suka Finding Nemo dan How to Train Your Dragon deh, “
"Saya suka
Fiding Nemo, How to Train Your Dragon, Up, Despicable Me, Kungfu Panda, Ice Age,
Madagascar, Dan film animasi lainnya, “ucap jo bangga. Dara mulai cekikikan.
“ Apa kamu lagi
ngetawain saya?"
"Hahahahha....iyalah.
Siapa yang sangka bahwa jo Brawijaya yang kerjaannya ngegebukin drum, Badannya
penuh tato, Dan kelihatan seperti bad ass, Ternyata seorang softy."
"Saya
nggak softy, Cuma in touch dengan jiwa kekanak kanakan saya."
Pembicaraan
mereka terputus semestara jo mengambil jalur kiri untuk masuk ke tol, Dan ketika
sudah dijalan tol dengan cekatan dia langsung memotong kejalur paling kanan dan
tancap gas. Tubuh dara terdorong ke sandaran kursi dengan tiba tiba dan tangan kirinya
harus berpegangan pada pintu sedangkan tangan kananya meremas sabuk pengaman.
Jo tertawa melihat
reaksinya.” Jangan takut, Dara. I'm a pretty safe driver."
“ Definisi safe
driver adalah mereka yang hanya akan mengambil jalur kanan untuk mendahului dan
jelas jelas orang itu bukan kamu."
"Salah.
Itu definisi orang yang mematuhi peraturan lali lintas." "Memangnya itu
beda?"
"Yep. Safe
driver adalah orang yang selalu memastikan mereka sampai ditempat tujuan dengan
selamat. Bukan berarti mereka selalu mematuhi peraturan lalu lintas."
Meskipun begitu,
Perlahan lahan jo berpindah satu jalur kesebelah kiri. Sampai seorang laki laki
yang tahu kemampuan dan cara meng handle mobilnya dengan baik. Dia selalu suka membawa
mobil dengan kecepatan tinggi, Tapi dia tidak sebegitu keras kepalanya samapai tidak
menghiraukan keamanan dan kenyamanan penumpang yang dibawanya.
"Omong omong,
Makasih ya karena sudah membantu blu selama ini. Saya tahu dia kadang kadang suka
nyusahin kamu, “ucap jo setelah mengatur kecepatan pada 100 kilometer perjam.
"It's fine.
It's my job. I enjoyed it, “ balas dara sambil tersenyum.
"I'm glad
you do. Karena saya nggak tahu apa yang akan terjadi kalau kamu nggak ada."
Dara tersenyum
menerima pujian itu. Mereka duduk dalam diam selama beberapa menit. Masing masing
menolak untuk mengganggu ketenangan yang menyelimuti mereka. Hanya suara mesin
mobil yang halus menemani mereka. Ketika jo melirik keara dara, Dia melihat dara
sedang menutup matanya sambil menyandarkan kepala kekursi. Rambut tergerai, Wajahnya
kelihatan damai, Dan jo mendapati dirinya merasakan hal yang sama.
Dara baru saja
akan tertidur ketika mendengar jo bertanya, “ so besok kamu cuti mau ngapain?"
Dara mengangkat
kepalanya dan menjawab, “ tidur sampai siank. Dan mungkin menelepon panji untuk
mengatur jadwal kunjungan kekatering untuk melihat menu resepsi pernikahan."
Mungkin ini hanya
perasaan dara, Tapi ini sudah kedua kalinya dia melihat tubuh ji jadi kaku ketika
mendengar nama panji disebut sebut.
“ Apa kamu akan
mengundang saya dan blu kepernikahan kamu?"
Dara mendengus,
Berfikir bahwa jo bercanda, Tapi ketika dia menoleh, Jo kelihatan serius. Dengan
perasaan sedikit bersalah, Akhirnya dia berkata, “ saya hanya berencana mengundang
blu."
“ Jadi saya
nggak diundang?” Tanya jo terkejut.
Ketika dara
menggeleng, Jo berteriak, “ Lho, Kok saya di diskriminasikan seperti itu?"
Dia kelihatan sangat tersinggung.
“ Karena hubungan
kita nggak sampai pada tahap itu." “ Tahap seperti apa yang kamu maksudkan?"
"Yang....comfortable."
“ Comfortable?"
Tanya jo, Menantang dara untuk menjelaskan lebih lanjut.
Dara tidak percaya
dia harus memberi penjelasan kepada jo kenapa dia tidak berniat mengundang lelaki
itu kepernikahannya. Pertanyaan yang melayang layang dikepalnya adalah kenapa jo
mau datang ke pernikahannya? Dia bukanlah teman, jo bahkan bukan bosnya. Intinya,
Kalau bukan karena blu, Mereka tidak akan memiliki hubungan apa apa.
Dara terselamatkan
dari harus menjelaskan oleh deringan. HP nya. Buru buru dia mengeluarkannya dari
dalam tas.
"YA, ji,
“ ucap dara ketika menjawab panggilan panji.
Perlahan lahan
dara menghembuskan napas lega. Berbicara dengan jo terkadang membuatnya merasa
seprti sedang berada diarea tinju. Itu mungkin tidak akan bermasalah kalau dia tahu
cara bertinju, Tapi karena dia tidak tahu, Yang ada dia jadi bingung dan sedikit
panik karena tidak tahu dari arah mana tinju lawannya akan datang.
Dara cukup terkejut
ketika jo menawarkan diri untuk mengantarkannya pulang. Dia lebih terkejut lagu
akan perasaan nyaman yang dia rasakan saat berduaan saja dengan jo didalam mobilnya,
Ngobrol dan bercanda. Dari sudut matanya dia melihat jo sedang memperhatikannya,
Tapi memutuskan untuk tidak menghiraukannya dan berkonsentrasi pada pembicaraannya
dengan panji.
“ Gimana konsernya?”
Tanya panji. "Sukses, “ Jawab dara.
“ Kamu sudah
sampai rumah?" “ Belum.ini masih dijalan."
"Naik
taksiv"
Panji menawarkan
untuk menjemputnya setelah konser, Tapi dara menolak dengan alasan dia tidak tahu
jam berapa dia baru bisa pulang. Dia nggak mau harus memaksa panji bangun lewat
tengah malam hanya untuk menjemputnya.
"Nggak.
Diantar." "Oh, Sama siapa?"
entah kenapa
tiba tiba dara merasa agak tidak nyaman untuk berbicarakan hal ini dengan panji,
Tapi dia tahu panji tidak akan berhenti mencecarnya samapi dia memberikan jawaban.
Akhirnya dia memilih kejujuran dan berkata, “ sama jo."
Dan hening.
“ Ji?"
Tanta dara hati hati setelah satu menit tanpa mendengar reaksi apa apa dari panji.
“ Apa ada orang lain lagi didalam mobil selain kalian berdua?"
"Nggak ada,
Cuma kami berdua."
Sekali lagi
keheningan menyambutnya dan dara sudah khawatir kali ini panji akan menutup telepon
ketika dia mendengar suaranya lagi.
“ Kenapa kamu
nggak telepon akau minta dijemput?” Tanya panji pelan. Dibawah ketenangan dalam
suara panji itu dara tahu panji sudah marah besar. “ Ji, We've talked about this..."
“ Apa kamu nggak
mau aku jemput karena memang mau diatar sama dia?" Potong panji.
"WHAT?!"
Teriak dara membuat jo menoleh dan menatapnya dengan penuh tanda tanya.
"Seberapa jauh kamu dari rumah?” Tanya panji lagi.
Dara melihat
jo mengambil jalur kiri untuk keluar dari tol.
"Sekitar
lima belas menit lagi sampai. Kenapa?"
"Pastikan
dia mengantar kamu pulang ke rumah dengan selamat. Good night."
Dan sebelum
dara bisa membalas, Panji sudah menutup telepon, Meninggalkan dara menatap hp nya
kebingungan. Bagaimana mungkin panji berfikir seperti itu? Panji sudah memberikan
kepercayaan untuk tidak berpaling darinya, Dan selam ini dara tidak pernah memberikan
alesan kepada panji untuk mempertanyakan kepercayaan itu. Jadi kenapa kepercayaan
itu sekarang dipertanyakan?
“ Everything
alright?"Suara jo menyadarkan dara dari segala pertanyaan yang melayang dikepalanya.
"Not sure."
“ Coba saya tebak,
Pacar kamu nggak suka saya mengantar kamu pulang?"
Dara mengangguk
tapi tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Selama sisa perjalanan pikiran
dara terpaku pada panji sehingga dia tidak sadar mereka sudah sampai didepan rumahnya
sampai jo memanggil namanya.
"Oke.
Makasih ya karena sudah ngantar. Drive safe, “ ucap dara sambil melepaskan sabuk
pengamannya dan menarik gagang pintu.
Sia baru saja
membuka pintu dan siap turun ketika tangan kiri jo melingkari lengannya, Otomatis
menahannya turun dari mobil. Ketika dia menoleh, Jo hanya mengatakan satu kaya yang
sama sekali tidak masuk akal.
"Lily."
"What?”
Tanya dara bingung.
“ Kalau kamu
mau ditato, Jangan bunga mawar, Tapi lily. Lebih cocok untuk kamu."
Dara tertegun,
Bukan saja mendengar kata kata itu, Tapi juga karena sentuhan tangan jo pada lengannya,
Sehingga selama beberapa detik dia hanya bisa menatap tangan jo, Kemudian wajahnya,
Dan kembali ketangan nya lagi tanpa bisa mengeluarkan kata kata. Karena pintu mobil
terbuka, Otomatis lampu diatas kap mobil menyala, Memberikan penerangan pada wajah
jo yang sedang menatapnya dengan....4esuatu. Sesuatu yang membuat dara menarik
napasnya.
Oh, Tuhan. Not
now. Not with him. Dara tidak sempat berpikir panjang sebelum bibir jo sudah mendarat
pada bibirnya.
Jo mencium dara
dengan sangat hati hati, Menunggu hingga dara melayangkan tangannya untuk menamparnya,
Tapi tampparan itu tidak kunjung datang.itu mungkin karena dara masih terlalu shock
dengan apa yang sedang dilakukannya pada wanita itu. Jangankan dara, Dia sendiri
saja shock akan apa yang sedang dilakukannya, Tapi dia tidak bisa membuat bibirnya
menjauh dari bibir dara yang pada saat itu tidak bereaksi sama sekali dibawah bibirnya.
Jo merasa seperti seorang bajingan yang sudah memaksakan dirinya pada seorang wanita
yang jelas jelas tidak menginginkannya, Dan dia baru saja akan menarik bibirnya
lalu mengucapkan maaf karena sudah mencium dara tanpa seizinnya ketika dia merasakan
dara membalas ciumannya. Ciuman balasan itu lebih mirip kecupan saking lembutnya,
Dan kalau saja jo berkedip pada saat itu, Mungkin dia akan terlewat.
Semua kontrol
pada dirinya hilang. Buru buru dia melepaskan diri dari sabuk pengaman yang
melingkari tubuhnya agar kedua tangannya bisa melingkari tubuh dara dan menariknya
agar menempel dengan tubuhnya. Gairah nya meledak. Dara bahkan lebih perfect daripada
yang dia bayangkan. Mimpi yang dia miliki beberapa bulan yang lalu tidak ada bandingannya
dengan dara yang asli.
OH, SWEER JESUS!!!!
Dara terasa
hangat dan berisi, Tidak seperti tubuh wanita zaman sekarang yang kurus, Kering
kerontong, Dan anoreksik. Jo ingin menenggelamkan dirinya didalam tubuh itu. Menyatukan
semua partikel tubuhnya dengan partikel tubuh dara untuk menciptakan nyawa kimia
baru. Meskipun dia ingin mencium dan memeluk dara semaleman, Perlahan lahan dia
memerintahkan dirinya untuk melepaskan dara.
Butuh waktu bagi
dara untuk membuka matanya. Dan ketka dia membuka mata, Tatapannya agak kurang fokus.
Selama beberapa detik mereka saling tatap. Dengan sangat hati hati jo memberikan
senyum paling
lembut yang
dia pernah berikan kepada siapa
pun sambil meremas kedua
tangan
dara yang tanpa dia
sadari sudah menempel
pada dadanya. Tapi
dara tidak membalas
senyuman itu. Kemudia nseperti sadar
bahwqa dia baru saja
berciuman dengan jo. Pupil matanya melebar dan wajahnya
langsung memucat.
Buru
buru dia menarik tangannya. Untuk menutupi wajahnya
dan berkata, “ Oh, My God" berkali
kali.
Selama beberapa menit dara tidak bisa berfikir karena
yang terlintas dikepalanya
adalah
dia baru saja berciuman dengan jo
brawijaya. JO BRAWIJAYA!!! Apa yang
dia sudah lakukan ? Entah apa
yang sedang dipikirkan jo tentangnya sekarang mungkin bawha dia
wanita
gampangan yang memperbolehkan
laki
laki yang
bukan pacarnya menciuminya
seperti barusan. Dara menunggu hingga jo
mengatakan sesuatu, Tapi ketika setelah
beberapa menit jo masih
tidak bersuara, dara memberanikan
diri mengangkat wajahnya dari
telapak tangannya untuk menatap jo dan berkata, "I'm sorry."
Jo kelihatan
siap membunuhnya. Lalu
dara melihat lelaki itu menutup matanya seakan mencoba menahan rasa
sakit. Ketika
jo
membuka matanya kembali, Wajahnya
kelihatan
penuh penyesalan.
"No, Saya
yang harusnya minta maaf ke kamu, “ Balas jo.
“ Kamu nggak
seharusnya melakukan itu."
"I know
, I'm sorry, Tapi saya nggak bisa menahan diri lagi."
Dara hanya bisa
ternganga, Tidak percaya akan pengakuan jo yang blakblakan itu$ dengan susah payah
dia berkata pelan, “ Kamu nggak seharusnya mengantar saya pulang."
"Ya, Saya
setuju. But what's done is done, Kita nggak bisa menariknya kembali."
Sekali lagi
dara mengangguk." Bagaimana kalau kita lupakan aja kejadian barusan? Bahwa
itu semua nggak pernah terjadi, “
Ucapnya penuh
harapan. Jo mengertakkan giginya sebelum menggeram, “nggak bisa." “ Kenapa
nggak bisa?"
“ Karena sekarang
saya tahu gimana rasanya mencium kamu dan merasakan kamu mencium saya balik. Saya
nggak akan bisa menghapusnya dari pikiran saya, “ Bentak jo.
"Oh, God,
“ ucap dara sambil mengubur wajahnya pada tangannya. “ Dara..."
Dara mengangkat
tangan kananya untuk menghentikan apa pun kata kata jo." Saya sudah punya tunangan,
Kami akan menikan beberapa bulan lagi. Kamu sudah punya pacar yang perfect untuk
kamu. Ada baiknya kalau kita ingat itu."
“ Dara..."
"Mulai
sekarang, Ada baiknya kita menjaga jarak satu sama lain, “ Tegas dara, Masih menolak
menatap jo. Jo tidak mengatakan apa apa selama beberapa menit sehingga dara mengangkat
kepalanya. Jo sedang menatapnya sambil memiringkan kepalanya, Seakan mencoba
memutuskan apa yang harus dia lakukan. Akhirnya jo hanya mengatakan, “ Apa itu yang
kamu mau?"
Dara buru biru
mengangguk. Sekali dia melihat kekecewaan dimata jo sebelum lelaki itu berhasil
menyembunyikannya.
"Sebaiknya
kamu masuk. Kita sudah terlalu lama berada disini. Saya yakin orang rumah kamu
bertanya tanya kenapa kamu belum masuk juga, “ucap jo pelan.
Pada saat itu
dara baru sadar bahwa pintu mobil sisi penumpang masih setengah terbuka, Mesin
mobil masih hidup, Dan ada bunyi” Ting ting ting" karena penumpang masih belum
mengenakan sabuk pengaman padahal mesin mobil sedang hidup. Oh,, My God, Jo sudah
menciumnya di depan rumahnya dengan lampu dalam mobil yang menyala dan pintu terbuka,
Dengan kemungkinan semua orang yang lewat bisa melihat semuanya.
SHIT SHIT
SHIT SHIT.
“ Good night,
dara. Saya tunggu kamu masuk kedalam rumah. Seperti mimpi dara turun dari mobil, Mengeluarkan kunci
untuk membuka pintu. Sebelum masuk dia memutar tubuhnya dan melihat SUV jo berlalu,
Meninggalkannya dengan perasaan amburadul
DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 17
No comments:
Post a Comment