Bab 7
OCD
Dengan
tidak sabar jo menunggu
telepon dari poppy. Beberapa jam yang lalu dia
sudah meninggalkan
pesan untuk poppy agar menelonnya
kembali
secepat mungkin. Dengan perbedaan
waktu
antara jakarta dan Paris, Jo tahu
sekarang sudah
lewat tengah
hari,
Jadi kenapa poppy masih
juga
belum meneleponnya
balik?Tidak biasanya
poppy mengabaikannya
seperti
ini, Dan hal
terbesit membuat jo
sedikit khawatir. Mundah mudahan
tidak terjadi apa apa
pada poppy. Kalau
samapi terjadi
apa apa dengannyA, jo tidak tahu apa yang
harus dia lakukan pada
blu, Apakah
hak
asuh blu secara otomatis
akan jatuh ketangannya?Orang
tua poppy sudah lama
meninggal dan
setahu
jo,
Poppy anak tunggal, Yang berarti bahwa
satu satunya orang
yang memiliki hubungan darah
terdekat dengan blu, Selain poppy, Adalah dirinya.
Jo baru saja akan mengacak acak emailnya untuk mencari nomor HP pemilik
apatemen tempat poppy tinggal selama di paris, Ketika Hp nya berdering.
"Pop, Kamu ke mana aja sih, Ko baru balik telepon aku? omel jo
ketika menjawab telepon. "Selamat siang jugA, jo. Oh.... Aku baik baik aja.
Thanks for asking, “ucap poppy sarkastis.
Tanpa memedulikan ledekan poppy, Jo melanjutkan omelannya, “ Apa betul
kamu memperbolehkan iwan bikin kostum berpunggung terbuka untuk blu?"
“ Dari nada suara kamu sepertinya kamu ngga suka dengan kostum itu. Apa jahitannya
kurang bagus?"
"Who cares dengan jahitannya, Aku membicarakan tentang
potongannya."
“ Jadi jahitannya oke, Ya?"
Mendengar nada suara santai poppy, Jo meledak."Poppy!!!!!!"
"Oh, Right, Sori. Apa ada yang salah dengan potongannya?"
Jo mencoba menarik nafas dan menghitung samapi sepuluh sebelum berbicara
lagi."First, Jawab pertanyaan aku dulu. Apa kamu memang memperbolehkan iwan
membuat baju itu?"
"Of course. Desainnya bagus dan Blu memiliki punggung yang cukup mulus
untuk dipertontonkan kepada semua orang."
"She's fifteen. Dia bahkan ngga seharusnya diperbolehkan pakai pakaian
yang ngga ada lengannya, Terlalu ketat, Atau terlalu pendek."
"Would you calm dwon?kamu ini memperlakukan adik kamu seperti dia
biarawati aja deh."
"Setelah ngeliat kostum yang akan dia pakai, Aku berencana untuk
masukin dia ke biara, Sedikit tidaknya pakaian mereka akan tertutup."
"Oh, Kamu ini lebih parah daripada papa kamu, Tau
nggak?"Mengingat betapa tidak pedulinya papa pada anak anaknya jo tahu
bahwa sentimen poppy benar, Tapi hanya untuk membuat kesal poppy, Jo menjawab,
“yess and I'm proun of it."
Poppy mendesah sebelum berkata, “ Tadi aku sudah bicara dengan blu. Dia
cerita tentang asisten barunya. Dara ya nama nya.....4he sounds like a nice girl.
Blu seems to like her a lot."
Jo mendengus mendengar pujian yang diberikan poppy untuk dara, Tapi tidak
mengatakan apa apa. “ Anyway, Menurut blu di ngga memilih kostum itu untuk
konsernya. So you can stop worring."
Jo menghembuskan napasnya perlahan lahan, Dia tidak tahu kenapa dia
harus marah marah kepada poppy. Sebagai orang tua blu, Tentu saja poppy lebih
punya hak untuk mengambil segala keputusan menyangkut blu dari pada dirinya. Kalau
poppy mau, Dia sebetulnya bisa mengatakan bahwa jo tidak punya hak untuk
mengatur kehidupan blu, Tapi poppy tidak pernah mengatakan itu. Damn, Sepertinya
tanpa dia sadari, Dia sudah mulai terlalu” Dekat" dengan blu. Dua minggu
yang lalu dia ingin agar poppy pulang dan mengambil alih tanggung jawabnya atas
blu, Dan sekarang dia menginginkan otoritas lebih untuk mengatur kehidupan blu,
Dia maunya apa sih?
"Untuk ke depannya bisa ngga kamu konsultasi terlebih dahulu dengan
aku tentang desainer yang kamu pilih untuk blu?yang jelas aku ngga mau pakai iwan
lagi, “ucap jo setelah lebih tenang. "Oke, “ Balas poppy.
"Oke?” Tanya jo tidak percaya. Dia tidak menyangka poppy akan
menyerah begitu saja.
"Iya. Oke, “ Balas poppy.
“ Kamu ngga akan ngomelin aku karena sudah menjadi diktator?"
"Ngga. Aku tahu alasan kamu berkelakuan begitu adalah karena kamu
menginginkan yang terbaik untuk blu.You're a good brother to her, Jo."
God, Can everyone just stop saying that!!!! Jo benar benar merasa tidak
nyaman dengan pujian ini.Untuk mengalihkan pembicaraan dari dirinyA, jo
bertanya, “Paris gimana?"
“ Cold, “ Jawab poppy.
Dua minggu berlalu dan dara mulai terbiasa dengan rutinitasnya yang
berkerja enam hari seminggu, Lima belas jam sehari. Meskipun lelah, Dara tidak mengeluh
karena dia lebih memilih kesibukan daripada duduk di rumah dan memikirkan panji.
Sudah dua minggu, Tetap panji masih juga belu mau berbicara padanya. Sedangkan
dia terlalu gengsi untuk menelepon panji lebih dahulu, Kalau panji memang menginginkan
sedikit ruang untuk berfikir, Dia akan memberikan, Toh kate Meddleton memberikan
ruang bagi pangeran William untuk bernafas ketika pangeran itu memintanya, Dan
buntutnya William lah yang mengemis meminta kate kembali padanya. Kalau kate bisa
jual mahal kepada seorang pangeran yang nantinya akan jadi raja inggris, Dara
pasti jual mahal kepada seorang laki laki biasa bernama panji. Hubungannya
dengan blu semakin erat, Dia juga sudah menyempatkan diri meng update tante
poppy, Yang terdengar bersahabat dan sangat rileks, Tentang keadaan blu, Sayangnya
hubungannya dengan jo semakin hari semakin memburuk. Setiap kali dara datang menjemput
blu dan jo masih ada di ruang makan sedang sarapan, Jo langsung bangun dari
kursinya dan meninggalkan ruangan. Kalau sampai berpapasan di MRAM, Jo berpura
pura tidak melihatnya. Di beberapa kesempatan yang membuat mereka harus
berbicara satu sama lain, Jo selalu memastikan dia melakukannya di keramaian
dan ada meja yang memisahkan mereka.untung saja selama dua hari ini jo tidak
ada di jakartA, jadi Dara bisa berhenti merasa sudah di pelakukan seperti pengidap
kusta.
Mbak dara, Bisa tolongin bibi sebentar?” Tanya bi uti ketika dara sedang
duduk di meja makan dirumah jo, Mencoba mencatat segala pengeluaran blu untuk
hari itu. Blu sedang mengerjakan PR nya diruang tamu.
Dara kiri tahu bi uti sebenarnya pembantu rumah tangga tante poppy, Tapi
karena blu akan tinggal dengan
jo selama tante poppy di prancis, Bi uti memutuskan pindah kerumah juga.
“ Ada apa, Bi?” Tanya dara sambil bangun dari kursinya.
“ Bisa tolong tulisin daftar belanjaan?” Bi uti langsung menyodorkan
sebuah notepad berwarna kuning padannya dan sebuah bolpoin.
Otomatis dara langsung mengambil notepad dan bolpoin itu dari tangan bi
uti.
"Mas jo sibuk sekali akhir akhir ini dan kayaknya lupa kalau
sekarang udah mau akhir bulan, Keperluan rumah tangga dirumah udah banyak yang abis,
“ Jelas bi uti sambil meminta dara mengikutinya ke dapur. Pada saat itu dara mengerti
apa yang dimintanya oleh bi uti. Seperti kebanyakan pambantu rumah tangga yang
sudah berumur, Bi uti buta huruf dan tidak bisa menulis atau membaca, Sebab itu
dia memerlukan bantuannya untuk membuat daftar belanjaan, Setibanya didapur
yang bersih mengkilat seakan tidak pernah digunakan, Bi uti mempersilahkan dara
duduk di salah satu kursi kayu yang tersedia, Sedangkan bi uti mulai membuka lemari
makan dan secara sistematis menebakkan keperluan dapurnya.
Tuna kaleng udah abis, Perlu beli dua lusin, Sarden juga tinggal dua kaleng,
Jadi perlu beli satu lusin lagi. Sereal tinggal setengah kotak..."
Dan selama setengah jam ke depan dara mencatat semua keperluan rumah
tangga jo. Pada saat itu dara menyadari betapa tidak sehatnya isi lemari makanan
dan lemari es dirumah jo. Semuanya makanan siap saji. Mulai dari sereal dengan
kadar gula yang bisa menyebabkan diabetes, Hingga tuna dan sarden kaleng dengan
bahan pengawetan yang bisa menyebabkan kanker. Dara tidak menemukan makanan
segar sama sekali. Bahkan buah buahan yang ditemukan adalah dalam bentuk beku
di freezer dan harus diblender terlebih dahulu untuk dikonsumsi.Ugh!!!!bagai
mana mereka bisa hidup seperti ini?
“ Apa mas jo dan blu ngga pernah makan makanan pasas dirumah?"
"Mas jo jarang ada dirumah, Dan kalau pulang paling biasa nya cuma
untuk tidur doank. Kalau dia mau makan panas, Biasanya telepon ketring atau
restoran, Minta anter."
Kini dara mengerti kenapa dapur ini bisa kelihatan bersih tanpa ada aroma
makanan sama sekali, Karena ternyata dapur ini memang tidak pernah digunakan. Selama
ini blu selalu makan malam di MRAM, Sehingga dara tidak pernah tau jenis makanan
apa saja yang biasa dimakan oleh jo dan blu kalau mereka dirumah. Beberapa kali
ketika menemani blu mengerjakan PR, Dara memang melihat blu makan candybar atau
pringles, Tapi dia dipikirkan itu cuma makanan ringan, Siapa yang menyangka itulah
menu utama dirumah ini.
“ Dan Blu?" Tanya dara lagi.
“ Apalagi Ade, Kalau mau makan aja udah bagus. Dulu biasanya pulang dari
sekolah dia langsung masuk ke kamar dan ngga keluar lagi sampai besok paginya.
Sekarang aja udah ada Mbak darA, jadi dia ada temannya dan baru mau masuk kamar
setelah Mbak dara pulang, Dulu biasanya bibi cuma sendirian aja kalau Mas jo
ngga ada dirumah, Sekarang ada Mbak dara, Bibi jadi ada temennya lagi."
Selama beberapa detik dara hanya bisa menganga. Dia mencoba membayangkan
kehidupan blu dirumah jo ini, yang menurutnya sangan kesepian, Blu pasti merindukan
mamanya. Mungkin ada baiknya kalau dara berbicara dengan tante poppy tentang ini.
“ Apa bibi ngga pernah coba masak untuk mereka?"
“ Bibi sudah coba, Tapi akhirnya mubazir karena mereka biasanya makan diluar,
Dan kalau makan dirumah, Ya,,,,,. Makan begini, Buntutnya masakan bibi cuma
bibi aja yang makan."
Sejenak dara berfikir. Stamina dan bentuk tubuh blu tidak akan bertahan
kalau setiap hari dia cuma makan junk food. Mungkin ada baiknya kalau dara mulai
mengatur menu makanan blu sekalian. Dara lalu membicarakan rencananya ini
dengan bi uti yang mendengarkan dengan antusias. Mereka setuju untuk mulai mengatur
menu makanan rumah setiap harinya, Agar blu dan jo akan lebih memilih makan dirumah
dari pada makan di luar. Selain itu, Mereka juga akan menata ulang lemari makanan
dan lemari es agar tidak lagi diisi junk food.
Sekembalinya jo dari luar kota, Dia langsung menghadapi dara di dapur
MRAM yang kosong setelah makan.
“ Kamu apain dapur saya?” Desis jo.
Dara yang agak terkejut dengan nada suara jo yang terdengar terlalu
ganas terdiam selama beberapa detik sebelum berkata,
"Saya tata ulang..."
"Siapa yang minta kamu melakukan itu?"Potong jo
"Ngga ada. Saya cuma ambil inisiatif..."
"Well, Inisiatif kamu tidak diperlukan. Saya suka dapur saya as it
was, “ Geram jo menyedekapkan tangannya. Melihat ekspresi pada wajah jo yang
sudah memerah, Data tahu dia seharusnya menutup mulutnya saja, Tapi entah
kenapa dia tidak bisa. Dan sebelum dia bisa menghentikan dirinya kata kata
sudah keluar dari mulutnya.
“ Tapi dapur Mas jo penuh dengan junk food yang ngga bagus untuk blu. Dia
masih dalam tahap pertumbuhan dan perlu makanan sehat yang bervitamin. Dia juga
perlu jaga kesehatan dan bentuk badan menjelang konser."
Jo menatap dara seakan ada sarang ular dikepalanya, Tapi karena sudah
terlanjur, Dara pantang mundur."Saya sudah minta bi uti untuk masak makanan
yang sehat untuk blu dan mas jo, Jadi mas jo ngga usah pesan dari katering atau
restoran lagi. Mas jo malam ini bisa makan di rumah, Kan?"
Muka jo semakin memerah mendengar permintaannya.Uh oh!!!!!sepertinya
dara sudah membuat jo betul betul marah. Jo melepaskan sedekapan tangannya dan
perlahan lahan berjalan menuju dara yang tetap berdiri di tempat.
“ Kembalikan tata dapur saya seperti sebelumnya hari ini juga. Paham?"
Usaha jo untuk mengintimidasinya mungki akan berhasil kalau dara jauh lebih
pendek darinya, Tapi dengan tinggi 169 sentimeter dan sepatu hak, Mata dara hampir
satu level dengan jo yang hanya setengah kepala lebih tinggi darinya. Alhasil
dara bisa memberikan tatapan kekeras kepalaannya dengan sempurna "Ngga, Saya
ngga Paham, “ Balas dara.
Entah berapa lama mereka berdiri saling tatap seperti itu, Masing masing
ingin memenggal kepala orang satunya, Tapi akhirnya jo mendengus dan melangkah
pergi. Dara tidak sadar bahwa dia sudah menahan napas sampai langkah jo tidak terdengar
lagi. Dara menyandarkan punggungnya pada dinding dapur dan mencoba menarik
napas.
That's it. Jo akan memecatnya dan tidak ada satu hal pun yang bisa dia lakukan
untuk mencegahnya. Kenapa oh kenapa dia tidak bertanya kepada jo terlebih
dahulu sebelum menata ulang dapurnya?Oh ya, Mungkin karena tidak ada laki laki
normal yang menghabiskan waktunya didapur, Kecuali dia seorang koki.Laki laki gila
mana yang memedulikan dapur?Laki laki gila bernama jo brawijaya, That's who.
Dara mendengarkan langkah mendekat, Tapi sebelum dia bisa mengatir
ekspresi wajahnya yang pasti kelihatan seperti orang habis kalah perang, Sita
sudah muncul. Sepertinya wajahnya kelihatan lebih parah daripada perkiraannya
karena Sita langsung bertanya dengan nada prihatin, “What happened?"
Jo mendudukan dirinya dibelakang set drum sebelum menghembuskan napas, Mencoba
mengontrol emosinya yang meluap luap. Sudah lama dia tidak merasa seperti ini,
Seperti dadanya akan meledak. Terakhir kali dia merasa semarah ini adalah
ketika surat wasiat papa dibacakan. Dia lalu menarik stik drum dari kantong
belakang celana jinsnya dan mulai menabuh drum mengikuti ketukan lagu have a Nice
day milik Bon Jovi seakan besok akan kiamat.
Memangnya dara pikir dia siapa, Mencoba mengatur hidupnya? Pacar bukan,
Orang tua bukan, saudara juga bukan, Sebagai asisten blu, Dia boleh boleh saja mencoba
mengatur kehidupan blu, tapi tidak kehidupannya. Apa sih masalahnya dengan kaum
perempuan yang selalu menyangka bahwa dia memerlukan mereka untuk mengurusnya?jo
sudah hidup sendiri selama dua puluh tahun ini, Dan dia yakin dia bisa melakukannya
untuk dua puluh tahun lagi. Dia melanjutkan tabuhan drumnya se salah sati lagu Avenge
Sevenfolds ketika Bon Javi sudah habis.
Dia baru saja mencapai chorus lagu tersebut ketika Sita melangkah masuk
ke dalam live room dan mengetuk kaca ruang drum untuk menarik perhatiannya. Jo mengabaikannya
dan melanjutkan tabuhan drumnya, Betul betul tidak berniat untuk berbicara
dengan siapa pun sekarang, Bisa bisa dia tidak sengaja membentak siapa pun yang
datang mendekatinya . Menyadari bahwa jo sengaja mengabaikannya, Sita melangkah
pergi. Dan jo pikir Sita sudah memutuskan untuk meninggalkannya sendirian
ketika tiba tiba suara justin Bieber menyerang genderang telinganya.
“ Jo, gue akan puterin satu albumnya justin bieber kalau lo ngga keluar
dari ruangan drum sekarang juga dan ngomong sama gue, “Suara Sita terdengar di
speaker yang menghubungkan live room dengan control room.
Tahu bahwa tidak akan menang berperang dengan Sita, jo keluar dari
ruangan drumnya, Melewati live room dan control room. Menuju pintu keluar dan
kebebasan.
"Sit, I'm not in the mood, Okay?So leave me alone, “ucap jo ketika melewati
control room. "Lo apain si Dara?"
Pertanyaan Sita membuat langkah jo terhenti tepat di depan pintu keluar.
Dia lalu memutar tubuhnya untuk menatap Sita sebelum bertanya, “ Dia memangnya
bilang gue udah ngapain dia?"
“ Dia ngga bilang apa apa ke gua, Tapi gue temuin dia kelihatan
superstres di dapur.” Dan kemarahan jo meluap.” Dia stres???!!! Mestinya gue
yang stres. Orang gila mana yang ngatur ngatur dapur orang lain tanpa permisi
dulu!!!l
"She did what?” Teriak Sita terkejut.
Sita sudah cukup lama mengenal jo untuk tahu bahwa laki laki satu ini
sangat OCD tantang segala sesuatu yang menyangkut kehidupannya. Jo paling tidak
suda kalau orang asing menyentuh barang barangnya, Apalagi sampai memindahkannya
tanpa seizinnya. Siat terkejut bahwa dara masih hidup setelah apa yang dilakukannya.
“ Apa dia ngasih penjelasan kenapa dia ngelakuin itu?"
“ Dia bilang dapur gue terlalu penuh dengan junk food, Dan itu ngga baik
untuk blu." “ Aaahhh, “ucap Sita.
Penjelasan dara masuk akal. Harus Sita akui bahwa rumah jo memang penuh
dengan junk food, Untuk laki laki lajang itu wajar wajar saja, Tapi tidak untuk
laki laki lajang yang memiliki anak gadis tinggal dengannya. “ Apa dara tahu dia
ngga boleh mindahin barang barang di rumah lo?"
"Hah? Masa soal itu aja perlu dibilangin sih? itu kan common sense.
Kalau itu bukan rumah lo, Ya jangan sentuh barang barangnya. Apalagi mindah mindahin."
"Sori yA, jo , Bukannya gue memihak dara, tapi gue ngerti kenapa dia
ngelakuin itu, Dan karna lo ngga pernha ngejelasin ke dia kenapa tentang
peraturan dirumah lo, Ya technically dia ngga salah."
"Sit, Lo tahu kan kalau lo bikin gue semakin pissed off dengan
omongan lo ini?"
"I know, Tapi gue rasa lo juga tahu kalau gue benar."
Jo menatap Sita seakan siap membolongi kepalannya dengan bor, Sebelum memutar
tubuhnya dan meninggalkan studio.
DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 8
No comments:
Post a Comment