Bab 12
GOING
HUNTING
Untuk kesekian
kalinya dara menekan nomor HP Panji, Menempelkan gagang telepon pada daun telinganya
selama satu detik, Kemudian buru buru menarik nya kembali dan menekan tombol untuk
mengakhiri panggilan itu sebelum terdengar nada sambung. Rasa panik menyelimutinya,
Kerongkongannya kering dan telapak tangannya lembap. Dara mempertimbangkan untuk
menelepon jo dan mengatakan bahwa dia tidak akan menerima tawaran kerja itu, Tapi
dia tidak bisa membuat dirinya melakukannya.
Kata kata jo
terngiang kembali dan tidak bisa mngusirnya dari kepalanya.
Dari observasi
saya, Kamu ngga pernah begitu aja menuruti apa kata orang, Jadi kenapa kamu menuruti
apa kata panji kalau tidak sesuai dengan apa yang kamu inginkan?
Dara sidah mendengar
Adri mengatakan hal yang sama, Tapi untuk mendengarnya diulang oleh orang asing
seperti jo membuat pesan itu terasa lebih mengena.
Dara betul betul
sadar dia harus berhenti mengompromi dirinya
tanpa pernah ada balasan dari
panji.Entah
bagaimana
caranya, Dia harus membuat panji mengerti. Selama beberapa hari ini
dia
rasanya sudah
mau
bunuh diri saking
bosannya. Dia merindukan kesibukannya
sebagai seorang asisten. Dia merinduka blu dengan
cerocosannya yang sudah
seperti pipa bocor, Aksi
“ Ayo bikin dara jatuh terjerembap”
Goldie
setiap
kali melihatnya, Bahkan muka masam jo.
C'mon , Dara,
You can do this, Bujuk dara dalam hati dan sekali lagi menekan nomor HP panji.
Dia mendengar nada sambung. Dari ujung saluran telepon. Satu kali... Dua kali..
Mtiga kali.....empat kali.... Dia baru saja akan menutup telepon ketika terdengar
suara panji diujung saluran telepon.
“ Dara, I can't
talk right now". Panji terdengar distracted.
Dara melirik
jam dinding dikamarnya yang sekarang nemunjukan pukul 19.00. Tanpa perlu bertanya,
Dara tahu Panji masih dikantor, Mungkin sedang meeting dengan tim kreatifnya untuk
menghasilkan satu lagi billboard iklan untuk dipampangkan disudirman, Atau Rasuna
Said, Atau Thamrin, Atau jalan utama dijakarta yang lain, Dan Dara sudah menggunakan
aliran kekreatifannya dengan teleponnya.
“ Ji, Apa kamu
ada waktu sepuluh menit? aku perlu menanyakan sesuatu penting ke kamu, “ucap dara
buru buru sebelum dia kehilangan keberaniannya.
“ Apa ini ngga
bisa nunggu sampai besok? aku harus mengejar deadline." "Nggak, Ini nggak
bisa nunggu sampai besok, “ Desak dara.
Samar samar dara
mendengar seseorang memanggil nama panji, Memintanya untuk berhenti menelepon
dan kembali pada pekerjaannya. Panji mendesah sebelum berkata, “Oke, You got
five minutes."
Dara buru buru
menceritakan tentang kunjungan jo dan tawarannya.
“ Kamu sudah
tahu jawaban aku atas pertanyaan ini. Kamu nggak perlu mengganggu aku dikantor,
“ucap panji.
Dara menarik
napas karena tahu bahwa kata kata selanjutnya akan membuatnya merasa seperti sudah
menjual jiwanya kepada iblis. Tapi dia tidak ada pilihan lain.
“ Apa pendapat
kamu akan berubah kalau akau bilang bahwa aku akan menerima kenaikan gaji besar
besaran kalau akau menerima pekerjaan ini kembali?"
Dara tahu panji
akan mengubah pikirannya ketika laki laki itu bertanya, “ Apa maksuda kamu dengan
besar besaran?"
“ Dua kali lipat."
Dara mendengar
panji bersiul, “Mereka benar benar putus asa rupanya, “ucap panji. Dara tahu panji
tidak akan bisa menolak tawaran seperti ini.
Mereka betul
betul memerlukan uang untuk membiayai pernikahan dan kehidupan mereka setelah,
Karena dan yang mereka punya sekarang sangat pas pasan.
“ Coba kamu pertimbangkan,
Daripada aku coba cari kerja baru yang memerlukan waktu, Akan lebih baik kalau aku
menggunakan waktu itu untuk mendapatkan penghasilan yang nggak akan pernah mungkin
ditawarkan oleh orang lain."
Selama beberapa
detik panji tidak mengatakan apa apa, Tapi dari napasnya yang berat, Dara tahu panji
sedang memutar otak, Mencoba mencari solusi lain atas masalah ini.
"Ini
hanya untuk lima bulan lagi, Ji. Setelah kita menikah aku janji akan mencari pekerjaan
lain, “ Desak Dara. "Fine, Kamu bisa kembali bekerja jadi asisten Blu untuk
saat ini, Tapi kamu harus betul betul janji bahwa setelah kita menikah kamu akan
mencari pekerjaan baru."
“ Aku janji,
“ucap Dara, Yang masih agak terkejut akan persetujuan panji.
“ Aku perlu balik
kerja. Bye.” Dan panji langsung menutup telepon tanpa menunggu balasan. Setelah
menutup telepon, Dara loncat dari tempat tidur untuk melakukan tarian penuh kemenangan,
Mendadak dia berhenti ketika sadar bahwa alasan utama kenapa dia berani melakukan
apa yang dia baru lakukan adalah karena jo dan kata katanya.
Dua hari kemudian
dara kembali beraktivitas sebagai asisten Blu seperti biasa. Blu kelihatan senang
sekali melihatnya dan sibuk memberikan update tentang segala sesuatu yang terjasI
selama satu minggu Dara tidak bekerja. Semua oranG di MRAM bertingkah laku seakan
pemecatan Dara tidak pernah terjadi, Tapi
pak danung menyambut
kedatangannya dengan,
"I'm glad
you're back, “ Dan seulas senyum sumringah.
Ketika dara
sampai dirumah jo sore itu, Bi uti langsung menariknya ke dapur, Tempat dara menemukan
dua boks besar berisi makanan. Baru setelah beberapa menit dara sadar bahwa semuanya
adalah junk foodnya jo. Kenyataan ini membuatnya mundur selangkah. Dia tidak percaya
jo betul betul mengikuti permintaannya.
“ Kemari Mas
jo ngelurain semua makanannya dari kulkas dan lemari makanan. Makanan yang sudah
dibuka terpaksa Bibi buang, Tapi yang masih baru bibi simpan diboks ini. Bibi nungguin
sampai Mbak dara pulang untuk nunjukin ke Mbak sebelum bibi kasih ke satpam kompleks.
Kalau bibi suka sih mungkin sudah bibi makan sendiri, Tapi bibi nggak suka makanan
orang Barat."
Dara hanya bisa
mengangguk sebelum bi uti berkata kata lagi dengan mata berbinar binar."Mas
jo minta dimasakin gurame manis dan dia bilang dia bakal makan dirumah malam
ini." "Oh” Adalah satu satunya kata yang keluar dari mulut dara.
“ Bibi senang
mbak dara sudah kembali. Bibi balik dari kampung mbak sudah ngga ada dan Ade dan
Mas nggak saling ngomong, Jadinya rumah sudah mirip kuburan. Bibi tahu pasti ada
apa apa waktu bibi pergi, Tapi nggak ada yang mau ngejelasin ke bibi. Memangnya
ada apa ya, Mbak, Selama bibi pergi?"
Dara teringat
akan kepulangan bi uti ke jawa untuk mengawinkan cucu. Dan bukannya menjawab
pertanyaan Bi uti yang menurutnya sebaiknya dijawab oleh jo, Dara mengalihkan
perhatian bi utI dengan menanyakan tentang pernikahan cucunya. Keingintahuan bi
uti tentang apa yang terjadi terlupakan, Digantikan dengan penggambaran acara pernikahan
secara detail. Selama bercerita, Dara membantu bi uti mempesiapkan makan malam.
Seperti yang sudah dijanjikan, Jo muncul pukul 19.30 untuk makan malam dirumah.
Jo memasuki rumahnya
dan menemukan dara sedang berdiri di samping meja makan dengan mengenakan celemek
berwarna putih. Rambutnya diekor kuda, Tapi ada beberapa helai rambut yang keluar
dari ikatannya dan membingkai wajahnya. Dara kelihatan sweet dan.... Domestik,
Dan jo bahkan mengharapkan Dara akan menyambutnya dengan, “Sweethear, You're home
!!!!"Sebelum kemudian mencium bibirnya dengan mesra. Jo menunggu detik saat
dia akan mulai freak out dengan bayangan ini. Namun perasaan itu tidak pernah muncul,
Yang ada malah kehangatan mulai menyelimuti. Dan pada detik itulah dia mulai freak
out.
SHIT!!! Dia
sudah menjadi laki laki lembek yang langsung terharu cuma gara gara melihat seorang
wanita mengenakan celemek. Jesus Chist, Kill me now!!! Tapi kemudian dia melihat
dara menoleh kepadanya, Dan dia merasa senang nggak ketulungan serta dia tidak
bisa menahan diri memberikan senyum telebaran serta dia tidak bisa menahan diri
memberikan senyum terlebar yang pernah dia berikan kepada siapa pun. VERDAMMT !
Bagaimana dia bisa. Bertingkah laku seperti anak belasan tahun seperti ini dihadapan
Dara? Bukankah dia tidak menyukai wanita ini? Apa yang sedang terjadi padanya?
Dara yang tidak
memahami dilema jo membalas senyuman itu dengan sedikit malu malu dan berkata,
“ Terima kasih karena sudah setuju menurutkan semua junk foof dari lemari dapur
dan kulkas." Senyum di wajah jo semakin melebar hingga menunjukkan giginya
sebelum lelaki itu membalas, NO problem."
Mereka saling
tatap selama beberapa detik. Tanpa perlu mengucapkannya, Masing masing saling
mengerti bahwa mereka sedangkan mencoba memperbaiki hubungan yang dumulai dengan
melangkahkan kaki yang salah.
"Makan
malam akan siap sepuluh menit lagi. Kalau Mas jo mau mandi atau cuci muka dulu,
Masih sempet, “ucap Dara akhirnya.
Jo sadar dara
sudah kembali formal dengan memanggilnya
"Mas jo”
Bukan” Kamu" lagi seperti tempo hari. Setelah melepaskan sepatunyA, jo berjalan
mendekati dara dan mengomentari,
“ Jadi kita
kembali dengan 'mas jo' ya?
"Hah?”
Tanya dara bingung
“ Kemarin
kamu berbicara dengan saya dengan menggunakan 'saya'dan 'kamu', Tapi sekarang
kamu kembalu memanggil saya sebagai 'mas jo.""
Tapi sekarang
kamu kembali memanggil saya sebagai' Mas Jo"".
“ Apa Mas jo
lebih memilih dipanggil 'Mas johan'?” Tanya dara dengan wajah semakin bingung. What?
Heck, No I don't want to be called Mas johan. Jo selalu benci nama Johan, Yang membuatnya
seperti sedang hidup di era tahun 70-an.
"Saya lebih
memilih kamu manggil saya ' kamu ' atau ' JO, “ Jelas jo.
"Saya rasa
itu kurang pantas untuk digunakan, “ Balas dara. "Yang mana yang kurang pantas?"
“ Dua duanya."
“ Tapi kamu
menggunakan kata 'kamu' kemarin kepada saya, Kenapa hari ini ngga bisa?"
“ Karena kemarin
saya belum resmi kembali bekerja intuk Blu. Dan saya nggak pernah memanggil orang
yang memperkerjakan saya hanya dengan namanya saja."
“ Tapi kamu
memanggil Blu dengan namanya aja, “ Bantah jo,
“ That's different."
“ Coba jelaskan
di mana bedanya, “ Tanya jo.
Dara baru saja
akan membalsa ketika terdengar suara Blu berkata, “ Eh, Mas udah pulang? Tumben
amat." Dara mengambil kesempatan ini untuk melarikan diri ke dapur, Meninggalkan
jo memandangi belakang kepalanya dan bertanya tanya kepada diri sendiri apa yang
baru saja terjadi. Satu detik jo tersenyum kepada dara dan dara membalas senyuman
itu dan detik selanjutnya mereka sudah bertengkar lagi.
Jo mendesah,
Mungkin ini jalan terbaik untuk mereka. Karena dengan bertengkar mereka tidak akan
memiliki kesempatan
untuk lebih mengenal satu sama lain. Dara adalah asisten adiknya, Yang membuat wanita
itu off limits baginya. Kalau pikirannya yang sempat merajalela bisa dijadikan indikasi
tentang apa yang diinginkannya, Dia betul betul harus berusaha menjauhi Dara.
Jawaban untuk
jo datang dua minggu kemudian ketika dia mendapati dirinya menghadiri acara anugrah
musik yang diadakan sebuah stasiun TV dengan Revel, Blu dan tentunya Dara.
“ Gue denger
dari blu kalau lo berantem sama dara. Ada masalah apaan lagi sekarang?” Tanya Revel.
Jo mendongak
menatap Revel uyng memang lebih tinggi darinya sebelum berkata, “ Blu mau ngambil
ekskul taekwondo, Tapi gue bilang itu terlalu rough, Jadi gue kasih usul dia ambil
ekskul lain yang lebih aman, Kata cheerleading atau panduan suara, Misalnya,. Dia
mencoba meyakinin gue, Gue teteP menolak, Akhirnya dia ngambek dan ngadu ke dara
yang kemudian mencoba menyakinkan gue tentang segala keuntungan bagi cewek jika
tahu ilmu bela diri.Gue masih kurang yakin dan ya akhirnya.... Begitulah."
“ Jadi lo
memang beranten sama dia?"
“ Gue nggak
akan menyebut sebagai berantem, Lebih seperti beda pendapat." Revel menggelengkan
kepala mendengar jawaban jo ini.
“ Kenapa lo
geleng geleng kepala?” Tanya jo. "Lo nih kenapa sih sama Dara?"
“ Kenapa lo
mikir gue kenap napa sama dara?"
"Selama
gue kenal elo, Gue nggak pernah ngeliat elo berantem....I mean... Bedap pendapat,
“Revel memperbaiki kata kata nya ketika jo mengerlingkan matanya, “sama perempuan.
Tapi sama Dara...." “ Can you blame me? she is the most stubborn and argumentative
woman I have ever met."
Kata kata itu
diucapkan jo dengan seulas senyuman, Yang membuat revel bertanya tanya apakah jo
mendapati tingkah laku dara itu menarik, Dan membuat revel tersenyum dalam hati.
Selama ini dara tidak pernah sekali pun kelihatan terkesima atau bahkan tertarik
dengan aksi tebar pesona Jo. Selain ina dan Sita, Revel tidak pernah bertemu wanita
yang mampu melakukan itu. Hal ini memberikan dara poin lebih di mata revel. Jo
memerlukan perempuan seperti dara di dalam hidupnya.
“ Dude, Stalker
is here, “ Bisik revel kepada jo.
"Yeah,
I know.Gue mesti ngenalin diri ke drummer merek. Beat nya boleh juga tuh anak."
“ Bukan stalker
band, Ini stalker nya elo."
"What are
yo talking abaout?balas jo bingung.
Revel memiringkan
kepalanya 90 derajat dari tempat mereka berdiri dan tatapan jo langsung terkunci
kepada seseorang wanita tinggi yang mata nya sedang menyapu sekelilingnya, Seakan
sedang mencari seseorang.
Jo langsung
menggeram "What the hell is she doing here?"Sambil membungkukkan tubuhnya
agar tidak kelihatan oleh penguntitnya. Sesuatu yang tidak mungkin dilakukan mengingat
tingginya yang 175 sentimeter itu.
Malam ini adalah
acara anugrah musik, Yang berarti orang orang yang datang seharusnya pemusik. Kayla
bukan pemusik, Dia seorang host acara perjodohan di TV. Kenyataan itu membuat jo
mengulang pertanyaan barusan.
“ Karena lo disini,
I'm guessing, “ Balas revel datar.
“ Crap!!!!"
Geram jo.” Bagai mana dari ' gue nggak available' yang dia nggak ngerti coba?"
Beberapa bulan yang lalu jo dikenalkan kepada kayla dalam acara amal. Sejak itu
kayla mulai mencecarnya. Jo berusaha segala cara menghindarinya dengan halus, Tapi
tidak berfungsi. Keberadaan Blu lah yang menyelamatkan jo dari kayla karena akhirnya
dia punya alasan untuk menolaknya. Dia betul betul harus berterima kasih kepad adiknya
itu.
Semua teman laki
laki nya berfikir dia gila karena menolak kayla, Yang menggambarkan segala sesuatu
yang diinginkan oleh semua laki laki. Dia cantik, Pintar, Dan memiliki satu set
kaki jenjang dan sangat indah. Tapi di luar semua atribut tersebut, Ada sesuatu
pada diri kayla yang membuat jo ingin melarikan diri setiap kali melihatnya.
"Memangnya
apa susahnya sih buat elo untuk keluar dengan kayla sekali aja?"Mungkin setelah
itu dia akan berhenti nguntiti elo?"
"Lo kayak
ngga tau perempuan jenis kayla aja. Dia nggak akan berhenti sampai dia berhasil
hamil anak gue atau narik gue ke pelaminan, Whichever comes first. Lainnya....
She scares me."
“ Apa salahnya
nikah atau punya anak dengan kayla?"
“ Kayaknya
gue nggak mau deh nikah apalagi punya anak sama dia. Dia ngingetin gue sama araneus
pallidus."
"Laba laba
yang akan memakan pasangannya setelah berhubungan seks?"
Kebanyakan orang
tidak tau apa itu araneus pallidus, Tapi tidak revel. Jo selalu tahu bahwa revel
lebih berotak dari pada yang banyak dipikirkan orang tentangnya.
“ Jo, Dia nggak
mungkin seburuk itu, “lanjut revel, Mencoba menahan tawa ketika melihat tatapan
nyureng jo padanya.
“ Kalau gitu
elo ngedate aja sama dia, “ Balas jo, Yang disambut gelak tawa revel. "Uhm....-n
case yo don't know, I'm madly in love with my wife,
"Oh, ShuT
up.” Balas jo semakin membuat revel tergelak.
Jo menyedekapkan
tanganya sambil menunggu dengan air muka tidak sabaran hingga revel berhenti tertawa.
"Nggak usah
ngeliatin gue kayak lo mau ngebunuh gue gitu deh, Jo. Bukannya lo bilang lo mau
berburu cewek malam ini?"
"Iya, Dengan
penekanan pada kata 'berburu ' yang berarti gue yang jadi predatornya, Bukan ' diburu'
yang berarti gue mangsanya.” Geram jo sambil melototi revel.
“ Jooo......"
Jo langsung
meringis mendengar suara itu. Sialan, Gara gara revel dia lupa memperhatikan pergerakan
kayla, Dan sekarang sudah terlambat baginya untuk melarikan diri.
"Halo,
Kay, “ucap jo sambil berusaha tidak menilai gaun malam yang dikenakan kayla.
Gaun merah,
Semerah mobil pasukan pemadam kebakaran itu berpotongan tube selutu superketak
sehingga terkesan dilukis pada tubuh kayla. Jo bahkan tidak tahu bagai mana kayla
bisa bernapas mengenakan pakaian yang kelihatan sangat tidak nyaman itu. Tapi
dari tatapan ganas para tamu laki laki yang melewati merekA, jo tahu kenapa kayla
memilih mengenakan gaun tersebut. Hanya laki laki homoseksual buta saja yang tidak
akan terundang oleh santapan seperti itu.
"You look
great, “ Kata jo.
Meskipun lebih
memilih ngumet daripada berbicara dengan kaylA, jo adalah seorang gentleman yang
tidak akan membuat malu seorang wanita yang jelas jelas sudah berusaha mena Rik
perhatiannya selama berbulan bulan.
“ Thanks, “
Balas kayla sambil berjinjit dan mendekatkan bibirnya pada telinga jo untuk berbisik,
“ Apa kamu masih nggak available?"
Dear lord, Perempuan
satu ini memang berani. Dia bahkan sengaja menempelkan payudaranya ke lengan jo
dan jo yakin bahwa kalau dia memutuskan untuk merabanya didepan orang banyak, Kalyla
tidak akan menolak. Di dalam pikirannyA, jo memang tidak tertarik pada kayla, Tapi
sepertinya tubuhnya tidak mau mendengarkan, Karena pada saat itu jo merasakan
pergerakan pada bagian tubuhnya, Yang menandakan ketertarikan fisiknya kepada kayla.
Great. Just great.
Jo betul betul menyumpah dalam hati.Inilah akibatnya kalau dia tidak menyentuh
perempuan selama berbulan bulan.Ini semua gara gara Blu. Kalau saja jo tidak tinggal
dengannya dan mengurangi aktivitas seksualnyA, jo tidak akan terlalu haus belaian
wanita seperti ini. SIALLL !!!
Mata revel terbelak
melihat tingkah laku kayla yang kelihatan seperti sedang mencoba menilat daun lidah
telinga jo di tengah keramain.
"Mm.....
Jo, I think I'm gonna go in first. Ketemu di dalam ya.” Dan sebelum jo bisa berkata
kata lagi, Revel sudah menghilang dari lobi, Meninggalkannya berdua dengan kayla.
Oh !!!! Terkadang
jo berfikir bagai mana dia dan revel bisa jadi teman. Seorang teman tidak akan meninggalkannya
untuk dihabisi oleh singa seperti ini.
"Sampai
kapan blu harus tinggal sama kamu?” Bisik kayla lagi.
Jo menelan ludah
sebelum berkata, “ Masih beberapa bilan lagi."
"Well,
Kamu punya no Hp aku. Kamu bisa telepon aku..... Kapan aja kalau misalkan kamu
kesepian..... Malam malam."
Oh, SHIT !!!
Sumpah jo dalam hati. Dia betul betul harus pergi dari hadapan kayla sekarang,
Karena kalau tidak dia mungkin akan tergoda untuk menerima undangannya. Dan hal
tersebut hanya akan membawa masalah padanya or is it? Jo melirik jam tangannya yang
menunjukan pukul 19.45. Dia datang ke acara ini hanya sebagai dukungan untuk revel,
Dan dia yakin revel tidak akan merasa kehilangan kalau dia memutuskan untuk pulang
cepat. Dia memiliki waktu sekitar tiga jam hingga blu, Yang malam ini menjadi
penyanyi pembuka acara anugrah musik ini, Pulang. Lebih dari cukup waktu untuk
memuaskan keperluan fisik yang sekarang sedang menggedor pintu berahinya.
Kayla yang sepertinya
sadar akan apa yang sedang sipikirkan jo mendektkan bibirnya yang diolesi lipstik
merah dan mencium sudut bibirr jo, Membuat jo menggeram. Selagi pikiran rasional
melayang dari pikirannya dan dia langsung mencengkeram lengan kayla, Siap menariknya
ke mobil, Ketika mendengar suara dibelakangnya.
"Mas jo."
Jo berusaha tidak
menggeram frustasi mendengar suara yang sebetulnya bagaikan air es yang digunakan
ke hawa nafasnya.
Dengan tidak
rela jo memutar tubuhnya dan menemukan dara sedang menatapnya tanpa ekspresi
sebelum berkata, “Mas dicariin Blu."
DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 13
No comments:
Post a Comment