Bab 14
WHY OUT
"Stop,
Stop, Stop!” Teriak dara panik sambil mencoba menjauhkan tangan jo dari tubuhnya.
“ Geben sie
das autoschlussel zu mich, Bitte, “ geram jo sebelum meraih piinggang dara dengan
tangan kanannya, Menempelkan bagain dengan tubuh dara pada tubuhnya dan dengan
paksa memasukkan jari jari tangan kirinya yang besar dan panjang itu ke dalam kantong
celana jins dara.
Dara mencoba
melawan karena kalau tidak dia bisa pingsan karena geli. Hari ini dia mengenakan
sepatu plat, Dan wajahnya sudah menepel dileher jo, Tapi jo sepertinya tidak sadar
sama sekali akan kedekatan tubuh mereka. Dara menarik napas untuk mengumpulkan
energi agar bisa mendorong tubuh jo dan selama beberapa detik dia tidak bisa mengalihkan
pikirannya dengan serangan aroma colegne jo yang deleicious, Seperti apel dan
kayu manis. Aroma itu mengingatkannya aka apple pie yang sering dibuat ibu dirumah.
Mau tidak mau
dara mulai cekikikan, Tidak percaya pada apa yang terlintas dikepalanya ketika
drummer paling ganteng satu indonesia sedang melakukan serangan seksual terhadapnya.Gerakan
tangan jo berhenti dan menatap dara yang wajahnya kini sudah memerah dan napasnya
terputus putus oleh tawanya.
“ Apa sih yang
lucu?” Tanya jo.
Dara mendongak
menatap jo dan sebelum bisa berfikir panjang, Dia sudah berkata, “You smekk like
apple pie, “sebelum kemudian mulai cekikikan lagi.
Sesaat jo
kelihatan bingung sebelum berkata, “ What?" “ Apple pie, “ulang dara sambil
masih cekikikan.
Bibirr jo langsung
menarik garis lurus membuat dara langsung berhenti cekikikan dan berusaha
melepaskan diri
dari perlakuan jo. Segala kelucuan yang dia rasakaN beberapa menit yang lalu sirna.
Sadar akan posisi tubuh dara yang menepel pada tubuhnya dari dada sampai kaki,
Jo langsung melepaskannya seperti ada api pada tubuhn dara dan dara segera mengambil
beberapa langkah mundur menjauhinya. Dengan sedikit gugup dara mengeluarkan kunci
mobil dari kantong celananya dan menyodorkan nya kepada jo.
“ Kalau Mas jo
nggak memperbolehkan blu pacaran sampai dia berumur tiga puluh tahun, Saya yakin
blu tidak akan pernah menikah dan akhirnya akan hidup sendirian dengan seekor burung
sebagai teman bicaranya. Apa itu mas jo mau?” Tanya dara dengan suara setenang
mungkin.
Dara tahu
pertanyaan itu terdengar terlalu dramatis, Tapi itulah satu satunya yang bisa dia
pikirkan setelah indra penyciumannya terkontasminasi dengan beberapa delicious
nya aroma tubuh jo.
"Itu jelas
jelas akan membuat pikiran saya lebih tenang dari pada kalau sesuatu terjadi pada
blu karena dia masih terlalu inncont untuk menghadapi cowok, “ucap jo sambil meraih
kunci mobilnya.
“ Tapi apa dengan
mengikuti kemauan mas, Akan membuat blu happy? mas ingat kan dengan permintaan
saya tentang jangan terlalu overprotective terhadap blu?"
Jo sadar dara
sedang mengancamnya, Dan meskipun ragu, Dia mundur teratur."Oke, Jadi menurut
kamu saya harus memperbolehkan blu ngedate dengan si William itu?” Tanyanya.
"No. Saya
setuju kalau mas tidak memperbolehkan blu ngedate dengan William. Saya yakin cowok
itu gay."
"WHATTT?!
Dan dia ngajak blu ngedate?” Teriak jo.
Dara hanya mengangguk
yang disambut dengan teriakan, “ I'm gonna kill that bastard, “ Dari jo.
"Sssttt, Jangan keras keras, “ Bisik dara.” Blu nggak tahu kalau William gay.
Oke?"
“ Bagaimana dia
bisa nggak tahu kalau cocok itu gay?"
"Mungkin
karena dia tidak memiliki pengalaman dengan cowok, Makanya nggak bisa membedakan
mana yang gay mana yang nggak, “ Tandas dara.
Tatapan mata
jo langsung terfokus pada dara, Seakan tidak percaya pada apa yang barusan
diucapkannya.
"Fine, I
get your point, Blu boleh ngedate semasa dia SMA dengan cowok seumurnya, Selama
itu bukan William. Atau cowok mana pun yang gay, Ngerokok, Ngobat, Apalagi berandalan."
Dara menaikkan alisnnya ketika mendengar syarat terakhir yang diucapkan jo.
Seakan tahu
apa yang dipikirkan darA, jo membela diri dengan, “Saya memang berandalan waktu
SMA, Tapi saya berandalan yang baik."
Dara mendengus
mencoba menahan tawa, Tapi akhirnya mengangguk, Menyetujui batas batasan ini. Mereka
masih saling tatap selama beberapa detik. Tiba tiba HP jo berdering dan mengalihkan
perhatiannya dari wajah dara untuk melirik layar HP. Nama kayla berkedip kedip
pada layar.
"Ya , Kay,
“ucapnya menjawab panggilan itu sambil memutar tubuhnya, Otomatis membelakangi
dara. Entah kapan, Tiba tiba jo merasa bersalah kepada kayla, Seakan baru saja tertangkap
basah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dia lakukan, Dan rasanya aneh, Karena
dia tidak sedang melakukan apa apa. Dia cuma berbicara dengan dara, Serta meraba
raba pahanya, Sebuah suara kecil menambahkan, Membuat rasa bersalah muncul kembali.
Dia memang playboy, Tapi satu hal yang dia tidak pernah lakukan adalah nyeleweng.
Dia tidak akan berkencan dengan dua perempuan sekaligus. Kalau dia sedang berkencan
dan tertarik dengan wanita lain, Dia akan memutuskan hubungannya dengan teman
kencannya terlebih dahulu sebelum mulai mendekati wanita yang satunya. JadI kenapa
dia harus merasa bersalah? Dia bahkan tidak berniat melakukan apa apa dengan
dara.
NGIBUL ,
NGIBUL, NGIBUL!!! Teriak sebuah suara dari lubuk hati jo dan dia sengaja tidak menghiraukannya.
Dara mengembuskan
napas ketika menyadari selama beberapa menit ini dia sedang mempelajari punggung
jo. Sambil menggelengkan kepala dia berjalan menuju rumah.
“ Jo kamu denger
nggak sih omongan aku? Hellooo......"Suara kayla membangunkan jo dari lamunan.
"Iya, Aku denger, “ucap jo buru buru.
Kayla menatap
jo tidak percaya, Sebelum berkata, “Memangnya aku tadi ngomong apa?"
“ Kenapa garpu
untuk menu utama giginya selalu banyak dari pada garpu untuk makanan pembuka."
Kayla mendengus ketika mendengar jo bisa mengulang pertanyaan dengan sempurna.
Usahanya untuk mencari bahan omelan, Batal. Ada sesuatu yang salah dengan jo
malam ini. Biasanya dia seorang teman kencan yang on time dan penuh perhatian,
Tapi hari ini dia terlambat menjemputnya dan sepanjang acara jo kelihatan bingung,
Seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Kalau saja jo laki laki lain, kayla
mungkin sudah bangun dari kursinya dan meninggalkan restoran, Tapi sayang nya jo
adalah jo. Dia sudah mengincar laki laki ini semenjak pertama kali melihatnya karena
dia yakin jo adalah laki laki yang pantas untuk dipercayainya.
Sebagai host
acara paling populer diindonesiA, Kayla belajar menempelkan diri kepada selebriti
sepopuler jo untuk membantu pamornya. Selama ini jo selalu menghindar darinya
dan kayla tidak tahu apa yang membuat jo berubah pikiran dan menerima tawarannya.
Pilihannya tidak salah, karena seperti pikirannyA, jo adalah laki laki yang baik,
penuh perhatian, Dan jo ingin mengenal kayla lebih jauh. "So, Kamu ngapain
aja hari ini?” Tanyan kayla mencoba memulai pembicaraan.
"Mandiin
Goldie, Ngasih minyak untuk engsel pintu kamar blu, Ngambil pakaian untuk manggung
minggu depan dari dry cleaners, Menghabiskan buku yang aku lagi baca, Habis itu
jemput kamu."
“ Kenapa kamu
masih harus melakukan itu semua? Bukannya kamu punya asisten?"
Entah kenapa,
Tapi pertanyaan kayla itu membuat jo jengkel dan dia menyalahkannya kepada dara
karena setelah satu jam ini dia masih bisa mencium aroma bunga lily, Mendengar
suara tawanya, Dan melihat wajahnya yang memerah karena menertawakannya. Dan
dara bilang dia beraroma apple pie. Apple goddamm bloody pie!!! Apakah dara tidak
tahu bahwa ketika dia mendengar itu yang ingin dia lakukan adalah makan apple pie
di atas tubuh telanjang dara?
Hubungan mereka
baru saja membaik, Dan hanya gara gara kunci mobil keakuran hubungan mereka terancam.
KUNCI MOBIL !!! Oh, Seumur hidup jo tidak akan melihat kunci. Mobilnya dengan
pandangan yang sama lagi. Mungkin ada baiknya dia menjual mobilnya agar tidak perlu
melihat kunci mobil itu lagi.
GILA !!! Jo mencoba
memfokuskan perhatiannya kembali pada percakapannya dengan kayla. Dia harus
berpikir sejenak untuk mengingat kata kata kayla sebelumnya.
"Itu
berarti aku harus cari asisten yang bisa bahasa jerman, Soalnya aku lagi baca Mein
Kampf, “ucap jo akhirnya.
“ Buku tentang
idiologi politik dan autobiografi Hitler adalah wanita itu lain dari kebanyakan
selebriti yang modal cantik doang, Kayla seorang sarjana yang bisa diajak bicara
tentang apa saja. Mulai dari politik hingga sepak bola. Yang jelas, Tidak ada alasan
baginya untuk tidak menyukai kayla.
"Mmmhhh,
Aku selalu mau baca buku itu, Tapi belum kesampaian. Sayang aku nggak bisa bahasa
jerman, “ucap kayla.
“ Kamu bisa
baca versi bahasa inggrisnya."
“ Bisa sih,
Tapi aku nggak mau kehilangan maksud si penulis hanya gara gara terjemahan yang
salah. Sama aja kayak kita baca Iliad atau Odyssey tapi dalam bahasa inggris, Pasti
ada beberapa kata kata puitis Homer yang hilang waktu diterjemahkan dari bahasa
Yunani ke inggris."
Jo tersenyum.
Menghargai kepintaran kayla. Mungkin tiba waktunya untuk memperkenalkan kayla kepada
blu dan media sebagai pacarnya. Dia tidak perlu bertanya apakah kayla tertarik
padanya, Karena semua orang yang pernah melihat mereka berdua sudah tahu jawabannya.
Dan kalau dia mau serius dengan wanita ini, Dia yakin kayla tidak akan menolak.
Dalam beberapa bulan lagi dia akan merayakan ulang tahunnya yang ke 31, Dan sudah
waktunya berkeluarga, oh, betapa bedanya kehidupannya dengan papa, pada saat papa
berumur 32, Beliau sudah punya anak berumur delapan tahun, Keluar masuk pusat rehabilitasi
alkohol dan narkoba berpuluh puluh kali, Dan siap cerai dengan istri pertama. Sedangkan
jo, Pada umur tiga puluh tahun masih single, Obat obatan terberat yang pernah dia
ambil adalah Panadol, Dan berusaha menjalankan mandat papa untuk mengurus seorang
ABG.
Lelah
memikirkan kehidupannya yang kacau balau, Akhirnya jo mengucapkan seuatu yang tidak
pernah dia ucapkan kepada wanita mana pun,
“ Aku mau ngenalin
kamu ke blu. Minggu depan kamu sibuk nggak!"
Seperti yang
dia duga, Kayla langsung senyum lebar. Dalam hati jo berharap dia telah melakukan
hal benar dengan keputusannya untuk lebih serius dengan kayla. Dia juga berharap
bahwa dengan membuat hubungannya lebih serius dengan kayla, Dia tidak akan memikirkan
dara lagi.
Jo menemukan
blu sedang membaca buku dikamarnya, Di atas tempat tidur dengan eraphone menempel
pada kedua telinganya ketika jo pulang dari acara kencannya dengan kayla. Dia tidak
melihat dara di mana mana dan merasa lega. Dia perlu minta izin kepada blu untuk
mengundang kayla ke konser dan dia tidak merasa nyaman melakukannya kalu ada
dara. Sejenak jo hanya memperhatikan adiknya yang kelihatan menyendiri. Jo menyadari
bahwa selain Kat, Blu tidak pernah memperlakukan nya dengan teman temannya yang
lain. Hal ini membuat bertanya tanya seperti apakah blu disekolah? Apakah dia
populer dan punya banyak teman? Atau blu jenis yang suka menyendiri dan diaanggap
aneh oleh teman teman sekolahnya?
Oh, Dear God,
I hope not.
Setahu jo, Blu
tidak pernah mengundang seorang teman pun ke rumah. Apakah ini menjadi indikasi
keridak populerannya di sekolah? Jo bertekad untuk mengkonfirmasikan hal ini dengan
dara, Lalu melangkah masuk ke kamar blu. "Hai, Blu, Belum tidur?" Tanya
jo.
Ini ketigakalinya
dia masuk kemar blu. Pertama adalah ketika membantu blu memindahkan barang untuk
tinggal dengannya. Kedua adalah pada malam tahun baru. Kamar ini selalu membuatnya
merasa sedikit terintimidasi dengan segala pernak pernik cewek. Blu pencinta warna
ungu(yang menurut poppy adalah karena itu warna favorit judtin Bieber), Jadi hampir
segala sesuatu dikamar itu mengandung warna tersebut. Mulai dari wallpaper, Bedcover,
Permadani, Bahkan lampshade di atas nakas disamping tempat tidur. Jo, Seperti laki
laki heteroseksual pada umumnya yang merupakan pencinta warna hitam dan putih,
Merasa sialu oleh warna yang ada dikamar ini. Lain dengan kamar tidur nya yang teratur
dan rapi, Kamar blu mirip kapal pecah. Segala macam benda mulai dari buku pelajaran,
Pakaian, Berbagai jenis tas dan aksesori, Berserakan dilantai, Meja belajar, Tempat
tidur dan meja rias. Pendapat yang mengatakan bahwa perempuan lebih rapi daripada
laki laki hanyalah mitos.
Blu mengangkat
kepalanya dari buku yang sedang dibacanya. Kalau dilihat dari ukurannya sepertinya
sebuah novel. Seperti dirinya, Blu seorang kutu buku, Tapi lain darinya yang menyukai
buku nonfiksi, Blu kelihatannya lebih suka cerita fiksi yang terfokus pada kehidupan
remaja. Jo tahu ini karena rumahnya penuh dengan novel novel blu yang berserakan
di mana mana.
"I am sooo
not talking to you, “ucap blu dan kembali $embaca bukunya.
Oke, Sepertinya
adiknya masih ngambek gara gara argumentasi mereka beberapa jam yang lalu. Jo
berjalan menuju blu dan menarik earphone dari telinga adiknya itu.
"Hey!!!"Omel
blu.
Jo tidak menghiraukan
protes itu dan duduk ditempat tidur disamping blu.
"Look,
Mas perlu bicara dengan kamu, Dan akan lebih baik kalau kamu nggak mengenaka
earphone selama Mas melakukannya.”
Blu masih
kelihatan cemberut, Tapi tidak mencoba mengenakan earphone nya kembali.
"Mas minta
maaf soal kejadian tadi. Mbak dara sudah menjelaskan keadaannya ke Mas. Apa dia
sudah bicara dengan kamu soal itu?"
"Sudah.
Mbak dara ngejelasin kalau mas bilang aku boleh nge date, Selama cowok itu seumur
dengan aku, Bukan lebih tua."
Mmm....itu bukan
yang dikatakan beberapa jam yang lalu kepada dara, Tapi dia menerima penjelasan
diplomatis ini selam itu bisa mencegah blu untuk ngedate dengan William.
“ Jadi kenapa
kamu masih marah sama mas?"
“ Karena mas
nggak ngejelaskan alasannya langsung ke aku.
Setiap kali ada
konflik diantara kita, Mbak dara selalu yang harus menengahi. Itu membuat aku berfikir
mas sama sekali nggak pernah mau mencoba ngerti aku. Aku tahu, Mengurus aku bukan
tanggung jawab mas, Dan mas hanya terpaksa mengurus aku selama mama nggak ada.
Aku yakin kalau mas ada pilihan, Mas mungkin lebih memilih aku nggak mengganggu
kehidupan mas, Tapi mas tahu, Aku juga terpaksa tinggal dengan mas. Kalau aja
mama ada alternatif lain, Aku nggak akan milih tinggal dengan mas. Well, the good
new is mama akan kembali empat bulan lagi, Dan setelah itu aku nggak akan mengganggu
mas lagi."
Jo merasa seperti
baru saja ditimpa karung beras seberat satu ton ketika mendengar kata kata ini.
Bagaimana adiknya yang dia cintai setengah mati ini bisa berfikir bahwa dia tidak
menginginkannya? Oke, mungkin dia memang bukan kakak terbaik diseluruh dunia ini,
Toh dia tidak pernah mencoba menghubungi blu selama dia dijerman, Dan memang awalnya
ketika diberi tanggung jawab mengurus blu, Dia mnganggap blu hanya beban baginya,
Tapi sekarang sudaj tidak lagi. Sekarang dia sudah menganggap blu sebagaian
dari dirinya. Dia senang rumahnya berserakan dengan barang barang blu, sesuatu yang
awalnya sangat sulit diterima untuk orang yang senang segala sesuatunya dengan rapi
dan bersih seperti dirinya. Tapi dia bisa menoleransinya karena dengan keadaan berantakan
seperti itu berarti ada orang yang hidup bersamanya. Ada orang yang berbagi
makan malamnya, LemarI esnya, Hell, Dia bahkan tidak keberatan berbagi TV dengannya-
meskipun blu senang sekali mengganti channel setiap detik kalau sedang nonton
TV darinya.
Jo tidak tahu
apa yang akan dia lakukan sekembalinya poppy dari Prancis. Blu pasti akan kembali
tinggal dengan poppy. Membayangkan dirinya kembali tinggal sendiri tanpa ada
suara blu, Bi uti, Dan dara yang menemani, Membuat jo depresi.
“ Blu, Dengerin
mas baik baik.... No wait, Jangan nyuekin mas seperti itu, “ucap jo ketika melihat
blu sudah mengangkat earphonenya ketelinganya lagi. Ketika yakin sudah mendapatkan
perhatian penuh blu, Jo berkata, " Mas mau kamu tahu bahwa lebih dari apa pun,
Mas senang kamu tinggal disini. Dan kalau mas harus melakukannya lagi, Mas akan
mengambil keputusan yang sama. Mas tahu mas sedikit overprotectiv dan sulit untuk
diajak bicara, Tapi mas sendang berusaha mengubah semuai itu. Oke? Mas nggak
perpengalaman mengurus orang lain, Apalagi adik perempuan yang masih ABC seperti
kamu, Jadi kamu mesti sedikit sabar sama mas. Kamu ini adik mas, Dan meskipun
kamu terkadang suka nyebelin dan susah dimengerti, But I love you death."
Tanpa disangka
sangka oleh jo, blu melemparkan dirinya ke dalam pelukannya dan berkata, “ I love
you too. Makasih ya karena sudah mengurus aku. Kalau dikasih pilihan, Aku akan tetap
memilih tinggal dengan mas."
Jo tersenyum
dan membalas peluka itu. Ini pertama kalinya jo merasa connected dengan blu. Oh,
betapa dia mencintai anak ABG satu ini. Setelah blu melepaskannyA, jo berkata, "
Omong omong tentang kosnser kamu...... Apa mas boleh ngundang seseorang?"
"$as mau
ngundang mbak kayla, Ya? tanya blu curiga. Jo menangguk." Mas mau ngenalin
ke kamu. Gimana, Boleh nggak?"
Blu menatap jo
dengan ragu, tapi akhirnya berkata, “ I guess that's fine."
Jo memiringkan
kepalanya melihat reaksi blu yang sepertinya terpaksa." But....? Pancing jo.
Blu mendesah." Aku sangka mas nggak suka sama mbak kayla, Ko malah ngenalin
dia ke aku?" "Itu dulu, Sekarang lain."
“ Jadi sekarang
mas suka sama mbak kyla?" Blu jelas jelas tidak percaya dengan pergantian
selera jo ini.
"Yep. Apa
kamu keberatan dengan itu?"
Blu kelihatan
ragu sesaat dan jo mencoba menyakinkan. “ C'mon, you gonna love her. She's cool."
Blu mendengus.
"I don't think so. Dia kebanyakan make up dan kalau belanja pakaian kayaknya
dari bagian anak anak, Soalnya selalu terlihat ketat."
Mau tidak mau
jo tertawa terbahak bahak mendengar observasi blu tentang kayla.
"You
know who is cool? tanya blu. "Siapa?"
"Mbak dara,
“ Jawab blu semringah. Dan jo masih memproses jawaban blu ini ketika kata kata
selanjutnya membuatnya ternganga."You should date her."
What the...
Bagaimana percakapan mereka bisa berpindah dari kayla ke data tanpa sepengetahuannya?
"I can't date her, “ Bantah jo.
"Why not?”
Blu kelihatan siap ngambek.
“ Konflik
pekerjaan. Lagi pula dia sudah punya pacar, “ Jawab jo setenang mungkin, Meskipun
jantungnya berdebar debar tidak karuan mempertimbangkan kemungkinan baginya menjalin
hubungan dengan dara. Jelas jelas blu tidak akan keberatan dengan prospek itu.
Dan sejujurnya, Dia bisa melihat dirinya menjalin hubungan dengan dara.
"Oh, Aku
lupa soal pacarnya. That sucks, I really like her."
Blu kedengaran sangat kecewa, Membuat jo tertawa. Dalam
hati dia berkata, Me too, Kiddo. Me too. Itu sebabnya kenapa mas harus ngenalin
kayla ke kamu.
DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 14
No comments:
Post a Comment