Bab 20
HARDBALL
"You
are shitting me?” Teriak adri.
Tangan kananya
yang sedang memegangi kuas lipgloss berwarna merah bata berhenti diudra ketika dia
menoleh dari bangku depan.
Mereka sedang
menghabiskan girls nite bersama jana dan Nadia dengan pergi makan malam dan nonton
film. Ritual yang sudah mereka lakukan semenjak mereka masih single dan berlanjut
hingga sekarang. Meskipun kini sibuk dengan keluarga dan pekerjaan, Mereka harus
puas dengan kumpul kumpul kapan saja mereka ada waktu, Yang biasanya berarti enam
bulan sekali.
"Ya, Persis
seperti yang adri bilang, “ sahut jana yang tidak bisa menoleh karena sedang myetir.
“ Kayaknya gue udah bilang ke elo deh untuk putus sama dia, Bukannya malah balikan
lagi."Ucap adri lagi sambil memasukan tube lipgloss ke dalam tasnya.
Melihat wajah
meringis dara, Nadia yang duduk di sebelahnya dibangku belakang berkata, “OH my
God, Ra. Jangan bilang ke gue kalau lo yang minta balik."
Dengan anggukan
dari dara, Ketiga soibatnya langsung menggeram keras. Beberapa kata sumpah keluar
dari mulut adri yang keahlian menyumpahnya bahkan bisa membuat nenek moyang para
pelaut bangga. "I hate that guy, “ Geram adri.
"Me too."Sambung
jana.
Nadia tidak
mengatakan apa apa, Lebih memilih diam. Tapi dari kerutan dikeningnya dara tahu
nadia sedang menahan diri untuk tidak menyumpah.
"Sudah
mana sombong."
“ Gue nggak
tahu cara dia ngomong. Kesannya merendahkan." "Sok tahu, Lagi."
“ Guys!! Bisa
nggak sih lo pada nggak ngejek ngejek calon suami gue?"
“ Kami nggak
sedang menjelek jelekan panji, Karena sudah cukup jelek tanpa itu, “ bantah adri.
"Sumpah deh, Ra, Lo tuh bisa ngedapetin siapa aja, Kanapa juga sih elo harus
sama dia? Apa nggak ada yang lain?” Tanya jana.
"He's nice
okay." Dara mencoba membela panji dan dirinya yang telah memilih panji. “
That's the lamest exuse I've ever heard, “ucapa dri.
"No it's
not, “ bantah dara keras.
"Yes it
is, “ adri balik membantah tidak kalah kerasnya.
Dara melirik
kepada nadia yang masih juga tidak mengatakan apa apa, Meminta pertolongannya. "What
do you think, Nad?” Tanya dara pada sobat yang paling frkat dengannya ini.
Sewaktu adri
dan jana terlalu sibuk dengan kehidupan mereka di Amerika, Nadia satu satunya yang
masih berhubungan dengan dara secara konstan.
"Sori,
Ra, Tapi gue harus setuju dengan jana dan adri, “ucap nadia pelan. “ Told ya, “
Dengan penuh kemenangan adri menambahkan . "Oke, Nggak penting apa alasan
gue untuk menikahi panji.”
“ Dan membuat
hidup lo merana?"Sindir jana.
“ Dude, Panji
mencoba mengubah elo jadi..." Adri kelihatan berfikir sejenak memikirkan kata
kata yang tepat, “ Virgin mary.”
“ Dan kita semua
juga tahu lo sudah lama kehilangan hak untuk mengaku virgin, “ Tandas jan.
Dan meledaklah
tawa empat sobat itu. Tidak ada yang bisa berbicara selama beberapa menit karena
setiap kali mereka mencoba berhenti , Mereka akan melefak tertawa lagi.
"Look,
Our point is apakah lo akan happy menikahi panji?" Tanya nadia yang akhirnya
bisa berkata kata.
"I think
so, “ Jawab dara.
“ That means
you will not be happy, “ucap adri.
"I said
I will be happy, “ Teriak dara.
"Nope.
Lo bilang I'think so, yang berarti bahwa lo bahkan nggak yakin." "I
WILL BE HAPPY!!!!" Teriak dara lebih keras.
"Meskipun
dia nggak pernah dan gue yakin nggak akan pernah memperbolehkan elo jadi diri lo
yang sebenarnya?" Tanya jana.
"Itu
nggak penting. Panji jenis laki laki yang gue butuhkan dikehidupan gue." “
But is he the one you want?” Tanya nadia pelan.
“ Apa bedanya?"
Well, Coba pikirkan
seperti ini. Semua orang perlu pakaian kan? Dan lo bisa mendapatkan pakaian yang
pada dasarnya hanya sehelai kain, Dimana aja. Dan mungki lo nggak peduli dengan
style nya atau bahannya karena yang ada dipikiran lo adalah bahwa lo hanya
perlu munutupi tubuh lo. I mean itu fungsi utama pakaian. Sekarang gue tanya ke
elo... Lo beli jins yang sekarang lo pakai di mana?"
“ Di MNG, “
Jawab dara, Masih bingung dengan arah pembicaraan ini.
“ Kenapa lo
beli di MNG? Kenapa nggak di pasar blok M. Misalnya. Toh itu sama sama jins."
“ Karena gue suka potongan jins di MNG, Bikin gue kelihatan lebih seksi dan bahannya
lebih halus." "Meskipun harga di MNG mungkin 10 kali lipat harga jins
di pasar blok M, Lo tetep beli di MNG, Kan?" Dara mengangguk. Semakin bingung.
“ Dan gue yakin
lo lebih menghargai jins MNG lo itu daripada jins yang lo beli di blok M. Karena
lo lebih cocok dengan jins MNG, Karena lo mau jins MNG, “ sambung nadia yang sengaja
menekanna kata" mau" pada penjelasannya itu.
“ Gue nggak ngerti,
“ucap dara.
"Ra, Panji
itu sudah seperti jins di blok M, sedangkan laki laki yang elo mau adalah jins
dari MNG." “ Tunggu sebentar...."
Protes dara
dipotong oleh jana."Ra, Kami nggak bermaksud mempertanyakan keputusan lo..."
“ Tapi itu yang
kalian sedang kerjakan, “omel dara.
“ Atau bikin
elo bingung, “sambung nadia, Tidak menghiraukan omelan dara." Tapi lebih dari
apa pun, Yang kami mau adalah ngeliat elo bahagia, Karena pernikahan bukan main
main lho. Kalian akan teriakat untuk jangka panjang. Jangan sampai elo menikah
karena alesan yang salah, Apalagi laki laki yang salah.
Gue yakin pernikahan
nggak akan bertahan kalau itu sampai terjadi."
Kata kata nadia
membuat keadaan didalam mobil langsung sunyi. “ Apa lo cinta sama panji?” Tanya
adri pelan.
"Of course!"
Jawab dara dengan terlalu bersemangat yang membuatnya tersengar seperti sedang mencoba
menyakinkan dirinya sendiri daripada orang lain.
“ Apa dia bikin
jantung lo berdebar debar setiap kali lo ngeliat dia?” Tanya jana. "Heh?"
"Passion
itu penting lho dalam suatu hubungan, “ Jana mencoba membela diri.
"Saran
ini datang dari orang yang nikah sama laki laki paling kaku yang gue pernah temui
diseluruh dunia ini?"
“ Tapi sampai
sekarang dia tetap bikin jantung dan beberapa bagian diri gue yang lain berdebar
debar setiap kali gue ngeliat dia."
“ Ewwww!!!"
“ To much information."
“ Kayaknya telinga
gue baru berdarah mendengar itu."
Dara, Adri,
Dan Nadia berteriak pada saat yang bersamaan dan jana hanya cekikikan. “ Apa yang
hati lo bilang tentang pernikahan ini?" Tanya Nadia.
“ Gue sudah
berhenti mendengarkan hati gue kalau sudah urusan laki laki, Karena bagian itu
cenderung hormonal dan emosional. Setiap kali gue memutuskan untuk mengandalkannya,
Segala sesuatu berakhir dengan bencana, “ Gerutu dara.
“ Jadi lo mengambil
keputusan berdasarkan apa?” Tanya Adri.
“ Akal sehat."
Adri tersedak,
Jana mulai cekikikan, Hanya Nadia yang bisa berkata kata.” And ho is that working
so far?" “ Great sampai kalian membuat gue merasa bersalah karena sudah mengambil
keputusan sendiri, “ Tandas dara.
Nadia menyipitkan
matanya, Mempelajari profil dara yang memeperlihatkan kekeraskepalaannya. Dia tahu
sobatnya ini sedang melakukan kesalahan tapi tapi menolak mengakuinya. Sebagai
seorang teman, Yang bisa dia lakukan adalah mengingatkannya. Selain itu tidak ada
yang bisa dia lakukan karena keputusan ada ditangan dara.
"Well,
Sepertinya keputusan lo untuk menikahi panji sudah bulat. Nggak ada lagi yang bisa
kami lakukan untuk mengubahnya. I...well, We just hope that you know what you're
doing."
Adri dan jana
sudah siap protes dengan kata kata nadia ini tapi mereka menutup mulut ketika dipelototi
oleh nadia.ya, Tepat sekali. Dara juga berharap dia tahu apa yang dia sedang lakukan.
Kata kata nadia
membuat keadaan didalam mobil langsung sunyi. “ Apa lo cinta sama panji?” Tanya
adri pelan.
"Of course!"
Jawab dara dengan terlalu bersemangat yang membuatnya tersengar seperti sedang mencoba
menyakinkan dirinya sendiri daripada orang lain.
“ Apa dia bikin
jantung lo berdebar debar setiap kali lo ngeliat dia?” Tanya jana. "Heh?"
"Passion
itu penting lho dalam suatu hubungan, “ Jana mencoba membela diri.
"Saran
ini datang dari orang yang nikah sama laki laki paling kaku yang gue pernah temui
diseluruh dunia ini?"
“ Tapi sampai
sekarang dia tetap bikin jantung dan beberapa bagian diri gue yang lain berdebar
debar setiap kali gue ngeliat dia."
“ Ewwww!!!"
“ To much information."
“ Kayaknya telinga
gue baru berdarah mendengar itu."
Dara, Adri,
Dan Nadia berteriak pada saat yang bersamaan dan jana hanya cekikikan. “ Apa yang
hati lo bilang tentang pernikahan ini?" Tanya Nadia.
“ Gue sudah
berhenti mendengarkan hati gue kalau sudah urusan laki laki, Karena bagian itu
cenderung hormonal dan emosional. Setiap kali gue memutuskan untuk mengandalkannya,
Segala sesuatu berakhir dengan bencana, “ Gerutu dara.
“ Jadi lo mengambil
keputusan berdasarkan apa?” Tanya Adri. “ Akal sehat."
Adri tersedak,
Jana mulai cekikikan, Hanya Nadia yang bisa berkata kata.” And ho is that working
so far?" “ Great sampai kalian membuat gue merasa bersalah karena sudah mengambil
keputusan sendiri, “ Tandas dara.
Nadia menyipitkan
matanya, Mempelajari profil dara yang memeperlihatkan kekeraskepalaannya. Dia tahu
sobatnya ini sedang melakukan kesalahan tapi tapi menolak mengakuinya. Sebagai
seorang teman, Yang bisa dia lakukan adalah mengingatkannya. Selain itu tidak ada
yang bisa dia lakukan karena keputusan ada ditangan dara.
"Well,
Sepertinya keputusan lo untuk menikahi panji sudah bulat. Nggak ada lagi yang bisa
kami lakukan untuk mengubahnya. I...well, We just hope that you know what you're
doing."
Adri dan jana
sudah siap protes dengan kata kata nadia ini tapi mereka menutup mulut ketika dipelototi
oleh nadia.ya, Tepat sekali. Dara juga berharap dia tahu apa yang dia sedang lakukan.
Jo mematikan
TV, Bosan mendengarkan berita yang itu itu saja tentang putusnya hubungannya dengan
kayla. Di luar saran PR MRAM yang memintanya menyangkal tuduhan kayla itu, Jo memutuskan
diam. Selain karena dia tahu bahwa masalah akan jadi lebih besar lagi kalau sampai
dia memberikan respon atas amukan kaylA, juga karena dia memberikan respon atas
amukan kaylA, juga karena dia dalam lubuk hatinya
yang paling dalam, Dia merasa bersalah. Dia sudah
menyalahgunakan kayla
dari awal untuk
melupakan dara.
What a mess!
Dia memutuskan
hubungannya dengan kayla untuk memfokuskan perhatiannya kepada dara, Tapi setelah
dia putus dengan kayla, Dara sepertinya menjaga jarak lagi dengannya. Dan hal ini
membuatnya bingung. Apa dia sudah salah membaca semua sinyal yang diberikan
dara padanya? Hal ini membuatnya semakin kalang kabut. Dia sudah kehabisan waktu.
Sekarang sudah
akhir april dan dara akan berhenti bekerja bulan juni, Itu berarti jo hanya memiliki
waktu kurang dari dua bulan untuk melaksanakan misinya. Dia sudah mencoba jadi
seorang gentelman dan menghormati dara dengan tidak maksanya, Tapi sepertinya tiba
waktunya untuk main hardball dengan dara.
Pada saat itu
jo mendengar suara tawa vlu dan dara yang baru pulang dari MRAM dan dia langsung
mengambil keputusan. It's now or never. Jo menunggu hingga blu meninggalkan ruang
tamu dan masuk ke kamarnya, Sebelum mengalihkan perhatiannya kepada dara.
“ Dara, Bisa
saya bicara sebentar?
"Sure.
What up?"
“ Blu gimana
kabarnya?"
Dara mentapa
jo dengan bingung dan menjawab.” Kayaknya kamu bisa menanyakan itu sendiri ke dia
deh. Kenapa tanya ke saya?"
“ Karna saya
merasa dia cerita lebih banyak ke kamu daripada ke saya." Dara mendengus."
Apa yang kamu mau tahu tentang blu?"
“ Apa dia masih
tergila gila pada William?" Jo mempersilahkan dara duduk dikursi makan. Dara
menerima undangan itu."Yep, Tapi sudah banyak berkurang. William sedang sibuk
UN." “ Kamu mau teh? Ini baru diseduh, Jadi masih panas, “ jo menawarkan.
Dara mengangguk
dan jo menuangkan satu cangkir teh untuk dara sebelum berkata kata lagi.
“ Gimana nilai
akademis blu untuk semester ini?"
“ Thanks, “ucap
dara menerima cangkir yang disodorkan pada nya. Dia menghirup teh itu sebelum melanjutkan,
“ Bagus. Stabil. Sekarang dia sudah tidak perlu lagi membagi waktu dengan persiapan
konser, Jadi bisa lebih konsentrasi pada pelajaran."
“ Apa dia excited
dengan kepulangan poppy bulan juni?"
"Yeah. I
think she misses her mom. Meskipun mereka sering ngobrol lewat Skype, Itu nggak
sebanding dengan memiliki mamanya kembali di jakarta."
Jo menyadari
bahwa dalam waktu enam minggu, Rumahnya akan kosong melongpong lagi. Mencoba mencari
topik yang tidak membuatnya depresi, Di bertanya, “ Apa dia sudah ngomong tentang
apa yang dia mau untuk ulang tahunnya?"
"NoT really.
Kenapa? Apa kamu sudah membelikan dia sesuatu?"
Tanpa pikir panjang
jo langsung mengarang. Dia belum betul betul memikirkan rencananya ini dengan matang.
Yang dia tahu adalah dia ingin membawa dara ke suatu tempat yang bisa membuat perhatian
dara hanya akan terfokus padanya, Bukan pada kerjaannya, Tunangannya, Dan rencana
pernikahannya. "Saya berencana mau ngajak blu berlibur ke Singapura untuk
lihat Universal Studios. Dia selalu mau pergi ke sana, Tapi nggak sempat sempat."
"Shit!!!that's
a lie. Blu bahkan sama sekali tidak pernah mengatakan apa apa tentang Universal
Studios atau keinginanya untuk pergi ke Singapura. Sekarang jo harus berbicara
dengan blu tentang ini sebelum dara mengonfirmasikannya.
"Oke, Kapan
mau berangkat?" Dara sudah mengeluarkan agendanya.
“ Coba tolong
carikan tiket pesawat dan hotel. Kita berangkat jumat depan setelah blu pulang dari
sekolah, Dan kembali minggu sore. Saya mau dia sudah ada di Singapura pada hari
ulang tahunnya." Dara segera mencatat informasi ini. Dia baru akan bertanya
jumlah orang yang akan pergi ketika jo bertanya, “ Kamu punya paspor kan?"
"Punya,
“ Jawab dara dengan sedikit bingung.
"Oke, Kalau
gitu kamu pesan tiga tiket atas nama saya, Blu, Dan kamu. Ini kartu kredit sayA,
jadi kamu bisa pesan lewat internet."
Jo mengulurkan
kartu kredit AMEX yang dikeluarkan dari dompet kepada dara. Dara tidak menyambut
uluran tangan jo dan memilih untuk mendelik.
“ Kenapa saya
harus ikut?” Tanya curiga. “ Karena saya bilang kamu harus ikut, “ Tegas jo.
Dara menahan
diri agar tidak mengertakkan giginya dan berkata, “saya rasa acara ulang tahun blu
akan lebih tepat untuk dirayakan bersama keluarga. Dan saya bukan keluarga."
"Nggak peduli
bahwa kamu nggak menganggap diri kamu sebagai dari keluarga kami, Tapi blu menganggap
diri kamu keluarga. So, You're going."
Ketika dara
masih juga tidak mengambil AMEX yang disodorkannyA, jo meraih tangan kanan dara
dan
meletakan kartu
kredit itu ditelapak tangan dara sebelum melipat jarinya pada kartu itu. Dara
tidak percaya jo sudah mempercayakan kartu kreditnya padanya. Meskipun ini bukan
sesuatu yang baru karena tante Email juga melakukannya, Apakah jo sadar bahwa dara
baru bekerja selama lima bulan? Tante Email baru mempercayai dara memegang kartu
kreditnya setelah dara bekerja selama dua tahun untuknya. Dara tidak tahu apakah
dia seharusnya terharu dengan kepercayaan yang diberikan padanya atau khawatir.
"Pesan dua kamar, Kalau bisa sebelahan. Untuk saya tempat tidurnya queen.
Kamu bisa pilih sendiri yang untuk kamu dan blu. Saya rasa blu lebih memilih tidur
sama kamu daripada sendirian atau sama saya, “ucap jo.
"Saya
nggak....."
"Saya yakin
blu mau kamu ikut. Jadi jangan berdebat dengan saya. Kamu bisa kembalikan kartu
itu ke saya when you're done, “ jo memotong protes dara.
“ Jo, Saya
nggak bisa ikut. Saya ada rencana dengan panji weekend itu, “ucap dara cepat.
Meskipun ini
tidak benara, dara tahu inilah satu satunya cara untuk melarikan diri dari rencana
jo. Jelas jelas panji akan mengamuk kalau sampai tahu bahwa jo sudah meminta dara
menginap di hotel dengannya di Singapura, Tidak peduli bahwa blu turut serta dalam
perjalanan itu dan mereka tidur dikamar yang terpisah.
Dan sepertinya
jo sadar bahwa dara sudah berbohong karena dia menyipitkan matanya dan berkata,
“Telepon panji dan bilang bahwa kamu harus kerja weekend itu." "Hah?"
“ Telepon dia
sekarang, Biar saya yang bicara." "I don't think so."
“ Kenapa? Apa
kamu takut panji bilang bahwa kalian nggak ada acara weekend itu dan bahwa baru
aja membohongi saya?" Tantang jo.
Mereka saling
tatap selama beberapa detik. Jo yang berkedip duluan dan berkata, “ Look, saya akan
hargai kalau kamu bisa ikut dengan saya dan blu ke Singapura. Betapapun saya mencintai
adik saya, Sejujurnya saya nggak tahu apa yang harus saya lakukan dengan blu kalau
nggak ada kamu yang membantu saya. Kamu penerjemah bahasa blu, Yang sampai sekarang
masih suka membuat saya bingung."
Awwww shit!
Bagaimana dara bisa menolaknya sekarang? Dia mendesah karena tahu ini keputusan
terburuk yang dia pernah ambil sepanjang hidupnya, Tapi dia tetap akan melakukannya.
"Saya akan
bicara pada panji, “ucapnya akhirnya.
Mereka terpaksa
mengambil penerbangan malam ke Singapura untuk menghindari keramaian di bandara
dan dengan begitu mencegah diserang oleh fans, Namun beberapa ground crew bandara
tetap berkesmpatan meminta tanda tangan jo pada saat mereka chek in dan ketika diruang
tunggu. Jo menanganinya dengan ramah dan penuh senyum. Atas permintaan jo mereka
terbang first class untuk kenyamanaan dan privasi. Jo menolak mendengar protes
dara yang mengatakan bahwa lain dengan jo dan blu, dara bukanlah seorang selebriti
dan dengan begitu tidak memerlukan privasi.
Ini bukanlah
penerbangan pertama dara keluar negri. Dia pernah pergi ke Bangkok, Kuala Lumpur,
Dan Singapura sebelumnya, tapi selama ini dia hanya mampu terbang dikelas ekonomi.
Buntutnya dara harus duduk dengan tidak nyaman di kursi first class pertamanya
untuk penerbangan yang memakan waktu 90 menit itu. Blu duduk disebelahnya, Di window
seat, Sedangkan dia duduk di aisle seat. Jo yang duduk disebrang gang kabin
kelihatan sibuk dengan iPad nya. Keningnya berkerut penuh konsentrasi dan jari telunjuknya
beberapa kali meluncur di atas layar iPad.
Blu menjulurkan
tubuhnya dihadapan dara agar bisa berbicara dengan jo tanpa harus berteriak mengalahkan
mesin jet.
"Sudah
sampai level berapa, Mas?"
"Ssssttt,
Mas lagi konsentrasi, “ Balas jo tanpa mengangkat tatapannya dari layar iPad.
"Pffttt,
Cuma main Angry Birds aja segitu seriusnya. Sudah aku bilang jangan mulai main,
Lihat kan sekarang, Sudah ketagihan, “ucap blu tersinggung karena dicuekin dan menyandarkan
tubuhnya pada sandaran kursi. Dan dara mengigit bibirnya mencoba menahan tawa.
DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 21
No comments:
Post a Comment