Bab 21
JETLAG
Begitu mendarat,
dara langsung membeli makan malam untuk mereka bertiga sebelum menuju hotel. Dara
harus puas dengan fast food untuk malam ini. Besok dia akan pastikan blu mendaptakan
makan yang lebih sehat. Setelah makan malam dan mandi blu langsung terkapar di tempat
tidurnya, meninggalkan dara sendirian memindahkan semua isi kopernya ke lemari.
Dara baru saja
menutup kopernya yang sudah kosong dan mendorongnya ke dalam lemari ketika terdengar
ketukan pada connecting door yang menghubungkan kamarnya dan blu dengan kamar jo.
Yep, jo bersikeras bahwa kamar mereka harus punya pintu penghubung. Katanya untuk
jaga jaga kalau ada orang asing yang mencoba masuk ke kamar mereka. Berbagai macam
argumen yang dikemukankan dara hanya masuk telinga kiri keluar telinga kanan.
Akhirnya dara harus mengalah ketika melihat blu sudah siap menarik kopernya kembali
ke bandara melihat mereka berdebat didepan konter sheck in hotel.
Sekilas dara
memperhatiak pakaian yang dikenakannya Celan piama dan kaus kedodoran yang sudah
lusuh tapi sangat nyaman dipakai tidur. Kata kata pangi yang akhirnya membolehkannya
pergi ke Singapura setelah bujuk habis habisan oleh dara, Terngiang dikepalnay ketika
tunangannya itu mengantarkannya ke bandara.
"Pastikan
dia nggak macem macem dengan kamu. Oke? Jangan sampai berduaan sam dia juga.
Kamu akan ada di negri orang, Dan kita nggak tahu hukum di negara itu. Jangan
minum alkohol atau segala sesuatu yang kamu nggak tahu campurannya.
Stick with softdrinks
atau air dari botol atau kaleng, Jadi nggak akan ada yang bisa memasukkan obat
obatan terlarang ke dalam minuman kamu. Langsung hubungi saya kalau ada apa apa,
Saya akan langsung ke singapura kamau kamu membutuhkan saya."
SO SWEET
BANGET SIH PANJI......
Dara tertawa."
Kamu nih paro deh. Jo itu artis, Bukannya serial killer. Lagi pula blu akan di
sana. Aku yakin jo nggak akan mencoba macem macem didepan adiknya.
Panji mendengus
dan berkata." Kita ini sedang membicarakan jo Brawijaya. Nggaka da satu hal
yang dia
nggak akan lakukan
kan kalau ada kesempatan. Kalau dia bukana artis, Aku yankin dia bisa jadi serial
killer yang senang membuat korbannya mbuk dulu sebelum dia melakukan aksinya."
Puas karena
sudah mengikuti kata kata panji dengan memakia pakaian yang jelas jelas tidak akan
membuat laki laki mana pun tertarik padanya, dara membuka pintu dan menemukan jo
sedang berdiri di ambang pintu mengenakan celama piama dan.... Nothing else. Dara
bisa melihat dengan mata kepala nya sendiri semua otot di tubuh jo dengan segala
tatonya. Pikiran bahwa iklan body wash jo menggunakan tubuh orang lain atau mungkin
teknik kamrea, Penuh.
HOLY HELL!!!
Ini tidak seseksi yang di iklan, Tapi cukup dekat. Tunggu sebentar, Kalau nggak
salah tadi dara melihat dua botol Evian dikamarnya. Mungkin dia bisa menyemprotkannya
ke tubuh jo untuk mendapatkan efek basah sedang mandi itu.
Atau lebih baik
lagi, Menggeret jo kekamar mandi, Memaksanya berdiri dibahaw showe dengan semprotan
air sekencang kencangnya, Dan memaksa laki laki itu menyentuh diri nya sendiri(
no no no.. Maksudnya adalah menggunkana sabun untuk menyabuni dirinya..) Sementara
dara merekamnya.
Lain dengan rencana
Adri yang kemungkinan besar ingin menual video itu, Yang dara inginkana dalah
menyimpannya
untuk lain waktu kalau dia sedang kesepian sendirian dirumah. SHIT SHIT SHIT. STOP
IT STOP IT STOP IT.
Dara memaksa
dirinya untuk berhenti memikirkan yang tidak tidak dan berhenti memperhatikan dada
jo yang super bidang, Perut jo yang six packs, Dan menarik matanya ke atas untuk
menatap mata jo. “ Blu sudah tidur?" Tanya jo pelan.
Selama beberapa
detik dara tidak bisa menjawab. Dia memang mendengar jo berbicara, Tapi tidak bisa
menyernanya. Yang ada dipikirannya adalah:jangan lihat dadanyA, jangan lihat perutnya.
Fokus ke matanya, Matanya, MATANYAAA....
“ Dara?"
"Ya?"
“ Are you okay?"
No, I'm not
okay. Betul betul tidak adil. Setidak tidaknya yang bisa dia lakukan dengan wajah
ganteng seperti itu adalah memiliki perut buncit.
Sekali lagi dia
mendengar jo memanggil namanya dan dia mengucapkan hal pertama yang terlintas dikepalanya,
“ Jetlag."
“ Jetlag?"
"He-eh."
Perhatiannya sudah kembali pada dada jo.
"Perbedaan
waktu antara jakarta dan Singapura hanya satu jam, Kamu nggak mungkin jetlag."
Dara mendengar dirinya berkata, “Right."
“ Dara?"
“ Ehm?"
Wow, Simbol yin
yang didadanya ternyata lebih besar dari pada yang dia kira. Dara ingin menunduk
untuk membaca ayat Alkitab ditulang rusuknya, Dia juga ingin memutar tubuh jo
untuk memastikan bahwa laki laki itu memiliki angka"2" di tulang bahunya.
“ Berhenti ngeliatin
saya seperti itu kalau kamu nggak mau mendapati diri kamu telanjang diatas tempat
tidur saya dalam waktu lima detik, “ Geram jo.
Dara menarik
napas, Shock mendengar kata kata jo. Perhatiannya sudah kembali pada wajah jo yang
kelihatan sedang bersusah payah mengontrol dirinya. Mata jo kelihatan tidak fokus.
Napasnya memburu. Kedua tangannya sudah mencengkram lengan dara bagian atas. When
did that happen? Dara bahkan tidak sadar jo sudah menyentuhnya.
“ Go to sleep,
dara. Putar tubuh kamu, Tutup pintu, Kunci, Dan pergi tidur. NOW!!!!" geram
jo.
Sadar akan apa
yang akan terjadi selanjutnya kalau dia tidak segera bertindak, Buru buru dara
melepaskan diri dari cengraman tangan jo, Memutar tubuhnya, Menutup pintu penghubung
ke kamarnya, Dan menguncinya.
Jo terbangun
dengan kepala sedikit pusing. Dia mengangkat tubuhnya untuk menarik jam tangan yang
tadi malam diletakannya di atas nakas. Pukul 6.00 waktu Jakarta, Berarti pukul 7.00
di Singapura. Masih terlalu pagi baginya untuk bangun.
Melalui jendela
yang tirainya dibiarkan terbuka tadi malam, langit sudah mulai terang. Universal
Studio tidak akan dibuka hingga pukul 10.00. Dia masih punya waktu tida puluh
menit lagi untuk tidur. Kejadian tadi malam kembali memenuhi memorinya. Jo mendesah
dan mengangkat kedua tangannya menutupi matanya, Mencoba menenangkan pikirannya.
Dia memang berencana untuk menggoda dara
dalam perjalanan
ini. Tapi kenyataannya adalah bahwa ketika dia mencoba melakukannya tadi malam,
Dia tidak bisa. Dia tidak mau dan tidak bisa memaksa dara untuk menginginkannya.
Yang dia mau adalah, Kalau dara sampai menerimanya, Itu karena dara rela dan mau
melakukannya. Ketakutan pada wajah dara menghantuinya. Mudah mudahan dara tidak
berfikir bahwa dia laki laki buaya atas tingkah lakunya tadi malam.
What the heck
am I talking about? Gue memang laki laki buaya yang nggak pantas dipercaya oleh
wanita mana pun, Omel jo dalam hati.
Ketika sedang
tenggelam dalam pikirannya sediri jo mendengar pintu kamarnya diketuk. Bukan connecting
door, Tapi pintu depan. Dia tidak menghiraukan ketuka itu dan menutup matanya. Tapi
ketukan itu berbunyi lagi dan dengan kesal dia pun bangun dari tempat tidur. Kalau
itu adalah housekeeping, Dia akan mengajukan keluhannya kepada manajer hotel. Ketika
sampai didepan pintu kamar dia melihat selembar koran di atas karpet di depan pintu.
Dia mengangkat koran itu dari lantai dan mengintip pada pee hole.
Dia harus mengedipkan
matanya berkali kali untuk menyakinkan bahwa dia tidak salah lihat. Nggak salah
lagi, Di balik pintu kamarnya adalah dara. Meskipun kelihatan agak lelah dan sedikit
nervous, Tapi itu adalah dara. What the hell.. Apa yang dia mau pagi pagi begini?
Jangan bilang di mau... no no no nggak mungkin. Mungkin dia mau mengundurkan diri
dari pekerjaannya karena kejadian tadi malam? Oh please God, Jangan samapai itu
terjadi. Apa jangan jangan telah terjadi sesuatu pada blu? Memikirkan itu jo langsung
membuka pintu kamarnya.
Akibatnya, Tangan
dara yang sudah siap mengetuk pintu jadi mengetuk dada jo yang sekali lagi tanpa
kaus. Menyadari hal ini jo menyumpah dan langsung bergegas le lemari untuk menarik
kaus pertama yang ditemukannya. Buru buru dia memakainya ketika dia menoleh, Dara
masih berdiri di ambang pintu.
“ Apa sesuatu
sudah terjadi pada blu?" Tanya jo sambil menghampiri dara. "No, Semuanya
baik baik aja. Blu masih tidur, “ Jelas dara.
Bukanya menjawab
pertanyaan jo, dara berkata, “ hari ini ulang tahun blu." "I know that."
"Saya nggak
tahu tradisi di keluarga blu, Tapi tradisi di keluarga saya adalah menyanyikan lagu
panjang umurnya untuk membangunkan yang ulang tahun. Saya cuma mau tanya apa kamu
mau melakukan itu dengan saya."
Sesuatu pemahaman
muncul pada diri jo dan dia berkata, “Oh... O-oke. Apa dia juga buka kadonya sekarang
atau nanti?"
"Sekarang."
“ Kalau gitu
tunggu sebentar." Jo baru saja akan masuk kembali ke dalam kamarnya untuk
mengambil kado blu, CD terbarunya Justin Bieber, Satu set seri novel remaja terbaru
yang menurut jo akan disukai blu, dan gift card MNG, Ketika sadar bahwa dara masih
tidak beranjak dari posisinya di ambang pintu.
“ Kamu masuk
aja, Dara. Nggak usah berdiri di depan pintu begitu, “undang jo. Dara langsung
menggeleng."Saya tunggu di sini aja."
Dalam hati jo
menyumpah, Rasa serbasalahlah menyelimutinya.
Satu satunya
hal yang dia syukuri adalah bahwa dara setidak tidaknya tidak kelihatan marah padanya.
Buru buru dia menarik kadonya dari dalam tas, mengantongi kartu kunci, Dan keluar
mengikuti dara sebelum memasuki kamar wanita itu. Jo merasa seperti seorang idiot
ketika keluar melalui pintu depan padahal mereka memiliki pintu yang menghubungkan
kedua kamar, tapi dia tetap mengikuti dara.
Blu masih tewas
ditempat tidurnya. Mulutnya agak sedikit menganga. Jo terkekh pose tidur adiknya.
Mungkin dia bisa mengambil foto dan menggunakannya sebagai senjata pada saat saat
blu tidak mau menuruti keinginanya. Jo sadar kembali ketika merasa tangan dara
mendorongnya menuju sis tempat tidur. Dan dengan anggukan dari dara mereka memulai
menyanyikan lagu panjang umurnya sekencang kencangnya.
"Panjang
umurnya, Panjang umurnya, Panjang umurnya serta mulia...!"
Blu yang jelas
jelas terkejut langsung bangun dari tidurnya dengan rambut acak acakan, Mata terbelalak,
Dan bekas bantal pada pipinya. Jo terkekeh melihat reaksi adiknya, Tapi dia tetap
menyanyi. “ Aduhhhhh, Ngagetin orang aja deh pagi pagi begini!!!"Omel blu
ketika akhirnya sadar dari tidurnya. Omelan blu itu disambut dengan dara dan jo
mengulangi lagi lagu panjang umurnya dengan tempo lebih cepat dan lebih keras,
Membuat blu akhirnya tertawa cekikikan.
"Selamat
ulang tahun ya, Blu, “ucap dara dan mencium pipi blu setelah mereka selesai menyanyi.
Jo pun mengikuti
jejak dara dan melakukan hal yang sama. Dia kemudian menyerahkan kado kadonya
pada blu.
"Ini semua
untuk aku?” Tanya blu dengan mata melebar melihat bungkusan bungkusan kado yang
sekarang ada dipangkuannya.
Dan dengan anggukan
dari jo, Blu langsung merobek bungkus kadi tanpa balas kasihan. “ Aghhhhh.....
Justin Bieber!!!" Teriaknya ketika melihat cover CD. Dia juga berteriak
gembira kekita melihat gift card dari MNG. Dia kelihatan sedikit bingung ketika
melihat satu set novel fiksi ilmiah remaja yang dibelikan jo, Tapi kemudian tersenyum.
“ Thanks you,
Mas, “ ucap blu dan beranjak dari tempat tidur untuk memeluk jo yang duduk dikaki
tempat tidur.
“ Kamu suka
kadonya?” Tanya jo sambil membalas pelukan blu.
"Of course."
"You're
welcome then."
Blu kemudian
melepaskan jo dan kembali duduk dekat bantal sambil memeluk dengan posesif kado
kadonya. Jo tersenyum melihat tingkah laku adiknya.
"Ini
dari mbak dan mama kamu, “ ucap dara sambil menyodorkan bungkusan kadonya.
"Oh, Mbak
nggak perlu kasih kado ke aku, “ucap blu, Tapi dia tetap meraih kado itu dan merobek
bungkusannya.
Jo mendekat agar
bisa melihat apayang telah dibelikan dara untuk adiknya. Tersnyata dara membelikan
blu sebuah album foto berwarna biru langit. Bari ketika blu membukanya jo sadar
bahwa itu bukan sekedar album foto, Tapi scrapbook yang di penuhi foto foto blu.
Jo beranjak dan berdiri di samping blu agar bisa melihat scrapbook itu lebih jelas.
Foto ketika blu masih bayi, TK, Dan SD, terkadang sednirian atau bersama dengan
papa dan Poppy, Mengisi beberapa lembar pertama scrapbook itu.
"Oh, My
God. Aku nggak nyangka foto foto ini masih ada.
Dari mama Mbak
dapet foto foto ini?" Tanya blu sedikit terkesima.
“ Dari mama
kamu. Beberapa minggu yang lalu Mbak pergi kerumah kamu untuk mencari foto foto
ini. Habis itu Mbak bawa ketukang foto untuk di scan supaya kamu punya versi digitalnya."
Dara menunjukan
sebuah CD yang tersemat dibelakang cover belakang album tersebut.
Blu terkejut
melihat beberapa foto yang lebih baru. Ketika dia sedang latihan vokal dengan Joyce
kelihatan super garang, main dengan Goldie dihalaman depan rumah, Membaca novel
dengan serius sambil mendengarkan iPod di sofa ruang tamu, Tertawa dengan teman
temannya di sebuah foodcourt, Belajar masak dengan bi uti, Geladi resik konser
fan sesi meet tamu, Tertawa dengan teman temannya dikelilingi tim make up sebelum
konser dan sesudah konser dikelilingi semua kru konser, Serta foto blu pada malam
pesta tahun baru berdiri di sebelah remaja cowok yang ditebak jo adalah William.
Kebanyakan dari foto foto yang diambil kelihatan candid, Karena blu kelihatan tidak
berpose sama sekali.
Dua hal terakhir
album tersebut diisi dengan foto foto blu bersama jo. Salah satu foto itu menunjukkan
blu kelihatan supercemberut. Jo ingat kapan dara mengambil foto itu, Yaitu ketika
mereka main scrabble beberapa minggu yang lalu. Pada foto itu blu dan jo sedang
berdebat tentang kata “ Git". Apakah kata tersebut bisa digunakan ketika
main scrabble? Blu berkata bahwa slang tidak diperbolehkan, Tapi jo berkeras
bahwa “ Git" bukan slang, Akhirnya mereka harus memburu sebuah kamus untuk
membuktikan siapa yang benar.
Beberapa foto
lainnya termasuk foto ketika jo masih SMA dan menggendong blu yang masih balita,
Serta foto dia memeluk blu setelah konser. Kalau foto itu diletakkan bersebelahan.
Jo tidak tahu apakah dia harus senang karena dara sudah menghabiskan banyak
waktu mempersiapkan kado ini, Atau khawatir karena tanpa seizinnya. Satu lirikan
kepada blu mengatakan bahwa dia jelas jelas tidak peduli akan itu. Blu mengucapkan
terima kasih dengan memeluk dara dan menelepon poppy untuk mengucapkan terima kasihnya.
Ketika blu sedang berbicara ditelepon, Dara membuka lemari pakaian dan mulai menarik
sebuah kaus dan jins dari dalamnya. Jelas jelas dia sedang mempersiapkan diri
untuk aktivitas hari itu. Menyadari bahwa sesuatu yang sangat simple seperti
dara mempersiapkan diri, Membuat jo merasa seperti seorang pengintip, Dan jo merasa
tidak nyaman.
"Saya
sebaiknya juga bersiap siap. Kita ketemu lagi jam setengah sembilan untuk sarapan,
“ucap jo setelah melambaikan tangan pada blu dan berjalan kembali kekamarnya.
DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 22
No comments:
Post a Comment