Bab 15
ORGANIZED CHAOS
Setelah segala
persiapan selama beberapa bulan, Akhirnya hari konser blu datang juga. Tiket sudah
habis terjual dan blu kelihatan sudah tidak sabar untuk menyelesaikan konser ini
supaya tidak perlu lagi menghabiskan setiap harinya berlatih vokal. Suasana belakang
panggung penuh dengan hura hura yang terorganisasi dengan baik. Kru konser yang
bisa diidentifikasi dengan pakaian serbahitam dan mengalungkan tanda pengenal
bertuliskan " CREM" berlalu laalng dan sibuk berbicara satu sama lain
melalui headphone yang tersambung dengan walkie talkie yang digantung pada pinggang
mereka.
Blu duduk diruang
ganti dengan kostum penuh sambil mendengarkan musik dari iPod, Menunggu hingga
artis pemb uka.
Konser selesai. Semua kru sudah keluar dari ruangan semenjak tiga puluh menit yang
lalu dan membiarkan blu dan dara berdua saja. Tante poppy sudah menelpon tadi
sore untuk mengucapkan dujungannya ketika blu sedang melakukan souncheck, Jadi tidak
ada siapa pun yang mengganggu keheningan ruangan itu.
Samar samar dara
bisa mendengar entakan musik yang datang dari panggung dan tepukan meriah setiap
kali entakan musik berhenti. Sepertinya artis pembuka blu cukup sukses, Meskipun
begitu, Mood blu kelihatan sedikit sendu. Dara tidak tahu apakah itu disebabkan
oleh demam panggung atau pertemuannya dengan kayla.
Dua jam yang
lalu ketika tim make up dan penata rambut sedang mendandani blu, Jo datang untuk
memberikan dukungan kepada adiknya sambil menggandeng kayla yang mengenakan tank
top berwarna hitam, Jins pensil berwarna biru gelap, Dan sepatu hak paling tinggi
yang pernah dilihat dara. Dara tidak tahu bagai mana kayla bisa berjalan dengan
sepatu seperti itu.
“ Blu, KenalkaN
ini mbak kayla, “ucap jo dan menarik kayla kehadapannya untuk diperkenalkan kepada
adiknya.
Mata blu sedikit
melebar ketika melihat kayla. Jelas jelas dia merasa tidak nyaman karena ada
orang
asing diruang
gantinya, Tapi dia tetap mengulurkan tangannya untuk menyalami kayla, Meskipun dia
menggunakan alasan bahwa dia sedang didandani sehingga tidak bisa berdiri dari
kursinya.
“ Good luck
ya, Blu. Apa kamu nervous? What am I talking about, Of course kamu nervous. Mbak
juga bakal begitu kalau sampai ada lima ribu pasang mata yang ngeliatin mbak pada
saat yang bersamaan. Mbak salut kamu bisa setenang ini. Untung aja mbak kerjanya
di studio yang biasanya cuma bisa menampung tiga ratus orang, “ucap kayla, Dengan
cepat berusaha terdengar bersahabat.
"Mbak dengar
dari Oom danung kalau acara jumpa fans kamu tadi siank heboh banget. Banyak yang
sengaja datang dari daerah hanya untuk nonton konser kamu ini. Katanya sampai ada
yang nangis segala saking senangnya ketemu kamu, “lanjut kayla.
Blu hanya mengangguk
dan tersenyum kaku, Membuat kayla sedikit salah tingkah dan nyerocos lebih panjang
lagi.
"Oh ya,
mbak denger dari mas jo kalau kamu suka justin Bieber. Mbak juga suka banget sama
dia, Meskipun banyak orang bilang dia nggak berbakat sama sekali. Mbak rasa mereka
semua cuma jealous sama dia. Nanti pas kamu selesai konser....."
Setelah beberapa
menit kayla sepertinya masih tidak berniat untuk berhenti. Blu mengalihkan
perhatiannya dari kayla san matanya bertemu dengan dara lewat cermin, Meminta
bantuannya. Dara baru saja akan membuka mulutnya ketika Pak danung muncul dan menggiring
kayla dan jo keluar ruangan. Jo kelihatan tersinggung karena diusir, Tapi pak danung
berkeras dengan mengatakan bahwa blu perlu ketenangan sebelum naik panggung. Jo
baru mau meninggalkan ruangan setelah memastikan blu akan baik baik saja.
Tiba tiba dara
mendengar ketukan dipintu dan sebelum dara bisa berdiri dari kursinya, Pintu sudah
terbuka dan pak danung berkata, "It's show time."
Dengan sistematis
blu menarik earphone dari telinganya dan meletakan iPod nya di atas meja rias.
Dia lalu menutup mata, Menundukan kepala dan menjalin kedua telapak tangannya
di depan dada untuk berdoa. Meskipun pernah melihat rutinitas ini sebelumnya, Tapi
dara masih tetap terkesima ketika melihatnya lagi. Setelah menyentuh kening, Dada,
Bahu kanan dan bahu kiri untuk membuat tanda salib dengan tangan kananya, Blu
membuka matanya dan berkata, “ let's go." Sekali lagi dara terkesima dengan
perubahan pada wajah blu dari seorang anak remaja menjadi penyanyi profesional.
Blu meraih tangan
dara dan mereka melangkah keluar ruangan. Begitu merek muncul dilorong, Salah satu
kru langsung mengucapkan, “ oke, blu is moving, People, “ pada headset nya. Dan
sambil diiringi oleh Pak danung, Revel, JO(minus kayla yang kemungkinan besar sudah
duduk dikursi VVIP) dan para kru, Mereka berjalan menuju panggung. Suara 5000 orang
meneriakkan nama blu berulang ulang terdengar lebih jelas sekarang. Mereka berpapasan
dengan artis pembuka blu, Yaitu Bintang, Peain biola solo dengan aliran musik pop
rock yang berkata, “ Good luck. Mereka sudah nggak sabar ingin melihat kamu, “ sambil
mengacungkan kedua jempolnya. Blu hanya tersenyum sopan dan melanjutkan langkah.
Sejenak kemudian
mereka tiba di tepi panggung, Dan Dara meremas tangan blu sambil mengatakan, “
All the best, “sebelum blu diiringi oleh kru panggung ke posisinya dibelakang tirai
hitam. Salah satu kru menyematkan receiver pada bagian belakang kostum blu dan
kru yang lain meminta blu mengenakan monitor pada telinganya. Seorang kru lagi
menyerahkan mikrofon wireless kepadanya. Blu menarik napas ketika suara MC meneriakkan,
“ Dan tanpa perlu menunggu lama lama lagi, Kami persembahkan... BLUUU!!!!"
Seiring dengan
dentingan suara piano orkestra memainkan lagu pembuka konser, Meledaklah tepuk tangan
penonton diluar sana. Tirai terbuka, Wajah blu disinari oleh lampu sorot yang
juga menyinari background panggung dengan sinar kuning yang sendu dan koser pun
dimulai.
Bagi dara, Dua
jam kemudian berlalu cepat, Diisi dengan membantu blu mengganti kostum tiga kali
semestara tim make up sibuk memoles wajah blu dengan nuansa make up baru dan penata
rambut menata ulang rambut blu agar sesuai kostum. Dara baru bisa mengembuskan napas
lega ketika blu kembali ke ruang ganti setelah menyanyikan ekstra dua lagu untuk
menghibur penonton yang menginginkan encore.
Jo muncul untuk
memeluk blu dengan erat sebelum mengangkat tubuh blu dan memutar mutarnya seakan
blu masih berumur lima tahun.
"I am sooo.....
Pround of you!" Teriak jo, Lalu mencium kedua pipi blu dengan suara “ Ceplok"
yang cukup keras.
Beberapa orang,
Termasuk dara hanya bisa terkesima melihat kelakuan jo yang biasanya tidak pernah
mau memperlihatkan betapa dia menyanyangi adiknya, Kini mempertontonkannya tanpa
malu malu di depan umum.
"Mas suka
konsernya?” Tanya blu.
"I love
it. Bagus banget. Apalagi lagu kamu yang terakhir waaahhhh....(Terharu deh."
Blu tersenyum
lebar menerima pujian ini. Ketika tatapan jo bertemu dengan darA, jo pun tersenyum
lebar padanya. Mau tidak mau dara membalas senyuman itu. Jo menghabiskan lima menit
lagi untuk ngobrol dengan blu sebelum pamit untuk mengantar kayla pulang. Sementara
dara membereskan kostum dan memasukannya kedalam mobil, Blu bersama pak danung dan
revel memberikan ucapak terimaa kasih kepada semua orang yang telah memnatu menyukseskan
konser tersebut. Mereka baru bisa meninggalkan JHCC sekitar satu jam kemudian setelah
kru make up selesai membersihkan wajah blu dari make up tebel yang dikenakannya.
Itu sebabnya ketika blu dan dara masuk kedalam rumah jam sudah menunjukkan pukul
12.00. Bi uti menyambut kedatangan mereka dengan rambut sedikit acak acakan dah
wajah mengantuk sehingga dara memintanya untuk kembali tidur saja. Dan setelah berbagai
argumentasi, Akhirnya bi uti mengalah dan menghilang ke bagian belakang rumah.
“ Kamu sebaiknya
langsung mandi, Habis itu tidur. Kamu pasti capek sekali. Untuk aja besok kamu
libur sekolah, Jadi kamu nggak perlu bangun pagi. Apa kamu perlu apa apa lagi dari
mbak?” Tanya dara.
“ Apa mbak perlu
bantuan ngangkat kostum dari mobil?” Dara menggeleng." Besok pagi pagi mbak
harus bawa kostum kamu ke dry cleaner, Jadi mendingan nggak usah diturunin, “ Jelas
dara.
Pada saat itu
jo muncul. Dari rambutnya yang agak basah dan aroma sampo laki laki yang menyerang
indra penciumannya, Dara tahu jo baru saja mandi. Ketika tiba dirumah jo beberapa
menit yang lalu, Dara agak terkejut ketika menemukan mobil jo digarasi karena dia
pikir jo akan keluar semalaman dengan kayla.
Perhatian dara
masih terpaku pada jo sehingga di hampir saja jatuh tersungkur ketika blu menyerangnya
dengan pelukan. Satu satunya hal yang membuatnya masih bisa berdiri adalah pegangannya
pada kusri makan yang cukup berat sehingga bisa menahan tubuh blu. Selama beberapa
detik dara hanya terdiam saking terkejutnya, Tapi kemudian membalas pelukan itu.
Blu tidak perlu mengatakan apa apa, Tapi dara tahu inilah cara blu untuk mengucapkan
terima kasihnya. Setelah blu melepaskan nya, Dara menggenggam kedua bahu blu dan
menatap wajahnya yang kelihatan agak terkejut dengan tindakan barusan.
"You're
welcome, “ucap dara dan blu tersenyum malu malu sebelum menganggukan dan berjalan
menuju kamarnya.
"Nite,
Mas, “ucap blu ketika melewati jo, Yang membalas selamat malam itu.
"What was
that about?” Tanya jo pada dara ketika dia mendengar pintu kamar blu dibuka kemudian
ditutup.
Dara hanya mengangkat
bahu dan berkata, “saya pamit dulu, Nggak mau kemalaman dijalan, “ Dan tanpa menunggu
balasan dari jo. Dara memutar tubuhnya menuju pintu depan.
Dia baru saja
membuka pintu depan ketika mendengar jo berkata, “ Kalau kamu mau tunggu sampai
saya pakai sandal, Saya bisa antar kamu pulang."
Kata kata ini
membuat dara memutar tubuhnya dan menatap jo yang sedang berjalan menuju rak sepaty.
Tangan kanan lelaki itu sudah menggenggam kunci mobil.
"Mas jo
mau mengantar saya pulang?” Tanya dara bingung. Selama dia bekerja untuk blu, Tidak
pernah sekali pun jo menawarkan untuk mengantarkannya pulang, Tidak peduli jam berapa
dia baru bisa pulang. Jo memang menawarinya membawa mobil dinas pulang kalau dia
harus pulang malam, Tapi dara tidak mau bertanggung jawab kalau saja terjadi apa
apa dengan mobil itu, Karena itu dia tidak pernah menerima tawarannya itu. Dia
sudah terbiasa naik taksi yang cukup mudah didapatkan di depan rumah jo, Dan karena
penggantian ongkos taksi adalah salah satu keuntungannya yang dia dapatkan dari
pekerjaan ini, Dara tidak punya alasan untuk mengeluh.
"Yep, Kasih
saya dua menit, “ Balas jo sambil mengenakan sandalnya.
“ Dengan
memakai baju tidur?” Tanya dara lagi sambil melarikan matanya pada selana basket
warna biru tua dan kaus putih dengan leher "V" yang dikenakan jo.
“ Jangan ngaco!
Ini bukan baju tidur saya, “ Balas jo dan mengintari dara untuk membuka pintu
depan.
Melihat bahwa
jo betul betul serius akan mengantarnya pulang. Dara tersadar kembali. "Nggak
usah repot repot. Saya bisa pulang sendiri ko. Lagian sudah malam, “ Tolak dara.
"Itu sebabnya kenapa saya mau mengantar kamu pulang, “ Tandas jo sambil melambaikan
tangan, Mempersilahkan dara keluar duluan.
"You really
don't have to do this."
“ Dara, Bisa
nggak sih kamu nurutin apa kata saya untuk satu kali ini aja tanpa berdebat dengan
saya?" Dara sebetulnya masih ingin membantah, Tapii melihat ekspresiputus
asa pada wajah jo, Dia menahan diri dan memutuskan untuk melayani keinginan jo untuk
malam.... mmm... Pagi ini saja.
Selama sepuluh
menit dara terdiam diri, Membiarkan jo berkonsentrasi untuk memanuver mobil. Meskipun
tidak ada kemacetan, Masih banyak mobil berlalu lalang. Di dalam mobil cukup gelap,
Tapi lampu dasbor memberikan cukup penyinaran sehingga dara bisa melihat wajah
jo dengan cukup jelas. Laki laki itu kelihatan waspada memperhatikan lalu lintas
disekitarnya, Memastikan bahwa mobilnya memberikan cukup jarak dari motor dan mobil
lain. Sesuatu yang cukup sulit dilakukan mengingat ukuran SUV nya. Tanpa disadarinya,
Dara mulai mengambil inventori kaki laki yang duduk disebelahnya ini. Dia selalu
suka memperhatikan laki laki yang sedang nyetir karena menurutnya ada sesuatu yang
seksi dengan postur tubuh mereka yang menyandar santai pada kursi, Tangan kanan
yang menggengam setir, Dan tangan kiri yang beristirahat pada perseling. Dan jo
tidak terkecuali. Pada saat itu jo mengulurkan tangan untuk menghidupkan radio
dan dara bisa melihat tato salib bermotif gothic di lengan kirinya. Dan sebelum
bisa menahan diri, Tangan dara sudah menyentuh tato tersebut.
Jo tidak bisa
bernapas ketika merasakan sentuhan jemari tangan dara yang lembut pada lengannya.
Dia tidah tahu apa yang membuat dara berani menyentuhnya, Tapi ketika dara perlahan
menarik garis dari pergelangan tangan hingga sikunya dan kembali ke jari telunjuknyA,
jo tidak lagi peduli akan alasannya. Yang dia inginkan adalah agar dara tidak berhenti.
Selama beberapa detik jo mencoba mengatur napasnya.
Dia mencuri pandang
kearah dara untuk melihat apakah wanita itu memang sengaja melakukannya dan mendapati
perhatian dara terpaku pada tatonya. Mata dara kelihatan agak sedikit tidak fokus,
Seakan terpesona. Meskipun lengannya mulai terasa tidak nyaman karena menggantung
diudarA, jo tidak berani menggerakkannya. Dai seharusnya tidak menawarkan diri
untuk mengantarnya. Yang jelas ketika dia melihat dara berada dirumahnya beberapa
menit yang lalu dengan penampilannya yang sedikit acak acakan dan wajah lelah tanpa
make up karena sudah kerja ekstra untuk memastikan blu terjaga dengan baik, Jo
merasa suatu dorongan untuk menjaga dara.
Tapi kini untuk
duduk disebelahnya dengan jarak hanya kurang dari setengah meter, Jo tahu ini bukan
ide terbaik.
“ Do you like
it?” Tanya jo pelan.
Dara menarik
perhatiannya dari tato jo dan menatapnya seakan dia mendengar jo berbicara tapi
tidak memahami kata kata yang didengarnya.
“ Apa kamu suka
tato saya?” Jo mengulang pertanyaannya. Dan seperti baru sadar akan apa yang dia
sedang lakukan dara menarik napas terkejut, Matanya terbelak, Wajahnya memerah
dan langsung menarik jemarinya. Dalam hati jo menyumpah. Kenapa juga dia harus membuka
mulutnya?
"I'm sorry.
Saya nggak... Maksud saya......" Terbata bata dara mencoba memalingkan tindakannya,
Tapi
tidak bisa.
Dia kelihatan panik dan memalingkan wajahnya kedepan agar tidak lagi menatap jo.
Kemudian dengan suara pelan dia berkata, “ I'm sorry.
Suasana didalam
mobil terasa kaku karena jelas jelas dara kini kelihatan tidak nyaman berada didalam
mobil bersama jo. Dan jo memutar otaknya untuk menghapus dara dari rasa bersalah.
“ Kamu suka tato salib saya?” Jo mengulang pertanyaannya untuk yang ketiga kalinya.
Dia tidak tahu
kenapa, Tapi dia betul betul ingin tahu pendapat dara tentang tatonya. Dara menutup
matanya selama beberapa detik dan jo berfikir dara akan menolak menjawab pertanyaan
itu, Tapi kemudian dia melihat dara mengangguk. Dan jo mengomeli dirinya sendiri
ketika menyadari pengakuan itu telah membuat hatinya sedikit berbunga bunga.
Aksi mengomel
dalam hati jo terputus oleh kata kata dara selanjutnya."Itu ditato di mana?"
Itu adalah kata
kata terakhir yang dipikirkan jo akan keluar dari mulut dara, Karena itu dia sedikit
terbata bata ketika menjawabnya.
"Mmm....
Dijerman... Di Berlin tepatnya. Setelah saya wisuda."
Dari sudut matanya
jo melihat dara masih menolak mentapanya, Tapi wanita itu menganggukan kepala
sebelum bertanya lagi.
“ Kenapa
memilih salib?"
"Untuk
selalu ingat bahwa hidup kita ditangan tuhan, Dan apa pun yang kita lakukan tidak
akan sekses tanpa seizinnya."
Dara langsung
menoleh mendengar penjelasan ini. Matanya melebar seakan terkejut dan tidak percaya
oleh pengakuan jo.
“ Kenapa kamu
kelihatan kaget?"
Dara menggelengkan
kepala, Dan bukannya menjawab pertanyaan itu dia justru bertanya lagi."
Kalau jangkar yang dilengan kanan, Maksudnya apa?"
Kini dara
berani menatapnya ketika bertanya. Biasanya jo merasa agak risi menjawab pertanyaaan
seperti ini, Yang menurutnya bersifat privat. Hanya ada segelintir orang yang tahu
bahwa tato ditubuhnya bukan
hanya sekedar
tato, Tapi itu adalah sebagian dari dirinya. Seperti autobiografi yang ditumpahkan
melalui simbol simbol yang sicap dikulit, Bukannya ditulis diselembar kertas. Intinya,
tato tao itu menceritakan siapa dirinya. Segala etika dan nilai nilai hidup yang
dia percayai dan ikuti sengaja ditato ditubuhnya, suapay dia tidak akan pernha
melupakannya itu. Dia sama sekali tidak pernah berfikir akan membuka dirinya pada
dara, Tapi dia mendapati dirinya memberikan penjelasan.
"Untuk
mengingat saya supaya selalu menyentuh bumi, “ Jelasnya. "Yang itu juga ditato
di Berlin?"
"Nggak,
Yang itu ditato waktu saya pergi berlibur ke Amsterdam, Tahun kedua saya kuliah."
"Sakit nggak waktu ditato?"
"Lumayan,
Tapi nggak sesakit waktu saya nato bagian tubuh saya yang lain, “ucap jo.
Mata dara langsung
melebar, Dan jo tahu dara sudah mendengar gosip tentang lokasi tato tapal kudanya.
Dia tidak tahu bagaimana gosip itu bisa muncul. Pertama, dia bahkan tidak punya
tato tapal kuda dimana pun. Kedua, kalaupun dia memiliki tato tapal kuda, dia tidak
akan menatonya diarea itu. Bukan saja karena tidak ada cukup kulit untuk bisa menato
tapal kuda dengan sempurna, tapi juga karena dia tidak cukup masochistic untuk
menato area yang sangat sensitif. Seperti itu.
Mencoba mengalihkan
perhatian dara dari tatonya, jo bertanya, “ kenapa kamu tanya tanya? Memangnya
kamu mau ditato?"
Sebelum menjawab
pertanyaan jo, Dara menarik karet yang mengikat rambutnya dan rambutnya yang panjang
langsung tergerai, Menyebarkan aroma lily didalam mobil. Jo mencoba tidak bernapas
untuk mengontrol reaksi tubuhnya akan aroma itu.
“ Dulu saya
memang penasaran dengan tato. Bahkan sempat berfikir mau bikin tato mawar dipunggung
bagian bawah saya, Tapi kemudian nggak jadi. Saya nggak yakin saya bisa tahan sakitnya."
Dan ketika mendengar
kata kata darA, jo menyerahkan untuk mencoba membersihkan kepalanya dari memikirkan
yang tidak tidak tentang dara. Bayangan tato mawar dikulit dara yang kuning langsat
hampir membuatnya kehilangan akan sehat. Dia harus mengeratkan tangannya pada
setir untuk mencegahnya melakukan hal hal yang akan disesali kemudian.
“ Dan sekarang....
Panji akan memarahi saya kalau sampai saya punya tato."
"Panji tunangan
kamu itu?” Tanya jo dengan nada agak sinis.
Dan tidak ada
hal lain yang ingin dia lakukan selain menonjok panji ketika mendengar dara mengucapkan
namanya. Jo terkejut sendiri dengan ganasnya perasaan itu. Untungnya dara yang
sedang mengangguk sepertinya tidak menyadarinya. Untuk mencegahnya membedah lebih
lanjut kenapa dia merasa seperti itu, Jo mencari topik baru.
“ Apa besok kamu
ada hal hal yang perlu dikerjakan selain membawa kostum blu ke dry cleaning?"
Oke, Kostum blu sepertinya topik yang cukup aman, Ujar jo dalam hati.
"Maksudnya
nanti?" "Hah?” Tanya jo bingung.
"Sekarang
sudah hampir jam satu pagi, Jadi kayaknya lebih tepat kalau disebut nanti, “ Jelas
dara sambil menunjukan jam digital yang ada didasbor.
Tatapan jo jatuh
pada jam itu dan sebuah senyuman muncul disudut bibirnya. Dia kemudian berkata,
“ Oke, Pertanyaan saya koreksi. Apa nanti kamu ada hal hal yang perlu dikerjakan
selain membawa kostum blu ke dry cleaning?” Dia sengaja menekankan kata"nanti"
pada pertanyaannya itu.
Dara tertawa
dan membalas, " Nope. Just that."
“ Kalau gitu
kamu bisa melakukan itu hari senin ajA, jadi besok kamu bisa ambil cuti." Mm,
Tapi kostum blu masih ada didalam mobil, Saya nggak turunin."
"Nggak apa
apa. Bi uti bisa turunin dari mobil dan menyimpan dikamar blu sampai hari senin."
"Really?"
"Really, Really, “ Balas jo dan terdengar seperti
keledai di film shrek dan satu detik kemudian tawa mereka meledak.
DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 16
No comments:
Post a Comment