Bab 27
BITTER PILL
“ This better
be good. Aku sudah membatalkan meeting penting dengan klien untuk kamu, “ucap panji
yang sedang menarik dasinya dengan sedikit ganas.
Dara meneleponnya
sejam yang lalu, Memintanya untuk datang menemuinya di rumahnya. Untuk pertama
kalinya dara tidak peduli bahwa dia telah mengganggu jadwal kerja panji. Dia sudah
mengambil keputusan dan harus memberitahu panji secepatnya serta menerima apa pun
konsekuensi tindakannya ini. Tidak ada gunanya menunda lagi. Selama beberapa bulan
ini sudah ada banyak situasi yang menindikasinya bahwa dia tidak akan pernah bisa
betul betul bahagia bersama panji, Yang dia abaikan karena laki laki itu terlalu
keras kepala dan meolak membuka mata. Tidak lagi. Kini, Membayangkan dirinya terikat
dengan panji untuk dua puluh tahun kedepan membuat dara panas dingin.
Mungkin dia harus
berterima kasih kepada jo yang secara tidak langsung telah membantunya menyadari
semua ini. Walau bagaimanapun, Kini dia tahu panji berhak tahu segalanya. Tentang
apa yang sudah terjadi antara dirinya dan jo. Dara tahu panji akan marah besar dan
kemungkinan tidak akan memaafkannya, Tapi itu the right thing to do. Kejujuran akan
membuatnya merasa lebih baik keika mengakhiri hubungannya dengan panji dan dia bertekad
melakukannya. Satu hal yang dia sesali adalah bahwa dia baru bisa melakukan ini
sekarang, Sebulan sebelum mereka menikah.
Untung saja
siang ini ibu dan papa sedang keluar dan krisna pergi entah ke manA, jadi rumah
kosong. Dara yakin dia harus melakukannya sekarang, Siapa tahu panji memutuskan
untuk membentak bentaknya begitu mendengar penjelasannya. Dia lebih memilih dibentak
ketika sedang sendiri daripada di hadapan keluarganya.
Panji yang
melihat ekspresi wajah dara langsung waswa. "What's going go?” Tanyanya.
“ Ada sesuatu
yang perlu aku bicarakan dengan kamu. Sebaiknya kamu duduk, “ucap dara dan mempersilahkan
panji duduk.
Panji mengangkat
alisnya ketika sadar dara mempersilahkannya duduk diruang tamu, Bukan di kamar tidurnya
seperti biasa. Setelah panji duduk, Tanpa ancang ancang lagi dara langsung berkata,
“ Aku mau membatalkan pernikahan kita."
Panji kelihatan
bingung sejenak, Tidak betul betul memahami kata kata dara. "Maksud kamu
menunda?"
"No, Nggak
menunda. Maksud aku batal, Alias aku nggak mau menikahi kamu." “ APAAA?!"
Teriak panji dan berdiri.
“ Kalau kamu
mendengar penjelasanku, Aku rasa kamu juga nggak akan mau menikahi aku lagi. Bisa
tolong kamu duduk? Aku nggak mau harus mendongak selama menjelaskan, “pinta
dara.
Panji kelihatan
semakin bingung dan dara tidak menyalahkannya. Untungnya panji kemudian kembali
duduk. Dara memutar tubuhnya agar berhadapan dengan panji.
“ Aku sudah
melakukan sesuatu yang seharusnya nggak aku lakukan. Dan demi tuhan akau menyesalinya
karena aku tahu itu akan menyakiti kamu. Aku seharusnya bilang ke kamu sebelum
ini, Tapi aku belum siap atau terlalu pengecut untuk menghadapi kensekuensi tindakan
aku itu."
"What did
you do?" Tanya panji curiga.
Dara menarik
napas." Beberapa bulan yang lalu aku sudah membiarkan jo menciumku, “ucap dara.
You did what?" Saking terkejutnya panji hanya bisa membIsikkan kata katanya
ini daripada meneriakkannya.
Dara mengambil
kesempatan keterkejutan panji ini dengan melanjutkan, “ Bebrapa bulan kemudian
dia menciumku lagi waktu kami di Singapura, Tapi lain dengan sebelumnya, Kali ini
aku membalas ciuman itu." Kini panji hanya bisa menganga melihat dara. Dia
jelas jelas tidak pernah menyangka dara akan berani melakukan ini kepadanya.
Sekali lagi dara menarik napas, Mengumpulkan keberanian untuk mengatakan yang
selanjutnya." That not the worst part."
Mata panji sudah
terbelak, Tapi dara menolak mundur dan dengan cepat dia berkata, “ beberapa minggu
yang lalu kami sudah tidur sama sama."
“ As in...."
Panji tidak
perlu menyesali pertanyaannya, Dara tahu apa yang dimaksud olehnya." Yes,
“ Jawab dara. “ THAT MOTHERFUCKER. I'M GOING TO KILL HIM,' geram panji dan dengan
penuh kemarahan langsung bangun dari sofa menuju pintu depan.
Sekuat tenaga
dara mencoba menarik lengan panji." Ji, Kalau kamu mau menyalahkan orang,
Salahkan aku. Aku seharusnya lebih bisa menahan diri. Aku yang sudah bertunangan,
Dia masih single. Ini semua salah aku.
"Oh, Setelah
aku membunuh dia, Aku akan kembali untuk berurusan dengan kamu, Bentak panji dan
dengan kasar menarik lengannya dari genggaman dara." How could you do this
to me?"
Dara melepaskan
lengan panji setelah yakin laki laki itu tidak akan lari keluar rumah. "
Aku tahu aku salah dan aku minta maaf. Tapi sekarang kamu tahu kenapa aku nggak
bisa menikahi kamu."
"Like hell
kamu nggak akan menikahi aku. Kita akan tetap menikah, “ Teriak panji.
"What?!
Ji, Apa kamu nggak mendengar apa yang baru aku katakan? Aku sudah selingkuh dan....."
“ Aku dengar semuanya. Kamu nggak perlu mengulanginya lagi. Tapi aku nggak akan
mempermalukan diriku dan keluargaku dengan membiarkan kamu membatalkan pernikahan
ini sekarang. Kita akan tetap menikah dan aku akan membuat kamu membayar apa yang
sudah kamu lakukan kepadaku."
Selama bebrapa
detik dara hanya bisa menatap panji, Mencoba mencerna kata katanya." Ji, Aku
nggak bisa menikahi kamu, “ucap dara setenang mungkin.
“ Kamu bisa
dan kamu akan menikahi aku, “ omel panji sambil mencengkeram lengan atas dara.
"No, I won't, “ Balas dara tegas.
"Yes.....you....will,
“ Teriak panji dan mulai mengguncangkan tubuh dara seakan dia boneka.
“ Ji, Lepasin
aku. You're hurting me!" Teriak dara mulai panik. Dia tidak suka tatapan panji
padanya. Panji kelihatan seperti orang yang sudah kehilangan akal sehat.
Seperti baru
sadar akan apa yang dia sedang lakukan, Panji melepaskan dara dengan tiba tiba,
Membuat dara hampir saja kehilangan keseimbangannya. Dia kemudian memutar tubuh
nya membelakangi dara. Bahunya naik turun dan dara tahu panji sedang mencoba mengontrol
emosinya. Dara memutuskan untuk memberinya sedikit ruang untuk melakukan itu tanpa
mengatakan apa apa. Dengan hati hati dia mengusap lengan atasnya yang dia yakini
akan memar besok karena cengkraman panji.
“ Jawab satu
pertanyaan, Dara. Apa kamu membatalkan pernikahan kita untuk bisa sama sama dengan.....
Dia? Apa kamu meninggalkan aku untuk .... Jo? “ Tanya panji setelah beberapa menit
dalam keheningan.
Entah kenapa,
Pertanyaan itu membuat rasa sakit yang tidak terkira kedalam hati dara. Jo jelas
jelas tidak akan meniginginkannya lagi setelah apa yang sudah dilakukannya. Kesedihan
menyerangnya dengan tiba tiba dan dengan susah payah dia menelan tangis untuk berkata,
“ Nggak. Aku melakukan ini untuk diriku sendiri."
Mendengar ini
panji memutar tubuhnya sambil menggumam, “ ini sama sekali nggak masuk akal. Apa
yang membuat kamu selingkuh dari aku? Apakah yang sudah aku lakukan kepada kamu
isn't right? Aku sudah memberi kamu segalanya."
Semua itu diutarakan
panji dengan penuh keputusaa, Dan tanpa dara sadari, Dia sudah mulai menjelaskan.
“ Kamu laki laki yang sempurna. Kamu memiliki segala karakteristik untuk menjadi
seorang suami. Kamu stabil, Punya pekerjaan mapan, Dan ambisius di segala aspek
kehidupan kamu. Kamu tahu apa yang kamu mau dan nggak mengenal kata kompromi.
Aku selalu menghargai semua hal tentang kamu ini."
Panji menatapnya
penuh tanda tanya, Dan dara melanjutkan,
“ Tapi kamu
juga suka sekali mengontrol segala sesuatu di sekitar kamu, Termasuk aku. Kamu memiliki
ide tentang bentuk istri yang kamu inginkan dan kamu mencoba mencetak aku jadi
seperti itu. Selama ini aku sudah jungkir balik mengubah diriku untuk memenuhi
keinginan kamu, Tapi aku nggak bisa melakukannya lagi. Aku ngerasa kamu sudah
mencekik kehidupan aku, Ji. Aku bahkan sudah nggak tahu siapa diri aku lagi."
Panji terdiam,
Seakan mencoba memproses semua informasi ini. Dara lega karena setidak tidaknya
dia cukup tenang ketika melakukannya.
“ Kamu bilang
kamu sudah jungkir balik mengubah diri kamu untuk aku. Hal hal apa aja yang sudah
kamu lakukan?" Tanya panji setelah beberapa menit.
Panji menatap
dara ketika menanyakan ini dan dara menarik napas, Mempersiapkan diri akan luapan
perasaan yang dia sudah coba kubur selama dua tahun ini.
“ Kalau boleh
memilih, Aku lebih suka rambut pendek, Paling panjang sebahu supaya nggak ribet
ngurusnya, Tapi aku memanjangkan rambut karena aku tahu kamu suka wanita berambut
panjang. Aku sama sekali nggak suka makan sayur, Tapi lebih dari apa pun juga aku
paling benci wortel. Dan aku nggak tahan kalau ngeliat kamu makan wortel mentah.
Yuck!" Dara bergidik dan meringis sebelum melanjutkan, “ aku senang pakai
sendal dan paling sebal pakai sepatu berhak tinggi, Tapi aku selalu mencoba mengenakan
sepatu hak kalau keluar dengan kamu karena aku tahu kamu suka kaki aku kalau pakai
sepatu hak. Aku orangnya mandiri, Tapi selama ini aku selalu nelepon kamu meminta
bantuan, Karena aku tahu itu membuat kamu merasa di butuhkan. Aku punya opini tentang
banyak hal, Tapi aku selalu mengikuti opini kamu karena kamu nggak suka kalau aku
membantah. Aku juga.... M"
"Masih
ada lagi?" Potong panji dengan mata melebar.
Dara mengangguk.
Oh, Kalau panji sampai tahu berapa banyak dari dirinya yang sudah dia ubah untuk
mengakomodasikannya, Panji akan sadar bahwa dia tidak mengenalnya sama sekali.
Dara baru saja akan melanjutkan penjelasannya ketika panji mengangkat tangannya
untuk menghentikannya.
“ Kalau kamu
sebegitu nggak puasnya dengan aku, Kenapa kamu nggak pernah membicarakannya dengan
aku sebelum ini?"
“ Karena selama
ini aku bisa menoleransinya, Tapi kemudian jo...." Dara menghentikan dirinya
yang sudah
membawa bawa
nama jo ke dalam diskusi mereka ini. Suatu kesalahan besar kalau dilihat dari reaksi
panji yang kini sedang menatapnya dengan tajam.
“ Dia memberikan
segala hal yang nggak bisa aku berikan ke kamu. Itu sebabnya kamu lari ke dia."
Panji
menutup kalimat
dara." Aku seharusnya nggak pernah memeperbolehkan kamu mengambil pekerjaan
kamu kembali, Nngak peduli bayarannya. Kalau aku tegas dengan pendiriaNku, Kamu
nggak akan pernah tergoda oleh jo. Aku sudah tahu jelas laki laki seperti apa dia,
Dan aku masih melepaskan kamu di sekitar dia."
“ Ji, Berhenti
menyalahkan diri kamu. Kamu orang terakhir di dalam situasi ini yang bisa disalahkan.
Dan seperti yang sudah aku bilang, Aku memang memutuskan pertunangan kita, Tapi
bukan berarti aku akan lari ke jo. Aku perlu waktu sendiri. Untuk menemukan dan
mencintai diri aku lagi."
“ Berapa lama
yang kamu perlukan untuk melakukan itu? Sebulan? Enam bulan? Setahun? Berapa lama,
Dara?" Desak panji.
"I don't
know."
Selama beberapa
menit panji tidak membalas, Sepertinya sedang mencerna kata kata itu." Apa
kamu masih cinta sama aku?” Tanya panji, Suaranya sangat pelan sehingga dara hampir
saja tidak mendengarnya.
"Of course.
Always. Aku sudah menghabiskan lebih dari dua tahun hidupku bersama kamu."
Tapi nggak cukup
untuk membuat kamu menikahi aku?" Kekecewaan muncul diwajah panji dan dara
merasa betul betul bersalah akan apa yang sudah dia lakukan kepada panji, Tapi
dia hanya akan membohongi dirinya sendiri kalau sampai mengatakan" iya"
dan dia menolak untuk berbohong lagi. Dara menggeleng." I'm sorry."
“ Kalau aku akan
berusah untuk berubah dengan nggak terlalu mengontrol kamu lagi, Apa kamu akan mempertimbangkan
kembali keputusan kamu? Kalau kamu minta aku untuk menunggu, Aku akan menunggu.
Kita nggak perlu menikah sekarang. Aku akan kasih kamu waktu untuk berpikir kalau
itu yang kamu butuhkan."
Dara tidak pernah
melihat panji seputus asa ini terhadapnya, Sebab itu selama beberapa menit dia hanya
bisa menatapnya. Baru ketika dia mendengar panji memanggil namanya, Dara membalas."
Kalau kamu melakukan itu, Kamu akan jadi aku. Buntut ceritanya akan sama saja.
Ada satu pihak di dalam hubungan kita yang nggak bahagia. Apa kamu mau hubungan
yang seperti itu?"
"Point kedua,
“ucap panji, Lalu mengambil napas dalam dalam dan menghembuskannya. Dia lalu menguburkan
kepalanya di kedua telapak tangannya.
“ Dan kamu nggak
sepantasnya menunggu aku, Ji. Aku sudah menyakiti kamu, Melanggar kepercayaan kamu.
Kamu berhak mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik daripada aku, Yang nggak
pernah melakukan hal hal yang sudah aku lakukan terhadap kamu."
Panji masih menguburkan
kepalanya di kedua telapak tangannya, Membuat dara khawatir.
“ Ji, Are you
okay?” Tanya dara.
"Fuck no,
I'm not okay. Tunanganku seorang pembohong yang sudah dengan gampangnya tidur dengan
laki laki lain. Aku nggak percaya sudah menghabiskan dua tahun hidup aku untuk
kamu, “ Geram panji. Dara hanya bisa terdiam, Sedikit shock dan sakit hati mendengar
kata kata panji. Ini adalah sisi panji yang tidak pernah dia lihat sebelumnya.
Panji mungkin memang suka mengontrol, Tapi nggak pernah kasar atau kurang ajar
terhadapnya. Hal ini membuatnya sedikit takut. Kemudian dara melihat panji mengangkat
wajahnya dan apa yang dia lihat di mata laki laki itu membuatnya mundur beberapa
langkah.
“ Ji..."
“ Karena kamu
adalah pihak yang sudah membatalkan pernikahan ini, Kamulah yang harus bertanggung
jawab atas semuanya. Kamu yang harus memberitahu keluargaku tentang ini, Kamu yang
harus membatalkan katering dan gedung, Dan aku minta ganti rugi untuk semua uang
yang sudah aku keluarkan untuk pernikahan ini."
Semua hal itu
dikatakan dengan begitu dingin oleh panji sehingga dara mengigil, Tapi dia memaksa
kepalanya mengangguk.
Jo berjalan
menyisiri pantai patong, Sesuatu yang biasa dilakukannya semenjak dia sampai di
sini hampir sebulan yang lalu.
Dia tahu cepat
atau lambat bisa turisnya akan habis dan dia harus kembali ke jakarta, Tapi dia
masih ada waktu beberapa hari untuk menentukan pilihannya dan dia menolak
memikirkannya sampai dia harus melakukannya. Dia tahu" liburan"nya ini
betul betul akan membolongi kantongnya, Tapi dia terlalu patah hati untuk peduli.
Dia selalu bisa mencari uang lagi nanti setelah selesai mengiasi dirinya. Dia mempertimbangkan
untuk meneruskan liburannya ke panang atau mungkin kw Cebu. Di mana saja asalkan
jauh dari dara, Bisa dicapa pesawat terbang, Dekat dengan pantai, Dan tidak memerlukan
visa.
Selama ini jo
tidak pernah menghargai pantai yang selalu membuatnya merasa kesepian, Tapi kini
dia mendapatkan suara debur ombak mendamaikan hatinya yang sakit. Samar samar
dia mendengar suara perempuan berteriak teriak gembira dan dia melihat sebuah
banana boat berlalu cepat membawa empat wanita berbikini di atasnya. Dia menarik
bagian bawah kemeja linen yang dikenakannya, Yang melambai tertiup angin dan
mempertontonkan perutnya sebelum melanjutkan perjalanannya.
Harus diakuinya
bahwa dia menghargaI kebebasannya untuk bisa muncul di muka public tanpa di kejar
kejar orang yang ingin mengambil fotonya, Meneriakkan namanya, Dan menyentuhnya.
Meskipun begitu, Dia merindukan set drumnya, Mobilnya, Dan tempat tidurnya di rumah.
Tapi lebih dari apa pun juga, Dia merindukan blu dan bi uti.
Rumahnya kini
kembali kosong. Tidak ada lagi yang meneleponnya kalau dia pulang terlambat, Menyambutnya
dengan makan malam kalau dia pulang, Mengisi segala isi rumahnya dengan pernak
pernik kewanitaan. Kini di rumah hanya ada goldie, Dan meskipun goldie menyambutnya
kalau dia pulang, Itu tidak sama. Dia menginginkan, No... Dia membutuhkan kehangatan
sentuhan manusia di dalam hidupnya. Blu, Bi uti, Dan dara sudah membiarkannya mencicipi
rasa itu dan membuatnya ketagihan. Tapi kini dia sudah seperti seorang pecandu
dengan paksa, Membuatnya withdrawal besar besaran.
Dia tahu dia
hanya memeprlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan hidup tanpa itu semua lagi,
Yang dia tidak tahu adalah berapa lama. Mungkin inilah yang terbaik baginya. Jauh
dari segala sesuatu yang bisa menggodanya untuk menurunkan benteng pertahamammya
lagi. Toh sebelum mereka masuk ke dalam kehidupannya, Dia bisa hidup dengan damai
tanpa mereka. Jadi akan dia pastikan dia bisa dan akan melakukannya lagi.
Lima belas menit
kemudian, Yakin bahwa tubuhnya sudah menyerap cukup vitamin D, Jo menyusurkan langkahnya
kembali ke hotel. Dua wanita bule yang berpapasan dengannya menatapnya dari atas
sampai bawah dan jo melihat ketertarikan di mata mereka, Tapi jo hanya mengangguk
dan berlalu. Seks tidak akan menyelesaikan masalahnya, Dan dari cara dua wanita
itu mentapanya. Dan dia akan menembak dirinya terlebih dahulu sebelum melakukan
meaningless sex dengan meaningless strangers. Tidak sekarang setelah dia mengerti
bahwa kalau dia melakukannya dengan orang yang tepat, Seks tidak akan pernah jadi
meaningless lagi.
Mengingat wajah
dara cukup untuk membuat jo lari memasuki lobi hotel, Menaiki tangga karena tidak
sabar menunggu lift., Memasuki kamarnya, Menanggalkan semua pakaiannya, Menyalakan
shower, Dan berdiri di bawahnya, Membiarkan seluruh tubuhnya dibasuhi air dingin.
Stop thinking
about her. Stop dreaming about her. Just stop....everything about her.
She doesn't choose
you. She doesn't need you. She doesn't love you.
Setelah beberapa
menit tubuhnya sudah mulai rileks dan jo bisa bernapas lega. Betapapun dia sudah
mencoba menghapuskan dara dari dalam pikirannya, Wanita itu sepertinya menolak
meninggalkannya. Semakin dia mencoba melupakan dara, Semakin sering wajahnya, Suara
tawanya, Tatapannya, Dan sentuhannya menghantuinnya. Dia harus menghentikan ini
semua kalau dia tidak mau jadi gila.
Jo menarik napas
dan hampir menyumpah ketika samar samar dia bisa mencium aroma bunga lily.
Menyadari bahwa
aroma itu datang dari sabun itu ke dalam tempat sampah dan mandi menggunakan sampo.
Setidak tidaknya samponya tidak mengingatkannya pada dara.
DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 28
No comments:
Post a Comment