Bab 24
INSECURITIES
Dara terbangun
di tempat tidurnya, Di kamarnya di rumah, Oleh deringan HP, Dan memutuskan untuk
tidak menghiraukannya. Ini hari cutinya, Makan dia tidak perlu ada di mana mana.
Masih diselimuti rasa kantuk, Dara membalikan tubuhnya dan meringis ketika merasakan
kekakuan ototnya. Menyadari hal itu, Matanya langsung terbuka lebar.
Flashblack
tentang kejadian tadi malam perlahan lahan mengalir kembali. Mengingat apa saja
yang dia lakukan tadi malam dengan jo membuat wajahnya memerah.
Tadi malam,
Ketika dara beranjak turun dari tempat tidur untuk mencari pakaiannyA, jo menariknya
kembali ke dalam pelukannya, Tidak rela membiarkannya pulang. Dara buntutnya mereka
duduk di tempat tidur, Jo bersandarkan bantal bantal dan dara bersandarkan pada
dada jo, Ngobrol sampai lewat malam. Jo menghiburnya dengan cerita cerita masa
kecilnya. Betapa dia harus belajar mandiri setelah mamanya meninggal karena papa
nya tidak pernah ada waktu untuk mengurusnya.
"Itu
sebabnya kenapa kamu bilang begitu waktu kamu nyuci piring dirumah saya, “ Gumam
dara.
Jo menyentuh
dagu dara, Memintanya mendongak. Jo kelihatan bingung dengan kata katanya ini. “
Kamu kelihatan.... Sedih waktu saya bilang kamu bisa cucui piring seperti kamu
bisa ganti oli mesin mobil,'jelas dara.
Jo melepaskan
dagu dara dan mendengus, “ saya bilang begitu?"
Dara mengangguk,
Kini mengistirahatkan kepalanya di bahu jo agar bisa melihat wajah jo dari samping.
"Saya juga bisa masak sendiri. Bukan gourment food or anything, Tapi saya
bisa bikin telur mata sapi dengan kuning telur persis di tengah."
"Really?"
Jo mengangguk
dan tersenyum malu malu mendengar nada antusias dara. Oh, Andaikan aku bisa memasukkan
senyuman jo ke dalam botol, Ucap dara dalam hati.
“ Kalau kamu
mau, Saya bisa bikinin kapan kapan, “ucap jo. "Sounds great. Thank you."
Bayangan jo berada
di dapur dengan menggunakan celemk sambil menggoreng telur untuknya membuat
dara sedikit terharu. Tidak pernah ada laki laki yang pernah memasakan apa apa
untuknya. Dan tanpa bisa menahan diri lagi, Dengan tangan kirinya dia memkasa jo
menolehkan kepadanya dan memberikan ciuman di bibirnya. Ciuman itu bertahan selama
beberapa menit, Tapi dara menghentikannya sebelum menjadi terlalu intense.
“ Bagaimana
kamu bisa berakhir berkarir menjadi drummer?” Tanya dara sambil menjalinkan jemari
tangannya dengan jemari jo.
Dia merasa
dada jo naik ketika lelaki itu menarik napas dan turun ketika dia menghembuskannya
sebelum menjawab, “No by choice. Setelah melihat apa efek drum pada papa, Saya
nggak mau dekat dekat dengan alat musik itu. Setelah mama meninggal, Emosi saya
suka tidak terkendali. Saya jadi anak yang pemarah dan senang berbuat onar di sekolah.
Bude Mel, Kakaknya papa, Yang khawatir dengan tingkah laku saya, Membawa saya ke
psikologi yang mengatakan bahwa saya memendam banyak kemarahan di dalam diri saya.
Kayak saya perlu psikologi saja hanya untuk memberitahu saya soal itu."
Dara terkekeh
mendengar komentar jo ini.” Terus?" Pancing dara.
"Waktu
saya umur dua belas tahun dan sudah menjalani terapi selama setahun lebih tanpa
hasil yang jelas, Psikologi itu mengatakan bahwa mungkin saya memerlukan suatu
saran untuk melepaskan semua kemarahan saya. Pilihannya adalah belajar tinju atau
drum, Meungkin karena dua hal itu memperbolehkan saya ngengebukin sesuatu."
Kali ini dara
tergelak dan mendongakkan kepalanya untuk menatap jo. Dia mencoba membayangkan jo
pada umur dia belas tahun dan membandingkannya dengan jo sebagai laki laki dewasa.
Apa dia sudah tahu cara menggoda wanita semenjak umur itu? Namun jo sepertinya tidak
sadar bahwa dia sedang diperhatikan dan melanjutkan ceritanya.
“ Bude Mel nggak
memperbolehkan saya mencoba tinju, Karena menurutnya itu terlalu ganas untuk anak
umur dua belas tahun, Jadi saya nggak punya pilihan lain selain drum. Saya nggak
pernah nyangka itulah terapi yang saya butuhkan, Atau bahwa saya tersnyata cukup
berbakat dengan alat musik itu. I guess it runs in the family."
Jo nyengir ketika
mengatakan itu, Membuat dara ingin menciumnya lagi. Gosh, Laki laki ini memang
ngegemisin. Dia ingin memasukkan jo ke boks dan membawanya ke mana pun dia pergi.
“ Anyway, The rest in history, “ sambung jo.
"Saya
pernah dengar berita bahwa kalau aja kamu nggak kembali ke indonesia, Karier
kamu mungkin sudah mendunia. Apa kamu pernah menyesali keputusan kamu itu?"
Jo mengangkat
bahu." Waktu saya kembali ke indonesia tujuh tahun yang lalu, Band saya di
jerman baru akan tanda tangan kontrak dengan salah satu label musik ternama di Eropa.
Tapi karena saya mundur, Mereka akhirnya harus mencari drummer baru. Album perdana
mereka cukup sukses di Eropa waktu keluar, Tapi nggak lama setelah itu mereka bubar.
Apakah mereka bisa mendunia kalau aja saya nggak mundur? Kemungkinan itu selalu
ada, Tapi saya menolak menghabiskan waktu memikirkan sesuatu yang hanya mungkin
terjadi. So, Untuk menjawab pertanyaan kamu.... Nggak, Saya nggak pernah menyesali
pilihan saya untuk kembali ke indonesia."
Mereka lalu
duduk hanya berpelukan tanpa mengataka apa apa lagi. Setelah beberap lama dara
sadar bahwa napas jo sudah semakin dalam dan tangannya sudah tidak lagi memeluk
pinggangnya. Dia sudah tertidur. Perlahan lahan dara mencoba bagun dari posisinya
dan tangan jo langsung melingkari pinggangnya lagi.
"Where are
you going?" Tanyanya dengan suara serak penuh kantuk.
“ Kamu perlu
tidur dan saya harus pulang, “ Jelas dara sambil memutar tubuhnya agar menghadap
jo. Dia harus meraik seprai yang melapisi selimut untuk menutupi dadanya.
Sekilas, Jo yang
masih mengantuk kelihatan terhibur dengan aksi dara ini, Dan itu membuat wajah
dara memerah.
"Please,
Stay the night with me, “pinta jo.
Segala sisa
kantuk di wajahnya sudah hilang, Yang ada adalah tatapan yang menghangatkan hati
dara. Dan selama beberapa detik dara hanya bisa menatap jo dengan mata terbelak.
Is the kidding
me? Dia meminta ku menginap? teriak dara dalam hati.
"Please,
“pinta jo lagi.” Kita nggak perlu melakukan apa apa, Hanya tidur sama sama di sini,
“sambung jo. Melihat cara jo memohon dan tatapan pada matanya, Seakan hatinya akan
hancur berkeping keping kalau dia menolaknya, Dara mendapati dirinya ingin mengatakan
"iya". Tapi kemudian dia sadar bahwa kalau dia menginap, Blu dan bi uti
akan tahu apa yang sudah mereka lakukan.
"Saya
nggak mau kepergok blu dan bi uti,'ucap dara.
"Saya yakin
mereka nggak akan keberatan. They love you, You know?” Balas jo tenang.
Dan dara mencoba
kelihatan serius ketika mengatakan, “ meskipun begitu, Saya akan merasa lebih nyaman
kalau mereka nggak tahu...."
Jo mengangkat
alisnya, Siap mengatakan ketidak setujuannya. Tapi kemudian mengangguk dan berkata,
“I'll take you home."
Melihat bahwa
dara akan protes, Jo menambahkan dengan nada sedikit tajam, “ kalau kamu nggak
mau tinggal di sini sama saya malam ini, Setidak tidaknya biarkan saya mengantar
kamu pulang."
Akhirnya
dara menyerah dan membiarkan jo melakukannya. Jo menggenggam tangannya selama
perjalanan menuju rumahnya, Tapi mereka tidak berkata kata. Ada banyak pertanyaan
yang melayang layang di dalam kepala dara. Apakah arti semua ini? Apakah ini hanya
one night stand atau jo berencana melanjutkan hubungan mereka? Apa pun definisi"hubungan"
itu sekarang.
Oh! Dara tidak
pernah sebingung ini. Apakah jo mengharapkannya memutuskan pertunangannya dengan
panji? Rasa waswas bahwa dia pada dasarnya sudah melakukan kesalahan paling fatal
dalam hidupnya dengan tidur bersama laki laki lain ketika dia sudah bertunangan
menyelimuti hatinya. Oh! Dia tidak bisa memikirkan panji sekarang.
Jo masih tidak
mengatakan apa apa kepadanya hingga mereka sampai depan rumah. Jo menarik
perseling ke
"P" dan menoleh kepada dara.
“ Thanks for
the ride, “ucap dara dan membuka pintu.
Seperti terakhir
kali jo mengantarnya pulang, Dia meraih lengan dara." I'll call you later?"
Tanya jo dengan wajah penuh harap.
Melihat ketidakpastian
di wajah jo membuat dara tersenyum dan mengangguk. Jo lalu mengatakan tangannya
untuk membelai rambut dara yang dibiarkan tergerai karena dara tidak bisa menemukan
karet rambutnya yang melayang entah ke mana. Jo bilang dia akan mencarinya nanti
sebelum bi uti tidak sengaja menemukannya di kamarnya dan mulai bertanya tanya.
Dara meraih tangan
jo dan menciumnya."I'll talk to you later, “ucap dara. Dan sebelum jo bisa
berkata kata lagi, Dara sudah masuk ke dalam rumah.
Menyadari akan
janji jo untuk menelponnya, Dara langsung meraih HP nya. Jam sudah menunjukkan
pukul 11.00 dan dia agak kerkejut ibu tidak membangunkannya. Dia melihat ada enam
missed call, Semuanya dari jo. Dia ternyata lebih lelah dari pada yang dia bayangkan
karena dia tidak mendengar HP nya berdering sama sekali sepanjang pagi. Sia juga
melihat ada beberapa SMS baru untuknya, Semuanya juga dari jo
Good morning.
How was your sleep? Sy gak bisa tidur sama sekali. Badan sy terlalu kaku. Thanks
to you.
6.05 AM
Are you still
sleeping?coba tlp kamu, Tapi nggak diangkat. Call me when you make up.
7.10 AM
Still missing
you, Call me.
8,25 AM
Dara, Apa
kamu baik2 aja?knp kamu masih gak angkat tlp?
9.45 AM
Apa kamu marah
sama sy? Did I do something wrong? apa sy menyakiti kamu tadi malam? Please please
please call me. Kita bisa membicarakannya, Apa pun itu.
W0.34 AM
Dara baru saja
akan menelpon jo ketika HPnya sekali lagi berdering. Nama jo berkedip kedip di layar.
"Halo, “ucap dara sambil memaksa dirinya pada posisi duduk di tempat tidur.
"Oh, thank
god, “suara jo terdengar putus asa. “ Dara, Apa kamu baik baik aja?"
"Iya, Saya baik baik ajA, jo."
“ Jadi kenapa
kamu nggaka ngkat telepon dari tadi pagi?” Teriak jo agak ganas.
Merasa kesal
karena jo mengomelinya ketika dia baru bangun dan bahkan belum sempat ke kamar mandi,
Dara membalas dengan tidak kalah ganasnya, “ karena saya baru bangun."
"Sekarang
sudah jam 11.00 lewat, Dara, Bagaimana kamu bisa tidur selama ini?"
Sekali lagi
merasa bahwa jo sudah mencurigainya akan sesuatu yang tidak jelas, Dara berkata
dengan nada tersinggung, “ Karena saya kecapean. Saya bahkan nggak denger bunyi
HP sama sekali."
Kata kata itu
berhasil membuat jo terdiam. Ketika jo berkata kata lagi, Nadanya terdengar seperti
dia sedang tersenyum."I'm sorry. Saya sudah berpikiran yang tidak tidak. Saya
pikir kamu menghindari saya lagi."
“ Kenapa kamu
berpikir seperti itu."
Jo tidak menjawab
pertanyaan itu. Dia malah justru mengajuk pertanyaan lagi, “ Can I see you today?"
"Why? Apa blu memerlukan saya?” Tanya dara.
Ini adalah
minggu pertama dara bisa mengambil cuti tiga hari berturut turut. Dan betapa dia
mencium blu, Dia betul betul memerlukan cuti ini.
"No. Bukan
blu yang perlu ketemu kamu, Tapi saya. Ada hak penting yang perlu saya bicarajan
dengan kamu, “ jawab jo dangan nada sedikit tersipu sipu.
Dara tidak
bisa berkata kata selama beberapa detik. Dia mencoba memutuskan apakah dia merasa
senang jo ingin bertemu dengannya lagi hari ini, Yang berarti bahwa tadi malam bukanlah
sekedar one night stand, Atau khawatir, Karena mungkin jo perlu bertemy dengannya
untuk memutuskan "hubungan" mereka.
Merasa bodoh
karena dia baru saja menyembunyikan apa yang terjadi tadi malam antara dirinya dan
jo sebagai suatu"hubungan" bukannya hanya seks, Dara memutuskan untuk
menelan peluru yang sudah ditembakan padanya dan bertanya,
“ Apa hal ini
berhubungan dengan semalam?
"Iya."
Jawaban jo ini
langsung membuat jantung dara jatuh kelantai dan perutnya mual. Oh, jo betul betul
akan memutuskan hubungan mereka. Dia akan mengatakan bahwa tadi malam adalah
suatu kesalahan, Meminta maaf, Kemudian memintanya untuk tidak pernah menyingguing
nyinggung hal itu sama sekali kepada siapa pun.
Bastard! Baiklah,
Kalau itu memang cara jo memperlakukan wanita yang dia sudah tiduri, Dara juga bisa
melakukannya. Sebelum berpikir lagi, Dara sudah berkata, “ Kamu nggak usah khawatir
tentang kejadian tadi malam. Saya nggak akan ngomong ke siapa siapa tentang itu.
Rahasia kamu aman dengan saya." "What?kamu nih ngomong apa sih?"
"Saya tau
kamu mungkin khawatir saya akan mengajukan tuduhan sexual harassment kepada kamu,
Tapi kamu nggak usah khawatir tentang itu. Saya nggak ada rencana untuk melakukan
itu sama sekali." Kamu pikir saya menghubungi kamu untuk minta kamu tutup mulut
tentang apa yang terjadi tadi malam? Kalau saya mau melakukan itu, Kenapa saya
susah susah ngirimin SMS ke kamu yang pada dasarnya mengatakan...." Kata kata
jo ini terputus oleh bunyi klakson yang cukup keras dan suara jo yang ngomel,
"Son of a bitch. GET OUT OF MY WAY!!!!"
Omel jo itu
diiukuti oleh bunyi beberapa klakson lagi. Samar samar dara bisa mendengar bunyi
gengungan mesin, Kemungkinan besar adalah mesin mobil. Kini dara sadar jo sedang
ada di jalan ketika menelponnya.
“ Jo?” Tanya
dara khawatir.
“ God, Kalau
sekali lagi saya lihat orang memengang HP sambil nyetir, Sumpah, Saya akan
melemparkan kunci ban ke kaca mobil mereka. Apa mereka nggak pernah dengar yang
namanya hands free?" Geram jo.
“ Jo, Kamu lagi
ada di mana?"
“ Di jalan,
Baru masuk tol, “ Balas jo dengan suara lebih tenang. “ Apa ibu kamu ada di rumah
hari ini?"
Dara memerlukan
waktu beberapa detik untuk mencerna pertanyaan jo yang terdengar sangat tidak televen
dengan percakapan mereka sebelumnya.
"I don't
know. Memangnya kenapa?" Dara beranjak bangun dari tempat tidur menuju kamar
mandi. Di betul betul perlu mencuci muka untuk menyegarkan pikirannnya.
“ Just checking.
Saya sampai di rumah kamu sekitar dua puluh menit lagi. Jangan kaget kalau ada yang
membunyikan bel. “
“Oke?"
Kemudian jo memutuskan
sambungan telepon itu. Meninggalkan dara bingung menatap HP nya. Apa dia tidak salah
dengar? Jo akan ke rumahnya? Lagi? Whaaattt?Why? Kemudian dia sadar dia masih belum
mandi, Dan jo akan sampai di rumahnya dalam sembilah belas menit. Dara buru
buru ngacir ke kamar mandi.
Jo menekan bel
rumah dara. Rumah ini kelihatan sepi. Oh God jangan bilang dara tidak ada di rumah.
Hal tersebut bahkan tidak terlintas di kepalanya. Dara hanya bilang bahwa dia
baru saja bangun, Tapi tidak pernah bilang di mana. Jo hanya menyangka bahwa itu
di rumahnya. Bagai mana kalau tersnyata dara tidak tidur di rumahnya tadi malam?
Bahwa dia tidur di rumah.... Laki laki itu, Dengan laki laki itu. Ugh!!! Jo bahkan
tidak mau memikirkan hal itu. Tidak. Dara tidak seperti itu.
Ketakutan dengan
pikirannya sendiri, Jo menekan bel rumah itu beberapa kali lagi dengan tidak sabar.
Kompleks perumahan tempat dara tinggal kelihatan lengang. Mungkin karena ini hari
kamis, Semua orang masih ada di kantor atau sekolah pada jam segini. Jo bersyukur
karena sejujurnya dia tidak mau diserang oleh tetangga dara ketika dia sedang
berdiri di depan rumahnya seperti ini. Ketika dia baru saja akan menekan bel untuk
yang kelima kali, Pintu rumah terbuka dara muncul dengan celana pendek, Tank to,
Dan handuk yang melibat rambutnya.
Wajahnya
kelihatan agak kesal, Tapi jo tidak bisa menahan diri menghembuskan napa lega ketika
melihatnya.
She's here.
Dia hanya baru selesai mandi, Makannya agak lama membuka puntu, Ucapnya dalam hati.
Semalam jo tidak
bisa tidur sama sekali, Pikirannya penuh dengan dara. Betapa dia menyesali
keputusannya untuk mengantar dara pulang. Kenapa dia tidak berkeras agar dara bermalam
dengannya. Tentu saja di mengerti alasan dara yang tidak ingin dilihat oleh blu
atau bi uti. Sebebas bebasnya wanita Asia, Tidur dengan laki laki yang bukan suaminya
adalah tebu. Akhirnya menunggu hingga pukul 6.00 sebelum mengantar blu ke sekolah.
Jo menelepon dara, Tapi sayangnya telepon itu tidak di jawab. Dia hanya menunggu
beberapa menit sebelum mengirim SMS pertamanya. Ketika dia tiba kembali di rumah
dan dara masih belum menghubunginya, Dia hanya menunggu beberapa menit sebelum
mencoba menelepon dara lagi, Dan usaha itu pun gagal. Dan dia mengirimkan SMS nya
yang kedua. Dia sempat meringis ketika membaca ulang SMS itu yang terdengar sedikit
putus asa, Tapi dia mengirimkannya juga. Menolak untuk kelihatan super putus asa,
Untuk berbicara dengan darA, jo memutuskan untuk mandi. Tapi ketika dia keluar dari
kamar mandi dan masih tetap tidak ada missed call juga, Dia mulai khawatir. Alhasil
dia menelepon lagi, Diikuti oleh SMS nya yang ketiga dan ke empat.
Akhirnya pada
jam 10.30 dan dara masih juga belum menelponnya balik, Rasa waswas bahwa dara sudah
menyesali apa yang terjadi tadi malam menyerangnya. Hatinya akan remuk kalau
dara menilai tadi malam, Yang merupakan the best night of his life, Sebagai suatu
kesalahan. Jo tidak pernah merasa begitu dekat dengan orang lain, Seperti dia merasa
dekat dengan dara.
Berbagi cerita
tentang masa kecilnya yang pernah dia ceritakan kepada siapa pun juga tidak pernah
dia ceritakan kepada siapa pun juga dan tidak takut dinilai yang tidak tidak karenanya.
Dia betul betul menurunkan semua benteng pertahanannya untuk dara. Dia membiarkan
dara melihat segalanya. Dengan segala ketakutan yang menyelimuti pikirannya karena
aka kemungkinan dara akan menelantarkannyA, jo menghubungi dara untuk yang terakhir
kalinya dan selama menunggu hingga telepon itu diangkat, Jo meraih kunci mobilnya.
Dia sudah duduk di belakang setir mobilnya ketika dia mengirimkan SMS kelima. God,
Dia pasti kelihatan seperti orang idiot berada di depan rumah dara layaknya seperti
anjing hilang.
Dara melangkah
ke samping untuk mempersilahkannya masuk. Jo menahan diri agar ridak menarik dara
ke dalam pelukannya dan mengubur hidungnya di rambutnya yang sayangnya tertutup
oleh handuk kecil ketika dia mencium aroma lily. Setelah tadi malam. Dia tahu
bahwa segala bagian tubuh dara dari ujung rambut hingga ujung kaki beraroma
lily, Tapi yang paling kuat adalah pada rambutnya, Yang membuatnya hampir gila tadi
malam.
Dara menunggu
hingga pintu tertutup sebelum berkata kata lagi." Sori, Kamu harus nunggu agak
lama di luar. Saya baru selesai mandi.
Pada saat itu
jo sadar bahwa dara seperti menjaga jarak dengannya. Jo hanya bisa mengangguk,
Mencoba membaca mood dara yang kini sedang menatapnya dengan tidak pasti. Dalam
hati jo memohon, Dear God. No. No. No. No this again.
DEVIL IN TH BLACK JEANS - ALIAZALEA - BAB 25
No comments:
Post a Comment