Monday, September 7, 2015

Celebrity Wedding - Bab 19

The Morning after

45menit kemudian Ina menemukan Revel sedang memasukkan DVD ke dalam player. Ruang TV dipenuhi oleh aroma karamel. Ina menemukan sumber aroma ini diatas meja, popcorn berwarna putih gading dgn taburan warna perunggu di dalam mangkuk porselen besar berwarna kuning. Dia juga menemukan 2botol Pepsi ukuran 500ml yg dipenuhi kondensasi karena baru saja keluar dari lemari es. Revel menoleh ketika mendengar langkahnya. Dia mempersilahkan Ina duduk sbelum mematikan lampu sehingga ruangan itu jadi gelap. 
Satu2nya sumber cahaya adalah dari TV dan lampu luar yg masuk dari jendela dgn tirai yg
terbuka. Kemudian Revel mengambil tempat duduk disebelah Ina di sofa. Revel mengancam
Ina sekali lagi tentang janjinya sebelum menekan tombol play pada remote.
Ketika mendengar suara narator pada menit pertama Revel bertanya, "Ini sura siapa?"
Dan Ina harus menjelaskan bahwa itu suara Paul Wesley, alias Stefan. Revel mengangguk
sambil memasukkan popcorn ke dalam mulutnya. Dia terdiam, tp semenit kemudian Ina
mendengarnya menarik napas terkejut ketika melihat korban serangan vampir pertama. Ina
berusaha tdk tertawa melihat reaksinya itu. Dan Revel tdk berkata2 lagi selama 40menit,
dari wajahnya spertinya dia mulai tenggelam ke dalam dunia fiksi ilmiah Mystic Falls.
***
Revel sebetulnya hanya berencana menonton satu atau dua episode, hanya untuk tahu
seberapa seksinyakah karakter laki2 yg disebut2 oleh Ina, tp dia tdk bisa berhenti. Tahu2
jam sudah menunjukkan pukul 4pagi. Ina sudah tewas di sofa sekitar sejam yg lalu dan
semenjak permulaan episode ketujuh kepalanya sudah beristirahat pada dada Revel.
Panjang sofa yg bisa mengakomodasikan tubuhnya yg tinggi memperbolehkannya berbaring
sperti sedang berada diatas tempat tidur. Revel mencoba membangunkan Ina dgn
mengguncangkan bahunya sambil memanggil namanya, tetapi Ina hanya mengeluarkan
suara2 yg biasa dikeluarkan oleh seseorang yg menolak bangun meskipun hari sudah pagi
dan sekolah akan dimulai sebentar lagi. Parahnya lagi kini lengan Ina sudah memeluk
pinggang Revel dan hidungnya terkubur pada dada Revel. Dia bersumpah bahwa Ina bahkan
mengambil napas dalam2 dan mengembuskannya dgn penuh kepuasan, seakan2 aroma
tubuh Revel bisa menenangkan tidurnya. Entah knapa, tp itu membuat Revel tersenyum.
Revel melirik wajah Ina dan agak terkejut ketika menyadari bahwa wajah itu untuk pertama
kalinya kelihatan tenang. Ina slalu kelihatan serius dan siap perang, membuatnya kelihatan
sperti Xena, the warrior princess, tp sekarang, Ina keihatan sperti sewajarnya seorang
perempuan yg dilahirkan untuk berada di dalam pelukan seorang laki2. Revel adalah tipe
laki2 modern yg mendukung wanita memiliki hak yg sama sperti laki2, tp dia tetap seorang
laki2,oleh karena itu, sekali2 dia ingin merasa dibutuhkan oleh seorang wanita. Dan saat ini,
dia merasa dibutuhkan oleh Ina, meskipun itu brarti hanya sebagai bantal tidurnya.
Revel bisa saja menggendong Ina dan membawanya masuk ke kamar tidurnya atau
meninggalkannya tidur di sofa sendirian, tp dia adalah seorang laki2 yg selama beberapa
bulan belakangan ini terpaksa tidur sendirian diatas tempa tidurnya yg berukuran King, dan
dear Lord, dia sudah bosan tidur sendirian. Dengan sangat berhati2 agar tdk
membangunkan Ina, Revel mematikan DVD player dan TV. Ruangan kembali gelap, hanya
sinar lampu taman yg masuk melaui jendela menyinari ruangan itu. Kemudian Ina menarik
selimut yg biasa disampirkan disandaran sofa dan menebarkannya agar bisa menyelimuti
tubuh Ina dan tubuhnya. Lalu dia mengatur posisi tubuhnya agar lebih nyaman dan menarik
Ina ke dalam pelukannya. Tubuh Ina terasa hangat terbarinf stengah diatas dadanya dan
stengah lagi menutupi sbelah kanan tubuh Revel. Kaus yg dikenakan Ina terbuat dari katun
yg terasa lembut dibawah belaiannya. Tanpa dia sadari, dia sudah mengangkat tangan
kirinya dan membelai rambut Ina.
Dia betul2 bisa terbiasa dgn ini. Dia dan Ina menghabiskan hari Sabtu malam mereka hanya
tinggal di rumah untuk nonton TV atau DVD sambil makan popcorn, mereka akan
membahas apa yg mereka sedang tonton, tdk peduli bahwa itu tentang politik atau fiksi
ilmiah, kemudian Ina yg slalu bangun lebih pagi daripada dirinya, akan tertidur di dalam
pelukannya, sperti malam ini. Dia merasakan pergerakan resah kepala Ina pada dadanya
sbelum dia mendengar suara rintihan lemah darinya, spertinya Ina sedang mimpi buruk.
"Ssshhh," ucap Revel selembut mungkin sambil membelai kepala Ina, "Just sleep, I'm here,"
bisiknya sbelum kemudian mencium kepala Ina.
Revel merasa puas ketika tubuh Ina kembali tenang di dalam pelukannya. Definitely, dia bisa
terbiasa hidup sperti ini.
Semakin Revel mengenal Ina, semakin dia ingin terlihat baik di mata Ina. Dia ingin Ina
menyukainya, menyetujui tingkah lakunya, memujinya klo dia melakukan hal yg benar, dan
yg paling penting lagi adalah memberikan lampu hijau padanya untuk mendekatinya. Itu
sebabnya knapa dia merasa sangat tersinggung ketika Ina mengomentari tipe wanita yg
selama ini dia pacari. Revel slalu bangga dgn kemampuannya mendapatkan wanita mana
saja yg dia mau. Let's face it, dia adalah Revelino Darby, wanita akan mengantre unruk
menjadi pacarnya, dan dia slalu memilih g paling cantik diantara mereka. Jd knapa dia
menginginkan Ina? Mungkin karena Ina telah berani menertawakannya waktu dia
mengatakan bahwa Ina sudah jealous pada mantan2nya, seakan2 itu adalah lelucon paling
lucu yg dia pernah dengar. Sejujurnya, klo dia adalah manusia yg kurang bermoral, dia akan
mendorong Ina ke dinding dan menciumnya sampai wajahnya merah sbelum memaksanya
berkata bahwa dia memang cemburu. Tp karena dia orang bermoral, dia justru mengatakan
betapa anehnya Ina, dan kata2 itu jelas2 membuatnya tersinggung.
Dia menutup matanya, berusaha tdk menggeram. Pikirannya kembali kepada kejadian
malam itu ketika Ina menyebutkan nama Damon Salvatore dgn wajah memerah dan mata
berbinar2. Kini dia tahu bahwa Damon hanya karakter fiksi, oleh sebab itu dia bisa lebih
tenang. Tp sbelumnya, dia menyangka bahwa Damon adalah mantan pacar Ina atau
setidak2nya seorang laki2 yg sudah menarik hati Ina, dan yg dia ingin lakukan pada saat itu
adalah menonjok laki2 itu. Dia sudah jealous dgn laki2 yg bahkan tdk nyata. DEAR GOD!
Bagaimana semuanya bisa berakhir sperti ini?
Revel mendengar Ina mendesah dan sekali lagi dia melirik wanita yg sudah membuat
dunianya porak poranda dan dia berkata pelan, "What have u done to me?"
Tentu saja Ina tdk menjawab kata2nya itu. Revel baru saja menutup matanya ketika dia
mendengar tetesan hujan yg perlahan2 mulai turun.
***
Ina tdk tahu apa yg membangunkannya, mungkin karena tangannya terasa kebas karena
sudah tertindih oleh badannya sendiri atau mungkin suatu rasa bahwa bantalnya terasa
lebih keras daripada biasanya. Dia membuka matanya perlahan2, mencoba mengenali
sekitarnya. Dia melihat TV plasma berukuran superbesar di hadapannya dan perlahan2
memorinya kembali. Dia mengangkat kepalanya sepelan mungkin untuk melihat wajah
pemilik dada yg tadi digunakannya sebagai bantal dan dia menyadari bahwa dia sudah... Oh
my God! Did she? No she didn't.. but she did! Dia sudah tidur dgn Revel bagaimana itu bisa
terjadi? Dia masih ingat ketika Revel bangun tuk menukar DVD, tp dia tdk bisa ingat apa2
lagi stelah itu. Dear God, mudah2an dia nggak ngorok tadi malam atau lebih parah lagi
mengigau dan mengatakan hal2 yg tdk akan dia katakan klo sedang 100% sadar. Ina
bergerak menjauhkan dirinya dari Revel. Mungkin klo dia pergi sekarang dan Revel bangun
sendirian, dia tdk akan ingat bahwa mereka sudah tidur sama2 tadi malam.
Perlahan2 Ina menopang tubuhnya dgn kedua tangannya, kemudian menjejakkan kaki
kanannya ke lantai, disusul dgn kaki kiri. Tangan Revel bergerak sedikit dan Revel
mengembuskan napasnya, Ina harus berhenti selama beberapa detik, menunggu hingga
Revel kembali tenang. Ketika yakin bahwa Revel sudah kembali tidur, Ina buru2 berdiri dan
harus meringis karena jelas2 otot2 tubuhnya protes karena diperlakukan semena2. Dgn
langkah sepelan mungkin dia berjalan menuju tangga dan dia langsung cabut lari ketika
mendengar bunyi per sofa.
***
Revel bangun beberapa jam kemudian, zendirian diatas sofa. Ina spertinya sudah
menghilang cukup lama karena sisi sofa tempat dia tidur terasa dingin dibawah telapak
tangannya. Perlahan2 dia memaksa dirinya bangun. Oh! Otot2 tubuhnya terasa kaku semua.
Meskipun sofa itu adalah sofa paling nyaman untuk menonton TV, tp jelas2 bukan untuk
tidur. Dia melirik jam dinding yg menunjukkan jam 10pagi. Wow, dia tdk pernah bangun
sepagi ini smenjak dia memulai karier musiknya. Di luar kelihatan gelap dan Revel
mendengar suara rintik2 hujan. Klo dilihat dari gelagatnya, spertinya akan hujan seharian, yg
berarti bahwa Jakarta kemungkinan bisa banjir. Untung saja dia tdk harus keluar rumah hari
ini.
Dia melangkahkan kedua kakinya menuju tangga agar bisa meneruskan tidurnya. Ketika dia
tiba di lantai 2, dia mendengar suara cipratan air, Revel menoleh dan menemukan
seseorang sedang menggunakan kolam renangnya. Stelah beberapa saat dia sadar bahwa
orang itu adalah Ina. Orang gila mana yg akan berenang di bawah cuaca mendung dan hujan
rintik2. Dia bisa jatuh sakit dgn melakukan hal itu, atau lebih parah lagi, kesambar petir. Ina
sudah stengah jalan untuk menyelesaikan lap-nya yg akan berakhir pada tepi kolam renang
tempat Revel berdiri. Revel buru2 mendekati dan menunggu hingga Ina berhenti
dibawahnya. Revel baru saja akan berteriak memarahi Ina ketika dia hanya berjarak sekitar
1meter dari tepi kolam renang, tp diluar sangkaannya, bukannya berhenti, Ina justru
melakukan salto dibawah air, menendang dinding kolam renang dan melanjutkan lap-nya.
Dia sama sekali tdk berniat berhenti.
Sonuvabitch, knapa dia tdk berhenti? Apa Ina tdk melihat bahwa dia sedang menunggunya?
Omel Revel dalam hati. Rintik2 hujan sekarang sudahsemakin deras, sinar kilat menerangi
langit, disusul oleh suara guntur. Oke, dia harus menarik Ina keluar dari kolam renang,
sekarang juga!! Meskipun rumahnya dilengkapi oleh beberapa penangkal petir, dan dia
yakin bahwa kemungkina Ina akan disambar petir adalah minim, tetapi siapa yg bisa
menebak kuasa Tuhan? Revel langsung meneriakkan nama Ina sekencang2nya, tp Ina tdk
mendengar atau tdk menghiraukannya, dia tetap melanjutkan lap-nya.
Oh, goddamn it, this crazy woman. Tanpa pikir panjang lagi, Revel melepaskan sandalnya
dan mulai menanggalkan celana piama dan kaus yg dikenakannya. Dengan hanya
mengenakan boxer berwarna hitam dia terjun ke dalam air dan dia merasa sperti ditabrak
truk. Dia tdk bisa bernapas selama beberapa detik. SHIIIIIIITTTTTTTTT! Air kolam renang
terasa sperti air es. Dia mencoba menggerakkan tubuhnya yg terasa kebas. Stelah selama
kira2 2menit dia merasakan darah mulai mengalir dan menghangatkan tubuhnya kembali.
Dia memutar tubuhnya, melihat dimanakah Ina berada, dan ketika menemukannya, dia
buru2 berenang menghampirinya. Revel tahu bahwa jgn pernah menarik kaki seseorang yg
sedang berenang karena refleks mereka adalah menendang dan itu bisa berakibat fatal bagi
orang yg berada di belakangnya. Oleh karena itu dia mendekati Ina dari samping.
Revel langsung meraih pinggang Ina begitu tiba di sisinya dan menariknya ke dalam
pelukannya dgn sekuat tenaga. Jelas2 Ina terkejut stengah mati, tp teriakannya tenggelam di
dalam air. Tanpa memedulikan protes Ina, Revel segera menariknya ke tepi kolam yg paling
landai sehingga kakinya bisa menyentuh dasar kolam dan tanpa meminta izin kepada Ina dia
langsung mengangkat tubuh Ina dan mendaratkannya ke tepi kolam renang sbelum dia
menarik dirinya keluar dari air yg dingin itu.
"What do you think you're doing?" Teriak Ina dan Revel pada saat yg bersamaan.
"Saya lagi berenang. Saya masih harus menyelesaikan 3putaran lagi, sbelum kmu ngagetin
saya," balas Ina, pada saat yg bersamaan Revel berkata, "Saya nyoba nyelametin kmu
supaya ngga kesambar petir. Orang gila mana yg hujan2 berenang?"
Ina menarik kacamata renang yg dikenakannya sbelum bergerak berdiri. "Saya sering koq
berenang meskipun sedang hujan waktu saya tinggal di apartemen saya dan saya nggak
pernah kesamber petir," ucap Ina kesal.
Revel sudah bergerak untuk berdiri. "Saya nggak peduli apa yg kmu lakukan sbelum ini,
sekarang kmu tinggal di rumah saya maka dari itu kmu harus mengikuti peraturan saya. Dan
saya bilang kmu nggak boleh berenang klo lagi hujan, paham?"
Ina mendongak dan memberikan Revel tatapan yg bisa membunuhny ahidup2. "Dasar
sombong, you're not the boss of me," teriak Ina dan tanpa disangka2 dia mendorong tubuh
Revel sekuat tenaga dan pada detik selanjutnya Revel sudah menemukan dirinya kembali
berada di dalam air yg dingin dan terbatuk2 karena sudah menelan air kolam.
Dia betul2 tdk memperhitungkan serangan Ina yg tiba2 ini sehingga selama beberapa detik
dia hanya bisa terbatuk2 dan menatap Ina yg sedang berdiri di tepi kolam renang sambil
bertolak pinggang. Sebelah kanan tubuh Revel terasa perih karena sudah menghantam air
dari sudut yg salah.
"What did u do that for?" Teriak Revel stelah batuknya reda, dia tdk marah, hanya sedikit
terkejut dgn kekuatan Ina.
"Sekali lagi saya dengar kmu mencoba mengatur saya, saya akan minta cerai. Tdk peduli
pada dampak buruknya terhadap karier kmu atau pandangan keluarga saya tentang saya.
Paham?"
"Technically kmu nggak bisa minta cerai dari saya, karena kmu tdk memiliki dasar untuk
melakukannya," balas Revel.
"Siapa bilang saya nggak punya dasar? Saya akan bilang ke hakim klo kmu sudah kasar pada
saya."
Revel megap2 selama beberapa detik. Dia merasa sangat tersinggung karena Ina sudah
menuduhnya berkelakuan kasar. Oke, dia memang terkadang senang main kasar dgn
perempuan, tp dalam konteks yg betul2 lain daripada yg dimaksud Ina, dan itu hanya akan
terjadi klo diminta oleh perempuannya. Dia pastikan bahwa klo dia main kasar, perempuan
itu akan menikmatinya dan mengucapkan terimakasih padanya sesudahnya, bukannya
marah2 sperti ini. But damn, Ina kelihatan seksi marah2 dgn hanya mengenakan pakaian
renangnya yg meskipun hanya berwarna hitam polos dan satu piece, bukannya 2piece,
tetapi berpotongan halter neck dgn sebuah lingkaran besar berwarna emas yg mengikay
bagian atas dan bagian bawah pakaian renang itu. Dgn begitu memperlihatkan kulitnya yg
halus.
"Saya nggak pernah main kasar dgn kmu atau perempuan manapun juga, and u know it.
Sekarang bantu saya naik," ucap Revel sambil mengulurkan tangannya kepada Ina yg
menatap tangannya dgn curiga.
Tetesan air hujan sudah kembali kepada keadaan gerimis dan tdk ada lagi guntur dan petir
di langit, sehingga Revel tdk perlu berteriak ketika mengatakan ini.
"Ina, saya cuma perlu bantuan naik, bukan minta kmu untuk jd ibu anak2 saya," lanjut Revel.
"Kmu tadi bisa naik sendiri, knapa sekarang perlu bantuan saya?"
"Karena tadi masih ada adrenalin yg mengalir di dalam tubuh saya, sekarang adrenalin itu
sudah habis."
Ina masih menatapnya curiga, tp kemudian dia mendengus dan stelah meletakkan kacamata
renangnya di tepi kolam renang, dia mengulurkan kedua tangannya untuk menarik Revel
naik. "Awas saja klo kmu narik saya ke dalam kolam renang."
Revel menggeleng untuk menunjukkan bahwa dia berjanji tdk melakukan itu.
"Oke.. satu, dua..," ucap Ina. Dan dgn satu sentakan Revel menarik Ina masuk ke dalam
kolam renang bersamanya. Punggungnya mendarat duluan, dan mengeluarkan bunyi "byur"
yg cukup keras. Kepala Ina muncul kembali ke permukaan sambil memuncratkan air dari
mulut dan hidungnya.
"Kmu curang. Kmu bilang kmu nggak akan narik saya ke kolam renang," teriak Ina penuh
kemarahan.
"I can't believe u fell for that." Revel tertawa penuh kemenangan, tp tawanya hilang ketika
melihat Ina mencoba memotong air dgn tubuhnya dan berjalan ke arahnya dgn wajah yg tdk
kalah gelapnya sperti langit diatas mereka. Revel mencoba berenang menjauh, tp terlambat
karena Ina sudah loncat ke punggungnya dan dgn kedua tangannya mencoba
menenggelamkan Revel.
"Bodoh, saya akan menenggelamkan kmu hidup2. Aggghhh," teriak Ina.
Itu mungkin akan berhasil klo saja Revel lebih pendek atau kurang berotot. "Woman, saya
akan membawa kmu tenggelam dgn saya," balas Revel lalu memutar tubuhnya dan
memeluk pinggang Ina sbelum dia menenggelamkan dirinya dan Ina ke bawah air.
Ina mencoba mendorong tubuh Revel dibawah air, tp tdk berhasil. Yg ada dia gelagapan dan
berusaha menarik oksigen ke dalam paru2nya. Revel tahu bahwa Ina bisa menahan napas
dibawah air dari postur sempurnanya ketika berenang. Ina kelihatan sperti seseorang yg
merasa nyaman berada di dalam air, begitu juga di darat. Satu2nya alasan yg membuatnya
gelagapan adalah karena panik. Revel buru2 menarik Ina ke permukaan dan membiarkannya
bernapas.
"Are u okay?" Tanya Revel dgn sedikit terengah2 ketika mereka mencapai permukaan.
"I'm fine, but you're not. Hah!!" Balas Ina dan langsung menduduki bahu Revel dan
menenggelamkan kepalanya.
Selama beberapa menit mereka bergulat dibawah air dan berteriak2 sperti kaum Aztec
sedang perang diselingi oleh suara tawa. Masing2 mencoba mengalahkan lawannya dgn
trik2 mereka, dan Revel had the most fun he had in years. Terkadang Revel membiarkan Ina
menenggelamkannya hanya untuk mendengar suara tawa Ina stelah dia berhasil
melakukannya, entah knapa, tp suara tawa itu menyentuh suatu tempat yg tdk pernah
tersentuh oleh siapapun sebelumnya. Mencoba membedah lebih jauh perasaan tersebut,
Revel memfokuskan energinya untuk menyentuh semua bagian tubuh Ina yg bisa dia sentuh
karena dia tahu bahwa Ina tdk akan memperbolehkannya melakukan itu lagi stelah mereka
keluar dari kolam renang. Meskipun begitu, dia menjaga tdk menghabiskan waktu terlalu
lama pada satu tempat, agar tdk terkesan sperti sedang melecehkan. Diluar sangkaannya,
kaki Ina yg pendek itu cukup berotot dan bisa melingkari pinggangnya dgn kuat. Revel tdk
pernah merasa sebegini turn-on-nya sepanjang hidupya.
Dia mungkin masih bisa menahan diri klo saja Ina tdk memutuskan untuk menyentuhnya
pada saat itu. Dia merasakan sentuhan Ina pada dadanya. Sentuhan itu lembut dan hampir
sperti embusan angin, tp itu adalah puncak dari apa yg dia lakukan seanjutnya. Tanpa pikir
panjang dia langsung menarik Ina kedalam pelukannya dan menciumnya dgn bergairah.
Mulut Ina terasa hangat dan manis. Ina melingkarkan kedua kakinya pada pinggang Revel
dan melakukan eksplorasinya sendiri. Revel tahu bahwa Ina sudah sama tenggelamnya di
dalam ciuman ini karena Ina bahkan tdk mengatakan apa2 sewaktu Revel menciumi
dadanya dan berakhir pada bagian atas pakaian renang yg menutupi payudaranya.
"Kita.. harus.. berhenti," bisik Ina dgn susah payah dan mendorong kepala Revel menjauhi
dadanya. Napasnya terputus2.
"Just one more." Dan Revel menarik kepala Ina kembali padanya dan menciumnya lagi.
Meskipun awalnya Ina agak ragu, tp dia tdk bisa menolaknya. Detik selanjutnya Ina sudah
tenggelam lagi di dalam ciuman Revel. Dear God, dia tdk akan bisa bertahan tetap hidup
bersama dgn Ina, melihatnya stiap hari tanpa menyentuhnya sperti ini lagi selama 8bulan ke
depan. Dia bisa gila. Dia mau Ina, dan dia mau Ina sekarang. Bagaimana dia bisa meminta
hal ini kepadanya tanpa terdengar bahwa dia hanya menginginkan seks darinya? Karena
lebih dari apapun Revel menginginkan sesuatu yg lebih dari hubungannya dgn Ina. Dia ingin
menjadi suami Ina dalam artian sebenarnaya, tp dia cukup tahu kepribadian Ina yg
menjunjung tinggi kode etik. Ina tdk akan pernah mau memberikan apa yg dia minta selama
dia masih berpikir bahwa Revel tdk lebih dari rekan bisnis. Dia harus merubah pendapat Ina
tentangnya, dan satu2nya cara yg bisa dia pikirkan adalah menggoda Ina hingga dia tdk bisa

berpikir lagi dan dgn begitu dia tdk akan bisa menolak permintaannya.



Celebrity Wedding - Bab 20

No comments:

Post a Comment