Sunday, September 27, 2015

NOVEL BIDADARI - BIDADARI SURGA - BAB 40


40
PRIA UZBEK


"SEMUA VIRUS, bakteri, dan sumber penyakit jahat lainnya selalu datang dari hewan liar, Miss Headstone — "
Pria tinggi, kekar, dan tampan itu menyeringai. Mengangkat tangannya.

"Kau tahu, virus flu pertama kali yang menyerang dunia tahun 1918, yang menewaskan 100 juta orang, itu jelas mutasi virus flu dari hewan liar.... Sebagai ahli biologi, konservasi dan sebagainya aku pikir kau pernah diajarkan soal itu di bangku kuliah."
"Aku tahu itu—" Yashinta menukas, tersinggung

"Juga Ebola, HIV/AIDS yang berasal dari kera hutan pedalaman Afrika. Dan berarus-ratus penyakit mematikan lainnya.... Kau tahu, tahun 1960 virus flu bermutasi lagi, mematikan jutaan orang di seluruh dunia. Aku berani bertaruh, dengan siklus penyakit flu empat puluh tahunan tersebut, awal abad 21 nanti, mungkin 2008, 2010, empat puluh, lima puluh tahun dari 1960-an, juga akan terjadi mutasi flu dari hewan liar lainnya, dan itu kemungkinan besar dari unggas.... Membawa virus flu yang lebih mematikan, dan bisa jadi mengulang tragedi tahun 1918, ratusan juta meninggal. Jadi bagaimana mungkin kau akan membuktikan bahwa virus, bakteri, dan semua penyakit jahat itu tidak berasal dari hewan liar."

Goughsky nama pemuda itu, terlihat begitu menikmati perdebatan tersebut.
Mereka sedang berdiri di ramainya gala dinner yang diadakan institusi donor (pemberi dana) konservasi alam terbesar dunia. Di convention center salah satu hotel mewah London. Sejak bekerja menjadi peneliti lingkungan hidup, Yashinta sering terlibat dalam acara seperti ini. Mencari pendanaan untuk proyek konservasi dan penelitian flora-fauna langka di Indonesia. Termasuk minggu-minggu ini saat menghadiri pertemuan aktivis di London.

Awalnya hanya Yashinta yang berbicara dengan Mr dan Mrs Yoko, salah-satu pendiri institusi donor raksasa itu, membicarakan tentang konservasi elang jawa. Entah mengapa, pemuda sialan ini, tiba-tiba ikut mendekat, ikut berbicara. Dan entah apa pasalnya mereka sudah berdebat soal mutasi genetik virus penyakit mematikan dari hewan liar ke manusia.

"Aku tahu kalau semua penyakit itu dari hewan liar, tapi bukan berarti mereka penjahatnya!" Yashinta mendesis sebal. Siapa pula pemuda ini yang mengganggu rencananya. Ia sejak kemarin merencanakan memberikan proposal konservasi elang jawa itu secara personal ke Mr dan Mrs Yoko. Mencari waktu yang tepat. Dan pemuda sialan ini tiba-tiba ikut masuk dalam pembicaraan.

"Well, aku kan tidak bilang mereka penjahatnya. Hanya bilang fakta kalau semua virus itu berawal dari hewan liar.. Come on, kau saja yang terlalu mencintai hewan-hewan itu, keras kepala, tidak mau mendengarkan kalimat orang lain dengan baik—"
Goughsky mengangkat bahunya. Tersenyum lebar ke arah Mr dan Mrs Yoko.
Dasar penjilat, pemuda ini pasti juga berkepentingan dengan dana dari Mr dan Mrs Yoko, mungkin untuk membiayai proyek sialan miliknya. Mencari perhatian di depan pasangan ini. Yashinta mengatupkan rahang. Wajah cantiknya memerah.
"Goughsky benar, my darlingl" Mr Yoko tertawa kecil, menengahi,
"Kau memang terlalu mencintai hewan-hewan itu, sehingga selalu otomatis bilang tidak untuk fakta yang menjelek-jelekkan mereka. Kau tahu, terlalu mencintai terkadang membuat kita berpikir tidak rasional, tidak fair, my dear-"
"Bukan itu maksudku," Yashinta menjawab cepat berusaha mengendalikan diri,
"Aku setuju kalau virus dan bakteri itu berasal dari mereka, tapi manusialah yang mengganggu keseimbangan alam, mengintervensi mekanisme mutasi virus tersebut dengan polusi produk kimia, industri yang berlebihan, perubahan iklim, kerusakan hutan, kapitalisme dan sebagainya.... Jadi jelas, bukan hewan-hewan liar itu penjahatnya!"

"Well, bukankah dari tadi di sini memang tidak ada yang bilang hewan-hewan itu penjahatnya?" Goughsky nyengir lebar sekali.
Mrs Yoko yang sudah beruban tertawa, melambaikan tangan

"Sudah! Sudah, Goughsky, Jangan diperpanjang lagi. Kau jangan membuat Yashinta marah, Goughsky.... Hush! Mari, Yash sayang, kita mengambil sesuatu untuk mengganjal perut. Biar perdebatan menyebalkan seperti ini dilanjutkan para pria."

Yashinta mendelik ke arah pemuda sialan itu. Berusaha tetap sopan menggandeng Mrs Yoko. Melangkah menuju meja hidangan.
"Kau mungkin lupa namanya, pemuda itu Goughsky, ayahnya Uzbekistan, ibunya dari negaramu, Indonesia.... Haha, dia memang terkadang menjengkelkan seperti itu...."

"Kalian? Kalian sudah mengenalnya?" Yashinta mengambilkan piring buat Mrs Yoko. "Tentu saja my sweetheart, kemarin kami baru saja menyetujui salah satu proyek penelitiannya. Seratus ribu dollar. Penelitian yang hebat."

"Kalian? Kalian sudah memutuskan? Sudah memberikan dana itu ke orang lain?" Yashinta menelan ludah. Apa yang ia cemaskan tadi terbukti, kan? Pemuda sialan itu akan mengambil dana penelitiannya.

"Kau tetap akan mendapatkan dana konservasimu, sayang. Kami tahun ini memutuskan untuk mendanai dua proyek penelitian ekologi sekaligus.
Mendanai peneliti yang penuh semangat seperti kalian." Mrs Yoko tertawa, melambaikan tangan.

Yashinta ikut tertawa, meski tawanya sedikit kebas. Lega. Bercampur sisa-sisa perasaan sebal. Dan entahlah. Bercampur jadi satu.
Itu pertemuan pertama Yashinta dengan Goughsky. Pertemuan pertama yang jauh dari mengesankan. Malah bagi Yashinta amat menyebalkan. Yang sialnya, entah mengapa ternyata diikuti dengan pertemuan-pertemuan lebih menyebalkan berikutnya.

Bukankah pernah dibilang sebelumnya, Yashinta tidak terlalu suka bergaul dengan teman-teman lelakinya. Gadis cantik itu dalam kasus tertentu malah membenci kolega lelaki. Benci melihat kelakuan mereka yang sibuk mencari perhatian. Apakah mereka akan tetap sibuk mencari perhatian jika wajah dan fisiknya seperti Kak Laisa? Bah! Mereka hipokrit sejati. Nah, ditambah tingkah Goughsky yang suka mentertawakan, menyeringai kepadanya seperti sedang menghadapi anak kecil yang bandel dan keras kepala, kebencian Yashinta bertumpuk-tumpuk sudah.

Celakanya, Mr dan Mrs Yoko sengaja memberikan dana konservasi buat mereka berdua karena proyek mereka bersisian, saling melengkapi: tentang pemetaan dan konservasi elang jawa. Maka Yashinta benar-benar meledak saat tahu hal tersebut. Yashinta diberitahu saat sedang makan malam di rumah Mr dan Mrs Yoko. Tahu kalau Goughsky ikut diundang saja sudah membuat Yashinta mengkal, apalagi saat Goughsky dengan ringannya bilang,

"Miss Headstone ini akan jadi sekretaris proyek yang baik. Ia akan selalu melaporkan kemajuan program kepadaku, Mr Yoko."
Yashinta tidak ingin bekerja satu tim dengan pemuda Uzbek sialan ini. Apalagi di bawah supervisinya. Tapi di meja makan itu seperti tak ada yang memperhatikan raut merah padam keberatan Yashinta.

"Kalau tidak salah, Goughsky kakak kelasmu di Belanda, bukan? Terpisah tiga tahun? Jadi aku pikir dia lebih pantas menjadi leader proyek ini, sayang—" Mrs Yoko mengangguk setuju.

Memangnya kenapa? Yashinta mendesis sebal dalam hati. Memangnya kenapa kalau dia lebih senior dibandingkan dirinya. Ia bisa mengurus proyek risetnya sendirian. Tidak perlu digabungkan dengan pemuda sok pintar dihadapannya! Tapi hingga makan malam itu usai, Yashinta masih bisa mengendalikan diri. Berusaha terus tersenyum. Mengangguk. Menurut. Meski ia kesal sekali melihat gaya Goughsky didepannya. Menyeringai, seolah-olah menganggap dirinya peneliti kemarin sore, yang harus belajar lebih banyak.

Maka setahun terasa bagai seabad bagi Yashinta. Proyek itu dimulai segera sekembalinya mereka dari pertemuan di London. Basecamp konservasi dibangun di Taman Nasional Gunung Gede. Berbagai peralatan didatangkan. Mereka didukung oleh sebelas peneliti lokal, dari berbagai universitas sekitar. Juga petugas Taman Nasional, institusi terkait, dan penduduk setempat.

Andaikata proyek ini tidak penting. Andaikata Mr dan Mrs Yoko bukan orang penting. Andaikata.... Sudah dari dulu Yashinta ingin menimpuk pemuda setengah bule setengah melayu itu dengan gumpalan tanah (sama seperti ia menimpuk anak-anak nakal dulu). Mereka selalu bertengkar di basecamp Selalu berdebat. Dan karena Yashinta di bawah komando Goughsky, maka suka atau tidak suka, ia lebih banyak makan hati.

"Tahu nggak sih, temanku juga begini nih dulu. Bertengkar mulu tiap hari, eh belakangan malah jadi suami istri." Rekan peneliti lokal yang cewek seringkali menggoda Yashinta.

"Lu gila ya, ganteng gini setiap hari malah diajak ribut Yash. Harusnya disayang-sayang...." Tertawa.
Itulah masalahnya. Yashinta sejak kecil Sudah keras kepala. Dan penyakit orang keras kepala adalah jika sejak awal ia tidak suka, maka seterusnya ia akan memaksa diri untuk tidak suka. Tidak rasional. Seringkali perdebatan (pertengkaran) mereka sebenarnya karena
kesalahan Yashinta. Hal-hal kecil. Bahkan dalam banyak kasus Yashinta sendiri yang mencari-cari masalah. Ingin menunjukkan ketidak sukaannya.

Jadi tidak aneh jika Yashinta banyak melupakan detail yang lebih besar. Seperti betapa tampannya Goughsky, ergh, maksudnya bukan itu. Yashinta bahkan tidak menyadari kalau Goughsky berbeda sekali dengan tipikal teman lelaki yang dikenalnya selama ini. Tidak sibuk mencari perhatian. Bahkan sedikit marah jika rekan peneliti lokal cewek lainnya bergenit-genit ria dengannya.

Goughsky juga tipikal pemuda yang menyenangkan. Dekat dengan penduduk setempat lokasi basecamp, suka bergurau, dan yang pasti amat sabar. Kalau saja Yashinta mau menghitung perdebatan mereka, hanya Goughsky yang bisa sabar dengannya. Yang lain sudah mengkal sejak tadi. Pemuda Uzbek itu juga alim. Dia yang selalu meneriaki rekan kerjanya untuk shalat. Terkadang meneriaki Yashinta, yang dijawab teriakan pula. Membuat Yashinta mengomel dalam hati, sejak kecil Yash sudah terbiasa shalat malam bersama Kak Lais dan Mamak, tidak perlu diteriaki, mentang-mentang muslim Uzbek, sok alim.

Maka jadilah setiap dua bulan sekali, saat jadwal pulang ke lembah, Yashinta selalu mengeluhkan siapa lagi kalau bukan Goughsky. Goughsky. Dan Goughsky.
"Ia bahkan hingga sekarang tetap memanggilku, Miss Headstone.... Miss Headstone—" Yashinta berseru sebal, menirukan intonasi suara Goughsky dengan jijik.

Kak Laisa yang melihatnya tertawa. Juga Cie Hui, Wulan, dan Jasmine yang duduk melingkar di ruang depan rumah panggung.
"Dan bule sialan itu selalu bilang, 'Memangnya kau tidak diajarkan itu di bangku kuliah? Memangnya dosenmu tidak pernah bilang itu? Memangnya....' Bah! Bukan dia saja yang lulus cumlaude di Belanda. Sok paling pintar!"

Intan yang sekarang sudah tiga tahun cuek berlenggak-lenggok di depan tantenya yang sedang bete. Memegang kedua pipi tantenya, Sengaja menekan-nekannya. Meniru ulah tantenya kalau lagi gemas dan mencubit pipi tembamnya. Yang lain tertawa. Lihatlah, Intan persis meniru kelakuan Yashinta. Berseru,
"Iiihhh!" Sok mengerti apa itu gemas. Mencubit pipi tantenya.
"Hush, kalian jangan banyak tertawa, nanti bayinya keluar mendadak seperti Kak Cie" Ikanuri yang baru bergabung duduk di ruang tengah rumah panggung pura-pura marah. Menyuruh istrinya diam. Wulan dan Jasmine sedang hamil tua. Sama seperti Cie Hui, Wulan dan Jasmine juga ingin anak-anak mereka di lahirkan di perkebunan. Menghirup udara segar lembah untuk pertama kalinya. Merasakan sejuknya. Menginjak rerumputan yang berembun.

Tertawa lagi menatap wajah Ikanuri yang serius sekali saat mengatakan itu. Ruang tengah itu dipenuhi banyak energi bahagia. Jadi siapa pula yang peduli dengan suara mengkal Yashinta? Toh yang lain menganggap keluhan Yashinta tidaklah seserius itu. Bagaimana akan serius? Yashinta meski wajahnya sebal, tapi setiap pulang selalu saja sibuk dan merasa berkepentingan untuk menceritakan kelakuan Goughsky, Goughsky. Dan Goughsky.


Masa yang begitu dibilang benci?

NOVEL BIDADARI - BIDADARI SURGA - BAB 41

1 comment:

  1. Karna Di ERTIGAPOKER Sedang ada HOT PROMO loh!
    Bonus Deposit Member Baru 100.000
    Bonus Deposit 5% (klaim 1 kali / hari)
    Bonus Referral 15% (berlaku untuk selamanya
    Bonus Deposit Go-Pay 10% tanpa batas
    Bonus Deposit Pulsa 10.000 minimal deposit 200.000
    Rollingan Mingguan 0.5% (setiap hari Kamis

    ERTIGA POKER
    ERTIGA
    POKER ONLINE INDONESIA
    POKER ONLINE TERPERCAYA
    BANDAR POKER
    BANDAR POKER ONLINE
    BANDAR POKER TERBESAR
    SITUS POKER ONLINE
    POKER ONLINE


    ceritahiburandewasa

    MULUSNYA BODY ATASANKU TANTE SISKA
    KENIKMATAN BERCINTA DENGAN ISTRI TETANGGA
    CERITA SEX TERBARU JANDA MASIH HOT

    ReplyDelete