Monday, September 7, 2015

Endesor - Bab 6

Rahasia Gravitasi

Ketika pertama kali melihatnya, melihat paras kukunya,
lebih tepatnya, aku merasa seperti dipeluk arus
Sungai Lenggang, berenang bersama lumba-lumba, dijemput
jutaan kunang-kunang, lalu diterbangkan menuju bintang,
la tersenyum, aku tak dapat bernapas.
"Namaku A Ling ...," katanya menyalamiku, menggenggam
hatiku. Ingin kusampaikan satu nama terbaik dari
deretan nama agung pemberian ayahku, tapi tak satu
pun kuingat. Di depan gadis kecil Hokian itu, aku lupa semua
namaku. Perasaan indah memancar sampai ke ujungujung
simpul pembuluh darahku.
Minggu depan kami akan bertemu. Berkali-kali aku
berkaca. Rupanya aku telah berkumis! Maka tak ada alasan
takut untuk minta izin kepada bapaknya. Kami akan naik
komidi putar! Sabtu sore, dengan enam helai kumis terhunus,
kudatangi toko kelontong Sinar Harapan milik bapaknya,
A Miauw. Laki-laki gendut itu sedang menjentikkan
biji-biji sempoa. Melihatku, jentikannya makin keras.
"Ba ... Ba... Baba...."
"Apa Ba, Ba? Mau apa!?"
Sebenarnya dia tahu aku ingin mengajak putrinya.
"Ba, hmm ... hmm ... mmm ...."
"Apa! Mau apa!?"
"Begini Ba... hmm ...."
"Apa begini, begini?!"
Tiba-tiba A Ling muncul dari balik tirai. la menarik
tanganku, kami kabur.
"A Ling!
"Oi hii na boui?!.1
"Chon lisak!!2
"A Ling!
"A Liiiiing...!!
"Njoo Xian Liiiiiiing...!!!"
Teriakan bapaknya layap dan kami melayang-layang
dalam komidi. Indah sekali, melebihi ledakan aurora di
atas belantara Amazonia. Kuberi tahu Kawan, rahasia romansa
komidi putar adalah fisika sederhana: hukum gravitasi!
Waktu komidi mencapai posisi empat puluh lima derajat
dari porosnya, daya tarik bumi membuat mempelai
dalam kurungan ayam tadi seperti akan terjungkal. A Ling
1 Mau ke mana?
2 Ke sini!
Andrea Hirata 30
Rupanya, tak ada yang lebih aneh selain orang dimabuk
cinta. Segalanya tiba-tiba berubah menjadi serbabaik. Kini,
dalam penglihatanku, setiap benda menjadi indah, semuanya
memiliki dimensi geometris yang berseni. Sekolah Muhammadiyahku
yang doyong seperti gudang kopra itu ternyata
bangunan kubus simetris yang efisien, bergaya etnik
tropikal dengan spesifikasi multifungsi: sebagai kelas dan
kadang-kadang sebagai kandang ternak. Bukankah optimal?
Kalong-kalong yang rakus bukan lagi tikus yang terkena
kutukan tapi hewan langka familia
Palaeochiropteryx tupaiodon yang
harus dilindungi, kalau perlu
dengan undang-undang. Pengganggu
hewan rupawan itu tak
lebih dari manusia tak tahu
diri. Taikong Hamim! Haji
Marhaban Hamim bin Muktamar
Aminnudin nama lengkapnya,
sama sekali bukan guru
ngaji yang kejam, bukan, sahisteris,
takut campur manja, memeluk erat lenganku. Perasaanku
melambung, melesat-lesat seperti mercon banting.
Gadis Hokian itu menatapku mohon perlindungan
dan aku jatuh cinta, sungguh jatuh cinta, untuk pertama
kalinya.
Andrea Hirata
ma sekali bukan, tapi ia tak lain manusia terpilih penegak
syiar Islam, ulama penting penyelamat anak-anak Melayu
dari rayuan iblis. Aku mengaji dengan khusyuk. Kacamata
Taikong sampai merosot, bibirnya tumpah. Ia bergegas menemui
ayah ibuku.
"Tak pernah kulihat Ikal seperti ini, Pak Cik, teduh
nian tabiatnya sekarang. Kalian apakan dia?"
Ayah kaget, sumringah. Ibu ternganga.
"Mahasuci Allah! Bu, percayakah kau sekarang?"
Ibu masih menganga.

"Apa kataku soal nama Italia itu!"


No comments:

Post a Comment