Tuesday, September 29, 2015

SWEET ENEMY - SANTHY AGATHA - BAB 7


Kemarahan yang tersimpan jauh di dalam dirimu, bisa menjadikanmu gila suatu saat nanti

7

Jason sangat tampan. Dengan tubuhnya yang ramping, matanya yang selalu tampak sendu, menyimpan kesedihan tersendiri. Membuat para perempuan selalu ingin mengasihinya. Sayangnya para perempuan itu tidak tahu kebencian Jason kepada perempuan, dan pada akhirnya para perempuan itulah yang menjadi korbannya.

Hari ini Jason sedang mengunjungi mansion Davin membawakan buah-buahan untuk menengok si sakit. Sayangnya yang dicarinya tidak ada, dari pelayannya dia tahu bahwa Davin sudah masuk kerja. Membuat Jason menunggu hampir selama dua jam.

Akhirnya Davin pulang dari kantor, dan sepertinya kondisi kesehatannya belum pulih benar.

Jason memandang ke arah Davin yang masih terbatuk-batuk dan mengangkat alisnya melihat wajah Davin yang masih pucat.

“Seharusnya kau tidak masuk kerja dulu,” gumamnya.

Davin cemberut, “Aku bosan di rumah. Tidak ada yang bisa kulakukan.”

“Kau bisa tidur dan beristirahat.” Jason terkekeh, “Itu yang biasanya dilakukan oleh orang sakit.”

Davin menghela napas panjang, lalu membanting tubuhnya dan berbaring si sofa besar di depan Jason. Lalu dia menoleh dan menatap Jason dengan tajam.

“Malam itu… Saat hujan petir waktu itu.”

“Ya?” Jason tampak tidak peduli, dia menghirup teh chammomile yang tadi diseduhkan oleh pelayan Davin.

“Aku memintamu untuk melihat Keyna karena dia takut petir.”

“Ya. Dia memang ketakutan dengan petir.” Jason membolak-balik majalah yang ada di depannya dengan tidak peduli.

“Lalu apa yang kau lakukan pada Keyna? Kau tidak kembali ke kamar malam itu.”

Jason mengangkat matanya dari majalahnya, mengawasi Davin lalu tersenyum, “Cemburu, Davin?”

Muka Davin sedikit merona. Tetapi bibirnya menipis kesal. “Kata Keyna kau memasangkan earphone di telinganya, lalu dia tidak ingat apa-apa lagi.”

“Kau sangat perhatian padanya.” Jason memilih tidak menjawab pertanyaan Davin, membuat Davin makin kesal.

“Dia sudah seperti keluargaku.”

“Tetapi dia bukan adikmu.” suara Jason menajam, tetapi dia kemudian menguasai diri dan senyumnya muncul kembali, “Jangan cemas Davin, aku tidak melakukan sesuatu yang salah kepadanya. Dia memakai earphoneku dan aku menungguinya sampai tidur. Aku menyelimutinya, dan kemudian karena aku mengantuk aku tidur di kamar tamu.”

Davin mengawasi Jason tak percaya. “Benarkah?”

“Kau bisa bertanya kepada pelayan yang membereskan kamar tamumu.” Jason tersenyum dan menatap Davin, “Kalau aku tidak mengenalmu, aku akan menduga bahwa kau sedang cemburu.”

“Aku tidak cemburu.” Davin menyela keras kepala, “Aku hanya cemas kau berubah pikiran dan mengincarnya. Kau tahu aku punya hutang budi yang besar kepada Keyna dan karena itu aku bertekad menjaganya…” Davin mengernyit, “Para perempuan itu, mereka yang menjadi korbanmu… Mereka patah hati dan hancur… Aku tidak ingin Keyna berakhir seperti itu.”

Ekspresi Jason mengeras mengingat para perempuan yang disakitinya. Berbeda dengan Davin, tidak ada penyesalan di dalam hatinya ketika mengingat mereka. Mereka semua

mendekatinya karena Jason adalah anak keluarga kaya, dengan kemampuan main biola yang luar biasa. Mereka semua sama seperti ibunya, yang menjualnya demi kekayaan. Jason senang menghancurkan mereka semua. Membuat mereka patah hati dan tak berharga lagi…

“Kau tidak akan melakukannya kepada Keyna kan?”

Pertanyaan Davin membuat Jason tersentak dari lamunannya, dia segera mengembalikan ekspresinya dan menjawab, “Tidak Davin. Kau boleh tenang. Keyna bukan tipeku.”

Davin menyipitkan matanya, “Karena kalau kau melakukan sesuatu yang melukainya, kau harus berhadapan denganku.”

Perasaan cemburu tiba-tiba merayapi hati Jason. Dialah, sebagai kakak kandung Keyna yang berhak mengatakan itu semua, bukan Davin. Davin telah merenggut keluarganya bertahun lalu, kini, setelah Jason berhasil menemukan Keyna, akankah Davin juga merenggut Keyna darinya?

♠♠♠

“Tadi Jason kemari.” Davin bergumam ketika Keyna bergabung dengannya di ruang makan untuk makan malam bersama.

“Oh ya?” Keyna langsung teringat pada earphone Jason yang masih dibawanya. Dia berniat mengembalikannya. Seharian ini dia mendengarkan lagu di pemutar musik Jason, berusaha mengenang. Tetapi Keyna tidak berhasil mengingat apa-apa. “Earphone Jason masih ada padaku, aku belum mengembalikannya.”

Davin mengangkat alisnya, “Kenapa kau membawa-bawanya kemana-mana? Sini berikan kepadaku, biarkan aku yang mengembalikannya kepada Jason.”

“Tidak.” Keyna menggeleng keras kepala, “Aku ingin mengembalikannya sendiri dan berterima kasih karena bantuannya malam itu.”

Davin melirik Keyna dengan curiga, “Jangan-jangan kau hanya ingin bertemu Jason ya? Apakah kau punya perasaan lebih kepadanya? Aku sudah memperingatkanmu bukan akan reputasi Jason?”

“Davin.” Keyna berseru agak marah, pipinya merona, “Aku tidak punya maksud apapun, aku hanya ingin mengembalikan earphone ini kepadanya.” Dan aku ingin menanyakan langsung tentang lagu itu. Lagu kenangan yang selalu ada di mimpinya, Keyna bergumam dalam hatinya, mungkin saja Jason tahu sesuatu bukan?

Davin mengamati ekspresi Keyna yang penuh rahasia, lalu memutuskan dengan arogan.

“Mulai sekarang kalau kau mau bertemu dengan Jason, kau harus bersamaku.”

“Apa?” Keyna membelalak tak percaya dengan kata-kata Davin barusan.

“Kau harus bersamaku. Aku akan menjagamu dari Jason.”

Pipi Keyna merah padam, “Aku tidak perlu dijaga, Davin. Lagipula sudah kukatakan bahwa aku bukan tipe Jason.”

“Terserah, aku tetap akan menjagamu.” Davin melipat kedua tangannya dan mengangkat alisnya, menantang Keyna untuk membantah.

“Kau… Kau…” Keyna ingin marah atas sikap arogan Davin, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya. “Terserah padamu,” semburnya kemudian dan membalikkan diri hendak meninggalkan Davin.

Tetapi tangan Davin menyambarnya, menahan kepergiannya, membuat langkah Keyna terhenti.

“Maafkan aku. Aku hanya mengkhawatirkanmu.” suaranya lembut meski ekspresi Davin tetap dingin.

Keyna mengamati Davin dan tiba-tiba merasa jantungnya berdegup kencang. Davin memang tampan, tetapi dari jarak dekat lelaki itu luar biasa tampannya. Siapapun yang melihatnya sedekat ini pasti akan meleleh… Seperti halnya Keyna.

“Aku mengerti.” Keyna bergumam cepat-cepat supaya Davin melepaskan pegangannya. Dan Davin memang melepaskan pegangannya, sehingga Keyna bisa menggumamkan alasan yang tidak jelas dan kemudian melarikan diri.

♠♠♠

“Mau pergi bersamaku?”

Keyna menoleh, hari ini hari minggu dan Davin tampak tampan mengenakan sweater abu-abu dan celana jeans warna hitam. Lelaki itu tampak lebih sehat dari beberapa hari kemarin.

“Kemana?”

“Kemana saja. Memangnya orang biasa seperti kalian akan kemana kalau hari minggu begini?”

Keyna mengernyit mendengar istilah yang dipakai Davin. Orang biasa seperti dia? Oh astaga, lelaki ini memang terbiasa hidup berkelimpahan kekayaan sehingga tidak tahu gaya hidup orang biasa.

“Kalau aku tidak pernah kemana-mana di hari minggu. Dulu aku menghabiskan hari mingguku untuk memasak di rumah.” Keyna tersenyum dan mengingat, “Tapi orang-orang…

Yang kau bilang orang biasa itu, mereka kebanyakan bersenang-senang di taman hiburan atau taman bermain di hari minggu.”

“Taman  bermain?”  Davin  mengernyitkan  keningnya,

“Tempat yang ada kicir angin dan roller coasternya?”

“Yup dan permen kapas yang sangat besar dan berwarna pink. Dengan membayar tiket masuk, kita bisa puas memainkan semua permainan di sana seharian.” mata Keyna berkilat, “ Dulu ayahku menabung gajinya berbulan-bulan, dan ketika aku naik kelas dengan nilai bagus, kami pergi ke taman hiburan bersama.

Waktu itu aku masih kecil.”

“Dan berapa kali kemudian kau kesana lagi?” mata Davin tampak sedih, mengamati Keyna.

Keyna tersenyum lucu. “Tidak pernah. Ayah tidak pernah punya uang lagi. Uang tabungannya dipakai untuk mencukupi kebutuhan kami yang makin bertambah… Tetapi tidak apa-apa setidaknya aku pernah ke taman hiburan.”

Davin tersenyum, “Kau lebih beruntung dariku, aku tidak pernah ke taman hiburan.”

“Apa?” Keyna membelalakkan matanya, “Tidak mungkin.”

“Tidak ada yang sempat membawaku ke sana.” mata Davin tampak sedih, “Mama dan papa selalu sibuk ke kantor dan keluar negeri. Aku terbiasa sendirian bersama para pelayan, ingat? Lagipula taman hiburan terlalu ramai, dan papa sangat ketat dalam hal keamanan.”

“Karena takut kau diculik?”

Davin mengangguk. Sejak kejadian percobaan penculikannya dulu, papanya sangat ketat menjaganya, dia tidak boleh pergi ke tempat umum sendirian, semuanya diawasi. Hanya ketika dia beranjak dewasalah papanya mulai bersikap longgar dan memberinya kebebasan. Percobaan penculikan itu…

“Aku pernah hampir diculik waktu kecil.” “Benarkah?” mata Keyna membelalak.

“Benar. Tetapi ada seseorang yang menyelamatkanku. Sampai sekarang aku masih berhutang budi kepadanya.” Davin masih belum punya nyali untuk menceritakan kisah Robert kepada Keyna, dia masih belum siap menerima reaksi Keyna. Bagaimana perasaan Keyna ketika tahu bahwa ayahnya, Robert kehilangan kariernya karena dia, dan kemudian berakhir menjadi buruh bangunan yang miskin? Keyna seharusnya berhak mendapatkan hidup yang lebih baik. Tetapi dia tidak mendapatkannya, semua karena Davin.

“Dan kau pasti bersahabat dengan orang yang menyelamatkanmu itu.” Keyna tersenyum, “Mengerikan membayangkan pernah mengalami penculikan.”

“Sesungguhnya aku tidak ingat, aku masih kecil waktu itu.” Davin mengangkat bahu, “Dan penyelamatku, yah, dia sudah meninggal.”

“Oh.” Keyna menutup mulutnya kaget, “Aku minta maaf Davin.”

Aku yang seharusnya minta maaf. Davin membatin, ditatapnya Keyna dan tersenyum.

“Jadi? Ayo ganti pakaianmu.”
“Ganti pakaianku?” Keyna mengerutkan alisnya bingung.
“Kita ke taman hiburan sekarang.”

♠♠♠

“Keyna.” suara Sefrina terdengar ketika Keyna sedang berganti pakaian dan langsung mengangkat ponselnya begitu melihat nama Sefrina tertera di sana.

“Ada apa Sefrina?”

“Aku ingin mengajakmu ke Cafe cokelat yang kemarin kuceritakan.” Sefrina kemarin telah menceritakan tentang Cafe baru yang menjual berbagai jenis cokelat dalam berbagai hidangan, ada kue, cupcakes, minuman, dan berbagai bentuk cokelat yang cantik, “Aku bosan di hari libur sendirian. Kita jalan yuk, kalau kau mau aku akan menjemputmu.”

Keyna termenung bingung, “Aku sangat ingin Sefrina… Tapi aku tidak bisa.”

“Kenapa?” terdengar suara bingung Sefrina di seberang sana.

“Aku… Eh… Davin mengajakku keluar.” “Davin mengajakmu keluar?”
“Iya… Dia mengajakku ke taman hiburan hari ini.”

“Dia mengajakmu ke taman hiburan?” Sefrina tampak membeo perkataannya, membuat Keyna tertawa.

“Hei kau menirukan kata-kataku Sefrina.” Keyna masih tertawa, “Dan kau tahu tidak, Davin tidak pernah ke taman hiburan sebelumnya.”

“Benarkah?” Sefrina menyahut, “Tapi kalau diingat, aku juga belum pernah ke taman hiburan.”

“Apakah kau mau ikut? Aku bisa bilang pada Davin, kita bisa bertemu di sana.”

“Tidak.” Sefrina menjawab pelan. “Sepertinya aku tidak akan kuat menghadapi taman hiburan, mereka terlalu ramai dan penuh orang.”

“Oh…”

“Mungkin lain kali saja yah kita jalan ke cafe cokelat itu…
Semoga kau bersenang-senang Keyna di taman hiburan itu.”

Keyna menghela napas merasa tidak enak, “Maafkan aku Sefrina… K au ingin aku membatalkan ke taman hiburan itu? Aku bisa bilang pada Davin kalau aku ada janji denganmu.”

“Tidak… Jangan.” Sefrina mencegah di seberang sana,

“Lagipula tiba-tiba aku merasa tidak enak badan… Pergilah Keyna… Kita bisa ke cafe cokelat besok pagi.”

“Oke… Sefrina, kau istirahat ya?”

“Iya Keyna. Selamat bersenang-senang.” Sefrina tertawa, kemudian menutup telepon.

♠♠♠

Keyna mematut dirinya di cermin dan untuk pertama kalinya dia menyesali koleksi bajunya yang sedikit. Dulu Keyna tidak pernah peduli pada penampilannya, apalagi pakaiannya. Baju baginya hanyalah sesuatu yang sepantasnya menutupi tubuhnya.

Tetapi mengingat penampilan Davin tadi. Lelaki itu tampak luar biasa tampan dengan sweater abu-abu, jeans hitam, tubuh tinggi rampingnya, rambut yang begitu modis, dan wajahnya yang sangat tampan. Keyna takut Davin merasa malu terlihat berjalan bersamanya.

Akhirnya dia mengambil celana jeans hitam dan t-shirt sederhana warna hijau, mengikat rambutnya ke belakang seperti kucir kuda. Lalu Keyna menatap dirinya di cermin dengan masam.

Penampilannya seperti anak remaja umur belasan tahun.

“Keyna?” suara Davin mengetuk di pintu, “Kau lama sekali. Apakah kau sudah siap?”

Keyna bergegas ke pintu dan membukanya, Davin berdiri di sana, mengamati penampilan Keyna dari atas ke bawah lalu terkekeh geli, “Aku seperti membawa anak SD jalan-jalan ke taman hiburan.”

Keyna  menatap  Davin  dengan  pandangan  mencela,
“Ejeklah semaumu, memang begini penampilanku.”

“Hei, aku tidak memprotesmu lho… Lagipula sangat cocok ke taman hiburan dengan anak SD.” Davin makin tergelak. Membuat Keyna meliriknya marah dan berjalan berderap mendahuluinya.

Ketika pintu terbuka, mereka berhadapan dengan Jason dan Erland yang sedang berdiri di pintu, hendak masuk.

 “Kenapa kalian kemari?” Davin mengerutkan keningnya.

Jason tersenyum tampak tidak terpengaruh dengan sikap ketus Davin, “Aku mengantar Erland, kemarin dia sedang di London, dan sekarang dia ingin menengokmu.”

“Kata Jason kau sakit parah kemarin.” Erland mengangkat alisnya menatap Davin, “Tampaknya kau sembuh dengan cepat.”

“Well aku sudah sembuh, jadi kalian tidak perlu repot-repot menengokku. Pulanglah,” gumam Davin ketus.

Jason tertawa, sudah biasa dengan sikap ketus Davin,

“Kami kan baru datang, tega-teganya kau mengusir kami.” mata Jason terhenti di Keyna yang ada di belakang Davin, “Hai Keyna.”

“Hai.” Keyna tersenyum malu-malu, teringat pelukan

Jason waktu itu, “Aku masih membawa earphonemu.” Keyna amat sangat ingin bertanya tentang lagu itu. Tetapi waktunya sepertinya tidak tepat.

“Ambil saja, itu untukmu. Jadi kalau ada badai petir lagi, kau tinggal memasangnya di telingamu dan menikmati musiknya.” Jason tersenyum lembut pada Keyna.

Sementara itu Erland mengalihkan perhatiannya kepada Davin, dan mengamatinya, “Melihat penampilan kalian, sepertinya kalian mau pergi ya?”

“Bukan urusanmu.” jawab Davin ketus, dan langsung mendapatkan sikutan pelan dari Keyna di rusuknya.

“Kami akan ke taman hiburan.” jawab Keyna sambil tersenyum.

“Oh bagus, kau mengatakan kepada mereka, dan mereka sekarang pasti akan ikut.” Davin melirik Keyna mencela lalu menatap Jason dan Erland bergantian, “Katakan kalian punya kesibukan lain.”

“Aku tidak punya kesibukan.” Erland mengangkat bahunya tanpa rasa bersalah, “Bagaimana dengan kau, Jason?”

Jason tersenyum, sengaja membuat Davin kesal. “Aku juga tidak punya kesibukan, dan taman hiburan terasa menyenangkan.”

Keyna tertawa melihat tingkah ketiga sahabat ini. Apalagi ketika Davin menggerutu dan marah-marah, tetapi tetap membiarkan kedua sahabatnya naik ke mobilnya, mengikuti mereka ke taman hiburan.

♠♠♠

Ke Taman Hiburan!!

Nafas Sefrina terengah-engah, dadanya terasa panas terbakar.

Berani - beraninya Keyna pergi bersama Davin ke taman hiburan dan menolak ajakannya pergi ke cafe bersamanya. Berani-beraninya mereka! Sefrina melotot memandang sekeliling kamarnya yang hancur lebur. Kaca-kaca dipecahkan. Buku-buku dilempar, semua peralatan lain berhamburan di lantai, berserakan dan sebagian pecah. Spreinya lepas dari kasurnya, setengah sobek karena ditarik paksa. Kamar itu benar-benar berantakan, seperti terjadi pergumulan dan perang di dalamnya. Begitulah Sefrina kalau sedang marah, tidak ada yang berani mengganggunya kalau sedang marah. Semua orang di rumah langsung menjauh dari kamarnya, tidak berani mendekat. Semua barang sudah dihancurkan dan dilemparkannya. Tetapi dada Sefrina masih mendidih oleh perasaan marah dan murka. Dia sangat marah hingga kepalanya seperti mau pecah.

Dengan keras Sefrina lalu menjerit, dan berteriak-teriak sekeras-kerasnya.

Teriakannya memenuhi lorong rumah, membuat merinding seluruh penghuni rumah yang mendengarnya.


♠♠♠


SWEET ENEMY - SANTHY AGATHA - BAB 8

1 comment:

  1. Karna Di ERTIGAPOKER Sedang ada HOT PROMO loh!
    Bonus Deposit Member Baru 100.000
    Bonus Deposit 5% (klaim 1 kali / hari)
    Bonus Referral 15% (berlaku untuk selamanya
    Bonus Deposit Go-Pay 10% tanpa batas
    Bonus Deposit Pulsa 10.000 minimal deposit 200.000
    Rollingan Mingguan 0.5% (setiap hari Kamis

    ERTIGA POKER
    ERTIGA
    POKER ONLINE INDONESIA
    POKER ONLINE TERPERCAYA
    BANDAR POKER
    BANDAR POKER ONLINE
    BANDAR POKER TERBESAR
    SITUS POKER ONLINE
    POKER ONLINE


    ceritahiburandewasa

    MULUSNYA BODY ATASANKU TANTE SISKA
    KENIKMATAN BERCINTA DENGAN ISTRI TETANGGA
    CERITA SEX TERBARU JANDA MASIH HOT

    ReplyDelete