Monday, September 7, 2015

Celebrity Wedding - Epilog

Epilog

Ketika emreka menapakkan kakinya pada teras rumah kak Kania pukul sebelas siang,
halaman belakang sudah dipenuhi anak2 kecil usi antara delapan hingga tiga belas tahun.
Suara Katy Perry dgn lagu tentang kantong plastik berkumandang dari speaker tersembunyi.
Ezra yg sedang dikelilingi oleh teman2nya langsung berlari menuju Revel yg langsung
berlutut memeluknya.
“Hey, kiddo,” ucap Revel.
Ina melihat kak Kania menganggukkan kepalanya, menandakan bahwa dia sudah melihat Ina
tp dia masih terlalu kesal pada Revel sehingga enggan mendekat. Meskipun mereka sudah
rujuk selama 6bulan, keluarga Ina masih belum bisa menerima Revel lagi dgn tangan
terbuka.
“Selamat ulang tahun Ezra,” ucap Ina sambil menuduk dan memeluk keponakannya.
Untuk menyelamatkan Ezra yg jelas2 kelihatan akan mati karena malu gara2 dipeluk oleh
tantenya, Revel menyerahkan kado mereka. “Ini apa om?” tanya Ezra sambil buru2 merobek
kertas kado itu tanpa ada belas kasihan.
“Kmu lihat aja sendiri,” ucap Revel sambil tersenyum melihat keantusiasan Ezra.
Mata Ezra terlihat berbinar2 ketika menyadari benda mengilat yg ada di genggamannya.
“om dengar kmu mau belajar main baseball, ini helm yg akan melindungi kmu dari bola,”
jelas Revel.
“Coba dipakai, tante mau lihat,” ucap Ina. Dan Ezra langsung mengenakan helm itu.
Menyadari bahwa ukurannya pas sekali dgn kepalanya, dia langsung nyengir gembira.
“Makasih om,” ucap Ezra
“Sama sama,” balas Revel.
Kemudian Ezra langsung berteriak sambil berlari menuju mamanya. “Mamaaaa! Aku dapet
helm dari om Revel.”
Revel berdiri dan mengulurkan tangannya, membantu Ina melakukan hal yg sama. “Gimana
menurut kmu? Apa kado itu bisa memperbaiki image saya di depan keluarga kmu?” tanya
Revel.
Ina hanya tersenyum. “I guess we’ll just have to see.”
“Mungkin klo saya bikin kmu hamil, mereka akan berhenti memikirkan untuk membunuh
saya stiap kali mereka melihat saya. Toh mereka nggak akan mau cucu dan keponakan
mereka grow up tanpa bapak.”
Ina terkikik. “They’ll come around,” ucap Ina dan menggeret Revel menuju orangtuanya.
“I don’t think they will.”
“Trust me, they will.”
“Knapa kmu bisa yakin begitu?”
“karna saya cinta sama kmu dan mereka tahu itu,” balas Ina.
Revel langsung menghentikan langkahnya mendengar kata2 itu. Ina yg menyadari bahwa
Revel sudah berhenti dgn tiba2, menolehkan kepalanya dan ketika melihat ekspresi kaget
pada wajah Revel dia bertanya, “What’s wrong?”
“Itu pertama kali saya dengar kmu bilang begitu smenjak kita rujuk.”
“Okay thats...”
“Rev, are you okay?” tanya Ina sambil menyentuh pipi Revel dgn jari2nya dgn sedikit
khawatir.
“I am now,” balas Revel sambil tersenyum bahagia. Mereka berjalan sambil bergandengan
tangan menuju orangtua Ina.
Selama Ina sudah bisa memercayainya lagi sehingga mampu mengatakan cintanya, dia akan
mampu berhadapan dgn apapun, sekumpulan macan dan singa sekalipun. Untuk Ina,
satu2nya wanita yg dia sudah berikan hatinya sepenuhnya, dia akan rela melakukan apa
saja.

TAMAT



1 comment:

  1. Best ....... thank udah posting buku ini kak..... cerita nya keren n gk bosan.... pokokx best

    ReplyDelete