Seorang anak adalah kumpulan butiran kasih
sayang, dia hanya bisa membenci ketika dia tidak punya pilihan lain.”
6
Keyna
menatap earphone di tangannya dengan ragu. Diputarnya ipod mini itu, pemutar
musiknya masih memainkan lagu yang sama, permainan biola yang pastinya
dimainkan oleh Jason, ini adalah lagu yang dinyanyikan anak kecil itu dalam
mimpi-mimpi yang sering sekali muncul akhir -akhir ini. Apakah ini ada
hubungannya ataukah hanya kebetulan semata?
Keyna
beranjak dari lantai dan melangkah duduk ke atas ranjang, dilipatnya selimutnya
dan diletakkannya di dekatnya.
Semalam
sangat mirip dengan mimpinya… Petir yang sama… Pelukan yang sama… Tetapi
bagaimanapun Keyna mencoba, dia tidak bisa mengingat siapa anak laki-laki itu
dan kenapa dia memimpikan kejadian itu.
Keyna
melangkah ke kamar mandi, dan mandi. Dia melirik ke arah jam dinding. Ini
waktunya Davin sarapan, dia harus ke dapur mengambil makanan untuk Davin…dan
semoga dia bisa berbicara dengan Jason, menanyakan kebingungannya, semoga Jason
punya jawaban untuknya…
♠♠♠
Keyna membawa
nampan berisi mangkuk sup daging dan telur serta kentang panggang. Lalu
mengetuk pintu kamar Davin sambil berusaha menyeimbangkan mangkuk itu di
tangannya.
Davin
sendiri yang membukakan pintu kamarnya, lelaki itu tampak pucat, tetapi
kondisinya sudah membaik. Davin mengangkat alisnya melihat Keyna, lalu meraih
nampan makanan itu dari tangan Keyna.
“Biarkan aku saja yang membawanya.” lelaki itu
masih memakai piyama, dia melangkah masuk ke kamarnya dan meletakkan nampan itu
di meja.
Keyna
mengikuti masuk, lalu berdiri canggung di tengah ruangan kamar. Tidak ada orang
lain di kamar itu, hanya ada Davin.
“Kemana
Jason?”
“Sudah
pulang.” Davin duduk di kursi, “Duduklah Keyna, kau sudah makan?”
“Aku
sudah makan di bawah sana.” Keyna berusaha mengatasi kekecewaannya karena Jason
sudah pulang, padahal tadi dia sangat berharap bisa mendapatkan keterangan dari
Jason. Sekarang dia bahkan tidak bisa menghubungi Jason karena dia tidak punya
nomor kontaknya. Yang bisa dia lakukan adalah menunggu Jason menemuinya.
“Bagaimana
kondisimu?” Keyna bertanya kepada Davin yang mulai mencicipi supnya.
“Lapar.”
Davin mengernyit sambil menatap supnya, “Tetapi tidak bisa menikmati makanan,
aku tidak bisa mencium aroma apapun.”
Keyna
tertawa, lalu duduk di kursi di depan Davin.
“Tetapi
kondisimu sudah jauh lebih baik. Kau sudah bisa berdiri, kemarin jangankan
berdiri, bangun dari ranjang saja sepertinya kau kesakitan.”
Davin
tersenyum, “Yah… Aku harus mengucapkan terima kasih kepadamu Keyna.”
“Sama-sama.”
Davin
agak tercekat, “Maafkan aku, sikapku buruk kalau sedang sakit.”
“Kalau
sedang sakit?” Keyna mengangkat alisnya menahan geli, membuat Davin menatapnya
dengan kesal.
“Oke
sifatku memang buruk, sepanjang waktu. Mau apa lagi? Begitulah aku.”
“Aku tidak
protes kok,” Keyna tersenyum.
“Benarkah?”
Davin membalas senyum Keyna ketika perempuan itu mengangguk, “Keyna, malam
kemarin ada petir. Aku tahu kau ketakutan. Aku ingin menolong tetapi tidak bisa
bangun dari tempat tidur. Aku meminta bantuan Jason, apakah
Jason menolongmu?”
“Ya.”
Keyna tersenyum. “Dia memasangkan ini ditelingaku.” Keyna menunjukkan earphone
dan pemutar musik itu kepada Davin, semula dia ingin mengembalikannya kepada
Jason, tetapi karena Jason tidak ada, dia memutuskan untuk menyimpannya dulu
sampai nanti dia bisa bertemu Jason lagi.
“Jason
tidak kembali ke kamar sampai lama.” pandangan Davin berubah menyelidik,
“Apakah dia memelukmu dan tidur di kamarmu?”
Pipi Keyna
memerah menerima tatapan
menyelidik
Davin,
“Dia memelukku.” Keyna mengangkat bahunya, “Lalu aku tidak ingat apa-apa lagi,
musik di sini memenuhi telingaku, aku tidak mendengar apa-apa lagi, bahkan
suara petir sekalipun, dan sepertinya aku langsung jatuh tertidur.”
Davin
menarik napas panjang. Menahan dorongan cemburu membayangkan adegan Jason yang
memeluk Keyna.
“Kenapa
kau begitu takut petir Keyna?”
“Aku
tidak tahu.” Keyna tersenyum malu. “Begitu mendengar pertir seakan semua mimpi
burukku berkumpul jadi satu, aku mulai gemetaran dan tubuhku kaku tidak bisa
bergerak lagi.”
“Mungkin
ada trauma di masa kecilmu?”
“Aku
tidak ingat.” Keyna mendesah frustrasi, “Seandainya saja aku bisa mengingatnya,
mungkin bisa membantuku menyembuhkan ketakutanku.”
♠♠♠
Keyna
takut petir. Jason membatin sambil mengelus biolanya dalam kegelapan kamarnya.
Sepertinya kenangan malam itu telah membawa trauma buruk bagi Keyna, malam
perpisahan itu.
Mereka
ada di rumah. Ibunya sedang berteriak-teriak kepada ayah mereka yang telah
menghancurkan semua rencana masa depan mereka. Ayahnya telah kehilangan
kesempatan menjadi orang terkenal dengan menyelamatkan anak
orang kaya dari penculikan. Saraf utama di tangan ayahnya luka permanen,
sehingga dia tidak bisa bermain biola lagi.
Jason
yang waktu itu masih kecil, mendengarkan percakapan kedua orangtuanya yang
penuh pertengkaran dan maki-makian kasar… Well, sebenarnya yang mendominasi
makian kasar adalah ibunya. Ibunya menghina ayahnya, mengatakan tidak mau hidup
miskin selamanya bersama ayahnya, dia sudah muak dan lelah, dibebani oleh dua
orang anak, dan hidup serba pas-pasan. Kesempatan karier ayahnya di luar negeri
terlanjur membuatnya senang membayangkan bahwa mereka akan kaya. Tetapi
ternyata kesempatan itu hancur begitu saja.
“Aku
akan meninggalkanmu. Aku lelah hidup miskin bersamamu!” begitulah teriakan
ibunya waktu itu. Kemudian hujan turun dengan derasnya, diiringi suara guntur
yang menakutkan. Jason teringat akan adiknya yang tertidur di kamar.
Ditinggalkannya kedua orang tuanya yang masih sibuk berperang mulut, masuk ke
kamar mencari adiknya.
Saat
itulah dia melihat adiknya sedang duduk gemetaran di lantai, menutup kedua
telinganya dan menangis. Suara guntur dan petir telah bercampur dengan jeritan
pertengkaran kedua orang tua mereka, membuatnya berpadu menjadi melodi yang
mengerikan. Adiknya ketakutan…
Jason
langsung memeluknya, membisikkan kata-kata menghibur dan membujuknya agar tidak
menangis lagi. Jason sangat mencintai adiknya. Hanya Keyna satu-satunya harta
yang dimilikinya. Tetapi bujukannya tidak berhasil, Keyna tetap menangis. Dan
kemudian Jason menyanyikan lagu itu, sebuah lagu kanak-kanak yang diajarkan
oleh pengasuh mereka. Dan selalu Jason nyanyikan untuk Keyna sebelum Keyna
tidur. Keyna selalu mengantuk kalau Jason menyanyikan lagu itu.
Dan
rupanya lagu itu berhasil, Keyna mulai mengantuk di dalam pelukannya. Tetapi
kemudian pintu itu terbuka dan seluruh mimpi buruk itu terjadi. Ibunya masuk
dan merenggut tangan Jason, hendak membawanya pergi.
Keyna
terbangun dan menangis lagi. Dia memegang tangan Jason erat-erat, berteriak-teriak
memanggil - manggil kakaknya, memohon supaya tidak
dipisahkan. Tetapi sayang ibu dengan kasar merenggut pegangan Keyna dan
menghempaskan adik kecilnya itu ke lantai, dengan kasar mengatakan bahwa Keyna
harus ikut ayahnya, dan Jason ikut dia. Ibunya lalu setengah menyeret Jason
pergi, tidak mempedulikan permohonan Jason yang menangis tidak mau pergi. Tidak
mempedulikan teriakan-teriakan Keyna kecil di lantai yang mernegek-rengek ingin
bersama kakaknya. Mereka dipisahkan dengan begitu kejam, di bawah hujan dan
suara petir yang menggelegar.
Tidak
heran kalau Keyna takut dengan suara petir. Jason mengernyitkan dahi dengan
suara pedih. Hujan yang berpadu dengan petir, penuh dengan kenangan buruk bagi
mereka berdua.
Sejak
perpisahan itu, Jason tidak pernah mendengar kabar tentang Keyna dan ayahnya.
Mereka telah pindah ke luar kota. Sementara itu, ibunya ternyata memilih
membawa Jason bukan untuk merawatnya. Jason punya bakat biola sejak kecil, dan
sang ibu melihatnya sebagai aset berharga. Ibunya melakukan tindakan keji.
Menjualnya kepada keluarga kaya, yang mengetahui bakat bermain biola Jason, dan
bersedia memberikan uang pengganti kepada ibunya karena mereka tidak bisa
mempunyai anak kandung sendiri. Ibunya menerima uang dalam jumlah yang banyak.
Lalu pergi entah kemana, yang pasti sang ibu tidak pernah muncul lagi.
Keluarga
angkat Jason memperlakukannya dengan baik. Mereka berasal dari kalangan pemusik
handal, dan mereka sangat menyayangi Jason. Apalagi mereka tidak punya anak
kandung sendiri. Tetapi Jason tidak pernah memaafkan tindakan ibunya yang
begitu keji, memisahkannya dari adik dan ayahnya, untuk kemudian menjualnya
hanya demi kekayaan dan segepok uang.
Kebenciannya
kepada ibunyalah yang menyebabkan dia begitu benci kepada perempuan. Dia selalu
mempermainkan perempuan, terutama yang silau akan hartanya. Kemudian
menghancurkannya begitu saja. Dia akan sangat puas ketika para perempuan itu
menangis di kakinya, memintanya untuk tidak meninggalkan mereka.
Pertama kali dia melihat Keyna dia tahu. Tetapi
dia ragu. Namanya sama. Tetapi mereka sudah lama sekali tidak bertemu. Jason
bahkan hanya bisa mengingat samar-samar wajah adiknya karena waktu itu dia
sendiri masih kecil. Tetapi kemudian Davin menceritakan hutang budinya kepada
Ayah Keyna, kepada ayahnya. Membuat Jason mengetahui semuanya.
Keyna
adalah adik kandungnya. Dan Davin adalah anak itu, anak lelaki kaya yang
diselamatkan oleh ayahnya, yang bertanggung jawab terhadap hancurnya keluarga
mereka.
♠♠♠
“Aku senang akhirnya kau masuk, aku
merindukanmu.”
Sefrina tersenyum girang ketika melihat Keyna
datang.
Keyna
tersenyum, “Davin sudah baikan, jadi aku bisa kuliah lagi.”
“Syukurlah.”
Sefrina menatap Keyna, “Kau pasti kerepotan merawatnya sendirian.”
“Tidak
juga.” Keyna tertawa. “Banyak pelayan yang membantuku, dan ada Jason juga.”
“Jason
datang?” Sefrina menatap Keyna penuh arti, “Tampaknya dia sedang berusaha
mendekatimu Keyna, kau harus berhati-hati. Jangan-jangan dia sedang mengincarmu
sebagai korban berikutnya.”
“Tidak
mungkin, aku bukan selera Jason.” Keyna tertawa lagi, “Setahuku deretan mantan
kekasih Jason semuanya cantik-cantik.”
“Kau
juga cantik Keyna, hanya saja kau tidak menyadarinya.” Sefrina tersenyum
lembut, “Menurutmu apakah Jason akan menjemputmu lagi sore ini? Dia bilang dia
akan terus menjemputmu sampai kau mau menggunakan jasa sopir pribadi bukan?”
“Aku
rasa Jason tidak perlu repot-repot.” Keyna menghela napas, “Aku sudah bilang
kepada Davin, seperti usulanmu waktu itu, aku menggunakan jasa supir pribadi.”
Sefrina
tertegun, lalu mengangguk-anggukkan kepala setuju, ditepuknya pundak Keyna
sambil memuji, “Keputusan bagus. Setidaknya keamananmu terjamin Keyna.”
Sefrina
tertawa, “Kau akan terkejut Keyna, mungkin banyak orang yang ingin menculikmu,
kau adalah orang yang paling dekat dengan keluarga Jonathan.”
“Tetapi
aku bukan bagian dari mereka.”
“
Tetapi orang-orang jahat itu mungkin berpikir kalau mereka menahanmu, keluarga
Jonathan akan menolongku.”
Sefrina
mengangguk-anggukkan kepalanya, “Dan menurutku, kalau ada yang menculikmu
Davin-lah yang pertama kali akan berusaha menyelamatkanmu. Dia tampaknya sangat
menyayangimu, kau beruntung Keyna.”
Pipi
Keyna memerah mendengar kata-kata Sefrina, “Jangan mengarang. Davin tidak
mungkin menyayangiku. Dia hanya merasa bersalah karena telah memperlakukanku
buruk dulu.”
Sefrina
tertawa, “Tetapi pipimu memerah,” gumamnya menggoda. “Tidak… Pipiku tidak
merah.” Keyna membantah, “Ayo masuk, kita sudah terlambat ke kelas.” Merekapun
berjalan melalui lorong menuju kelas perkuliahan.
♠♠♠
Sepertinya
rencananya harus dimodifikasi.
Dia mengamati sore itu. Ketika Keyna sepulang kuliah keluar dari gerbang
dan memasuki mobil pribadi yang menjemputnya. Keyna memutuskan memakai mobil
dan supir pribadi untuk menjemputnya, itu berarti dia tidak akan bisa melakukan
usaha penculikannya dari tempat kuliah Keyna. Dia harus bisa memancing Keyna
supaya bisa berada di tempat yang rentan, dan dia bisa dengan leluasa menculik
gadis itu…
SWEET ENEMY - SANTHY AGATHA - BAB 7
Karna Di ERTIGAPOKER Sedang ada HOT PROMO loh!
ReplyDeleteBonus Deposit Member Baru 100.000
Bonus Deposit 5% (klaim 1 kali / hari)
Bonus Referral 15% (berlaku untuk selamanya
Bonus Deposit Go-Pay 10% tanpa batas
Bonus Deposit Pulsa 10.000 minimal deposit 200.000
Rollingan Mingguan 0.5% (setiap hari Kamis
ERTIGA POKER
ERTIGA
POKER ONLINE INDONESIA
POKER ONLINE TERPERCAYA
BANDAR POKER
BANDAR POKER ONLINE
BANDAR POKER TERBESAR
SITUS POKER ONLINE
POKER ONLINE
ceritahiburandewasa
MULUSNYA BODY ATASANKU TANTE SISKA
KENIKMATAN BERCINTA DENGAN ISTRI TETANGGA
CERITA SEX TERBARU JANDA MASIH HOT