PROLOG
Ingatan akan kejadian itu
masih terasa begitu menyakitkan baginya. Melihat dengan mata kepalanya sendiri akan pengkhianatan Jeremy, kekasih yang sangat dicintainya. Lelaki yang dia kira akan menjadi pasangan hidupnya, selama- lamanya sampai mereka menua. Apa yang dia lihat itu merupakan kehancuran bagi
seluruh rencana masa
depannya, pernikahan mereka. Kehancuran bagi segalanya, bagi hati Sani, dan bagi kepercayaannya kepada semua laki-laki di dunia ini.
Teganya Jeremy!! Tak henti-hentinya Sani meneriakkan
umpatan kepada mantan tunangannya itu di dalam hatinya.
Semula diawali dari telepon itu, sebuah telepon dari nomor tidak dikenal, yang entah kenapa Sani angkat. Telepon itu dari
seorang perempuan, yang menangis, mengatakan
bahwa dia juga kekasih Jeremy dan mengatakan bahwa Jeremy telah meninggalkannya tanpa mau bertanggungjawab.
Oh, tentu saja Sani pada awalnya tak percaya, tetapi perempuan
itu mengajaknya bertemu. Dan meskipun saat itu Sani sangat yakin bahwa Jeremy tidak mungkin
mengkhianatinya, Jeremy tidak mungkin melakukan semua
itu kepadanya.
Sani mau bertemu dengan perempuan yang
menelepon itu, dengan
tujuan awal ingin mengata-ngatai perempuan itu agar jangan memfitnah Jeremy, tunangannya yang sangat
setia dan tampan.
Tetapi kemudian, siang itu di
sebuah café di
ujung jalan, seluruh keyakinan Sani dijungkirbalikkan. Perempuan itu,
Ana namanya, sudah mempersiapkan segalanya. Semua bukti
yang diperlukan terhampar di hadapan Sani, seolah menamparnya dengan keras.
Di sana ada foto-foto mesra Jeremy dan Ana, yang menunjukkan bahwa mereka
adalah sepasang
kekasih. Tentu saja! Seorang yang bukan kekasih tidak mungkin mencium pipi,
berangkulan begitu erat dan saling memeluk seperti yang tergambar di dalam
foto itu. Ana
juga menunjukkan pesan- pesan mesra mereka, dari
nomor Jeremy. Bahkan Jeremy tidak pernah seromantis itu
dengannya, pesan-pesan mereka penuh dengan kata-kata cinta dan janji-janji muluk yang menyakitkan Sani.
Lalu
seakan
semua bukti
belum cukup
menghancurkan hari Sani, Ana
dengan tenang mengatakan bahwa kegadisannya sudah diserahkan kepada Jeremy. Dan bahwa sekarang keluarganya akan menuntut kepada keluarga Jeremy.
Hati Sani seakan dihancurkan oleh
pengkhianatan yang begitu parah, bukan hanya karena Jeremy berselingkuh di belakangnya. Tetapi juga karena Jeremy telah begitu saja menghancurkan
seluruh
keyakinan Sani tentang lelaki yang baik.
Sani selalu menjaga dirinya sampai dengan usianya yang sekarang, duapuluh lima tahun dan dia masih perawan. Meskipun kadang dia
membiarkan Jeremy mencium bibirnya, tetapi hanya sebatas itu. Tidak pernah lebih.
Jeremy pernah suatu kali
meminta lebih, tetapi Sani mengangkat alis
dan
mengatakan apa yang diyakininya, nasehat ibunya. Bahwa seorang lelaki yang baik, akan menjaga perempuan yang
dicintainya. Bukannya memaksa untuk merusaknya. Jeremy saat itu menerima penjelasan Sani
dengan lembut, dan bersumpah bahwa dia benar-benar mencintai Sani, jadi tidak akan
pernah merusaknya. Dan Sani sangat bersyukur mempunyai tunangan seorang lelaki yang bisa menjaga moralnya,
seorang
lelaki yang
baik dan
tidak berorientasi
kepada hasrat duniawi semata.
Semua pandangannya tentang Jeremy – dan
semua laki- laki lainnya
– hancur seketika
itu
juga.
Jeremy
telah tidur dengan Ana, lebih dari pada yang
seharusnya. Bagaimana mungkin Sani bisa memaafkan Jeremy?
Malam
itu
Sani bertemu
dengan Jeremy,
dan memaparkan semuanya, bukti-bukti yang ada. Jeremy tampak sangat marah, kepada Ana, bukan kepada Sani.
“Dan kau percaya apa yang dikatakan perempuan itu?”,
tanya Jeremy waktu itu.
Sani menatap lelaki itu. Yang dulu dicintainya, bahkan mungkin sekarang masih dicintainya meskipun cinta itu terasa menggores seluruh hatinya hingga terasa nyeri.
“Dia menunjukkan semua bukti-bukti itu, foto-foto mesra kalian berdua, pesan-pesan mesra kalian,
masihkah kau membantah semuanya?”
Jeremy tercenung tampak ragu, lama
kemudian, dia menatap Sani dengan pandangan memohon,
“Maafkan aku sayang”
Air mata pecah dari dasar hati Sani. Sejak siang tadi Ana menemuinya, Sani
bahkan
tidak bisa
menangis,
dia terlalu marah. Tetapi sekarang, berdiri di
sini, berhadapan dengan Jeremy yang mengakui segalanya membuatnya tak bisa menahan diri lagi,
“Teganya kau melakukan itu kepadaku Jeremy, setelah pertunangan kita
yang delapan tahun lamanya. Aku percaya padamu!
Aku menghormatimu… aku…”, suara
Sani tertahan oleh napasnya yang mulai sesak oleh luapan perasaannya.
Jeremy memijit keningnya tampak kesakitan.
“Maafkan aku Sani, aku…
aku khilaf, tidakkah kau mengerti?
Aku
tidak pernah
menginginkan
berselingkuh
dengan Ana dibelakangmu. Tetapi Ana… Ana, dia mengejarku, kau tahu dia juniorku di perusahaanku dan aku bertugas
membimbingnya, Dia… dia sangat tergila-gila dan terobsesi
denganku. Akusudah berusaha menolaknya dengan berbagai cara,
tetapi dia….
dia tidak
menyerah.
Suatu
malam,
ketika hujan,
dia
mengetuk pintu apartemenku, berkata bahwa mobilnya mogok di
dekat situ dan dia
kehujanan. Aku tidak punya kesempatan untuk menolaknya, dia…
dia kemudian
merayuku… dan aku….”, suara
Jeremy terhenti ketika melihat
ekspresi Sani, “Jangan… jangan sayang, jangan merasa jijik kepadaku… aku hanya
laki-laki biasa, aku menyesali semuanya. Aku memang tidak
tahan godaan, aku harap kau mengerti
semuanya….,”
Jeremy mendekat, berusaha menyentuh
tangan Sani, tetapi Sani menepiskannya dengan kasar.
“Jangan sentuh aku”,
desis Sani geram, “Kau bisa
saja bilang
itu ketidaksengajaan untuk kejadian
pertama,
tetapi kalian melakukannya lagi dan
lagi….Dan aku yakin itu bukanlah suatu ketidaksengajaan lagi…”
“Itu
semua terjadi begitu saja!” seru Jeremy frustrasi,
“Dia… dia selalu menyediakan diri, dan kupikir, semua tanpa komitmen. Aku tidak tahu dia
akan berbuat sejauh ini, menyakiti
kau
dan aku, berusaha menghancurkan hubungan kita. Kau tahu? ...aku sebenarnya sudah akan meninggalkannya”
“Aku sangat kecewa
Jeremy.”
Sani menyusut
air matanya, semua kesedihannya berubah
menjadi kemarahan,
“Kau meniduri seorang perempuan dan menganggap itu hanya selingan sambil lalumu, pemenuhan kebutuhanmu…. Itu sangat tidak bermoral..”
“Maafkan aku Sani,
aku harap kau
mau mengerti. Lagipula pernikahan kita tinggal lima
bulan lagi, kau tidak akan membiarkan ini menghancurkan semua rencana masa depan kita bukan? Aku akan membereskan semua masalah ini dan kita bisa melanjutkan semuanya.”
“Tidak!”, Sani
mundur selangkah, “Aku tidak mau melanjutkan apapun! Dan kurasa
aku tidak akan pernah
bisa! Kau… kau bukanlah lelaki yang kuinginkan untuk bersamaku
sampai akhir hidupku lagi. Ternyata aku
salah selama ini Jeremy,”
dengan kasar Sani
melepas cincin emas itu dari jemarinya. Cincin yang dipasangkan secara resmi oleh Jeremy di depan
seluruh
keluarga mereka ketika
mereka baru lulus
dari SMU, delapan
tahun
yang lalu. “Kukembalikan cincin
ini dan kuminta hatiku kembali. Silahkan jelaskan semuanya kepada orang tua
kita, karena aku sudah muak kalau harus mengulang semua ini lagi.,” diletakkannya cincin itu ke telapak tangan Jeremy, “Selamat tinggal Jeremy.”
Sani membalikkan tubuhnya, dan tidak menoleh
lagi ke belakang. Meskipun Jeremy masih memanggilnya dengan lembut, mencoba membuatnya berubah pikiran.
Kemudian Sani
menjelaskan secara
singkat keputusan bulatnya kepada kedua orang tuanya, menolak telepon-telepon
dari orangtua Jeremy agar dia mau memaafkan Jeremy. Semua sudah selesai, babak hidupnya yang ini
sudah musnah, bersama dengan cintanya, seluruh masa depannya dan rencana
pernikahan mereka beberapa bulan lagi. Sani
menghadapi
segalanya dengan kepala
tegak
meskipun hatinya hancur bukan kepalang.
Malam
itu juga, Sani mengepak
segalanya dan mengambil keputusan untuk pindah ke
kota lain. Sani seorang penulis novel, dia bisa tinggal dimanapun dia mau. Dia tidak
terikat pada perusahaan manapun.
Maka Sani memilih kota
itu, kota
yang menjanjikan
penyembuhan. Kota yang jauh, kota yang tak
punya keterikatan apapun dengan masa lalunya. Sani
sudah bertekad, persetan
dengan semua laki-laki. Dia tidak membutuhkannya. Akan dia tunjukkan kepada dunia yang kejam ini, bahwa seorang
Sani bisa hidup tanpa harus meletakkan hatinya ke dalam genggaman mahluk jahat yang bernama laki-laki.
YOU'VE GOT ME FROM HELLO - SANTHY AGATHA - BAB 1
Bab 1 kok ga bisa di klik kak
ReplyDeleteKarna Di ERTIGAPOKER Sedang ada HOT PROMO loh!
ReplyDeleteBonus Deposit Member Baru 100.000
Bonus Deposit 5% (klaim 1 kali / hari)
Bonus Referral 15% (berlaku untuk selamanya
Bonus Deposit Go-Pay 10% tanpa batas
Bonus Deposit Pulsa 10.000 minimal deposit 200.000
Rollingan Mingguan 0.5% (setiap hari Kamis
ERTIGA POKER
ERTIGA
POKER ONLINE INDONESIA
POKER ONLINE TERPERCAYA
BANDAR POKER
BANDAR POKER ONLINE
BANDAR POKER TERBESAR
SITUS POKER ONLINE
POKER ONLINE
ceritahiburandewasa
MULUSNYA BODY ATASANKU TANTE SISKA
KENIKMATAN BERCINTA DENGAN ISTRI TETANGGA
CERITA SEX TERBARU JANDA MASIH HOT