BAB 1
Suasana yang hingar
bingar membuat Lana mengeryitkan matanya. Dia tidak suka suasana ramai
dan menyesakkan seperti ini. Dia merindukan
kamarnya, kamar tenang
yang damai, tempat dia bisa duduk
dan membaca sambil mendengarkan
musik sayup-sayup.
Tapi musik yang sangat
keras ini hampir melampaui batas toleransinya, ingin rasanya dia pergi
dari tempat ini, tapi dia tidak bisa. Lelaki
itu, lelaki jahat itu –
menurut sumber yang
dia dengar akan datang ke tempat ini
beberapa saat lagi.
Lana mencoba menarik
turun rok hitam pendeknya yang
mulai terasa tidak nyaman. Seragam waitress ini amat
sangat tidak nyaman, dengan
belahan dada yang begitu
rendah dan rok yang begitu pendek, Lana seperti dipaksa
menyamar menjadi orang yang
tidak dikenalnya. Tetapi
bukankah itu memang tujuannya?
Dia tidak ingin lelaki itu
mengenalnya, meskipun hal
itu sepertinya tidak perlu
ditakutkannya. Mereka
hanya pernah bertemu satu kali, pada pertemuan singkat yang tak disengaja,
saat lelaki itu menemui ayahnya di ruang kerjanya. Saat itu
penampilan
Lana tidak seperti
sekarang, rambutnya masih
panjang dengan kacamata berbingkai tebal membingkai wajahnya,
bajunya tertutup dan sopan,
beda sekali dengan sekarang.
Lana mengernyitkan
matanya lagi, Aku benar-benar
berpenampilan seperti perempuan
murahan, desahnya.
Suara berisik dari
arah pintu masuk mengalihkan
perhatian Lana, matanya mencari-cari dan itu
dia! Lelaki itu ada di sana, dengan kedatangannya yang begitu
heboh dikelilingi banyak sekali
bodyguard berbadan kekar. Tanpa sadar
Lana mendengus, yah karena dia
lelaki jahat yang suka menyakiti
orang, dia pasti punya banyak
musuh yang ingin membunuhnya.
Dengan penasaran
Lana menjinjitkan kakinya,
berusaha
melihat dengan jelas sosok lelaki
itu, Mikail Raveno. Sosok
yang ditakuti dalam
dunia bisnis karena tidak segan-segan menggilas siapapun yang menghalangi
jalannya. Siapapun yang berani melawan Mikail Raveno,
akan berakhir dalam
tragedi. Seperti ayahnya, seperti
seluruh keluarganya. Desah
Lana pahit.
Dulu keluarga Lana
adalah keluarga berada,
ayahnya adalah seorang pengusaha
sukses di bidang konversi
kelapa sawit. Kebun mereka ada
berhektar-hektar di luar pulau,
dan mereka sangat kaya. Bagi Lana keluarga
mereka adalah keluarga bahagia, meskipun
ibunya adalah wanita lemah
yang sakit-sakitan, tapi selain itu
dia adalah ibu yang
sempurna.
Pikiran Lana menerawang
di saat-saat bahagia itu, saat dia, ayahnya dan ibunya berkumpul bersama
di meja makan, menyantap sarapan
pagi bersama ayah dan ibunya
yang
penuh cinta. Ayahnya akan bercerita
tentang pengalamanpengalaman
dalam perjalanan bisnisnya, dan ibunya
akan
menatap sang ayah
dengan tatapan memuja. Semua
terasa begitu bahagia, semua
terasa begitu sempurna.
Sampai kemudian Mikail
Raveno datang dalam kehidupan mereka. Mikail Raveno tertarik
dengan perkembangan pesat
bisnis ayah Lana dan berpikiran
untuk menjalin suatu hubungan kerjasama.
Pada awalnya, ayahnya tidak tertarik, dia sudah cukup puas dengan bisnis
yang dijalankannya sendiri. Tapi Mikail tidak menyerah,
dengan berbagai cara dia berusaha
mendekati ayahnya. Dan entah kenapa
ayahnya akhirnya menyerah ke dalam
kuasa Mikail Raveno,
ke dalam kuasa iblis
kegelapan yang ketika mencengkeram tidak akan melepaskannya lagi.
Mikail menghancurkan
keluarganya secara harfiah, entah kenapa kepemilikan ayahnya atas bisnis
itu dimentahkan begitu saja, semuanya diambil
oleh Mikail dan dikendalikan di
bawah tangannya. Ayahnya tidak punya hak apa-apa lagi selain jatah bulanan
untuknya dan keluarganya.
Keluarga Lana jatuh
miskin seketika. Rumah mewah mereka disita paksa, mereka harus pindah
ke rumah mungil sederhana. Mereka
berusaha memenuhi kebutuhan
sendiri, tanpa pelayan-pelayan
yang biasanya selalu siap sedia melayani kebutuhan mereka.
Lana kuat menanggung
itu semua, tetapi ibunya tidak.
Ibunya dari kecil
terbiasa bergelimang kekayaan,
seperti putri raja. Sampai menikah dengan
ayahnyapun, ayahnya terbiasa
memperlakukannya seperti Ratu
dengan banyak pelayan
yang mengelilinginya.
Ibunya sudah hancur ketika dipaksa memasak sendiri dengan tangannya yang
rapuh dan tidak
terampil itu – karena
tidak pernah memasak seumur
hidupnya. Dan makin hancur ketika mereka makin miskin,
makin menderita. Akhirnya
penderitaan itu tak tertanggungkan lagi bagi ibunya, dia
mulai sakit-sakitan… semakin kurus,
semakin sering menangis di malam-malam
sepi. Lalu suatu pagi, ibunya
meninggal begitu saja.
Lana masih ingat
ketika dia berdiri di samping
ayahnya yang membeku menatap wajah
ibunya yang kurus dan pucat.
Ekspresinya seperti tertidur,
dan merasa sedih karena menyadari kenyataan
bahwa ibunya mungkin lebih bahagia sekarang setelah meninggal dunia.
Sepeninggal ibunya,
Ayahnya hancur. Hancur total. Dia mulai mabuk-mabukan, kadang berteriak-teriak
dan menangis sendirian di malam-malam
sepi. Hingga pada suatu hari, ayahnya mengendarai mobil mereka,
satu-satunya harta
mereka yang masih
tersisa, dan menabrakkan
diri pada tembok pembatas jalan
hingga mobil itu terguling beberapa kali. Ayahnya tewas seketika di tempat.
Polisi mengatakan bahwa kandungan
alkohol di darah ayahnya sangat tinggi,
hingga dapat dikatakan, ayahnyalah yang membunuh
dirinya sendiri.
Lana menjadi sebatang
kara dan rasa dendam yang
terpendam dalam hatinya
makin menyeruak setelah
kematian kedua orang
tuanya. Semua ini berakar dari Mikail Raveno. Sejak lelaki itu muncul di
keluarganya, semuanya hancur dan musnah. Lana harus membalas
dendam, dengan
cara apapun, untuk
membalaskan kesedihan ibunya,
dan kematian sia-sia ayahnya.
Sejak itu, dia menyelidiki semua hal
tentang Mikail Raveno, di mana dia tinggal, bagaimana jadwalnya,
apa
kesukaannya. Semua
informasi itu dikumpulkannya
baik-baik dan disusunnya. Ketika
Lana mendapat informasi, bahwa
Mikail sering menghabiskan waktunya
dengan kekasihkekasihnya di klub kelas
atas ini, Klub Azalea. Tanpa pikir
panjang, Lana meninggalkan pekerjaannya
sebagai guru di taman kanak-kanak, pindah
dari tempat tinggalnya dan
melamar sebagai waitress di
sini.
Semua butuh pengorbanan,
Lana menyadari bahwa pembalasan dendam
butuh pengorbanan besar.
Seperti
ketika dia harus
berdandan sebagai wanita murahan
dengan rok mini dan baju
seksi. Kadang malam demi
malam harus menahan diri dari
siksaan kegaduhan dan hingar
bingar musik, ataupun harus
menahan hati karena banyaknya lelaki lelaki genit yang selalu berpikir
bahwa dia wanita murahan yang bisa dibeli. Semua butuh pengorbanan, mahal
harganya. Tapi Lana
merasa itu akan sebanding dengan kepuasan yang akan dia dapatkan nanti.
Kepuasan untuk membunuh lelaki itu dalam
siksaan menyakitkan, seperti
yang dilakukan lelaki itu
pada ayah dan ibunya.
Dia sudah mengoleskan
racun yang tidak akan terdeteksi, di dasar gelas yang sudah disiapkan khusus
untuk Mikail
Raveno malam ini.
Mikail Raveno tidak mau menggunakan gelas yang sama dengan orang lain.
Gelasnya ekslusif,
khusus hanya dipakai
dirinya, dan tadi siang ketika berpurapura
membersihkan bar, Lana menyelinap ke tempat
penyimpanan khusus
itu dan mengoleskan racun yang tidak terdeteksi ke gelas tersebut. Seteguk
saja minuman dari
gelas yg sudah diolesi
racun itu ditelan oleh Mikail Raveno, maka seluruh dendamnya akan terbalaskan.
***
Mikail Raveno merasa
muram malam ini. Entah kenapa, dia sedang ingin menghajar seseorang,
atau kalau perlu, membunuh seseorang.
Malam ini dia datang ke klub bukan untuk bersenang-senang, tetapi untuk
mencari masalah. Dengan dikelilingi para bodyguard yang selalu
siap menjaganya, meskipun sebenarnya
tidak perlu, karena Mikail
menguasai beberapa keahlian
bela diri. Tetapi ketika
kau punya uang banyak, memang
lebih baik jika kau membiarkan
orang lain melakukan segala
sesuatunya untukmu.
Pemilik Klub sendiri
yang menyambutnya. Tentu saja,
mengingat betapa besar hutangnya
kepada Mikail. Dengan tergopoh-gopoh lelaki
gendut itu menggiringnya ke kursi VIP terbaik.
“Anda bisa memilih
siapapun untuk menemani
Anda,”
gumam si pemilik
Klub dengan nada menjilat.
Mikail menatap ke
sekeliling dengan tak berminat,
menatap semua perempuan di
sana yang hampir-hampir
seperti
semut mengelilinginya, dengan tatapan
berharap untuk
dipilih. Terlalu
murahan, gumamnya dalam hati.
Semua manusia di dunia
ini murahan dan penjilat.
Mikail memutuskan
tidak memilih siapapun, ketika
tatapan matanya terpaku pada
perempuan itu. Perempuan yang
tampak salah tempat
di klub malam mewah ini. Mengenakan baju luar biasa seksi, tetapi tampak
tidak nyaman di dalamnya.
Tanpa sadar seulas
senyum jahat muncul di bibirnya,
“Aku mau dia,” gumamnya sambil
menunjuk perempuan itu.
***
“Aku mau dia.”
Kalimat itu diucapkan
dengan nada malas yang tenang,
tetapi gaungnya terdengar ke seluruh
ruangan. Entah kenapa suasana hiruk pikuk itu menjadi hening.
Dan Lana
merasakan semua tatapan tertuju padanya.
Pada dirinya
yang sedang bersandar di meja bar,
sibuk dengan pikirannya
sendiri.
Dengan gugup Lana
menegakkan tubuhnya, berusaha
membalas tatapan
mata semua orang, lalu matanya
terpaku pada mata itu. Mata
cokelat pucat sehingga nyaris bening, menyebabkan pupil matanya tampak begitu
hitam dan tajam.
“Cepat kesana. Dia
menginginkanmu,” sang bartender yang
berdiri di belakangnya
berbisik kepadanya, seolah takut
kalau Lana tidak
cepat-cepat menuruti keinginan
Mikail, akan berakibat fatal.
Lana mengernyit pada
Mikail, mencoba menantang mata
laki-laki itu, yang
masih menatapnya dengan begitu tajam tanpa ekspresi.
“Apakah… apakah..”
Lana berdehem karena suaranya
begitu serak, “Apakah Anda
ingin dibawakan minuman?”
Mikail hanya menatapnya
beberapa saat yang menegangkan,
lalu menganggukkan kepalanya.
“Bawakan satu, minumanku
yang biasa”
Secepat kilat sang
bartender meracik minuman
kesukaan Mikail, minuman yang
biasa. Tangan Lana gemetar ketika menerima nampan minuman itu. Sedikit
lagi Lana….., gumamnya mencoba
menyemangati dirinya sendiri.
Sedikit lagi semua dendammu
akan terbalaskan…… sedikit lagi….
Lana mengucapkan
kata-kata itu bagaikan doa,
dengan langkah gemetar dia mendekati
Mikail yang duduk bagaikan sang
raja, menunggunya.
Diletakkannya gelas
itu di meja depan Mikail,
Semoga kau lekas
meminumnya dan lekas mati. Doa Lana dalam hati.
Tetapi sepertinya
Tuhan masih menginginkan
Mikail hidup, karena lelaki itu
terlihat tidak tertarik untuk
menyentuh minumannya.
Matanya malahan tertuju
pada Lana dan memandangnya
tajam.
“Duduk.” Mikail menjentikkan jarinya.
Melirik tempat di sebelahnya.
Sekujur tubuh Lana
mengejang menerima perintah
yang begitu arogan. Tanpa sadar matanya memancarkan
kebencian, siapa
lelaki ini berani-beraninya
memerintahnya seperti ini?
Ketika Lana termenung,
seorang waitress lain dengan gugup mendorongnya supaya duduk, menuruti
permintaan Mikail. Sehingga dengan terpaksa Lana duduk
di sebelah Mikail.
“Siapa namamu?” ,
Mikail menatap tajam ke arah
Lana, sama sekali tidak
melirik gelas minuman di
mejanya.
Lana sudah siap dengan
pertanyaan ini, nama samarannya, “Sara.” Jawabnya kaku
Mikail mengernyit menatapnya dengan
seksama, lalu jemari
panjang itu tiba-tiba
terulur dan menarik dagu Lana
mendekat, supaya dia bisa
mengamati wajah Lana dengan
cermat,
“Aku tidak pernah
melihat wajahmu sebelumnya
di sini” “Eh… dia… dia pegawai
baru kami, tuan Mikail, maafkan
ketidaksopanannya, saya belum pernah
mengajarinya
bagaimana membawakan minuman untuk
tamu sepenting
Anda,” sang pemilik
klub menyela dengan gugup. Wajahnya tampak cemas melihat Lana melayani
tamu pentingnya
dengan setengah hati.
Dengan pandangan memarahi dia
memperingatkan Lana, “Ayo
Sara perkenalkan dirimu kepada
tuan Mikail, tuan Mikail telah
memilihmu untuk menjadi pelayan minumannya.
Itu merupakan suatu kehormatan
untukmu, harusnya kau berterima
kasih”
Perintah itu membuat
Lana menegakkan dagunya dengan
angkuh,
“Saya sudah memperkenalkan diri saya,
dan saya sudah membawakan minuman untuk tuan
Mikail yang terhormat, karena itu saya akan
pergi,” jawab Lana ketus, sambil
beranjak dari tempat
duduknya, toh misinya sudah tercapai. Gelas minuman beracun itu sudah ada
di meja Mikail, dan sebentar lagi Mikail akan mati karena
sesak napas.
Tetapi sebelum Lana
sempat berdiri, Mikail meraih jemarinya dan menariknya kencang, supaya terduduk
lagi. Kali ini di pangkuan Mikail.
“Apa… apaaan….,”
Suaranya terhenti ketika bibir
yang keras dan dingin itu tiba-tiba
melumat bibirnya. Lana memberontak
ketika menyadari
bahwa Mikail sedang memagut
bibirnya dengan ciuman yang
basah dan panas.
Ciuman itu sungguh
tak sopan karena bibir dingin
Mikail tanpa permisi langsung
memagut bibirnya, melumatnya
tanpa ditahan-tahan. Lidahnya
langsung menyeruak masuk
merasakan keseluruhan diri Lana, menghisapnya, menikmatinya, dan menggilasnya tanpa
ampun.
Sekujur tubuh Lana
terasa terbakar, panas karena amarah
dan demam kerena
gairah. Lelaki ini sudah jelas-jelas sangat ahli ketika mencumbu perempuan, sehingga
Lana yang
belum berpengalamanpun terbawa oleh
gairahnya,
mengalahkan kebenciannya. Tetapi pikiran
bahwa lelaki ini telah memanfaatkan begitu
banyak wanita demi memuaskan
rasa arogan dan kekuasaannya membuat
Lana merasa muak. Dan tiba-tiba
muncul kekuatan dari dalam dirinya untuk mendorong laki-laki itu menjauh
dan menamparnya sekuat tenaga.
Plakk!!!
Suasana di klub itu
menjadi sangat hening.
Luar biasa hening. Bahkan musik
yang hiruk pikuk itupun terhenti karena semua orang berhenti melakukan
aktivitasnya dan menatap ke arah Lana, yang berdiri dengan terengah-engah
berhadapan dengan
Mikail yang membatu duduk di sofa VIPnya.
Sedetik kemudian,
sebuah tangan kasar mencengkeram
lengan Lana. Begitu menyakitkan
hingga membuat Lana menjerit,
“Kurang ajar kau
!! berani-beraninya memukul
Tuan Mikail,” teriak sebuah suara
berat dan kasar. Lana menoleh dan mendapati dirinya ditelikung oleh
lelaki berbadan besar yang sepertinya salah satu bodyguard Mikail.
Lengan lelaki itu
yang besar dan kuat menahannya
sampai tangannya terasa
kaku dan sakit. Tapi Lana
tidak menyerah, dia meronta sekuat
tenaga, mencakar, dan menggigit lengan yang tetap terasa sekeras batu itu.
Napasnya terengahengah dan wajahnya merah padam menahan amarah
dan
rasa malu karena
sebagai perempuan kekuatannya
begitu tak berdaya menahan
dominasi kekuatan laki-laki.
“Lepaskan dia,” suara
dingin Mikail terdengar di keheningan. Orang-orang masih diam menunggu, memusatkan perhatian
kepada apa yang akan
dilakukan lelaki yang terkenal luar biasa kejam itu pada perempuan yang
berani menamparnya.
Seketika itu juga,
bodyguard Mikail yang berbadan
kekar melepaskan Lana,
membuatnya hampir terjatuh
karena kelelahan meronta-ronta.
Mereka berdiri berhadap-hadapan di
bawah tatapan mata banyak orang yang menanti. Mikail
masih berdiri dengan wajah dingin tak berekspresi sambil
mengusap pipinya, bekas tamparan Lana.
“Berapa hargamu?,”
suara Mikail terdengar tenang
dan dingin,
Mata Lana membelalak,
harga?? Apa yang dibicarakan lelaki ini? Matanya melirik ke gelas minuman
Mikail yang sudah diracuninya di
meja. Semuanya berantakan, serunya
menahan kekesalan pada dirinya sendiri.
Semua gara-gara
dia tidak bisa menahan
kebenciannya. Seharusnya ketika Mikail melecehkannya dia bisa menahan
diri dan berpurapura menjadi perempuan gampangan,
seharusnya dia mau
berkorban menahan
perasaannya. Setidaknya ketika
dia menurut, Mikail mungkin akan merasa
senang dan lengah,
lalu meminum minumannya
itu dan mati. Tetapi sekarang
semua sudah terlambat,
Mikail tampak tidak tertarik lagi pada
minumannya dan tertarik sepenuhnya kepada Lana.
Lagipula
Lana tidak bisa berpura-pura menyukai
Mikail, kebenciannya terlalu dalam
pada lelaki itu.
Donita, primadona
di bar ini mendekati Mikail
dengan tatapan merayu. Dialah yang
biasanya dipilih Mikail untuk menemani lelaki itu minum ketika Mikail berkunjung, dan sekarang
hatinya dipenuhi kecemburuan
karena Mikail tampak begitu
tertarik kepada anak baru
itu. Padahal kalau dilihat
dari kecantikannya, anak baru itu
jauh lebih jelek daripada dirinya,
“Sudahlah Mikail,” Donita
menyentuhkan tangannya di
kerah baju Mikail, “Perempuan jelek
itu tidak akan bisa
memuaskanmu, lebih
baik biarkan aku yang menemani,,,,, aduhhh!!!”
Donita mengaduh karena
Mikail merenggut tangannya yang meraba kerah baju Mikail. Jemari Mikail
mencengkeramnya dengan kekuatan
tak ditahan-tahan lagi, menyakitinya
hingga terasa menusuk ke tulang,
“Menyingkir,” gumam
Mikail dengan tatapan membunuh pada Donita, lalu menghempaskan tangan
Donita dengan kasar sehingga tubuh Donita terdorong menjauh.
Sambil meringis menahan nyeri
dan kesakitan Donita lekas-lekas menjauh.
“Nah,”
Mikail memusatkan mata dinginnya kembali
ke Lana,
“Katakan berapa hargamu,
dan aku akan membayarnya”
***
Aku harus memiliki
perempuan ini.
Mikail memutuskan
dalam hati. Aku harus memilikinya
segera.
Tuhan tahu dia sudah
berusaha menyelamatkan perempuan
ini. Tetapi entah
kenapa perempuan satu ini
memiliki tekad yang kuat untuk mencelakainya, hingga
lupa bahwa dia
sudah menantang lelaki paling berbahaya.
Mata Mikail melirik
gelas yang diletakkan Lana di mejanya,
dia tahu kalau dia
diracuni. Lana terlalu tidak
berpengalaman dalam usaha pertamanya membunuh
orang. Tangannya
gemetaran dan matanya
gugup, berkali-kali melirik ke gelas minuman itu. Dan juga nama palsu yang
menggelikan itu.Lana bahkan tidak menyadari
bahwa penyamarannya sudah
terbongkar dari awal.
Sebenarnya tadi Mikail
memutuskan untuk menertawakan Lana diam-diam, dengan pura-pura akan
meminum minuman beracun itu. Tapi bibir ranum
itu, dan penampilan Lana yang
luar biasa seksi memunculkan
sisi iblis dalam dirinya, sisi
Iblis yang kehausan.
Mungkin sudah waktunya
perempuan yang satu ini menerima pelajaran atas kenekatannya.
***
Lana tertegun marah
mendengar pelecehan Mikail atas
dirinya. Berapa
harganya? Hah! Dia pikir
dia raja yang bisa membeli apa saja yang dia mau?
Lelaki iblis ini
harus diajari, bahwa meskipun
banyak perempuan yang bertekuk
lutut di kakinya dan memohonmohon untuk dimilikinya, ada perempuan yang
tidak sudi
disentuh olehnya.
Dengan marah Lana
mendongakkan dagunya menantang
MIkail,
“Saya lebih memilih
mati daripada menjual diri kepada Anda,”
gumamnya kasar
Suara di seluruh
klub itu langsung dipenuhi
dengungan gelisah menanti rekasi
Mikail.
Tidak disangka-sangka
Mikail tersenyum. Lalu melirik ke arah bodyguardnya,“Tidak ada sesuatupun
yang bisa menolak kalau aku ingin memilikinya,” gumamnya datar dan memberikan isyarat
tangannya kepada
para bodyguardnya.
Semuanya berlangsung
cepat; Lana tidak sempat lari
ataupun panik, karena tiba-tiba
bodyguard Mikail yang berbadan paling besar,
merenggutnya kasar, mengangkatnya,
lalu membantingnya di pundaknya seperti
sekarung beras
Sekejap dipenuhi
rasa pusing karena posisi
kepalanya dibalik mendadak, Lana tersadar
bahwa dia sudah diangkat keluar
dari klub itu. Sekuat
tenaga Lana mencoba memberontak. Tangannya memukul-mukul punggung bodyguard itu dan kakinya menendang-nendang keras sambil
berteriak-teriak menahan marah
dan frustasi.
Tetapi tubuh bodyguard
itu sekeras batu, tidak bereaksi atas pemberontakan Lana.
Percuma meminta tolong,
karena Lana yakin tidak akan ada yang berani menolongnya. Semua pengunjung
klub yang pengecut itu hanya
menatap kejadian di depan mereka dengan muka bodohnya. Sang pemilik
klub masih
memandang takjub
Mikail yang melenggang dengan
santai meninggalkan ruangan
dengan Lana yang meronta-ronta dan menjerit-jerit dalam gendongan bodyguardnya.
***
Sesampainya di tempat parkir Lana
diturunkan. Sedetik setelah dia
diturunkan, Lana berlari sekuat tenaga
berusaha menjauh. Tetapi baru beberapa
langkah, tangan sekeras
batu itu menangkapnya
lagi Lana meronta tapi tak bisa berontak,
dengan frustasi dia menggigit sekuat tenaga
tangan yang mendekapnya itu.
Sang bodyguard mengaduh
sambil mengumpat-umpat,
sedangkan Mikail hanya menatap
kegaduhan di depannya sambil terkekeh geli.
Lana mencoba berontak,
menggigit, dan menendang sampai kelelahan. Dia menatap Mikail terengah-engah dengan pandangan penuh kebencian, masih dalam
cengkeraman
kuat tangan bodyguard
Mikail.
Mikail membalas tatapannya dengan
senyum manis yang jahat,
“Kalau kau berjanji
mau bersikap baik, mungkin aku akan menawarimu tempat yang nyaman, di
sebelahku di dalam mobil”
“Mati saja kau!,”
sembur Lana penuh kemarahan.
Mikail terkekeh lagi,
“Oke, kau yang minta,” dengan isyarat
anggukan kepala,
Mikail memberi perintah
pada para bodyguardnya,
“Masukkan dia ke bagasi”
***
Karna Di ERTIGAPOKER Sedang ada HOT PROMO loh!
ReplyDeleteBonus Deposit Member Baru 100.000
Bonus Deposit 5% (klaim 1 kali / hari)
Bonus Referral 15% (berlaku untuk selamanya
Bonus Deposit Go-Pay 10% tanpa batas
Bonus Deposit Pulsa 10.000 minimal deposit 200.000
Rollingan Mingguan 0.5% (setiap hari Kamis
ERTIGA POKER
ERTIGA
POKER ONLINE INDONESIA
POKER ONLINE TERPERCAYA
BANDAR POKER
BANDAR POKER ONLINE
BANDAR POKER TERBESAR
SITUS POKER ONLINE
POKER ONLINE
ceritahiburandewasa
MULUSNYA BODY ATASANKU TANTE SISKA
KENIKMATAN BERCINTA DENGAN ISTRI TETANGGA
CERITA SEX TERBARU JANDA MASIH HOT
I like that
ReplyDeleteI like that
ReplyDelete��
ReplyDelete