1
Pagi itu, sebelum berangkat ke
kampus, Keyna mampir ke Garden Cafe, cafe dengan nuansa hijau dan taman
dengan dinding-dinding kaca yang berkilauan. Memantulkan nuansa taman di
sekelilingnya. Cafe itu terletak di pinggir jalan yang sering dilalui Keyna
ketika berjalan kaki menuju kampusnya… Dulu pada awalnya Keyna ragu memasuki
cafe itu karena sepertinya harganya mahal, dia hanya berdiri di depan cafe itu,
merasa tertarik tetapi ragu. Tetapi seorang pelayan, yang kebetulan sedang
berada di depan cafe itu menyapanya dengan ramah, mempersilahkannya masuk
sehingga akhirnya Keyna memberanikan diri untuk masuk. Pelayan yang ramah itu
bernama Albert dan mereka akhirnya berteman. Sekarang setiap pagi sebelum
berangkat ke kampus, Keyna pasti akan mampir ke cafe ini untuk membeli minuman
kesukaannya : Oreo Milkshake. Keyna sangat menyukai susu, dan ketika pertama
kali memilih menu di cafe itu, matanya langsung mengarah ke bagian milkshake.
Dia mencoba oreo milkshake, dari susu yang nikmat, dengan whipped cream yang
lembut di atasnya, tentu saja dipadukan dengan remahan oreo yang bercampur
putihnya susu menjadikan warnanya abu-abu yang menggugah selera.
“Milkshake lagi, Keyna?” Albert
langsung menyapanya dan menyebutkan pesanannya, bahkan sebelum Keyna sempat
memesan.
Keyna
tertawa, “Ya. Yang biasanya.”
Albert menatap Keyna dengan
pandangan mencela, “Dan aku heran kau tidak bertambah gemuk padahal kau
mengkonsumsi minuman itu setiap hari, kau terlalu kurus, mungkin kau harus
menambah porsi makanmu.”
“Aku sedang dalam program
penggemukan, karena itulah aku memesan milkshake setiap hari.” jawab Keyna
dengan senyum geli. Dia duduk di kursi tinggi di depan counter bar yang
menyediakan sarapan dan kopi hangat tiap pagi, dan berubah menjadi bar minuman
kalau menjelang malam. Beberapa saat kemudian Albert datang membawakan
pesanannya. Keyna menerimanya dengan senang, lalu menyedot Milkshake itu dari
sedotan besar di gelas tingginya, rasa manis, gurih, dan nikmatnya susu
bercampur oreo dan whipped cream langsung berpadu di mulutnya, membuatnya
senang. Dan yang pasti memberinya kekuatan untuk menghadapi suasana kampus yang
tidak menyenangkan setiap hari. Keyna langsung mengerutkan keningnya, dan
Albert yang masih berdiri di situ beserta beberapa pelayan lain yang menyiapkan
pesanan sarapan di meja counter rupanya memperhatikannya.
“Suasana kampus masih tidak
menyenangkan, Keyna?” tanya Albert penuh pengertian.
Keyna mendongak dan menatap
Albert, lalu tersenyum sedih. Albert benar-benar sudah menjadi teman bicaranya
yang baik. Lelaki itu ternyata bukan hanya sekedar pelayan. Dari cerita pelayan
lain, Albert ternyata adalah orang kepercayaan dari pemilik cafe ini dan
diberikan kendali penuh untuk mengelola cafe, tetapi dia menyerahkan tugas itu
kepada orang yang lebih muda, kemudian memilih menjadi pelayan dan menikmati
hidup dengan bercakap-cakap dan berbagi cerita bersama para pelanggannya. Dia
lelaki setengah baya yang hidup sendirian. Berdasar gosip juga, lelaki ini
kehilangan keluarganya di masa lalu dan kemudian memilih untuk hidup sendiri
selamanya. “Mereka semua masih bersikap sama.
Menjauh dan memusuhiku.” Keyna mengangkat bahu. Dia memang sering
bercerita tentang suasana kampusnya kepada Albert, karena lelaki itu sangat
baik dan bersedia mendengarkan, Albert membuat Keyna teringat kepada ayahnya.
“Yah mau bagaimana lagi, aku memang bukan bagian dari mereka.”
“Kau harus tetap semangat dan
melupakan mereka.” Albert tersenyum bijaksana seperti biasanya,
“Sebenci-bencinya orang kepadamu, hidupmu adalah hidupmu, jadi teruslah
melangkah maju.”
Keyna
menatap Albert dengan senyum tulus, ‘Terima kasih, Albert... Aku senang berbagi
cerita kepadamu, kau benar-benar mirip ayahku,” gumamnya malu-malu.
Albert tertawa mendengar
perkataannya, “Apakah kau memujiku karena ingin mendapatkan milkshake gratis?”
godanya sambil tergelak, “Bersemangatlah! Oke. Aku harus kesana dan melanjutkan
pekerjaanku.” setelah melempar senyuman untuk terakhir kalinya, Albert
membalikkan badan dan meninggalkan Keyna sendiri, menikmati oreo milkshakenya.
♠♠♠
“Mereka menghebohkannya di
kampusnya.” Erland melirik ke arah Davin, “Adikku yang cerita. Banyak yang
memusuhi dan merendahkannya karena menganggapnya tak sederajat.”
Davin mengalihkan pandangannnya
dari buku yang dibacanya, “Siapa yang berani memusuhi Keyna di kampus?”
“Hampir semuanya,” gumam
Erland, “Yah sudah biasa terjadi kalau anak -anak keluarga kaya, di kampus
khusus keluarga kaya akan merasa terganggu kalau tiba-tiba ada anak miskin yang
naik status menjadi bagian dari keluarga yang paling berpengaruh di antara
mereka. Dulu Keyna hanyalah anak biasa yang mendapat beasiswa di sana, sekarang
posisinya tentu berbeda, dia menjadi bagian dari keluarga Jonathan, tinggal di
mansion ini. Tentu saja permusuhan ini tidak terang-terangan, tetapi ada. Anak
itu tidak punya teman sama sekali.”
“Dan bagaimana Keyna? Apakah
adikmu bisa mengawasinya?”
“Pamela tidak tahu,” gumam
Erland, menyebut nama adiknya, “Dia satu tingkat di atas Keyna jadi tidak bisa
mengawasinya terus menerus, menurutnya, Keyna biasa saja menghadapi semuanya,
tampaknya dia sudah terbiasa menghadapi perlakukan macam itu.”
Davin tercenung, “Apakah
menurutmu dia butuh bantuanku?”
“Menurutku dia tidak butuh
bantuan siapa-siapa.” Erland tersenyum kagum, “Dia bisa menghadapimu dan
♠♠♠
Keyna duduk sendirian di kantin
itu, di bagian paling ujung, tempatnya biasa duduk. Tidak ada yang menemaninya,
tidak ada yang menyapanya. Begitulah kesehariannya di kampus paling terkenal
milik keluarga Jonathan ini. Tetapi tidak apa, dia sudah terbiasa. Dulu ketika
masuk pertama kali ke sini dengan beasiswa dari mama Jonathan, dia sudah
dimusuhi, tidak ada yang mau berteman dengan manusia yang mereka pandang dari
kelas rendahan. Bahkan banyak yang tampak merasa jijik hanya dengan tersentuh
olehnya. Tetapi sekarang, ketika kabar bahwa dia tinggal dan diangkat anak oleh
Nyonya Jonathan di mansionnya sudah menyebar. Aura permusuhan itu terasa lebih
kental dan menguar di udara meskipun makin tertahankan.
"Bolehkah
aku duduk di sini?"
Sapaan manis itu membuat Keyna
mendongakkan kepalanya dengan kaget. Seorang perempuan. Perempuan yang sangat
cantik dengan baju dan penampilan mahalnya.
"Silahkan." Keyna mempersilahkan
meskipun masih merasa bingung, siapa perempuan ini? Kenapa dia tidak pernah
mengenalnya selama berada di kampus ini? Seharusnya perempuan secantik ini
sangat terkenal di sini, apalagi dari penampilannya yang jelas-jelas berasal
dari keluarga kaya.
"Namaku Sefrina."
perempuan cantik itu meletakkan piring makanannya di meja lalu duduk di depan
Keyna dan tersenyum manis kepadanya, “Aku baru pindah kesini, sebelumnya aku
kuliah di London, tetapi mama sakit sehingga aku memutuskan tinggal dekat
dengannya.” dia tersenyum manis, “Aku sudah mendengar tentangmu, Keyna dan tahu
mereka memusuhimu karena alasan yang cukup konyol, jangan pedulikan mereka ya.”
Keyna menatap Sefrina yang
tampak begitu tulus di depannya, dan kemudian tersenyum. “Aku tidak apa-apa,
aku sudah terbiasa,” gumamnya lembut.
Sefrina menatap menantang
kepada beberapa orang di kantin yang menatap mereka dengan sembunyi-sembunyi,
“Aku
akan menjadi temanmu di sini, supaya mereka
menyadari betapa konyolnya memusuhi seseorang hanya berdasarkan kekayaan dan
kemiskinan.”
Keyna tersenyum tertahan
melihat kekeraskepalaan Sefrina, “Terima kasih Sefrina, aku senang kau mau
menjadi temanku.”
♠♠♠
“Bagaimana keadaan di sekolah?”
Davin menyambut Keyna di ballroom mansion mereka, dengan gayanya yang elegan
dan tetap tampan. Lelaki itu sekarang memegang beberapa cabang perusahaan
Jonathan dan menjalankannya dengan baik. Karena kesibukannya, sangat jarang
Davin berada di rumah sore-sore begini. Keyna menatap Davin dan mencoba
tersenyum. Hubungan mereka bisa dibilang baik. Davin benar-benar melaksanakan
janjinya untuk bersikap baik kepada Keyna di rumah ini, meskipun kadang lelaki
itu masih menyimpan arogansi dan sikap kasarnya.
“Baik-baik
saja.” jawab Keyna pelan.
“Aku
dengar mereka memusuhimu.”
“Mereka memusuhiku sejak awal,
tidak apa-apa, aku sudah terbiasa Davin.”
“Kau adikku.” suara Davin
terdengar keras, “Mereka tidak boleh memusuhimu, itu penghinaan terhadap
keluarga
Jonathan.”
Keyna meringis mendengar suara
mengancam Davin, dia takut lelaki itu akan melakukan sesuatu yang mengerikan.
Seperti memaksa semua orang berteman dengannya misalnya. Keyna berpikir itu
bukan ide baik. Teman-temannya tidak bisa dipaksa menerimanya, ketika mereka
dipaksa, yang timbul nanti malahan permusuhan yang lebih mendalam.
“Jangan lakukan apapun atas
nama keluarga Jonathan.” Keyna menyela dengan waspada, “Berjanjilah.”
Davin mengerutkan keningnya
marah, “Kenapa aku harus berjanji kepadamu? Aku bisa melakukan apapun yang aku
suka, tidak perlu diatur-atur olehmu.”
“Kau berhak melakukan apapun
yang kau mau, selama itu tidak berpengaruh kepadaku.” Keyna mengeluarkan
senjatanya,
Davin mengerutkan keningnya.
Dia memang pernah mengucapkan janji itu, di malam yang berhujan, tetapi apa
hubungannya dengan semua ini.
“Aku toh tidak akan berbuat
jahat kepadamu, malahan aku membantumu supaya tidak dimusuhi di kampus. Aku
akan memperingatkan dewan sekolah supaya memperingatkan teman-temanmu atas
perlakukan mereka kepadamu, mereka harus bersikap baik kepada adikku.”
“Kau hanya akan menghina mereka
dan memaksa mereka melakukan sesuatu yang tidak mereka suka. Oh ya, mereka
mungkin akan bersikap baik kepadaku, tetapi mereka akan semakin membenciku.”
Davin mengernyit, “Kau harusnya
tahu Keyna, kami para orang kaya tidak peduli apa yang ada di hati semua orang.
Yang penting mereka bersikap baik dan menghormati kami.”
Keyna menghela nafas, “Tetapi
aku bukan orang kaya Davin, aku tidak mau orang berbuat baik kepadaku dengan
menjilat atau kebaikan palsu, tetapi di belakangnya menanam kebencian.” lalu
Keyna teringat kepada Sefrina, “Lagipula akhirnya aku punya seorang teman.”
“Siapa?”
“Namanya Sefrina, dari keluarga
Nathaniel, dulu dia sekolah di London, dan baru pindah kemari di awal bulan,
dia berkata bahwa sikap semua orang yang memusuhiku hanya karena harta adalah
konyol dan dia bersedia berteman denganku.” Keyna terkekeh kembali mengingat
kata-kata Sefrina dan kedekatan mereka setelahnya, mereka cocok mengobrol
bersama dan sepertinya benar-benar bisa bersahabat, “Aku senang menemukan orang
kaya yang tidak berpikiran sempit seperti Sefrina.”
“Aku juga orang kaya yang tidak
berpikiran sempit,” sela Davin sambil melipat tangannya di dada dengan santai
“Oh ya?” Keyna menatap Davin
menantang, “Kau adalah orang kaya yang berpikiran paling sempit yang pernah
kukenal
Davin Jonathan!”
Davin
terkekeh, mencoba kelihatan tersinggung, “Aku hanya berpikiran sempit kepada
orang-orang tertentu saja.”
Keyna
mendengus, “Oh ya, tentu saja.”
“Aku hanya ingin kau
berhati-hati Keyna. Tentang Sefrina itu, kau harus memahami motif dibalik
keputusannya menjadi temanmu.”
“Tidak, tidak perlu, aku tahu
Sefrina orang yang tulus.” jawab Keyna yakin.
Davin mengernyit menatap Keyna.
Sefrina, kenapa nama itu terdengar tidak asing?
♠♠♠
“Namanya Sefrina, dari keluarga
Nathaniel yang terkenal itu. Pantas aku merasa dia tidak asing,” Davin duduk di
depan meja kantor mamanya yang besar. Sang mama yang dari tadi tampak
menelusuri pekerjaannya terpaksa mengalihkan perhatiannya kepada anak laki-laki
satu-satunya.
“Dan kalau mama boleh tahu,
kenapa kau tiba-tiba jadi tertarik kepadanya?”
Davin mengerutkan alis, “Karena
dia satu-satunya orang yang mau berteman dengan Keyna di kampusnya.”
Sang mama menumpukan jemarinya
di dagunya, “Dan menurutmu itu aneh? Apakah kau tidak bisa berpandangan bahwa
ada beberapa orang yang memang benar-benar tulus?”
“Itu
aneh karena dia tiba-tiba mucul setelah sekian
lama.”
Nyonya Jonathan tersenyum,
“Mungkin memang kebetulan yang aneh...” sang mama melepas kacamatanya di meja
dan menatap Davin, “Sefrina Nathaniel adalah perempuan yang pernah ditunangkan
kepadamu sejak kau dilahirkan. Itu adalah salah satu janji antara kakekmu
dengan kakek Sefrina.”
“Apa?”
“Ya. Kau punya tunangan sejak
kecil. Tetapi karena Sefrina tubuhnya lemah, dia dirawat di London dan
bersekolah di sana sejak kecil. Dia seumuran denganmu, tetapi karena sakitnya
dia terlambat bersekolah, mungkin karena itulah dia bisa
setingkat dengan Keyna. Dan karena dia sejak kecil di London-lah, kau tidak
pernah bertemu dengannya sebelum ini.”
“Kenapa mama tidak pernah
bercerita kepadaku tentang pertunangan ini?”
“Karena hal itu sudah tidak
penting lagi, sebab ketika usiamu lima tahun setelah kejadian percobaan
penculikan itu, papamu membatalkan kesepakatan itu. Seperti mama bilang tadi,
itu adalah janji yang dibuat oleh kakekmu dengan kakek Sefrina, mama tidak tahu
alasan papamu membatalkannya, mungkin dia berpikiran kalau kesepakatan itu
tidak relevan lagi di jalan sekarang, papamu adalah orang yang berpandangan
modern… Kau bisa menanyakan alasan pastinya nanti kalau beliau sudah pulang
dari Eropa.”
Davin mengernyitkan keningnya
makin dalam. Entah kenapa dia merasa bukanlah suatu kebetulan Sefrina muncul di
kehidupan mereka dan menjadi sahabat Keyna.
♠♠♠
Keyna melangkah di balkon
sambil menghirup udara segar yang berhembus dari luar, rasanya dingin,
menyejukkan dan menyenangkan. Rasanya begitu damai berdiri di sini. Dipegangnya
kalung pemberian dari almarhum papanya dan tersenyum. Sang papa pasti senang
melihatnya diurus di sini. Keyna tidak pernah menyalahkan papanya karena hidup
miskin. Keyna tidak menyalahkan papanya karena kehilangan bakat di jemarinya
yang membuatnya terpuruk menjadi seorang buruh bangunan. Mereka memang miskin,
tetapi mereka bahagia, hidup dengan penuh cinta di rumah mereka yang kecil
tetapi hangat. Tidak perlu takut akan niat lain di balik kebaikan orang-orang,
karena mereka tidak punya apapun untuk diincar. Kehidupan di masa itu biarpun
sulit dan berkekurangan, tetapi terasa menyenangkan karena kehangatan yang
mereka miliki.
Suara alunan biola membuat
Keyna teralih dari lamunannya, suara itu terdengar dekat dari sini, dari ruang
keluarga. Alunannnya begitu indah, memainkan musik yang menyayat hati, terbawa
oleh hembusan angin merasuk hingga ke jiwa. Keyna berdiri dengan ragu di ruang
keluarga, lalu melangkah masuk. Ada seorang lelaki sedang memainkan biola di
tengah ruangan, lelaki yang tampan dan sepertinya seumuran dengan
Davin. Siapa lelaki ini? Lelaki itu menyelesaikan alunan lagunya dengan
nada pedih yang semakin pelan, menyisakan kesesakan bagi yang mendengarkan,
karena terbawa oleh kesedihan nadanya. Lalu berhenti, menghela napas, dan
menatap Keyna, seolah baru menyadari kehadiran Keyna di sana.
“Hai.” lelaki itu meletakkan
biolanya dengan anggun di meja, lalu tersenyum lembut, “Kau pasti Keyna,
kenalkan aku Jason,” dia mengulurkan tangannya.
Dengan
gugup Keyna membalas uluran tangan itu.
“Aku sudah lama melihatmu,
bahkan sejak kau datang pertama kali ke mansion ini, aku salah satu sahabat Davin,”
senyum lembutnya tidak pernah hilang dari wajahnya, “Tetapi baru sekarang aku
berkesempatan berbicara langsung denganmu.”
“Di sini kau rupanya. Aku sudah
curiga kau tak tahan untuk memainkan biola dari koleksi papa,” suara Davin
menyela di pintu, lelaki itu melangkah masuk, dan kemudian berdiri tertegun,
mengernyit kepada Keyna dan Jason yang berdiri berhadap-hadapan.
“Kenapa
kau ada di sini Keyna?”
Jason tersenyum kepada Davin,
“Dia mengikuti alunan permainan biolaku dan masuk ke sini, ah, aku harus
pergi.” Jason melirik ke arah jam tangannya, “Terima kasih sudah meminjamiku
biola itu Davin,” sebelum keluar, Jason mengedipkan matanya kepada Keyna.
Setelah pintu itu tertutup
Davin menatap Keyna dengan tajam, “Jangan berhubungan dengan Jason, jangan
melakukan kontak dengannya, pokoknya jangan sampai kau berinteraksi dengannya.”
Keyna
menatap Davin dengan bingung, “Kenapa?”
“Karena dia benci perempuan.”
Davin menatap Keyna dengan serius, “Dia dipanggil sebagai penghancur hati
perempuan, semuanya. Tidak peduli tua atau muda, bersuami atau lajang, semua
akan dihanyutkan dalam pesonanya untuk kemudian dihancurkan. Dia menyimpan
kebencian yang mendalam kepada ibu kandungnya yang meninggalkannya, lalu melampiaskannya kepada semua perempuan. Jangan pernah dekati
dia atau kau akan menjadi korbannya.”
Keyna menghela napas, sedikit
merinding mendengar penjelasan Davin. Kalau memang benar deskripsi Davin
tentang Jason, dia pasti akan menghindarinya. Tetapi entah kenapa ada perasaan
aneh ketika dia melihat Jason tadi, perasaan aneh yang akrab, seolah-olah dia
telah mengenal Jason sebelumnya.
♠♠♠
“Keadaan makin buruk ya.”
Sefrina duduk di sebelah Keyna di kelas sambil menatap ke sekeliling, beberapa
orang tampak langsung berbisik-bisik melihat Sefrina mendekati Keyna. Keyna
menoleh ke arah Sefrina dan tersenyum sedih,
“Maafkan aku.”
“Tidak perlu minta maaf.”
Sefrina terkekeh, “Pendapat orang-orang yang picik dan dangkal sama sekali
tidak mempengaruhiku. Aku senang dengan yang kulakukan, lagipula aku dulu sama
sepertimu, tidak punya teman.”
Keyna menoleh ke arah Sefrina
dan menatap dengan tertarik, “Benarkah?” Mana mungkin orang secantik Sefrina
dan tampak jelas dari keluarga berkelas pula bisa merasakan tidak punya teman?
“Aku dulu sering sakit-sakitan
dan tinggal kelas. Pada akhirnya aku harus diam di dalam rumah dan menjalani
perawatan.” Mata Sefrian menerawang jauh, “Dan kemudian teman-temanku hanyalah
para dokter dan perawat dan hilir mudik.”
“Kau
sakit apa?”
“Bukan sakit yang penting.”
Sefrina memalingkan muka dan menatap buku di tangannya, “Sekarang aku sudah
sembuh, dan aku masih tidak suka membicarakannya.” lalu perempuan itu menatap
Keyna dengan mata bulatnya yang begitu bening,
“Maafkan ya.”
Keyna langsung luluh dan
tersenyum pengertian pada Sefrina, “Tidak apa-apa. Yang penting sekarang kau
sudah sembuh.”
“Ya. Aku senang bisa berteman
denganmu Keyna.” jawab Sefrina, setengah berbisik.
SWEET ENEMY - SANTHY AGATHA - BAB 2
Karna Di ERTIGAPOKER Sedang ada HOT PROMO loh!
ReplyDeleteBonus Deposit Member Baru 100.000
Bonus Deposit 5% (klaim 1 kali / hari)
Bonus Referral 15% (berlaku untuk selamanya
Bonus Deposit Go-Pay 10% tanpa batas
Bonus Deposit Pulsa 10.000 minimal deposit 200.000
Rollingan Mingguan 0.5% (setiap hari Kamis
ERTIGA POKER
ERTIGA
POKER ONLINE INDONESIA
POKER ONLINE TERPERCAYA
BANDAR POKER
BANDAR POKER ONLINE
BANDAR POKER TERBESAR
SITUS POKER ONLINE
POKER ONLINE
ceritahiburandewasa
MULUSNYA BODY ATASANKU TANTE SISKA
KENIKMATAN BERCINTA DENGAN ISTRI TETANGGA
CERITA SEX TERBARU JANDA MASIH HOT