PROLOG
“Itu dia orangnya baru datang,”
Erland menunjuk dari jendela di lantai paling atas mansion itu , “Dia anak
miskin itu, yang dipungut oleh mama Davin.”
“Mana?” Jason ikut-ikutan
mengintip di jendela dan mengernyit, “Sepertinya dia biasa-biasa saja? Apa yang
membuat mama Davin memungutnya?”
“Karena dia anak kesayangan di
sekolah yang didirikan oleh mama Davin, nilai-nilai pelajarannya paling
sempurna, dan otaknya jenius, meskipun dia datang dari keluarga miskin,
dengar-dengar ayahnya baru meninggal karena kecelakaan di tempat kerja, dan dia
tidak punya siapa-siapa lagi, karena itulah Nyonya Jonathan memutuskan menjadi
penyandang dananya.”
Jason melirik ke arah Davin
yang tampak tidak tertarik, sedang menenggelamkan diri dalam buku bacaannya.
Lelaki itu tampak begitu dingin, muram dan tidak tersentuh, hanya beberapa
orang yang bisa berdekatan dengannya, Jonathan Davin putera dari konglomerat
nomor satu di negara ini. Jason dan Erland adalah sebagian yang beruntung.
Mereka dekat bukan karena Davin membuka diri, tetapi karena kedua orangtua
mereka memang bersahabat dan mereka sudah berkenalan sejak kecil. Davin
bukanlah orang yang dekat dengan kedua orangtuanya. Papanya tidak pernah ada di
mansion, sibuk dengan bisnisnya, dan Mamanya lebih senang berkeliaran di luar
dengan kegiatan amal dan kebaikan hatinya, merasa bahagia karena dipuja orang
sebagai pribadi yang darmawan. Meskipun Davin sangat menghormati kedua orang tuanya
itu.
Dan Keyna, orang yang mereka
bicarakan itu tentunya menjadi subjek terbaru mamanya untuk menuai pujian dari
semua orang. Davin mengernyit kesal. Mamanya selalu membuatnya repot, dan
sekarang, dia menampung anak gelandangan itu di sini, di mansionnya. Davin
harus selalu berinteraksi dengan anak gelandangan dari keluarga miskin itu.
“Tapi dia cantik,” Jason
bergumam lagi, kali ini mengamati dengan lebih intens, “Davin, kau benar-benar
tidak ingin melihatnya?”
“Tidak.” Davin mengangkat
kepalanya dari buku, merasa terganggu karena kedua temannya itu mengganggu
konsentrasinya membaca, “Toh aku akan bertemu dengannya nanti, dia akan tinggal
di mansion ini.”
Erland mengernyit, “Mamamu
memutuskan supaya dia tinggal di mansion keluarga Jonathan? Aku pikir dia hanya
akan menanggung biaya hidup dan pendidikannya.”
“Keyna tidak punya rumah,
karena ayahnya begitu miskin dan tidak mampu membayar hutang, rumah mereka
disita oleh Bank, karena itu mama memutuskan menempatkannya di sini,”
Davin mencibir, membayangkan betapa senangnya
Keyna mendengar keputusan mamanya. Anak gelandangan itu pasti tidak akan
melepaskan kesempatan sekalipun supaya bisa tinggal di mansion mewah, mansion
keluarga Jonathan. Tinggal tunggu waktu saja sebelum anak gelandangan itu
mencoba menggerogoti harta mamanya. Semua orang sama, semuanya mengincar harta
keluarga Jonathan. Begitupun anak gelandangan itu, Davin sangat yakin Keyna
punya rencana buruk untuk menggerogoti kekayaan keluarganya.
“Kau tidak menyukainya ya?”
Jason menangkap sorot kebencian di mata Davin.
Dengan acuh Davin mengangkat
bahunya, “Aku tidak suka semua gelandangan miskin pengincar harta.”
Jason dan Erland saling
melemparkan pandangan tahu sama tahu, akan gawat bagi Keyna, kalau Davin tidak
menyukainya. Karena Davin terkenal kejam dan tak berbelas kasihan kepada
orang-orang yang tidak dia suka.
♠♠♠
Keyna turun dari Limousine yang
dikirimkan Nyonya Jonathan kepadanya, dan tertegun menatap Mansion yang begitu
indah di depannya. Astaga. Mansion ini besar sekali, seperti istana di negeri
dongeng. Ini adalah mansion terbesar yang pernah Keyna lihat, yang bisa Keyna
bayangkan. Tetapi kemudian Keyna mengernyit, mansion ini terlalu besar, terlalu
mewah dan Keyna merasa tidak nyaman kalau harus tinggal di sini. Dia sudah
berusaha menolak ketika Nyonya Jonathan memintanya tinggal di Mansion keluarga
Jonathan yang terkenal itu, setelah Keyna tinggal sebatang kara karena kematian ayahnya. Tetapi Nyonya Jonathan bersikeras, dan Keyna tidak
bisa menolaknya, Nyonya Jonathan sudah membiayai sekolahnya, Keyna sangat
berhutang budi kepadanya.
Saat ini, sebatang kara di
dunia ini Keyna sepenuhnya tergantung kepada kebaikan hati Nyonya Jonathan. Dia
masih ingin sekolah, dan menyelesaikan pendidikannya. Itulah impian ayahnya,
supaya Keyna menjadi anak pintar dan berpendidikan, sehingga bisa hidup lebih
baik daripada ayahnya yang tidak mengenal bangku sekolahan. Digenggamnya kalung
perak di lehernya, kalung itu sederhana, dengan liontin bulat yang bisa dibuka,
di dalamnya ada foto Keyna bersama ayahnya. Kalung perak itu adalah benda
miliknya yang paling berharga, satu-satunya peninggalan ayahnya, hadiah ulang
tahunnya yang ke tujuh belas, dan dibeli ayahnya dari seluruh uang tabungannya
selama bekerja sebagai buruh bangunan.
Seorang pelayan menjemputnya ke
depan pintu dan membungkukkan tubuhnya dengan formal.
“Selamat datang, Nyonya
Jonathan sudah menginformasikan kedatangan anda, silahkan masuk, kamar anda
sudah disiapkan.”
Keyna menatap pelayan itu
dengan gugup,“Eh… Apakah Nyonya Jonathan ada di mansion?”
Pelayan itu menggeleng, “Beliau
tidak ada di mansion jam-jam segini, biasanya di malam hari beliau baru ada,
itu pun kalau tidak ada undangan-undangan jamuan makan malam penting, tetapi
saat ini Tuan Muda ada di mansion. Mari saya antar anda ke kamar anda.”
Keyna mengangguk gugup,
membiarkan pelayan itu mengambil kopernya, sejenak Keyna merasa malu karena
koper bututnya tampak tidak pantas berada di dalam mansion semewah ini. Tetapi
pelayan laki-laki itu tampaknya tidak memperhatikannya.
Dengan ragu Keyna mengikuti
pelayan itu melangkah menaiki tangga lingkar dengan pegangan keemasan yang
berkilau menuju lantai dua.
“Ini
kamar anda, semoga anda betah di sini.” pelayan itu membukakan sebuah pintu
besar dan mempersilahkan Keyna masuk.
Keyna masuk, lalu terpesona.
Astaga. Luas kamar ini mungkin sama dengan luar mansion kecil yang dia tinggali
bersama ayahnya dulu, bahkan mungkin lebih besar. Interiornya mewah, bergaya
Eropa dengan nuansa keemasan. Karpet yang melingkupi seluruh lantainya juga
begitu tebal, sampai-sampai Keyna merasa malu karena sepatu jeleknya tampak
tidak pantas untuk menginjak karpet kamar itu.
“Silahkan anda beristirahat
dulu, kalau anda butuh sesuatu tinggal tekan intercom di samping ranjang, kami
akan menyediakannya. Oh ya, nanti malam silahkan turun ke bawah untuk makan
malam, Nyoya Jonathan ingin bercakap-cakap dengan anda nanti.”
Keyna mengangguk, dan pelayan
itu melangkah pergi setelah meletakkan koper Keyna di kamar, meninggalkan Keyna
sendirian, berdiri ditengah ranjang dan terpana, seolah-olah sedang berada di
negeri dongeng.
Suara pintu terbuka mengagetkan
Keyna dari lamunannya, dia menoleh ke pintu dan terpana. Sosok yang berdiri di
depannya adalah sosok yang paling tampan yang pernah Keyna lihat. Lelaki itu
bersandar di pintu kamarnya yang sudah ditutup dan menatap Keyna dengan
pandangan penuh penghinaan.
“Kuharap kau nyaman di kamar
ini,” suara yang keluar begitu dingin, dan tanpa sadar Keyna memundurlan
langkah menjauh.
“Kau… Kau siapa? Kenapa kau
masuk ke kamarku tanpa permisi?”
Davin mengangkat alisnya
jengkel, “Kenapa aku harus meminta permisi kepadamu? Ini mansionku.”
Keyna tertegun, jadi inilah
dia, Davin Jonathan, pewaris tunggal kerajaan bisnis keluarga Jonathan yang
terkenal itu. Keyna sering mendengar namanya disebut-sebut di berita atau di
tabloid-tabloid. Jonathan Davin putera mahkota kerajaan bisnis Jonathan yang
berkepribadian buruk dan sering bertengkar dengan wartawan.
Keyna dulunya tidak pernah tertarik dengan berita-berita itu, dia terlalu sibuk
belajar di pagi hari dan kerja sambilan di malam harinya, tetapi satu yang
pasti. Jonathan Davin yang asli jelas lebih tampan dari apa yang ditayangkan di
televisi atau di tabloid-tabloid.
“Aku kesini untuk
memperingatkanmu.” Davin melemparkan pandangan mencemooh kepada Keyna, “Kau
pasti merasa beruntung sekali karena mamaku mengizinkanmu tinggal di mansion
kami. Tapi kau jangan terlalu berbesar hati, aku akan menendangmu langsung dari
mansion ini segera setelah kau lulus sekolah nanti, karena tempat yang pantas
untukmu bukanlah di mansion ini, tetapi di tempat kumuh, bersama para
gelandangan sejenismu!” Davin mengernyit menatap Keyna, lalu membalikkan tubuh
dan melangkah pergi meninggalkan kamar Keyna, dengan pintu berdebam di
belakangnya.
♠♠♠
“Sepertinya kalian sangat
rukun,” Jason tertawa geli ketika dia dan Davin berpapasan dengan Keyna di
lorong mansion, lalu Keyna hanya menganggukkan kepalanya dan bergegas menjauh,
sementara Davin hanya menatap dengan pandangan dingin.
Davin
melemparkan pandangan marah kepada Jason,
“Jangan bercanda, aku benar-benar terganggu
dengan kehadirannya di mansion ini.”
“Tapi
kau tidak berbuat apa-apa untuk mengusirnya dari
sini.”
“Hmmm…” Davin tampak berpikir,
“Jangan salah, aku sedang membuat sebuah rencana.”
“Rencana apa?” Jason menatap
Davin dengan pandangan tertarik.
“Rencana yang bisa membuat mama
mengusirnya dari mansion ini.”
♠♠♠
Mansion itu heboh, ketika di
pagi harinya Nyonya Jonathan berteriak marah karena salah satu kalung rubi
favoritnya hilang. Kalung itu adalah benda yang berharga, selain
karena harganya yang tak ternilai, kalung itu adalah kalung warisan yang
diturunkan secara turun temurun kepada pengantin keluarga Jonathan. Seluruh isi
mansion begitu heboh, seluruh pelayan ribut mencari kalung itu, dan ketika tak
juga ditemukan, mereka mulai saling menuduh.
“Dulu
tidak pernah ada barang yang hilang di mansion
ini.”
“Iya
dulu mansion ini sangat aman.”
“Atau jangan-jangan karena anak
itu? Kau pernah lihat kan? Anak angkat Nyonya Jonathan yang ditempatkan di
lantai dua itu, kemarin dia datang dan kalung Nyonya hilang, sungguh suatu
kebetulan.”
“Betul juga, sebelum kedatangan
anak itu, mansion ini tidak pernah terdengar ada kejadian pencurian apapun.”
Davin kebetulan lewat dan
mendengar percakapan para pelayan yang saling berbisik-bisik itu. Dia
tersenyum. Bagus. Bara sudah dinyalakan, tinggal menunggu angin menghembus
supaya apinya membakar Keyna. Dengan langkah tenang Davin melangkah memasuki
ruang kerja mamanya yang kebetulan sedang ada di rumah.
“Aku dengar kalung mama
hilang,” Davin langsung menyapa dan duduk di kursi, di seberang meja kerja
mamanya.
Nyonya Jonathan mengangkat
kepalanya dari berkas dihadapannya dan mengerutkan alisnya, “Benar-benar
kecerobohan luar biasa, kalung itu warisan turun temurun keluarga Jonathan,
kalau para pelayan itu tidak bisa menemukannya, mama akan memecat mereka
semua.”
“Mama
sudah lapor polisi?”
“Belum,” Nyonya Jonathan
bersedekap, “Mama ingin para pelayan mencarinya dulu, kalau sampai malam mereka
tidak bisa menemukannya, mama akan menghubungi polisi.”
Davin mengangkat bahunya,
“Bukankah ini suatu kebetulan?”
“Kebetulan
apa?”
“Bahwa kalung mama hilang
setelah anak gelandangan itu masuk ke rumah ini.”
“Davin
Jonathan! Jaga bicaramu.” suara Nyonya Jonathan meninggi, “Kau tidak tahu apa
yang kau tuduhkan. Keyna adalah anak baik di sekolah, dan dia jenius dengan
nilai tertinggi, bagaimana mungkin kau mencurigainya mengambil kalung itu?”
“Aku tidak mencurigainya, aku
hanya berpikir bahwa itu suatu kebetulan.” Davin menatap mamanya dengan penuh
perhitungan, “Kalung itu tidak ketemu sampai sekarang, dan kamar anak
gelandangan itu adalah satu-satunya tempat yang belum diperiksa pelayan, tidak
ada ruginya kan mama memeriksa kamar anak itu?”
Nyonya Jonathan termenung
mendengar perkataan anak tunggalnya itu. Benar juga, tidak ada ruginya kan
kalau dia memerintahkan pelayannya memeriksa kamar Keyna?
♠♠♠
Keyna sedang belajar dan
mencoba memecahkan soal aritmetika yang rumit ketika pintu kamarnya terbuka dan
beberapa pelayan masuk, diikuti Nyonya Jonathan sendiri dan Davin yang
menatapnya dengan sinar kebencian yang aneh di belakangnya.
“Nyonya Jonathan?” Keyna
langsung berdiri dari kursi belajarnya.
Nyonya Jonathan hanya
menatapnya datar, “Kau tidak keluar ya seharian ini?”
“Iya Nyonya Jonathan, sepulang
sekolah saya langsung belajar di kamar.” Keyna menatap wajah-wajah yang
menatapnya itu dengan bingung. Ada apa? Kenapa semua orang menatapnya dengan
aneh.
Nyonya
Jonathan berdeham sebentar dan menggumam,
“Kalau begitu kau mungkin belum dengar, kalung
rubiku hilang entah kemana pagi tadi, dan seluruh penjuru rumah sudah dicari,
tinggal kamar ini yang belum.” Tiba-tiba pandangan Nyonya Jonathan tampak malu,
“Maafkan aku Keyna, mungkin kami terpaksa memeriksa kamarmu, aku harap kami
tidak akan menemukan kalung itu disini.”
Wajah Keyna pucat pasi antara
perasaan terhina dan sedih. Kalung Nyonya Jonathan hilang, dan dia sebagai
pendatang yang datang dari kelas miskin, harus menghadapi penghinaan
karena dicurigai. Dengan pedih Keyna mengangkat dagunya, “Silahkan periksa
kamar ini.”
Ketika para pelayan bergerak
memeriksa seluruh bagian kamar, Keyna sungguh yakin bahwa mereka tidak akan
menemukan apapapun di kamar ini. Keyna sungguh tidak mengambil kalung rubi itu,
bahkan dia tidak terpikirkan sama sekali akan bentuk kalung rubi itu.
Tetapi kemudian, seorang
pelayan membuka laci pakaian Keyna dan terkesiap. Semua menoleh ke arah suara
itu dan tertegun. Di laci baju itu, dibawah pakaian-pakaian Keyna, ada kalung
rubi itu tergeletak di sana.
Wajah Nyonya Jonathan
berubah-ubah antara kekecewaan dan kemarahan, “Aku sudah berbuat baik kepadamu,
aku tidak menyangka kau melakukan perbuatan yang begitu tidak terpuji.”
Keyna pucat pasi, sungguh tidak
menyangka kenapa kalung itu ada di sana, dia sungguh tidak tahu. Bagaimana
bisa? Bagaimana mungkin?
Kemudian dia menangkap sinar
kemenangan dan seringai menghina sekilas dari Devin dan dia sadar. Lelaki itu
pernah mengancam akan mendepaknya keluar dari mansion ini. Keyna sangat yakin
ini adalah pekerjaan Davin untuk memfitnahnya.
“Nyonya… Saya sungguh-sungguh
tidak mengambil kalung itu.” suara Keyna bergetar karena semua pelayan dan
Nyonya Jonathan menatapnya dengan menuduh, “Saya
tidak tahu bagaimana bisa kalung itu berada di sana.”
“Apa kau pikir kalung itu bisa
jalan sendiri?” gumam Davin dengan pandangan menghina.
Nyonya Jonathan menghela nafas
panjang. “Kita bicarakan ini nanti, Keyna, kau ikut ke ruanganku, aku harus
mengevalusi kebijakanku memberikan bantuan kepadamu, kau sungguh-sungguh
mengecewakanku!” dengan marah Nyonya Jonathan membalikkan badannya dan pergi,
para pelayan langsung mengikutinya.
Sementara itu Davin tetap
tinggal di sana, bersedekap dan menatap Keyna dengan santai, “Well sepertinya
kau akan
Mata Keyna berkaca-kaca antara
perasaan malu dan marah luar biasa, “Kau sungguh jahat!” desisnya penuh emosi.
Tanpa perasaan Davin terkekeh
dan kemudian matanya berubah kejam ketika melangkah mendekati Keyna, membuat
Keyna memundurkan langkahnya setengah takut.
Davin terus mendekat sampai
Keyna terjebak di tembok, “Tempatmu bukan di sini, tempatmu di sana di tempat
kumuh bersama para gelandangan, aku sudah pernah bilang kan? Jadi jangan
bermimpi kau bisa tinggal dan menikmati kemewahan di mansion ini.” tatapan
Davin tiba-tiba tertarik ke kilatan cahaya dari dada Keyna, matanya beralih dan
menemukan kalung perak yang sangat bagus di sana.
“Kalung apa itu?” tangannya
meraih kalung itu dan Keyna dengan defensif berusaha melindungi kalung
peninggalan ayahnya, tetapi Davin memaksa sehingga rantai kalung itu lepas, dan
Davin merenggut kalung itu dalam genggaman tangannya.
“Jangan!!!” Keyna berusaha
berteriak dan meraih kalung itu, tetapi tubuh Davin terlalu tinggi.
Davin menatap kalung itu, lalu
dengan jahat mengantonginya, “Sepertinya kalung itu sangat berharga ya?
Aku akan mengambilnya, sebagai hukuman karena kau
mencuri kalung ibuku.”
“Aku tidak mencuri kalung itu,
aku tahu kau yang memfitnahku!!!” Keyna berteriak, berusaha mengejar Davin,
“Kembalikan kalungku!”
“Tidak, aku memutuskan akan
memilikinya,” dengan kejam Davin membalikkan langkah dan meninggalkan Keyna
yang menangis di belakangnya.
♠♠♠
Sore sudah beranjak malam
ketika Keyna turun dari bis. Dia diusir dari mansion itu karena di tuduh
mencuri, dan Nyonya Jonathan mengatakan akan mencabut semua bantuannya kepada
Keyna, serta Keyna harus berterima kasih kepadanya karena Nyonya Jonathan
memutuskan tidak akan melaporkan Keyna kepada polisi, karena kalau tidak, Keyna
akan
dipenjara. Sekarang Keyna berdiri di dekat
kompleks rumah kumuh, rumahnya yang dulu. Dan bingung harus berbuat apa. Dia
tidak punya rumah karena rumahnya bersama ayahnya dulu sudah disita, dan dia
tidak punya siapa-siapa. Dan… Perutnya lapar, tapi dia juga tidak punya uang,
yang dia bawa ketika keluar dari mansion Nyonya Jonathan hanyalah
pakaian-pakaiannya. Sambil menekan perutnya yang mulai terasa perih, Keyna
melangkah ke emperan sebuah toko yang sudah tutup. Dan duduk di sana. Seperti
melengkapi kepedihannya, hujan turun dengan derasnya, meniupkan hawa dingin dan
cipratan air yang mulai membasahinya, emperan toko itu ternyata tidak cukup
melindunginya.
Lapar dan sakit hati, Keyna
teringat akan ayahnya dan menangis. Diingatnya ketika ayahnya pulang sambil
membawa jatah makan siang di proyek bangunannya untuk Keyna, ayahnya berpuasa
tidak makan siang supaya bisa membagi jatah makan siangnya dengan Keyna, mereka
lalu makan sepiring berdua, meskipun hanya makanan sederhana, tetapi karena
dimakan dengan penuh rasa syukur dan bahagia, terasa begitu nikmat. Ayahnya
adalah sosok malaikat dalam hidup Keyna, meskipun mereka tidak beruntung dalam
hal keuangan, tetapi mereka berbahagia dalam kesederhanaan, bisa memiliki satu
sama lain. Keyna selalu mengingat pesan ayahnya supaya dia selalu menjaga
hatinya.
“Kita ini orang
miskin Keyna, tetapi jangan sampai kita juga miskin hati. Isilah hatimu dengan
kebaikan, maka kau akan menjadi orang kaya di hadapan Tuhan.”
Dan sekarang ayahnya sudah
tiada. Kecelakaan di tempat kerja, ayahnya tertimpa batu ketika sedang
mengopernya ke atas, ayahnya berkerja sebagai buruh bangunan di sebuah proyek
pembangunan apartment, dan ayahnya meninggal seketika. Di tengah hujan deras
ini, hati Keyna hancur mengingat ayahnya, dan kalung liontin kenangan ayahnya
sudah direnggut oleh Davin yang jahat itu. Air mata Keyna mengalir deras.
Rasanya lebih baik dia mati saja.
♠♠♠
“Mama masih kecewa dengan
Keyna, mama tidak menyangka dia akan berbuat seperti itu.” Nyonya Jonathan mendesah sedih sambil menatap makan malamnya, hujan deras turun
di luar, dan dia hanya berdua dengan Davin di meja makan yang besar itu. Tuan
Jonathan sedang dalam perjalanan bisnisnya di luar negeri.
Davin mendengus kesal, “Yah,
mama seharusnya tahu, orang miskin biasanya memang tergoda menjadi pencuri
ketika mereka dihadapkan pada barang-barang berharga.”
Nyonya Jonathan menggelengkan
kepalanya, “Dulunya mama berpikir Keyna akan berbeda,” Nyonya Jonathan
mendesah, “Kau tahu, kita berhutang budi kepadanya.”
Hutang
Budi? Davin mengernyit
Nyonya
Jonathan menatap Davin dan tersenyum lembut,
“Kau masih kecil waktu itu, mungkin kau lupa.”
Nyonya Jonathan mulai bercerita, “Dulu ada seorang pemain biola terkenal,
namanya Robert, dia berasal dari keluarga miskin, tidak mengenal sekolah,
tetapi sangat berbakat, dia sahabat papamu.”
Davin tidak mengingatnya,
tetapi entah kenapa ada dorongan samar-samar ingatan di benaknya.
“Suatu hari, ada penculik, kau
waktu itu sedang berumur 5 tahun, kau bermain-main sendirian di lorong kantor
papamu. Di saat yang sama, Robert sedang mengunjungi papamu untuk persiapan
kunjungannya ke Austria, dia menerima kontrak kerja untuk tampil di
konser-konser besar di seluruh dunia, masa depannya sangat cerah.” Tatapan mata
Nyonya Jonathan menerawang, mengenang masa lalu, “Dan dia menemukan penculik
itu sedang berusaha menculikmu, penculik itu sudah menyekap dan membawamu,
tetapi Robert mencegahnya…” Nyonya Jonathan menghela nafas panjang. “Penculik itu
membawa pisau…dan melukai Robert… Tetapi dia berhasil menyelamatkanmu, petugas
keamanan datang dan penculik itu ditangkap, kau selamat, kembali dalam pelukan
kami.”
“Dimana Robert sekarang ma?”
Davin mengernyit, dia tidak pernah mendengar pemain biola terkenal bernama
Robert sampai sekarang. Kalau dia memang berbakat dan bermasa depan saat itu,
pasti sekarang dia sudah di elu-elukan dan terkenal sampai penjuru dunia.
Nyonya
Jonathan menyusut air matanya, “Robert… Penculik itu mencabik tangan kirinya
dengan pisau, dan mengenai saraf yang paling penting, luka itu membuat Robert
tidak akan pernah bisa bermain biola seumur hidupnya. Karirnya hancur dan
seluruh masa depannya hancur, papamu sebenarnya berusaha menolongnya, tetapi
dia menolak semua bantuan dari papamu, dia menghilang.” Nyonya Jonathan menatap
Davin sendu, “Dua puluh tahun kemudian, tanpa sengaja aku bertemu dengan Keyna
dan melihat kemiripannya dengan Robert…”
“Apakah maksud mama…?” wajah
Davin memucat ketika berhasil menarik kesimpulan.
“Ya Davin, Keyna adalah anak
perempuan Robert, dan kita punya hutang budi yang begitu besar kepada keluarga
mereka, karena menyelamatkanmulah Robert kehilangan masa depannya, membuatnya
dan anak perempuannya hidup miskin selama ini.” Tiba-tiba tatapan mata Nyonya
Jonathan berubah tajam, “Mama tahu bukan Keyna yang mencuri kalung mama.”
Wajah Davin yang sudah pucat
mendengar informasi itu semakin memucat, “Apa?”
“Kau yang melakukannya.” Nyonya
Jonathan menatap tajam, “Mama tahu Keyna tidak akan berbuat begitu, dia terlalu
jujur dan polos untuk mencuri.”
“Kalau begitu kenapa mama
mengusirnya dari mansion ini?” suara Davin berubah cemas. Dia telah salah paham
selama ini, dia telah membuat Keyna terusir dari rumah ini, karena pandangan
jahatnya pada kemiskinan Keyna. Padahal semua penderitaan yang menimpa Keyna,
semuanya berakar kepadanya! Karena ayah Keyna berusaha menyelamatkannya!
“Mama ingin kau belajar dari
kesalahanmu, supaya kau tidak gegabah bertindak, dan menilai orang dari kaya
dan miskinnya… Davin, mau kemana kau.”
Davin bahkan tidak menoleh
ketika tergesa meninggalkan ruangan, “Aku akan mencari Keyna!” Dan Nyonya
Jonathan duduk di ruang makan itu, melap bibirnya dengan elegan dan tersenyum,
Davin rupanya telah belajar menjadi dewasa.
♠♠♠
Davin
mengumpat-umpat sepanjang perjalanan, hujan deras ini menghalangi perjalanannya
mencari Keyna ke daerah perumahan kumuh, tempat rumah Keyna dulu berada, Davin
tahu alamat ini dari mamanya. Ketika sampai, Davin makin frustrasi, karena
lokasi perumahan kumuh itu sangat jelek, dan penuh dengan gang sempit yang
saling berdesak-desakan, dan tidak bisa dimasuki mobil. Dengan marah Davin
keluar dari mobilnya, membiarkan tubuhnya diterpa hujan, lalu berdiri
mengitarkan pandangan ke sekeliling.
Bagaimana dia bisa
menemukan Keyna di sini? Bagaimana dia bisa menemukan alamat lama rumah Keyna?
Davin yakin Keyna pasti kembali
ke sini, dia tidak punya siapa-siapa, bekas rumahnya bersama ayahnya dulu pasti
menjadi tujuan utamanya. Sejenak rasa cemas dan bersalah menyesaki dadanya.
Tuhan, kalau sampai Keyna kenapa-kenapa, maka Devin akan menanggung rasa
bersalah seumur hidupnya. Matanya menyipit ketika menemukan sesuatu yang
bergerak-gerak di emperan toko di sudut sana, dengan penuh harapan, Davin
berlari menembus hujan ke sana. Di temukannya Keyna sedang duduk meringkuk
kedinginan di emperan toko itu, bekas-bekas air mata ada di pipinya.
Semula Keyna tidak mengenali
lelaki yang tiba-tiba berdiri menjulang di depannya, seolah muncul begitu saja
dari tirai hujan, tetapi begitu mengenali bahwa lelaki itu adalah Davin,
tatapannya berubah waspada.
“Kenapa
kau kemari?”
Davin langsung berlutut sampai
kepala mereka hampir sejajar, “Maafkan aku.”
Keyna
mengernyit, “Apa?”
“Aku sungguh menyesal, maafkan
aku, kuharap kau mau pulang kembali ke mansion bersamaku.”
Pulang ke mansion?
Untuk kemudian disiksa oleh Davin kembali dengan kebenciannya? Tidak!
“Tidak! Aku tidak mau!” wajah
Keyna berubah keras kepala, “Aku bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang-orang
kaya seperti kalian, aku akan mencari pekerjaan sambilan dan rumah sementara besok, kau… Kau tidak akan pernah bisa menyakiti dan
menghina orang-orang miskin seperti aku lagi!”
Hati Davin terasa dirobek oleh
perkataan Keyna yang penuh kepedihan itu, “Keyna, aku minta maaf.” bisiknya
lembut,
“Aku telah salah paham selama ini, Mama sudah
menjelaskan semuanya kepadaku, dan aku menyesal, ini…” Davin mengeluarkan l
iontin Keyna dari tangannya, “Ini liontinmu, aku lihat ada foto ayahmu di sana,
ini pasti sangat berharga untukmu, kukembalikan kepadamu,” dengan tak kalah
lembut Davin menggenggamkan liontin itu di jemari Keyna.
Keyna langsung menerima kalung
itu dan menggenggamnya erat-erat. Oh Terima kasih Tuhan! Kalung itu akhirnya
kembali kepadanya.
Tetapi dia
tetap menatap Davin
dengan waspada,
“Ke…kenapa kau berubah pikiran secepat itu?”
pikiran buruk berkecamuk di benak Keyna, apakah Davin punya rencana jahat yang
lain untuknya.
“Keyna, percayalah, aku sungguh
menyesal, kumohon kau ikut aku pulang kembali ke mansion, akan aku ceritakan
semuanya, aku bersumpah akan memperlakukanmu dengan baik sekarang.” Davin mulai
frustrasi, berusaha meyakinkan
Keyna.
“Kalau
begitu… Kau tidak akan berbuat jahat kepadaku
lagi?”
“Aku
berjanji, kau bisa pegang kata-kataku.”
Keyna
menghela nafas panjang.
“Aku… Aku bisa hidup sendiri
tanpa bantuan keluarga kalian.”
“Aku tidak akan mengizinkanmu
melakukannya!” suara Davin meninggi, “Kumohon Keyna, apakah kau ingin
menyiksaku dalam penyesalan? Kumohon ikutlah pulang ke mansion bersamaku,
izinkan aku membalas budi dan menebus kesalahanku.”
Keyna
termenung.
“Kumohon Keyna.” nada frustrasi
mulai mewarnai suara Davin, lelaki itu tampak benar-benar tersiksa.
Ahkirnya
Keyna menganggukkan kepalanya yang langsung disambut dengan desahan lega Davin,
lelaki itu melepaskan jaketnya dan memakaikannya di kepala Keyna.
“Tapi
kau akan basah…”
“Tidak apa-apa, aku lebih kuat
daripada kau,” dengan lembut Davin menghela Keyna dan mereka berlari menembus
hujan masuk ke mobil.
Aku akan
memperlakukanmu dengan baik Keyna. Mungkin aku tidak bisa mengucapkan terima
kasih secara langsung kepada ayahmu, tetapi ayahmu akan tenang di sana, karena
kau ada dalam penjagaanku. Janji Davin
dalam hati.
♠♠♠
"Bukan begitu
caranya." Davin mengerutkan alis, dan dengan tidak sabar meraih tangan
Keyna lalu memposisikan jemari Keyna dengan benar memegang garpu dan pisau itu,
"Begini cara memegangnya, kalau kau salah memegang. Tuan dan Nyonya besar
yang terhormat itu akan menyadarinya dan mempermalukanmu."
"Aku tidak akan
mempermalukan Keyna, meskipun aku termasuk di golongan Nyonya besar yang kau
maksud Davin." Nyonya Jonathan yang sedang duduk membaca di sudut ruangan
menyeletuk, sedari tadi dia hanya duduk di sana, geli memperhatikan Davin yang
dengan tidak sabaran mengajari Keyna tata cara makan resmi di jamuan makan
malam terhormat.
Davin menoleh ke arah mamanya
dan mengerutkan kening, “Mama mungkin tidak akan melakukannya. Tetapi
teman-teman mama akan berbisik-bisik dengan hidung mereka yang angkuh dan
memuakkan.” Lelaki itu lalu menatap Keyna lagi, “Coba pegang garpu itu dengan
lebih elegan, Keyna!”
Davin tampak tidak sabaran,
pemarah dan kaku sedangkan Keyna lebih tampak ketakutan dengan sikap Davin.
Nyonya Jonathan tersenyum, anak laki-lakinya ini memang terbiasa bersikap
kasar, bahkan meskipun tujuannya baik, Davin tetap membungkusnya dengan sikap kasar.
Semoga saja Keyna menyadari dan terbiasa dengan sikap Davin. Davin sudah
membuatnya terkejut dengan bersikap baik kepada Keyna selama
ini, meskipun masih kaku dan kadang sinis, anak lelakinya itu tampak sudah
menerima kehadiran Keyna sebagai bagian dari mansion ini. Dari malam itu, sejak
Davin menjemput Keyna dengan penuh tekad pada malam berhujan itu, anak
lelakinya benar-benar memegang teguh pendiriannya bahwa dia akan menjaga Keyna
dan menjadi kakak yang baik.
Meskipun mereka berdua tampak
begitu serasi lebih daripada kakak dan adik. Ditatapnya Davin yang begitu
tampan, berdiri dan menggenggam jemari Keyna mengatur cara jemari Keyna
menggenggam dengan baik, kemudian ditatapnya Keyna yang begitu cantik dibalik
penampilan rapuhnya yang menyimpan kekuatan tersembunyi itu. Mereka begitu
cocok bersama, Nyonya Jonathan membatin, lalu tersenyum sendiri. Mungkin kalau
tentang hal itu, lebih baik diserahkan kepada yang muda-muda saja untuk
memutuskan...
Karna Di ERTIGAPOKER Sedang ada HOT PROMO loh!
ReplyDeleteBonus Deposit Member Baru 100.000
Bonus Deposit 5% (klaim 1 kali / hari)
Bonus Referral 15% (berlaku untuk selamanya
Bonus Deposit Go-Pay 10% tanpa batas
Bonus Deposit Pulsa 10.000 minimal deposit 200.000
Rollingan Mingguan 0.5% (setiap hari Kamis
ERTIGA POKER
ERTIGA
POKER ONLINE INDONESIA
POKER ONLINE TERPERCAYA
BANDAR POKER
BANDAR POKER ONLINE
BANDAR POKER TERBESAR
SITUS POKER ONLINE
POKER ONLINE
ceritahiburandewasa
MULUSNYA BODY ATASANKU TANTE SISKA
KENIKMATAN BERCINTA DENGAN ISTRI TETANGGA
CERITA SEX TERBARU JANDA MASIH HOT