The Morning after
45menit
kemudian Ina menemukan Revel sedang memasukkan DVD ke dalam player. Ruang TV
dipenuhi oleh aroma karamel. Ina menemukan sumber aroma ini diatas meja,
popcorn berwarna
putih gading dgn taburan warna perunggu di dalam mangkuk porselen besar berwarna
kuning. Dia juga menemukan 2botol Pepsi ukuran 500ml yg dipenuhi kondensasi karena
baru saja keluar dari lemari es. Revel menoleh ketika mendengar langkahnya. Dia mempersilahkan
Ina duduk sbelum mematikan lampu sehingga ruangan itu jadi gelap.
Satu2nya
sumber cahaya adalah dari TV dan lampu luar yg masuk dari jendela dgn tirai yg
terbuka.
Kemudian Revel mengambil tempat duduk disebelah Ina di sofa. Revel mengancam
Ina
sekali lagi tentang janjinya sebelum menekan tombol play pada remote.
Ketika
mendengar suara narator pada menit pertama Revel bertanya, "Ini sura
siapa?"
Dan Ina
harus menjelaskan bahwa itu suara Paul Wesley, alias Stefan. Revel mengangguk
sambil
memasukkan popcorn ke dalam mulutnya. Dia terdiam, tp semenit kemudian Ina
mendengarnya
menarik napas terkejut ketika melihat korban serangan vampir pertama. Ina
berusaha
tdk tertawa melihat reaksinya itu. Dan Revel tdk berkata2 lagi selama 40menit,
dari
wajahnya spertinya dia mulai tenggelam ke dalam dunia fiksi ilmiah Mystic
Falls.
***
Revel
sebetulnya hanya berencana menonton satu atau dua episode, hanya untuk tahu
seberapa
seksinyakah karakter laki2 yg disebut2 oleh Ina, tp dia tdk bisa berhenti.
Tahu2
jam
sudah menunjukkan pukul 4pagi. Ina sudah tewas di sofa sekitar sejam yg lalu
dan
semenjak
permulaan episode ketujuh kepalanya sudah beristirahat pada dada Revel.
Panjang
sofa yg bisa mengakomodasikan tubuhnya yg tinggi memperbolehkannya berbaring
sperti
sedang berada diatas tempat tidur. Revel mencoba membangunkan Ina dgn
mengguncangkan
bahunya sambil memanggil namanya, tetapi Ina hanya mengeluarkan
suara2
yg biasa dikeluarkan oleh seseorang yg menolak bangun meskipun hari sudah pagi
dan
sekolah akan dimulai sebentar lagi. Parahnya lagi kini lengan Ina sudah memeluk
pinggang
Revel dan hidungnya terkubur pada dada Revel. Dia bersumpah bahwa Ina bahkan
mengambil
napas dalam2 dan mengembuskannya dgn penuh kepuasan, seakan2 aroma
tubuh
Revel bisa menenangkan tidurnya. Entah knapa, tp itu membuat Revel tersenyum.
Revel
melirik wajah Ina dan agak terkejut ketika menyadari bahwa wajah itu untuk
pertama
kalinya
kelihatan tenang. Ina slalu kelihatan serius dan siap perang, membuatnya
kelihatan
sperti
Xena, the warrior princess, tp sekarang, Ina keihatan sperti sewajarnya seorang
perempuan
yg dilahirkan untuk berada di dalam pelukan seorang laki2. Revel adalah tipe
laki2
modern yg mendukung wanita memiliki hak yg sama sperti laki2, tp dia tetap seorang
laki2,oleh
karena itu, sekali2 dia ingin merasa dibutuhkan oleh seorang wanita. Dan saat
ini,
dia
merasa dibutuhkan oleh Ina, meskipun itu brarti hanya sebagai bantal tidurnya.
Revel
bisa saja menggendong Ina dan membawanya masuk ke kamar tidurnya atau
meninggalkannya
tidur di sofa sendirian, tp dia adalah seorang laki2 yg selama beberapa
bulan
belakangan ini terpaksa tidur sendirian diatas tempa tidurnya yg berukuran
King, dan
dear
Lord, dia sudah bosan tidur sendirian. Dengan sangat berhati2 agar tdk
membangunkan
Ina, Revel mematikan DVD player dan TV. Ruangan kembali gelap, hanya
sinar
lampu taman yg masuk melaui jendela menyinari ruangan itu. Kemudian Ina menarik
selimut
yg biasa disampirkan disandaran sofa dan menebarkannya agar bisa menyelimuti
tubuh
Ina dan tubuhnya. Lalu dia mengatur posisi tubuhnya agar lebih nyaman dan
menarik
Ina ke
dalam pelukannya. Tubuh Ina terasa hangat terbarinf stengah diatas dadanya dan
stengah
lagi menutupi sbelah kanan tubuh Revel. Kaus yg dikenakan Ina terbuat dari
katun
yg
terasa lembut dibawah belaiannya. Tanpa dia sadari, dia sudah mengangkat tangan
kirinya
dan membelai rambut Ina.
Dia
betul2 bisa terbiasa dgn ini. Dia dan Ina menghabiskan hari Sabtu malam mereka
hanya
tinggal
di rumah untuk nonton TV atau DVD sambil makan popcorn, mereka akan
membahas
apa yg mereka sedang tonton, tdk peduli bahwa itu tentang politik atau fiksi
ilmiah,
kemudian Ina yg slalu bangun lebih pagi daripada dirinya, akan tertidur di
dalam
pelukannya,
sperti malam ini. Dia merasakan pergerakan resah kepala Ina pada dadanya
sbelum
dia mendengar suara rintihan lemah darinya, spertinya Ina sedang mimpi buruk.
"Ssshhh,"
ucap Revel selembut mungkin sambil membelai kepala Ina, "Just sleep, I'm
here,"
bisiknya
sbelum kemudian mencium kepala Ina.
Revel
merasa puas ketika tubuh Ina kembali tenang di dalam pelukannya. Definitely,
dia bisa
terbiasa
hidup sperti ini.
Semakin
Revel mengenal Ina, semakin dia ingin terlihat baik di mata Ina. Dia ingin Ina
menyukainya,
menyetujui tingkah lakunya, memujinya klo dia melakukan hal yg benar, dan
yg
paling penting lagi adalah memberikan lampu hijau padanya untuk mendekatinya.
Itu
sebabnya
knapa dia merasa sangat tersinggung ketika Ina mengomentari tipe wanita yg
selama
ini dia pacari. Revel slalu bangga dgn kemampuannya mendapatkan wanita mana
saja yg
dia mau. Let's face it, dia adalah Revelino Darby, wanita akan mengantre unruk
menjadi
pacarnya, dan dia slalu memilih g paling cantik diantara mereka. Jd knapa dia
menginginkan
Ina? Mungkin karena Ina telah berani menertawakannya waktu dia
mengatakan
bahwa Ina sudah jealous pada mantan2nya, seakan2 itu adalah lelucon paling
lucu yg
dia pernah dengar. Sejujurnya, klo dia adalah manusia yg kurang bermoral, dia
akan
mendorong
Ina ke dinding dan menciumnya sampai wajahnya merah sbelum memaksanya
berkata
bahwa dia memang cemburu. Tp karena dia orang bermoral, dia justru mengatakan
betapa
anehnya Ina, dan kata2 itu jelas2 membuatnya tersinggung.
Dia
menutup matanya, berusaha tdk menggeram. Pikirannya kembali kepada kejadian
malam
itu ketika Ina menyebutkan nama Damon Salvatore dgn wajah memerah dan mata
berbinar2.
Kini dia tahu bahwa Damon hanya karakter fiksi, oleh sebab itu dia bisa lebih
tenang.
Tp sbelumnya, dia menyangka bahwa Damon adalah mantan pacar Ina atau
setidak2nya
seorang laki2 yg sudah menarik hati Ina, dan yg dia ingin lakukan pada saat itu
adalah
menonjok laki2 itu. Dia sudah jealous dgn laki2 yg bahkan tdk nyata. DEAR GOD!
Bagaimana
semuanya bisa berakhir sperti ini?
Revel
mendengar Ina mendesah dan sekali lagi dia melirik wanita yg sudah membuat
dunianya
porak poranda dan dia berkata pelan, "What have u done to me?"
Tentu
saja Ina tdk menjawab kata2nya itu. Revel baru saja menutup matanya ketika dia
mendengar
tetesan hujan yg perlahan2 mulai turun.
***
Ina tdk
tahu apa yg membangunkannya, mungkin karena tangannya terasa kebas karena
sudah
tertindih oleh badannya sendiri atau mungkin suatu rasa bahwa bantalnya terasa
lebih
keras daripada biasanya. Dia membuka matanya perlahan2, mencoba mengenali
sekitarnya.
Dia melihat TV plasma berukuran superbesar di hadapannya dan perlahan2
memorinya
kembali. Dia mengangkat kepalanya sepelan mungkin untuk melihat wajah
pemilik
dada yg tadi digunakannya sebagai bantal dan dia menyadari bahwa dia sudah...
Oh
my God!
Did she? No she didn't.. but she did! Dia sudah tidur dgn Revel bagaimana itu
bisa
terjadi?
Dia masih ingat ketika Revel bangun tuk menukar DVD, tp dia tdk bisa ingat apa2
lagi
stelah itu. Dear God, mudah2an dia nggak ngorok tadi malam atau lebih parah
lagi
mengigau
dan mengatakan hal2 yg tdk akan dia katakan klo sedang 100% sadar. Ina
bergerak
menjauhkan dirinya dari Revel. Mungkin klo dia pergi sekarang dan Revel bangun
sendirian,
dia tdk akan ingat bahwa mereka sudah tidur sama2 tadi malam.
Perlahan2
Ina menopang tubuhnya dgn kedua tangannya, kemudian menjejakkan kaki
kanannya
ke lantai, disusul dgn kaki kiri. Tangan Revel bergerak sedikit dan Revel
mengembuskan
napasnya, Ina harus berhenti selama beberapa detik, menunggu hingga
Revel
kembali tenang. Ketika yakin bahwa Revel sudah kembali tidur, Ina buru2 berdiri
dan
harus
meringis karena jelas2 otot2 tubuhnya protes karena diperlakukan semena2. Dgn
langkah
sepelan mungkin dia berjalan menuju tangga dan dia langsung cabut lari ketika
mendengar
bunyi per sofa.
***
Revel
bangun beberapa jam kemudian, zendirian diatas sofa. Ina spertinya sudah
menghilang
cukup lama karena sisi sofa tempat dia tidur terasa dingin dibawah telapak
tangannya.
Perlahan2 dia memaksa dirinya bangun. Oh! Otot2 tubuhnya terasa kaku semua.
Meskipun
sofa itu adalah sofa paling nyaman untuk menonton TV, tp jelas2 bukan untuk
tidur.
Dia melirik jam dinding yg menunjukkan jam 10pagi. Wow, dia tdk pernah bangun
sepagi
ini smenjak dia memulai karier musiknya. Di luar kelihatan gelap dan Revel
mendengar
suara rintik2 hujan. Klo dilihat dari gelagatnya, spertinya akan hujan
seharian, yg
berarti
bahwa Jakarta kemungkinan bisa banjir. Untung saja dia tdk harus keluar rumah
hari
ini.
Dia
melangkahkan kedua kakinya menuju tangga agar bisa meneruskan tidurnya. Ketika
dia
tiba di
lantai 2, dia mendengar suara cipratan air, Revel menoleh dan menemukan
seseorang
sedang menggunakan kolam renangnya. Stelah beberapa saat dia sadar bahwa
orang
itu adalah Ina. Orang gila mana yg akan berenang di bawah cuaca mendung dan
hujan
rintik2.
Dia bisa jatuh sakit dgn melakukan hal itu, atau lebih parah lagi, kesambar
petir. Ina
sudah
stengah jalan untuk menyelesaikan lap-nya yg akan berakhir pada tepi kolam
renang
tempat
Revel berdiri. Revel buru2 mendekati dan menunggu hingga Ina berhenti
dibawahnya.
Revel baru saja akan berteriak memarahi Ina ketika dia hanya berjarak sekitar
1meter
dari tepi kolam renang, tp diluar sangkaannya, bukannya berhenti, Ina justru
melakukan
salto dibawah air, menendang dinding kolam renang dan melanjutkan lap-nya.
Dia
sama sekali tdk berniat berhenti.
Sonuvabitch,
knapa dia tdk berhenti? Apa Ina tdk melihat bahwa dia sedang menunggunya?
Omel
Revel dalam hati. Rintik2 hujan sekarang sudahsemakin deras, sinar kilat
menerangi
langit,
disusul oleh suara guntur. Oke, dia harus menarik Ina keluar dari kolam renang,
sekarang
juga!! Meskipun rumahnya dilengkapi oleh beberapa penangkal petir, dan dia
yakin
bahwa kemungkina Ina akan disambar petir adalah minim, tetapi siapa yg bisa
menebak
kuasa Tuhan? Revel langsung meneriakkan nama Ina sekencang2nya, tp Ina tdk
mendengar
atau tdk menghiraukannya, dia tetap melanjutkan lap-nya.
Oh,
goddamn it, this crazy woman. Tanpa pikir panjang lagi, Revel melepaskan
sandalnya
dan
mulai menanggalkan celana piama dan kaus yg dikenakannya. Dengan hanya
mengenakan
boxer berwarna hitam dia terjun ke dalam air dan dia merasa sperti ditabrak
truk.
Dia tdk bisa bernapas selama beberapa detik. SHIIIIIIITTTTTTTTT! Air kolam
renang
terasa
sperti air es. Dia mencoba menggerakkan tubuhnya yg terasa kebas. Stelah selama
kira2
2menit dia merasakan darah mulai mengalir dan menghangatkan tubuhnya kembali.
Dia
memutar tubuhnya, melihat dimanakah Ina berada, dan ketika menemukannya, dia
buru2
berenang menghampirinya. Revel tahu bahwa jgn pernah menarik kaki seseorang yg
sedang
berenang karena refleks mereka adalah menendang dan itu bisa berakibat fatal
bagi
orang
yg berada di belakangnya. Oleh karena itu dia mendekati Ina dari samping.
Revel
langsung meraih pinggang Ina begitu tiba di sisinya dan menariknya ke dalam
pelukannya
dgn sekuat tenaga. Jelas2 Ina terkejut stengah mati, tp teriakannya tenggelam
di
dalam
air. Tanpa memedulikan protes Ina, Revel segera menariknya ke tepi kolam yg
paling
landai
sehingga kakinya bisa menyentuh dasar kolam dan tanpa meminta izin kepada Ina
dia
langsung
mengangkat tubuh Ina dan mendaratkannya ke tepi kolam renang sbelum dia
menarik
dirinya keluar dari air yg dingin itu.
"What
do you think you're doing?" Teriak Ina dan Revel pada saat yg bersamaan.
"Saya
lagi berenang. Saya masih harus menyelesaikan 3putaran lagi, sbelum kmu
ngagetin
saya,"
balas Ina, pada saat yg bersamaan Revel berkata, "Saya nyoba nyelametin
kmu
supaya
ngga kesambar petir. Orang gila mana yg hujan2 berenang?"
Ina
menarik kacamata renang yg dikenakannya sbelum bergerak berdiri. "Saya
sering koq
berenang
meskipun sedang hujan waktu saya tinggal di apartemen saya dan saya nggak
pernah
kesamber petir," ucap Ina kesal.
Revel
sudah bergerak untuk berdiri. "Saya nggak peduli apa yg kmu lakukan sbelum
ini,
sekarang
kmu tinggal di rumah saya maka dari itu kmu harus mengikuti peraturan saya. Dan
saya
bilang kmu nggak boleh berenang klo lagi hujan, paham?"
Ina
mendongak dan memberikan Revel tatapan yg bisa membunuhny ahidup2. "Dasar
sombong,
you're not the boss of me," teriak Ina dan tanpa disangka2 dia mendorong
tubuh
Revel
sekuat tenaga dan pada detik selanjutnya Revel sudah menemukan dirinya kembali
berada
di dalam air yg dingin dan terbatuk2 karena sudah menelan air kolam.
Dia
betul2 tdk memperhitungkan serangan Ina yg tiba2 ini sehingga selama beberapa
detik
dia
hanya bisa terbatuk2 dan menatap Ina yg sedang berdiri di tepi kolam renang
sambil
bertolak
pinggang. Sebelah kanan tubuh Revel terasa perih karena sudah menghantam air
dari
sudut yg salah.
"What
did u do that for?" Teriak Revel stelah batuknya reda, dia tdk marah,
hanya sedikit
terkejut
dgn kekuatan Ina.
"Sekali
lagi saya dengar kmu mencoba mengatur saya, saya akan minta cerai. Tdk peduli
pada
dampak buruknya terhadap karier kmu atau pandangan keluarga saya tentang saya.
Paham?"
"Technically
kmu nggak bisa minta cerai dari saya, karena kmu tdk memiliki dasar untuk
melakukannya,"
balas Revel.
"Siapa
bilang saya nggak punya dasar? Saya akan bilang ke hakim klo kmu sudah kasar
pada
saya."
Revel
megap2 selama beberapa detik. Dia merasa sangat tersinggung karena Ina sudah
menuduhnya
berkelakuan kasar. Oke, dia memang terkadang senang main kasar dgn
perempuan,
tp dalam konteks yg betul2 lain daripada yg dimaksud Ina, dan itu hanya akan
terjadi
klo diminta oleh perempuannya. Dia pastikan bahwa klo dia main kasar, perempuan
itu
akan menikmatinya dan mengucapkan terimakasih padanya sesudahnya, bukannya
marah2
sperti ini. But damn, Ina kelihatan seksi marah2 dgn hanya mengenakan pakaian
renangnya
yg meskipun hanya berwarna hitam polos dan satu piece, bukannya 2piece,
tetapi
berpotongan halter neck dgn sebuah lingkaran besar berwarna emas yg mengikay
bagian
atas dan bagian bawah pakaian renang itu. Dgn begitu memperlihatkan kulitnya yg
halus.
"Saya
nggak pernah main kasar dgn kmu atau perempuan manapun juga, and u know it.
Sekarang
bantu saya naik," ucap Revel sambil mengulurkan tangannya kepada Ina yg
menatap
tangannya dgn curiga.
Tetesan
air hujan sudah kembali kepada keadaan gerimis dan tdk ada lagi guntur dan
petir
di
langit, sehingga Revel tdk perlu berteriak ketika mengatakan ini.
"Ina,
saya cuma perlu bantuan naik, bukan minta kmu untuk jd ibu anak2 saya,"
lanjut Revel.
"Kmu
tadi bisa naik sendiri, knapa sekarang perlu bantuan saya?"
"Karena
tadi masih ada adrenalin yg mengalir di dalam tubuh saya, sekarang adrenalin
itu
sudah
habis."
Ina
masih menatapnya curiga, tp kemudian dia mendengus dan stelah meletakkan
kacamata
renangnya
di tepi kolam renang, dia mengulurkan kedua tangannya untuk menarik Revel
naik.
"Awas saja klo kmu narik saya ke dalam kolam renang."
Revel
menggeleng untuk menunjukkan bahwa dia berjanji tdk melakukan itu.
"Oke..
satu, dua..," ucap Ina. Dan dgn satu sentakan Revel menarik Ina masuk ke
dalam
kolam
renang bersamanya. Punggungnya mendarat duluan, dan mengeluarkan bunyi
"byur"
yg
cukup keras. Kepala Ina muncul kembali ke permukaan sambil memuncratkan air
dari
mulut
dan hidungnya.
"Kmu
curang. Kmu bilang kmu nggak akan narik saya ke kolam renang," teriak Ina
penuh
kemarahan.
"I
can't believe u fell for that." Revel tertawa penuh kemenangan, tp tawanya
hilang ketika
melihat
Ina mencoba memotong air dgn tubuhnya dan berjalan ke arahnya dgn wajah yg tdk
kalah
gelapnya sperti langit diatas mereka. Revel mencoba berenang menjauh, tp terlambat
karena
Ina sudah loncat ke punggungnya dan dgn kedua tangannya mencoba
menenggelamkan
Revel.
"Bodoh,
saya akan menenggelamkan kmu hidup2. Aggghhh," teriak Ina.
Itu
mungkin akan berhasil klo saja Revel lebih pendek atau kurang berotot.
"Woman, saya
akan
membawa kmu tenggelam dgn saya," balas Revel lalu memutar tubuhnya dan
memeluk
pinggang Ina sbelum dia menenggelamkan dirinya dan Ina ke bawah air.
Ina
mencoba mendorong tubuh Revel dibawah air, tp tdk berhasil. Yg ada dia
gelagapan dan
berusaha
menarik oksigen ke dalam paru2nya. Revel tahu bahwa Ina bisa menahan napas
dibawah
air dari postur sempurnanya ketika berenang. Ina kelihatan sperti seseorang yg
merasa
nyaman berada di dalam air, begitu juga di darat. Satu2nya alasan yg membuatnya
gelagapan
adalah karena panik. Revel buru2 menarik Ina ke permukaan dan membiarkannya
bernapas.
"Are
u okay?" Tanya Revel dgn sedikit terengah2 ketika mereka mencapai
permukaan.
"I'm
fine, but you're not. Hah!!" Balas Ina dan langsung menduduki bahu Revel
dan
menenggelamkan
kepalanya.
Selama
beberapa menit mereka bergulat dibawah air dan berteriak2 sperti kaum Aztec
sedang
perang diselingi oleh suara tawa. Masing2 mencoba mengalahkan lawannya dgn
trik2
mereka, dan Revel had the most fun he had in years. Terkadang Revel membiarkan
Ina
menenggelamkannya
hanya untuk mendengar suara tawa Ina stelah dia berhasil
melakukannya,
entah knapa, tp suara tawa itu menyentuh suatu tempat yg tdk pernah
tersentuh
oleh siapapun sebelumnya. Mencoba membedah lebih jauh perasaan tersebut,
Revel
memfokuskan energinya untuk menyentuh semua bagian tubuh Ina yg bisa dia sentuh
karena
dia tahu bahwa Ina tdk akan memperbolehkannya melakukan itu lagi stelah mereka
keluar
dari kolam renang. Meskipun begitu, dia menjaga tdk menghabiskan waktu terlalu
lama
pada satu tempat, agar tdk terkesan sperti sedang melecehkan. Diluar
sangkaannya,
kaki
Ina yg pendek itu cukup berotot dan bisa melingkari pinggangnya dgn kuat. Revel
tdk
pernah
merasa sebegini turn-on-nya sepanjang hidupya.
Dia
mungkin masih bisa menahan diri klo saja Ina tdk memutuskan untuk menyentuhnya
pada
saat itu. Dia merasakan sentuhan Ina pada dadanya. Sentuhan itu lembut dan
hampir
sperti
embusan angin, tp itu adalah puncak dari apa yg dia lakukan seanjutnya. Tanpa
pikir
panjang
dia langsung menarik Ina kedalam pelukannya dan menciumnya dgn bergairah.
Mulut
Ina terasa hangat dan manis. Ina melingkarkan kedua kakinya pada pinggang Revel
dan
melakukan eksplorasinya sendiri. Revel tahu bahwa Ina sudah sama tenggelamnya
di
dalam
ciuman ini karena Ina bahkan tdk mengatakan apa2 sewaktu Revel menciumi
dadanya
dan berakhir pada bagian atas pakaian renang yg menutupi payudaranya.
"Kita..
harus.. berhenti," bisik Ina dgn susah payah dan mendorong kepala Revel
menjauhi
dadanya.
Napasnya terputus2.
"Just
one more." Dan Revel menarik kepala Ina kembali padanya dan menciumnya
lagi.
Meskipun
awalnya Ina agak ragu, tp dia tdk bisa menolaknya. Detik selanjutnya Ina sudah
tenggelam
lagi di dalam ciuman Revel. Dear God, dia tdk akan bisa bertahan tetap hidup
bersama
dgn Ina, melihatnya stiap hari tanpa menyentuhnya sperti ini lagi selama 8bulan
ke
depan.
Dia bisa gila. Dia mau Ina, dan dia mau Ina sekarang. Bagaimana dia bisa
meminta
hal ini
kepadanya tanpa terdengar bahwa dia hanya menginginkan seks darinya? Karena
lebih
dari apapun Revel menginginkan sesuatu yg lebih dari hubungannya dgn Ina. Dia
ingin
menjadi
suami Ina dalam artian sebenarnaya, tp dia cukup tahu kepribadian Ina yg
menjunjung
tinggi kode etik. Ina tdk akan pernah mau memberikan apa yg dia minta selama
dia
masih berpikir bahwa Revel tdk lebih dari rekan bisnis. Dia harus merubah
pendapat Ina
tentangnya,
dan satu2nya cara yg bisa dia pikirkan adalah menggoda Ina hingga dia tdk bisa
berpikir
lagi dan dgn begitu dia tdk akan bisa menolak permintaannya.
Celebrity Wedding - Bab 20
No comments:
Post a Comment