Prolog
Seperti
biasa, hari jumat adalah hari paling sibuk sepanjang minggu karena semua org
mencoba
untuk menyelesaikan pekerjaan mereka agar bs mendapatkan weekend off. Ina
sedang
berusaha sebisa mungkin menyelesaikan pekerjaannya supaya bs menghadiri acara
Ultah
ke-18 Gaby besok malam. Gaby adlh keponakannya yg paling besar, anak kakak
Mabel,
kakak tertuanya. Dia sudah terbiasa ketinggalan acara keluarga seperti ini
karena
bekerja
di slh satu kantor akuntan publik terbesar di Jakarta. Dgn pekerjaan yg seabrek
dan
jam
kerja yg tdk menentu, dia bahkan bingung bagaimana dia bs bertahan di firm ini
selama 6thn
belakangan. Padahal firma ini jelas sudah memperbudaknya dgn tdk memberinya kesempatan
untuk bersosialisasi dgn dunia di luar pekerjaan.
Dia
mencoba mengingat-ingat kapan terakhir dia menghadiri acara ultah Gaby. Tp
stelah
beberapa
menit otaknya msh kosong, dia merasa menjadi tante paling parah di seluruh
dunia
ini. Tidak, tdk kali ini, ucapnya dlm hati dgn penuh tekad. Dia sudah berjanji
kepada
keponakannya
untuk menghadiri pestanya dan dia akan memastikan bahwa dia akan
menepati
janji itu. Karena seseorang hanya akan merayakan ultah ke-18 mereka sekali
seumur
hidup dan juga karena Gaby sudah menerornya selama beberapa hari ini untuk
memastikan
bahwa dia tdk lupa akan janjinya.
Ina
mengerutkan dahi dan kembali menaruh perhatian kepada berkas-berkas yg baru
saja
diserahkan
oleh salah satu seorang senior associate kepadanya. Jam di laptop sudah
menunjukkan
pukul tiga sore dan deretan kata dan angka yg tertera pada dokumen yg kini
ada di
hadapannya mulai agak kabur. Sedetik kemudian telepon kantornya berbunyi.
Dia
mengangkatnya dan berkata, "Inara," tanpa melepaskan tatapannya pada
apa yg sedang dia
baca.
"Hey,
u can come into conference room two for a second?" Terdengar suara bosnya.
"Sure,
be there in a bit," ucap Ina singkat. Meskipun semua partner punya
personal
assistent,
tp pak Sutomo memang lbh suka untuk berbicara langsung dgnnya, terutama
untuk
hal-hal yg dianggapna priority.
Ina
menutup laptopnya dan membawanya bersamanya. Dia berjalan keluar ruangandan
memberitahu
Helen, personal assistant-nya dimana dia akan berada selama satu jam ke
depan.
Beberapa associate dan assistant kantornya terlihat berkeliaran di sekitar
Conference
Room II yg berdinding kaca ketika dia akan memasuki ruangan itu. Ina cuma
mengangkat
kedua alisnya melihat keadaan ini. Pada nggak pernah liat orang meeting apa?
Pikirnya
dlm hati sambil membuka pintu kaca itu.
"
You need me?" Tanya Ina pada pak Sutomo yg duduk di ujung meja bundar
berukuran
sedang
yg memenuhi ruangan itu. Kantor tempatnya bekerja memiliki delapan ruang
pertemuan
dgn ukuran yg berbeda-beda, Confarence Room II adalah g terkecil.
"Nah,
ini dia orangnya," kata2 pak Sutomo, lgsg membuat Ina waswas. Tp sbelum
dia bs
mencerna
lbh lanjut, beliau sdh berkata-kata lagi. "Inara, kenalkan, ini klien baru
kita," ucap
pak
Sutomo sambil berdiri dan tangannya mempersembahkan seorang laki-laki yg
tadinya
duduk
membelakangi Ina tp skrg menghadap kepadanya. Dan dia adalah.......... Revelino
Darby,
penyanyi laki-laki paling berbakat, paling seksi, dan paling sering digosipkan
di
Indonesia.
Sadarlah Ina skrg knapa banyak orang berkeliaran di sekitar ruang pertemuan
ini.
Susah dibacanya ya. Latar belakangnya merah bermotif tapi tulisannya abuabu. Maaf tp bikin sakit mata
ReplyDelete